SEQUEL ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU!
Di usia 19 tahun, Rosetta Lorenzo melakukan kesalahan fatal sehingga membuat nama Lorenzo jatuh ke tangan orang lain setelah dijebak oleh kekasihnya sendiri bernama Elijah Blackwood. Ditambah Rosetta harus kehilangan kakeknya demi menyelamatkan Rosetta dari kukungan Elijah setelah berhasil mencuci otak gadis itu dan membuat sebuah virus komputer berbahaya yang dijual belikan ke para kelompok bawah tanah.
Demi memulihkan kembali nama keluarganya, Rosetta harus menanggalkan nama Lorenzo.
Setelah bertahun-tahun berkeliling penjuru Amerika, Rosetta yang berpikir bisa pulang ke keluarganya justru meregang nyawa di tangan mantan kekasihnya, Elijah.
Saat ia berpikir benar-benar berakhir, ketika membuka mata Rosetta justru menemukan dirinya kembali menjadi bocah tujuh tahun.
Kali ini apakah Rosetta akan melakukan kesalahan yang sama ketika takdir justru membawanya kembali bertemu dengan Elijah? Bagaimana Rosetta membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12. LEGA
Rosetta yang diantar pulang oleh Jacob ke rumah gadis itu setelah menginap dan menetap sehari lagi di rumah sang kakek yang ditemani oleh Jacob, terkejut ketika mendapati kakak kembarnya memeluk Rosetta dan menangis.
"Rose jangan tinggalkan aku!" tangis Roderick memeluk sang adik.
Rosetta bingung setengah mati apa yang terjadi, padahal seminggu lalu Roderick menghindari Rosetta bahkan tidak mau bicara dengan gadis itu.
"Aku pamit dulu. Aku harus kembali bekerja, kemarin sudah libur soalnya. Dan kudengar ada masalah di projek terbaru, jadi aku harus ke sana," pamit Jacob kepada Rion dan Lili.
"Terima kasih sudah menemani Rose dan mengantarnya pulang," ucap Rion tulus. Karena ia tahu kalau Jacob sampai harus mengambil libur demi menemani Rosetta seharian kemarin.
"Tidak masalah. Aku hanya ingin Rose kembali ceria lagi," kata Jacob.
Setelah bicara beberapa hal, Jacob pamit pergi untuk kembali bekerja.
"Rose, Daddy dan Mommy mau bicara denganmu sebentar, boleh?" tanya Rion lembut.
Rosetta hanya mengangguk seraya menepuk-nepuk punggung Roderick yang masih menangis entah karena apa.
Rion menggendong Roderick yang menangis dan menggandeng Rosetta menuju ke ruang tengah. Bisa ia lihat di sana Lucas sedang duduk lesu dikarenakan adik perempuannya tidak ada di rumah nyaris dua hari. Dan ketika Lucas bilang ingin menghampiri Rosetta, Rion melarangnya. Mengatakan untuk membiarkan Rosetta tenang sebentar.
"Rose?!" seru Lucas yang langsung antusias ketika melihat sang adik pulang ke rumah. Dengan cepat ia memeluk Rosetta begitu sampai di ruang tengah. "I miss you, Rose," kata Lucas.
Lili dan Rion duduk bersebelahan di sofa. Lili mengambil Roderick dari Rion dan memangkunya. Sedangkan Rion mengangkat Rosetta dan mendudukkan gadis kecil itu di pangkuan Rion. Bersamaan dengan Lucas yang duduk di samping sang ayah.
"Rose?" panggil Rion seraya mengelus kepala gadis itu.
"Ya?" jawab Rosetta, merasa atmosfer di antara mereka terasa berat dan canggung.
"Lucas dan Kakekmu bilang kalau Rose merasa tidak nyaman akan sesuatu, ya. Kalau boleh apa mau Rose ceritakan ke Daddy dan Mommy? Kami tidak akan marah. Kami hanya ingin mendengarnya langsung darimu. Lucas dan Kakekmu bilang kalau Rose merasa tidak cukup baik di dalam keluarga kita karena merasa berbeda, benar?" tanya Rion hati-hati dan lembut.
Rosetta terdiam sebentar, tidak menyangka kalau orang tuanya akan membuka topik pembicaraan ini. Seharusnya Rosetta tahu bahwa kakeknya tidak akan tinggal diam setelah Rosetta menceritakan masalah itu, terlebih lagi Lucas. Dan Rosetta mengangguk untuk menjawab pertanyaan dari sang ayah.
"Oh, Sweetie. Maaf karena Daddy dan Mommy tidak peka dan sadar dengan yang Rose rasakan. Kami tidak tahu kalau Rose merasa seperti itu. Sekarang ceritakan semau yang Rose rasakan dan pikirkan. Daddy dan Mommy akan mendengarkan," pinta Rion.
