NovelToon NovelToon
Cinta Sabrina

Cinta Sabrina

Status: tamat
Genre:Anak Yatim Piatu / Teen Angst / Mengubah Takdir / Trauma masa lalu / Slice of Life / Tamat
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: cacasakura

"kamu pembunuh"
"kamu pembawa keburukan bagi kehidupanku"
"seharusnya kamu tidak pernah lahir"

Sabrina harus menanggung semua perkataan dan perlakuan buruk dari ayah kandungnyan yang sangat membencinya. Hingga akhirnya Sabrina di buang oleh ayah kandungnya sendiri.

Semua kesedihan Sabrina berakhir saat Bibi adik dari ibunya mengajaknya tinggal bersama keluarga besar ibu Sabrina di kota Solo.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cacasakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep.27

Lift pun berhenti di lantai tempat Bima beristirahat, bergegas mereka menuju kamar. Raka lalu membuka kunci kamar president suit, mempersilahkan Candra dan Adrian masuk.

Candra masuk ke dalam kamar itu, melihat ke sekeliling ruangan.

“Di mana Bima?” Tanya Candra dengan wajah serius,

“Mungkin ada di kamar opa, biar Raka melihatnya?” Raka akan melangkah menuju kamar Bima. Namun, Candra lebih dulu melangkah menuju kamar Bima.

Penerangan di kamar itu terlihat temaram, membuat mereka kesulitan melihat ke arah ranjang.

“Adrian, nyalakan lampunya” ujar Candra pada Adrian yang langsung menyalakan lampu utama.

Alangkah terkejutnya mereka saat melihat pemandangan di atas ranjang kamar hotel itu. Mata Eliana terbuka sempurna saat melihat Anjani yang di carinya sedari tadi tengah tertidur pulas dalam dekapan Bima. Dapat di lihat oleh mereka jika saat itu Bima dan Anjani tidak memakai apa pun di balik selimut yang menyelimuti tubuh mereka.

“An... Ja... Ni” Eliana tertegun.

“BIMA” Adrian memanggil dengan suara lantang dan keras, membuat Bima juga Anjani terbangun.

Mata mereka berdua memicing menatap ke sekeliling kamar,

“Ada apa pi, Bima masih ngantuk” Bima mengucek matanya yang masih mengantuk tidak menyadari situasinya saat ini.

“Bim, kenapa Anjani ada di sini?” tanya Raka membuat Bima kebingungan. Raka langsung mengode Bima untuk melihat ke sampingnya.

“Anjani, di sini?” Bima mengikuti mata Raka melihat ke arah samping. Matanya terbuka sempurna melihat Anjani yang sedang memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit,

“Anjani...” Bima sangat terkejut melihat Anjani yang masih tidak menyadari keadaannya kini, tubuh bagian atasnya terbuka memperlihatkan pegunungan yang telah penuh dengan jejak tanda.

“Anjani...” Eliana segera menghampiri Anjani membantunya menutup tubuhnya yang terekspos. Raka, Adrian dan Candra segera memalingkan wajah mereka.

“Jani, cepat kamu pakai baju kamu” bisik Eliana yang langsung mengambil baju Anjani yang berserakan di lantai.

Anjani tersadar dan mendapati dirinya yang tidak memakai benang sehelai pun,

“aaaaaaaaaa” Anjani terpekik menyadari dirinya yang menjadi tontonan keluarga Wiguna. Dirinya lebih terkejut saat mendapati Bima dalam kondisi yang sama persis.

“elia, apa yang terjadi?” Anjani mulai panik menutupi tubuhnya yang terbuka dengan selimut, tanpa sengaja Candra melihat bercak merah di atas tempat tidur. Bercak merah yang menempel di ranjang beralaskan seprai putih menandakan jika Bima sudah mengambil kehormatan Anjani.

Air mata Anjani menetes saat melihat kondisinya dan menyadari bercak merah yang menempel di seprai putih itu, dia menangis pilu menyadari kegadisannya sudah ternodai.

“aaaakh...” Candra memegang dadanya yang terasa sangat sakit, nafasnya mendadak tidak teratur membuat Adrian, Raka, Bima, Eliana dan Anjani panik.

“opaaaa” pekik Eliana segera menghampiri Candra. Adrian dan Raka dengan sigap memegangi tubuh Candra yang melemah, nafasnya tidak beraturan dan tangannya yang memegangi dadanya.

