NovelToon NovelToon
Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / CEO Amnesia / Cinta Seiring Waktu / Gadis Amnesia / Pelakor jahat
Popularitas:17.2k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Sulfiana

Edward terkejut saat istrinya yang hilang ingatan tiba-tiba mengajukan gugatan cerai kepadanya.

Perempuan yang selama empat tahun ini selalu menjadikan Edward prioritas, kini berubah menjadi sosok yang benar-benar cuek terhadap apapun urusan Edward.

Perempuan itu bahkan tak peduli lagi meski Edward membawa mantan kekasihnya pulang ke rumah. Padahal, dulunya sang istri selalu mengancam akan bunuh diri jika Edward ketahuan sedang bersama mantan kekasihnya itu.

Semua kini terasa berbeda. Dan, Edward baru menyadari bahwa cintanya ternyata perlahan telah tumbuh terhadap sang istri ketika perempuan itu kini hampir lepas dari genggaman.

Kini, sanggupkah Edward mempertahankan sang istri ketika cinta masa kecil perempuan itu juga turut ikut campur dalam kehidupan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebohongan Samuel

Pagi-pagi sekali, Edward sudah bersiap untuk ke rumah sakit menemui Nana. Namun, baru saja hendak berangkat, keberadaan Samuel didepan pintu rumahnya membuat Edward terpaksa menunda rencananya lagi.

"Kamu ingin pergi, Ed?" tanya Samuel.

"Iya. Aku harus ke rumah sakit untuk menemani Nana," jawab Edward seraya mengembuskan napas dengan kesal.

"Bisa berangkatnya nanti saja?"

"Memangnya, ada apa?"

"Ada hal penting yang ingin aku diskusikan dengan kamu."

"Tentang?"

"Kita bicara didalam saja, Ed. Ya?" bujuk Samuel.

Terpaksa, Edward mempersilakan teman baiknya itu untuk masuk. Dari ekspresi wajahnya, Samuel tampak benar-benar serius.

"Silva dimana?" tanya Samuel.

"Masih tidur. Dia sedang tidak enak badan," jawab Edward.

"Syukurlah!"

Samuel mengembuskan napas lega. Untungnya, Silva masih tidur. Jadi, Samuel tak perlu merasa malu untuk bercerita kepada Edward.

"Ed, aku butuh bantuan."

Samuel memikirkan tentang masalah ini hampir semalaman. Tidak ada jalan keluar bagi dirinya.

Uang ratusan juta yang harus dia ganti, tidak mungkin bisa Samuel dapatkan dari orang lain. Mustahil, ada yang mau memberinya pinjaman. Kalaupun ada, pasti ada perjanjian yang harus Samuel penuhi.

Solusi satu-satunya yang bisa Samuel dapatkan hanyalah meminta bantuan kepada Edward. Hanya Edward yang bisa memberinya hutang ratusan juta tanpa perlu menandatangani perjanjian apapun.

"Bantuan apa?"

"Aku... dipecat," ucap Samuel.

"Apa!?" pekik Edward tak percaya. "Bagaimana bisa?"

Samuel menghela napas berat. Wajahnya dia buat semenyedihkan mungkin.

"Seseorang telah menjebakku, Ed. Dia menuduhku melakukan penggelapan dana proyek. Dan, bos bilang, jika aku tak bisa mengembalikan uang itu dalam waktu dua minggu, maka aku akan dijebloskan ke dalam penjara."

"Kamu tidak berusaha untuk membela diri?"

"Sudah ku lakukan tapi nggak ada gunanya, Ed," jawab Samuel berpura-pura frustasi. "Aku benar-benar terjepit. Nggak ada jalan keluar kecuali terpaksa mengakui segalanya."

"Jadi?"

"Tolong pinjami aku uang lima ratus juta!"

Edward mengepalkan tangannya dengan erat. Dia merasa kesal karena Nana membiarkan Samuel dipecat. Ditambah lagi, Samuel diberhentikan akibat adanya jebakan dari pihak ketiga.

"Aku akan bicara dulu sama Nana. Dia yang membantu kamu masuk ke sana. Jadi, dia pasti bisa membujuk bos besar untuk nggak memecat kamu."

"Nggak perlu," geleng Samuel. "Nana sudah tahu, Ed."

"Lalu, apa tanggapannya?"

Samuel menggeleng dengan tampang memelas.

"Mungkin, karena kalian akan bercerai, Nana jadi menyimpan dendam dan juga ikut menyalahkan aku."

"Nana!!" Edward menggeram kesal. Nana benar-benar sudah kelewatan.

Meskipun, Nana marah pada Edward, seharusnya perempuan itu menargetkan Edward saja. Kenapa harus menyeret Samuel segala?

"Ed, nggak usah memikirkan soal Nana. Aku sudah memaafkan dia, kok. Yang terpenting sekarang, kamu harus bantu aku. Pinjami aku lima ratus juta. Ya?" bujuk Samuel.

Edward tak berkata sepatah kata pun. Ponsel dia keluarkan dari saku celananya kemudian mentransfer sejumlah uang ke rekening Samuel.

