Alana harus menerima takdirnya yang menjadi istri secara mendadak. Alana menikah dengan Raymond, pria dingin yang tidak mempunyai pilihan untuk menjaga nama baik keluarganya yang harus menikah dengan Alana karena calon pengantinnya yang lari di hari pernikahan itu.
Posisi Alana benar-benar sangat sulit. Apalagi posisinya di kaitkan dengan hutang Budi pada keluarga calon istri Raymond. Mau tidak mau Alana menerima takdirnya.
Masuk kedalam keluarga Raymond bukanlah hal yang mudah dan apalagi Alana adalah gadis sederhana. Raymond juga menolaknya dan menekankan tidak menginginkannya sebagai istri.
Alana berusaha untuk berdamai dengan keadaan dan ternyata banyak rahasia yang dia ketahui dalam keluarga Raymond yang memiliki latar belakang baik-baik saja yang bertolak belakang pada kenyataannya.
Bagaimana Alana menjalani pernikahannya?
"Apakah simpatik Alana akan tumbuh menjadi cinta?"
"Lalu bagaimana Raymond menghadapi pernikahannya dengan wanita yang tidak dia cintai?"
Ig. ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28 Penegasan Alana.
"Terima kasih, Mbak!" ucap Alana mengambil kantung berisi obat setelah melakukan pembayaran pada kasir apotek tersebut.
"Sama-sama," jawab pramuniaga itu.
Alana langsung meninggalkan apotek tersebut dan saat dia membalikkan tubuh yang bertabrakan dengan seseorang yang membuat obat-obatan itu jatuh.
"Maaf," ucap Alana yang berjongkok memasukkan obat-obat tersebut ke dalam kantong plastik.
"Saya benar-benar minta maaf!" ucap Alana lagi dengan mengangkat kepalanya yang ternyata wanita yang ditabraknya melainkan Naomi.
"Kamu," sahut Alana yang langsung berdiri kembali.
"Aku minta maaf," ucap Alana.
"Makanya kamu itu hati-hati, jangan berbuat semau kamu," ucap Naomi yang tampak begitu kesal kepada Alana.
"Astaga! padahal aku sudah meminta maaf padanya dan dia masih tetap saja marah. Memang dasar!" batin Alana.
"Saya sekali lagi benar-benar minta maaf, saya tidak bermaksud untuk melakukan hal itu. Kalau begitu saya permisi!" ucap Alana menundukkan kepala tetap sopan pada Naomi.
"Tunggu!" panggil Naomi yang membuat langka Alana terhenti.
"Ada apa?" tanya Alana.
"Aku hanya ingin memberitahu pada kamu, sejauh apapun kamu menghalangiku untuk bertemu dengan Raymond, maka hal itu tidak akan pernah terjadi. Kamu harus tahu jika aku dan Raymond adalah dua orang yang saling mencintai," ucap Naomi yang lagi-lagi pamer tentang masa lalu hubungan dia dan Raymond.
Telinga Alana sudah panas mendengar perkataan itu yang benar-benar muak dengan Naomi yang mana dia terus saja mengganggu keluarga Raymond yang mencari permasalahan.
"Aku juga ingin memberitahu pada kamu, kalau aku sekarang tinggal di Jakarta dan itu artinya aku memiliki banyak kesempatan untuk bisa bertemu dengan Raymond dan tidak ada yang bisa menghalangiku," lanjut Naomi.
"Jika kamu mencintai Raymond tidak mungkin kamu menyakitinya. Kamu pikir dengan menikah dengan ayahnya adalah hal yang biasa, itu menjadi luka yang sangat besar bagi Raymond apa itu yang kamu katakan cinta?" tanya Alana.
"Aku tahu menikah dengan Anthony adalah kesalahan yang besar, tapi aku melakukan semua itu juga memiliki alasan dan kamu tidak berada di sisiku yang kamu tidak akan pernah tahu apa yang aku rasakan selama ini," ucap Naomi yang tetap mencari pembelaan atas perbuatan dirinya.
"Kamu juga tidak tahu apa yang dirasakan Raymond atas tindakan yang kamu ambil dan kamu hanya merasa paling tahu dia. Kamu dan Raymond hanya masa lalu dan kalian sudah sama menikah dan wanita yang kamu ajak berbicara di depanmu ini adalah istri Raymond. Jadi jika kamu berusaha untuk berbicara atau mendekatinya, seperti apa yang aku katakan sebelumnya. Jika hal itu tidak akan pernah terjadi, kamu bukan hanya menghadapi ku tapi aku juga ingin melihat bagaimana kamu menghadapi Papa," ucap Alana dengan bijak dan bahkan memberikan ancaman.
"Jadi aku minta kepadamu, sebaiknya berhenti untuk semua ini. Kau sudah menghancurkan rumah tangga orang lain dan sebaiknya kau fokus aja dalam apa yang sedang kau ambil dan jangan mengganggu atau menambah luka seseorang yang telah kau sakiti!" tegas Alana.
"Maaf! masih banyak hal yang harus aku kerjakan dan aku tidak punya banyak waktu untuk berbicara denganmu. Aku berharap ini pertemuan kita terakhir dan aku juga berharap ini pembicaraan kita terakhir secara intens seperti ini!" tegas Alana.
"Permisi!" Alana kembali menundukkan kepala dan berlalu dari hadapan Naomi.