“Raka, kita bawa opa ke rumah sakit sekarang” perintah Adrian, wajahnya terlihat merah padam menahan emosi. Eliana membantu Adrian membuka pintu untuk memudahkan mereka membawa Candra,

“Pi, tunggu...” Bima mencoba bangkit dari tempat tidur, Adrian menatap dingin dengan amarah yang menyala di matanya.

“lebih baik kamu urusi dirimu” Adrian segera membawa Candra ke mobil mereka meninggalkan Bima dalam penyesalan yang teramat dan Anjani yang masih menangis pilu.

Helena duduk di ruang tamu sambil sesekali menatap pintu rumahnya, dia menatap jam dinding yang menunjukkan pukul sebelas malam. Seharusnya Raka sudah kembali bersama dengan adik-adiknya, Wibisana yang sedang menuruni anak tangga memperhatikan dari jauh Helena yang gelisah. Dia lalu menghampiri Helena yang tampak mondar mandir di ruang tamu.

“tan, belum tidur?” tanya Wibisana membuat Helena terkejut.

“Wibi, tante pikir siapa” Helena mengelus lembut dadanya sambil mengatur nafas.

“tante kenapa jam segini belum tidur, apa om gangguin tante?” canda Wibisana.

“nggak Wibi, om dengan Opa pergi ke hotel AST...” Helena lalu menceritakan saat Candra yang menerima telepon dari orang asing. Dia juga menceritakan jika Candra di beri tahu kalau Anjani ada main dengan Bima,

“trus sampai sekarang mereka semua belum kembali, tante jadi khawatir” Helena cemas kembali menatap pintu rumahnya. Tidak berapa lama ponsel Wibisana berdering di dalam kantong celananya. Dia segera merogoh saku celana meraih ponsel, menatap layar ponsel yang tertulis nama om Adrian.

Segera dia mengangkat telepon dari Adrian,

“assalamualaikum om” sapa Wibisana, Helena segera meminta Wibisana untuk meloudspeaker ponselnya agar dia juga bisa berbicara dengan Adrian.

“Wibi, kamu ke rumah sakit sekarang” perintah Adrian panik,

“ada apa om? Kenapa om terdengar panik?” tanya Wibisana,

“opa terkena serangan,” Adrian melihat ke arah Candra yang sudah tidak sadarkan diri,

“Raka cepat, kita ke rumah sakit sekarang” Adrian semakin panik, Raka dengan sigap menggendong Candra ke mobil mereka.

Helena mendengar mertuanya terkena serangan jantung terkejut dan panik,

“tante, tenang, Wibi akan bersiap-siap. Kita ke rumah sakit sekarang oke” Wibisana meminta Helena untuk tenang, dia segera menghubungi pihak rumah sakit untuk di persiapkan ruangan khusus untuk perawatan Candra.

***

Wulan tidak dapat tidur, hatinya sangat gelisah dan was-was. Dia duduk menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjangnya menatap Cakra yang tertidur pulas.

Ada apa dengan ku? Kenapa perasaan ku sedari tadi tidak enak? Apa Anjani baik-baik saja di rumah Helena? Apa sebaiknya ku telepon saja Anjani memastikan keadaannya Wulan meraih ponsel miliknya, dia langsung mencari nomor ponsel Anjani dan langsung menghubunginya.

Bima dan Anjani dia membisu dengan keadaan yang tidak pernah sekalipun mereka bayangkan. Hanya terdengar isak tangis Anjani yang perlahan-lahan mengenakan pakaiannya kembali, Bima merasakan pergerakan di sampingnya menatap iba pada Anjani yang sudah menjadi korbannya.

“Jani...” panggil Bima membuat Anjani menghentikan sejenak aktivitasnya.

“Aku...” ucapan Bima tergantung saat ponsel milik Anjani berbunyi dari dalam tas tangan miliknya. Dia meraih ponselnya terkejut melihat nama Mama di layar. Tangis Anjani semakin menjadi, rasa penyesalan berkecamuk di dalam hatinya. Bima menatap Anjani yang mematung menatap ponsel miliknya

“Jani” panggil Bima membuat Anjani tersadar dan menatap ke arah Bima.

“kenapa kamu belum juga mengangkat telepon dari tante Wulan?” Tana Bima, Anjani segera mengangkat telepon Wulan,

“A A A A Assalamualaikum Ma?” Anjani gugup,

“waalaikum salam sayang, kamu baik-baik saja kan nak?” Tanya Wulan semakin tidak tenang.