"Saat di sekolah Mrs. Jean selalu bilang kalau Rose bodoh dan tidak seperti Rod atau pun Lucas. Rose berbeda dan seperti cacat untuk Lorenzo. Rose tahu kalau Rose tidak bisa menghapal satu buku dalam sekali baca seperti Rod atau pandai dalam segala hal seperti Lucas. Rose juga tidak pandai menggambar seperti Arabella, atau pintar mencari uang seperti Arthur. Rose malu karena Rose tidak hebat seperti yang lain. Dan Rose takut kalau kalian akan kecewa dengan Rose dan ... tidak mau dengan Rose lagi," beber Rosetta, mengeluarkan semua unek-unek yang ia pendam. Baik di masa ini maupun luka dari masa di kala itu.
"My Little Rose," Rion memeluk Rosetta erat. Ingin menangis rasanya ia ketika mendengar isi hati anak perempuannya. Pantas Robert sampai marah kepada Rion dan Lili lusa malam kemarin.
"Itu tidak benar, sudah kukatakan kalau itu tidak benar. Aku tidak peduli mau Rose tidak pintar bahkan nakal sekali pun, aku tidak peduli. Rose adalah adikku, dan aku tidak akan meninggalkan Rose hanya hanya ada orang bilang Rose berbeda atau tidak cukup baik di keluarga. Mereka yang bilang seperti itu adalah orang orang bodoh sebenarnya," kata Lucas marah. Tidak terima dengan orang-orang yang dengan berani mengatakan hal-hal buruk kepada adik perempuannya.
"Benar. Rose tidak bodoh. Rose itu pintar dan berani. Mrs. Jean itu hanya cemburu karena Samuel tidak sehebat Rose!" seru Roderick.
"Rod tidak malu karena aku tidak sepintar Rod?" tanya Rosetta.
"Tentu saja tidak. Kau itu adikku, kau kembaranku. Artinya kau adalah bagian dariku yang lain, kalau aku malu padamu artinya aku malu pada diriku sendiri," jawab Rod tegas.
"Lalu kenapa tidak mau bicara denganku?" tanya Rosetta lagi.
"Aku marah pada diriku sendiri karena tidak bisa melindungimu. Sebagai kakak aku malu kau sampai ditampar oleh Mrs. Jean sedangkan aku tidak bisa melakukan apa-apa. Aku harus belajar lebih giat lagi dan jadi orang hebat, agar setidaknya aku bisa membantumu kalau terjadi sesuatu padamu," jawab Roderick.
Rosetta terkejut mendengar hal tersebut. Benar apa kata Lucas kalau Roderick diam selama satu minggu lalu karena Roderick merasa bersalah.
"Mommy dan Daddy juga minta maaf karena tidak banyak bicara denganmu setelah kejadian kemarin. Mommy dan Daddy tidak marah kepadamu karena hal itu. Mommy dan Daddy sedang sibuk menghukum orang-orang yang berani menyakiti Rose dan Roderick. Kami tidak ingin orang-orang itu sampai berani datang lagi ke hadapan kalian. Tapi seharusnya Mommy dan Daddy bicara dengan Rod dan Rose terlebih dahulu," jelas Lili. Merasa bersalah karena bagaimana pun sikap mereka juga yang membuat Rose sampai berpikir kalau gadis itu tidak disayang oleh keluarganya.
"Kalau Rose melakukan sesuatu yang membuat Lorenzo jatuh karena kebodohan Rose, atau membuat seseorang dalam keluarga misalnya meninggal karena Rose, apakah Mommy dan Daddy membenci Rose?" tanya Rosetta, hal yang paling menghantuinya dulu dan juga di masa ini.
"Rose? Daddy yakin kalau itu terjadi pasti ada alasannya sampai terjadi. Kalau pun Lorenzo jatuh karena kau berbuat salah, tapi itu membuat Rose terluka bahkan sampai kehilangan nyawa. Ya, Daddy akan marah kepada Rose tapi tidak akan membenci, karena Rose anak Daddy. Dan Daddy tidak ingin sampai kehilangan anak-anak Daddy walau Daddy harus kehilangan Lorenzo. Daddy bisa membentuk Lorenzo yang baru sebanyak yang Daddy mau, tapi Daddy tidak bisa mencari pengganti Rose kalau sesuatu terjadi padamu. Dan juga kematian itu bukan ada di tangan kita, kita tidak bisa menghindari kematian karena itu mutlak, jadi tidak ada kata orang meninggal karenamu, tapi itu memang sudah waktunya orang itu pergi dengan cara itu," jawab Rion.
"Setiap orang pernah berbuat salah, dan semua orang juga punya hak untuk memperbaiki kesalahannya. Kita manusia bukan Tuhan yang tidak pernah salah," ucap Lili seraya mengelus kepala Rosetta.