"Apa sekarang dia sedang menasehatiku? Dia tidak tahu betapa banyaknya pengorbanan yang aku lakukan untuk semua ini? Apa Dia pikir aku bahagia dengan hubunganku dengan Anthony. Lalu apa dia pikir semudah itu Raymond akan melupakanku," ucap Naomi yang terlihat begitu kesal mendapatkan ceramah dari Alana.
****
Setelah mendapatkan obat untuk ibunya. Alana kembali pulang rumah ibunya sekedar untuk memberikan obat tersebut. Alana yang berada di ruang tamu tanpa heran melihat banyak sekali bingkisan di atas meja.
"Kamu cepat juga ternyata pulangnya Alana?" tanya Lia yang keluar dari kamar.
"Hanya membeli obat saja Ma," jawab Alana.
"Syukurlah kalau begitu sebaiknya kamu sekarang pulang saja, nanti ibu mertua kamu bisa marah," ucap Lia menyarankan putrinya itu agar tidak mendapatkan masalah.
"Alana juga sudah mau pulang. Oh. Iya Ma, kenapa banyak sekali bingkisan. Ini dari mana?" tanya Alana bingung.
"Clara!" jawab Lia yang membuat Alana cukup kaget dengan mengerutkan dahi.
"Maksud Mama Clara anak dari Om Bimo?" tanyanya memastikan yang membuat Lia menganggukkan kepala.
"Clara sudah kembali dari London dan tadi dia mampir mengantarkan bingkisan ini untuk Mama mengatakan tadi ke rumah sakit dan ternyata Mama sudah pulang, jadi dia langsung ke rumah membawakan semua ini," jawab Lia.
"Dia sudah kembali dan datang begitu saja tanpa merasa bersalah! Apa-apaan ini," ucap Alana yang terlihat begitu kesal.
"Alana Mama juga tadi menanyakan kenapa dia pergi di hari pernikahannya dan Clara sepertinya menghindari pembahasan itu, jadi Mama tidak membahasnya lagi," ucap Lia.
"Alana harus bertemu dengannya! Dia sudah pergi dan meninggalkan tanggung jawab yang mana Alana yang harus menanggung semuanya," ucap Alana yang sepertinya ada emosi menggebu-gebu di dalam dirinya yang sudah tidak sabaran ingin bertemu dengan Clara.
"Alana sebaiknya kamu pulang ke rumah dulu dan nanti saja kamu mempertanyakan hal itu kepada Clara, dia juga baru saja pulang dari London dan ibu khawatir kamu justru mendapatkan masalah dari Clara," ucap Lia memberikan saran.
"Alana akan mengurus sendiri semua itu. Mama jaga kesehatan dan jangan lupa minum obat. Kalau ada apa-apa suruh gendis menghubungi Alana. Alana pergi dulu!" ucap Alana memeluk Lia dan kemudian dia langsung pergi.
Lia menghela nafas yang melihat kepergian putrinya itu yang berharap jika putrinya akan baik-baik saja.
***
Alana tidak akan puas jika tidak bertemu dengan wanita yang sudah dia gantikan di hari pernikahan. Alana memilih untuk ke rumah Bimo terlebih dahulu sebelum pulang walau dia akan mendapatkan masalah setelah ini karena terlambat pulang ke rumah.
"Assalamualaikum!" ucap Alana ketika membuka pintu rumah itu.
"Walaikum salam. Alana!" pelayan di rumah itu menyapa Alana yang memang Alana sering ke rumah itu sekedar membantu bantu dan juga jika ada keperluan dengan Bimo.
"Bi! Apa benar Clara sudah pulang?" tanya Alana tampak buru-buru berbicara dengan memegang tangan pelayan tersebut.
"Ada apa Alana? Kamu seperti dikejar-kejar hantu saja sampai nafas kamu tidak teratur begitu hanya ingin bertemu denganku?" suara yang tidak asing itu membuat Alana melihat ke arah anak tangga yang memang ternyata di atas sana ada Clara.
Alana hanya dia melihat Clara dengan ekspresi penuh dengan kekecewaan, kemarahan kepada tingkah Clara seperti anak kecil yang tidak bertanggung jawab dengan pernikahannya.
Clara tampak santai dan mungkin dia tahu jika Alana akan marah padanya. Clara memilih untuk meninggalkan tempat tersebut.
"Aku ingin kita bicara!" ucap Alana yang tidak direspon oleh Clara yang tetap melanjutkan langkahnya dan Alana menaiki anak tangga untuk menyusul Clara.
Pelayan tersebut geleng-geleng kepala dan dia juga langsung pergi. Alana terburu-buru menaiki anak tangga yang sudah tidak sabaran ingin mengeluarkan semua umpatan yang dia pendam selama ini karena perbuatan Clara yang mengharuskan dia menikah dengan Raymond.
Bersambung......
Harusnya kamu bersyukur punya putra Raymond dan bertemu dr Furman laki2 yg tulus mencintaimu?
Berceraioah dg Anthony dan menikah dg Firman, supaya kamu punya harga diri dan demi kebaikan mental putra Raymond??
jangan sampai dia mengetahui perselingkuhan mu juga?? 🤔😇😇
dan jika suatu hari nanti Raymond mengetahui perselingkuhan ortunya , dia bisa meninggalkan keluarganya dan tinggal bersama Alana 🤔🤔🤔
biar dia mentalnya gak down saat nanti dia harus mengetahui kenyataan pahit tentang kebejatan tingkah laku mereka??🤔😇😇