“i i i i iya ma, Jani Baik-baik saja” Anjani berusaha kuat untuk menahan tangisnya, dia tidak ingin membuat Wulan mengetahui keadaannya.

“kenapa kamu terdengar sedih sayang? Apakah ada yang membuat masalah dengan mu nduk?” tanya Wulan semakin panik.

“nggak ma, semuanya baik-baik sajae. Ma sudah ya kak Raka udah manggil” bohong Anjani.

“baiklah sayang, kamu hati-hati ya” Wulan mengakhiri teleponnya, dia menarik nafas lega.

Anjani menangis pilu membuat Bima semakin merasa bersalah, dia pun menghampiri Anjani yang terduduk di bawah lantai sambil menangis tersedu-sedu. Rasa sakit di bagian bawahnya tidak terpikir olehnya, rasa sedih dan kecewa lebih mendominasi hatinya.

“maafkan Aku Anjani” Bima sudah tampak rapi kembali, dengan kemeja dan jas yang di kenakannya tanpa dasi kupu-kupu di lehernya. Anjani hannya diam, dia sangat kecewa dengan apa yang baru saja terjadi.

“aku akan bertanggung jawab” Bima kembali mengatakan sesuatu yang entah mengapa membuat Anjani marah. Bukan marah pada Bima melainkan mara pada dirinya sendiri yang tidak bisa mengendalikan diri.

“lebih baik sekarang kita menyusul kak Raka dan om Candra” Anjani berusaha bangkit dan berjalan sedikit tertatih-tatih menahan rasa sakit di bagian sensitifnya. Bima hanya bisa mengikuti kemauan Anjani, karena saat ini pun dirinya sangat mengkhawatirkan Candra.

*************

secepatnya author akan up lagi tiap hari, mohon bersabar menunggu kelanjutannya...🤗🤗🤗🤗

tetap terus dukung Author😊😊😊

dengan cara like, vote dan tipnya.....ya.... plisss🙏🏻🙏🏻🙏🏻

jangan lupa juga kasih rate dan commetnya yang positif agar Author semakin semangat💪🏻💪🏻💪🏻 buat nulisnya...✍️✍️✍️

( Π_Π )

makasih..... tetap semangat 🤗🤗🤗🤗

❤️❤️❤️❤️❤️ all...

1
sakura
....
Romi Putra
Cerita nya bertele2
Romi Putra
Sampai Part ini cerita nya ngambang banget, pemeran utama nya kayak ketelan gak ada kabar
Ellya Muchdiana
bertele tele novelnya
Ellya Muchdiana
seperti malan buah simalakama Sabrina, dimakan ibu mati ga dimakan bapak mati
Muslika
baru kli ini baca novel belibet..bahasa inggris bhasa Jawa bhasa Indonesia..padahal bagus nih cerita y TPI kok belibet
Rafateen Halwatuzahra
mantul thor, terus tetap semangat berkarya. aku selalu mendukungmu thor
Ema Emon
tidak pantas disebut ayah..
Anindya
blm ada karya baru ya kak
Ana@&
double next kak
Mas Jono
cerita yang sangat bagus mungkin,,,tapi untuk orang lain,,,
buat saya,,,ini sangat lah menyebabkan,,,
kenapa ?,,,
karena sesuatu yang tidak adil terjadi pada raka,,
Mas Jono
hampir tiga minggu saya memutuskan untuk tidak meneruskan membaca cerita ini,,,karena alur cerita yang sungguh tidak saya harapkan (karena Sabrina ternyata bukan berjodoh sama raka ),,,
kali ini coba saya intip lagi,,,siapa tau author membelokkan alur cerita,,, walaupun saat ini kenyataannya bisa di ibarat kan bahwa Sabrina hanya tinggal ampas untuk raka,,,,walau harus dengan menSCROLL setiap jalan cerita yang menjelaskan soal Sabrina dan suaminya,,,😓
Irma Tika Riyani
mampir y kak 😊🙏
Asep Simaremare
gak jelas alur nya
Tri Yuli
Luar biasa
Mas Jono
oke saya menyerah sampai di sini dan tidak berniat melanjutkan membaca,,,,maaf saya kecewa,,,🥴🙏
Mas Jono
kenapa cinta Raka pada Sabrina harus terus menemui rintangan Thor ?,,,😭😭😭😭😭😭😭
Liaa
kok jadi binggung sich ceritanys
Mas Jono
cakep 😁👍
Mas Jono
sampai sini saya kembali bersemangat,,, setidaknya Raka akan memperlihatkan kesucian cintanya,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!