Begitu Samuel memeriksa rekeningnya, pria itu langsung tersenyum senang.

"Terimakasih, Ed. Kamu memang sahabatku yang paling baik."

Setelah Samuel pulang, Edward kembali melanjutkan niatnya untuk pergi ke rumah sakit. Dia ingin bertanya langsung kepada Nana tentang masalah ini.

Jika benar bahwa Nana mengetahui soal penjebakan Samuel dan Nana hanya diam saja, maka kali ini Edward akan benar-benar sangat kecewa kepada perempuan itu.

"Nana!" seru Edward begitu memasuki ruangan.

Nana yang sedang asyik bermain game di ponselnya sontak menoleh.

"Ngapain ke sini?" tanya Nana dengan nada cuek. Ia tetap fokus bermain game dan memperlakukan Edward layaknya orang yang tak berkepentingan.

"Apa kamu tahu soal pemecatan Samuel?" tanya Edward.

"Ya," angguk Nana. Matanya tetap fokus pada layar ponselnya. Seolah-olah, apa yang dikatakan Edward bukanlah hal yang berarti.

Grep!

Edward merebut ponsel Nana. Benda pipih itu kemudian dia lemparkan ke sofa panjang yang ada di ruangan tersebut.

"HPku!" pekik Nana kesal. "Ed, kamu ngapain sih?" protesnya dengan mata mendelik.

"Aku lagi bicara serius, Na!"

"Bukan urusanku."

Tatapan mata Nana begitu sengit. Dia memperlakukan Edward seperti musuh besar yang harus dia habisi.

Kehangatan yang dulu selalu terpancar di sepasang matanya jika sedang menatap Edward kini berganti dingin, sedingin kutub utara.

Namun, bukan hal itu yang harus Edward risaukan sekarang. Masalah Samuel jauh lebih penting.

"Kenapa kamu biarkan Samuel sampai dipecat?"

"Karena dia memang pantas."

"NANA!"

Edward menghardik dengan suara yang begitu keras. Sepersekian detik berikutnya, dia baru tersadar jika dirinya sedikit keterlaluan.

Tidak seharusnya dia meneriaki Nana sekeras itu. Karena, yang Edward dapatkan justru kebencian yang semakin mendalam di sepasang mata indah milik Nana.

"Samuel nggak punya salah apapun sama kamu, Na! Nggak seharusnya, kamu menargetkan dia juga. Kalau mau marah atau balas dendam, seharusnya kamu cari aku saja. Jangan kekanak-kanakan seperti ini!"

"Tuan Edward ngomong apa, sih?" tanya Nana tak mengerti. "Memangnya, siapa yang menargetkan Samuel, hah? Aku? Cih! Buat apa? Tanpa aku ganggu pun, laki-laki pecundang itu memang sudah dalam masalah."

"Aku kenal Samuel sejak jaman kuliah. Dia laki-laki yang baik dan jujur. Kamu nggak seharusnya menjebak dan memfitnah dia, Na."

"Aku menjebak dia?" Nana tersenyum tak percaya. "Nggak salah?"

"Aku tahu kalau kamu yang sengaja membayar seseorang untuk menjebak Samuel. Iya, kan? Dan, akibat perbuatan kamu, Samuel sekarang dipecat dan dipaksa membayar uang sebesar lima ratus juta oleh perusahaan."

"Aku nggak pernah melakukan itu."

"Jangan bohong!" tukas Edward dengan mata melotot.

Nana menyesal. Tidak seharusnya dia membela diri dihadapan Edward. Memangnya, sejak kapan Edward mau percaya kepadanya?

Sejak dulu sampai sekarang, Edward hanya mempercayai Samuel, Andro, dan Silva saja. Apapun yang dikatakan Nana, tidak akan pernah membuat Edward jadi membela Nana.

"Terserah Tuan Edward mau percaya atau tidak."

Edward tertegun mendengar jawaban Nana. Begitu saja?

Nana tidak berusaha untuk membela diri seperti sebelum-sebelumnya?

Entah kenapa, perasaan Edward jadi tidak tenang. Perasaan tak nyaman mulai menyusupi hatinya.

"Jadi, benar kalau kamu yang sengaja menjebak Samuel?"

"Mungkin," sahut Nana seraya tersenyum dingin.

Hal itu membuat Edward semakin tidak tenang. Sosok Nana yang sekarang sudah sangat berbeda dengan sosok Nana yang dulu Edward kenal.

"Kamu harus meminta maaf sama Samuel!"

"Nggak mau," tolak Nana cepat.

"Kamu harus minta maaf, Na!"

"Nggak." Nana bersikeras pada pendiriannya.

Hening sejenak. Hanya deru napas keduanya yang terdengar memburu karena emosi yang sama-sama naik.

"Aku akan telfon Samuel sekarang. Kamu harus minta maaf sama dia, Na!"

"Sudah ku bilang kalau aku nggak mau."