"Kita keluarga. Rose adalah bagian dari keluarga ini. Tanpa Rose keluarga kita tidak akan lengkap. Bahkan kalau Rose melarikan diri ke ujung dunia sekali pun, Daddy akan menarik Rose untuk pulang. Jangan dengarkan apa kata orang. Mereka yang bodoh karena tidak tahu apa-apa tentang Rose. Kau mungkin tidak jenius, tapi bukan berarti kau tidak pintar. Kalau Rose bodoh mana mungkin Rose bisa belajar dengan Lucas dan Roderick bersama. Tidak mungkin Rose bisa masuk ke sekolah yang sama dengan Roderick kalau Rose tidak mampu melewati test yang sekolah berikan. Ditambah lagi Rose juga anak yang pemberani. Apa kau tahu kalau teman-teman sekolahmu menyampaikan terima kasihnya untukmu kepada Daddy, katanya kau satu-satunya yang berani melawan anak bernama Samuel itu dan membela mereka semua ketika mereka di rundung. Kau anak hebat Rose, kau hanya tidak menyadarinya," kata Rion.
Rosetta tidak bisa menahan air matanya kali ini setelah mendengar ucapan orang tuanya. Mungkin benar kalau Rosetta bodoh selama ini. Bodoh karena terlalu buta melihat kasih sayang orang-orang di sekitarnya. Bodoh karena tenggelam akan rasa tidak percaya dirinya. Bodoh karena mendengarkan orang yang justru membenci Rosetta dan bukannya mendengarkan mereka yang sayang dengan gadis ini. Bodoh karena ia berspekulasi sendiri akan prasangka yang tidak benar. Padahal tidak ada dari keluarganya satu pun yang membenci Rosetta, tidak dulu mau pun sekarang.
Rion memeluk Rosetta, membiarkan anak gadisnya ini menangis sepuasnya dan mengeluarkan segala perasaan yang dipendam. Ia mengelus punggung gadis ini, merasa sakit ketika melihat betapa keras gadis kecilnya ini menangis. Benar yang dikatakan oleh Robert kalau Rose hanyalah kurang mental support dari keluarganya. Ia hanya berharap setelah ini hati Rosetta akan merasa lebih lega dan tidak lagi tenggelam akan hal-hal yang tidak penting seperti itu. Rion berjanji akan menunjukkan lebih banyak lagi kasih sayang kepada anak-anaknya. Tidak ingin kalau ada anak yang mengalami salah paham bahwa mereka tidak disayang dan dibandingkan dengan yang lain.
"Kau tahu, Rose. Sepertinya Arthur akan mengejekmu kalau tahu kau menangis," ucap Rion ketika anaknya telah berhenti menangis.
"Akan kugigit Daddy kalau sampai memberitahu Arthur," kata Rosetta.
"Ah, bagaimana, ya. Daddy sudah mengirimkan foto kau menangis ke Arthur," ucap Rion penuh nada jahil seraya menunjukkan pesan kalau Rion memang telah mengirimkan foto ke Arthur.
"Daddy?!" seru Rosetta.
Yah, dan keributan kembali terjadi setelahnya. Tidak hanya di rumah ini, bahkan hingga sampai ke rumah sebelah. Dan itu berlaku seharian, perang mulut antara Arthur dan Rosetta, akibat ulah jahil dari Rion.
Tapi itulah yang ingin Rion lihat, anak perempuannya kembali penuh semangat dan melupakan setiap rasa sakit yang pernah gadis kecil itu rasakan. Keributan yang Rosetta buat bukanlah apa-apa dibandingkan melihat gadis kecil Rion itu menangis seperti tadi. Tidak, ia tidak ingin lagi melihat Rosetta menangis kembali.
Rosetta sendiri kini telah merasa lebih baik setelah mengeluarkan perasaannya selama ini kepada keluarganya. Biarlah dosanya di masa itu tetap di masa itu, dan kini Rosetta hanya perlu fokus pada masa ini. Karena ada hal penting yang perlu Rosetta bereskan untuk menghindari tragedi besar itu terjadi. Sebab Rosetta baru ingat bahwa masalah kala itu, bukan hanya seputar keluarganya saja. Tapi merupakan kejahatan lintas negara. Dimana Rosetta mau tidak mau di kehidupan kali ini, harus menemukan cara untuk berkomunikasi kembali dengan satu orang, yaitu Panther.
sekarang paham siapa orh yg meluk Rose pas dia di tembak pasti Panther, dan mimpi Arthur ada lah peringatan mungkin untuk hati², gemana ya perasaan Rion saat dia tau tentang Rose di masa depan dan dia orang yg paling tau terakhir dan pas Rose bilang bahwa Arthur ga akan bisa menangkap Rose saat jadi polisi wajar karna di masa itu Rosetta jadi Ubi cilembu
kak kan di part yg Rose kena tembak ada kalimat " ada seseorang yg menangis dengan penyesalan " kalo ga salah apa itu Arthur 🤔
lagiiiiii
lagiii
up
up
up