"Kamu sudah dewasa, Na! Sudah seharusnya kamu bertanggungjawab atas perbuatan kamu. Minta maaf nggak akan bikin harga diri kamu jadi jatuh."

Gigi Nana mulai bergemelatuk. Perempuan itu benar-benar marah kepada Edward.

"Nana nggak memiliki kewajiban apapun untuk meminta maaf sama pecundang itu!" teriak Rossa yang masuk ke dalam ruangan dengan wajah marah.

"Nana sudah..."

"Baca ini baik-baik, Tuan Edward!" Rossa memberikan beberapa lembar kertas ke tangan Edward.

"Itu semua adalah bukti penggelapan dana yang sudah sahabat baik Tuan Edward lakukan di perusahan keluargaku. Tidak hanya itu, ada laporan absen karyawan yang bisa Tuan Edward periksa juga. Disana, semuanya terlihat jelas kalau si pecundang itu juga sering datang terlambat dan bolos kerja sesuka hatinya."

Dengan teliti, Edward membaca semua itu. Penyesalan seketika menghantam kepalanya bak sebuah batu besar.

Dia sudah salah menuduh Nana.

"I-ini... apa ini semua benar?" tanya Edward dengan syok.

"Kalau Tuan Edward nggak percaya, bisa Tuan Edward periksa secara langsung ke perusahaan. Bahkan, bukti CCTV juga bisa Tuan Edward akses jika Tuan Edward masih kurang yakin," sahut Rossa.

Reflek, Edward langsung menatap Nana dengan perasaan bersalah. Dia benar-benar sudah melakukan kesalahan yang fatal.

"Masih untung sahabat Tuan Edward hanya kami mintai ganti rugi. Kalau masalah ini sampai kami bawa ke ranah hukum, Anda pikir, teman Anda itu masih bebas kemana-mana?"

Edward meremas kertas ditangannya kuat-kuat. Dia dan Samuel sudah lama bersahabat. Tak ia sangka, Samuel tega membohonginya sampai seperti ini.

"Tolong sampaikan pada teman baik Tuan Edward itu!" lanjut Rossa. "Katakan padanya, bahwa sekalipun Nana sudah keluar dari rumah Anda, tapi Nana nggak akan sampai jual diri hanya demi membeli makanan dan tempat tinggal. Masih ada aku yang sanggup menghidupi Nana. Jadi, minta si pecundang itu untuk berhenti bermimpi tentang membayar untuk meniduri Nana!"

"Apa?" pekik Edward dengan suara tercekat.

"Oh, si pecundang itu nggak ngadu soal itu, ya?" Rossa tersenyum sinis. "Beberapa hari yang lalu, Samuel berkata ingin membeli Nana untuk semalam."

Kata-kata provokasi dari Rossa sontak membuat Edward tak bisa menahan diri lagi.

1
Siti nur Halima
r
muhimmatul khoiriyah
ya bagus nana
Edi Suwandono
sukurin tuh si edwardd... kejahatan teman2 terbongkar sedikit demi sedikit. ntar tinggal pemyesalannya di edward aja nihh
mom's Abyan
suami plin plan gk pnya pendirian ngapain d pertahankan,, bgus na
Riaaimutt
sesuai amal dan perbuatan
Titidanny
ceritany keren
Diah Susanti
aq sangat setuju👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Adinda
bagus na emang laki cuma dia aja masih banyak diluar sana menunggumu
sihat dan kaya
best... aku suka watak perempuan tegas... teruskan berkarya Thor .. terima kasih mereka cipta watak² bagus... sihat selalu...bahagia selalu Thor..
Riaaimutt
boleh gak sih up date nya 10 bab
sihat dan kaya
ni jantan sejenis babi .. haram dinikahi.. jantan yang suka menghina perempuan tidak sesuai dijadikan suami....
Ma Em
Edward penyesalanmu sdh terlambat sekarang Nana sdh tdk mau lagi tinggal serumah dgn mu kamu terima saja karena kamu sdh memilih cinta pertamamu Silva dan lupakan Nana biarkan Nana bahagia dgn yg lain.
Queen AL
ini nih yg bikin malas lanjut baca di setiap novel selalu ada drama penjebakan seperti ini
Atika Sari
takut kere doi
Ma Em
Bagus Nana kamu harus tegas pada Edward untuk apa dipertahankan Edward nya saja sdh tinggal dgn selingkuhannya biarkan saja Edward bersama Silva dan Nana lebih baik cari kebahagiaan Nana sendiri apalagi skrg sdh didukung papanya Nana untuk berpisah dgn Edward.
Queen AL
jangan lagi ada drama tertundanya perceraian.... kebanyakan cerita novel begitu sampai bab seratusan cuma drama perceraian doang.
gaby: Bukan tertunda lg ka, malah bny novel yg ga jd cerai karena sang istri hamil. Demi anak rujuk lg/Grin//Grin/
total 1 replies
Riaaimutt
yang imut absen dulu ☝️
FLA
mampus lo bapak nya dateng
Adinda
kamu bilang bercerai saja itu sudah jatuh talak satu edward
FLA
laki laki bodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!