NovelToon NovelToon
SECRETS

SECRETS

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi
Popularitas:813
Nilai: 5
Nama Author: FairyMoo_

Kisah ber-genre fantasi yang menceritakan seorang anak konglomerat di suatu negara yang terjebak hubungan dengan dosennya sendiri. Violia Lavina seorang mahasiswi yang agak "unik" yang entah bagaimana bisa terjebak dengan dosennya sendiri, Leviandre. Dalam hubungan sakral yakni pernikahan.
Katanya terkait bisnis, bisnis gelap? Unit Pertahanan negara? Politik? SECRETS, mari kita lihat rahasia apa saja yang akan terkuak.


Violia said:
Demen ya pak? Tapi maaf, bapak bukan tipe gw.

And Leviandre said:
Berandalan kayak kamu juga benar-benar bukan tipe saya.


Disclaimer, cerita ini adalah cerita pertama dari sayaa, oleh karena itu isi novel ini jauh dari kata sempurna. Serta cerita ini memiliki alur yang santai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FairyMoo_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter Three

"Tuan Evander, nona Chesterfield selamat datang." sambut pegawai butik itu. Violia hanya membalasnya dengan senyuman. lalu mereka berdua diarahkan untuk menyoba sepasang pakaian mengantin yang telah di pesan oleh Liliana.

Levindre sudah selesai menggunakan setelan jas berwarna putih dengan kemeja silver dan rompi di bahunya. Sekarang Ia duduk di depan tempat ganti perempuan menunggu Violia keluar dari sana. Tentu saja itu bukan kemauannya sendiri, melainkan arahan dari pegawai yang selalu mengikutinya dari tadi.

Tirai di depan Leviandre terbuka. Ia kaget melihat Mahasiswinya yang selalu memakai pakaian berwarna gelap tiba-tiba memakai gaun berwarna putih terang. Ia lansung menetralkan ekspresinya sebelum ada yang sadar akan perubahan ekspresinya tadi.

Violia memandang lurus laki-laki di depannya, tidak ada yang berbeda dimata Vio karena biasanya juga dosennya itu selalu memakai kemeja dan kadang-kadang memakai jas di hari-hari tertentu, hanya saja sekarang dengan warna putih, warna setelan yang tidak pernah dipakai dosennya itu.

Baju pertama mereka sudah pas, tidak ada yang perlu dirubah. Mereka lanjut mencoba setelan kedua, mereka akan memakai satu setelan untuk hari pernikahan dan satunya lagi untuk foto pre-wedding nya.

Setelah selesai di butik mereka pergi membeli cincin. Sekarang di depan mereka sudah berderet bebagai model cincin couple pernikahan.

Pegawainya merekomendasikan berbagai pasang cincin yang memiliki permata yang menonjol. Sehingga yang terakhir Ia menunjukan cincin yang sangat simpel hanya mempunyai permata berupa titik kecil-kecil di sekeliling cincinnya.

"Yang ini saja ya? Kita harus pilih yang tidak terlalu menonjol untuk di pakai sehari-hari, gw ga yakin kita bisa ngelepas cincin ini nanti setelah nikah, orang tua kita pasti memperhatikannya." bisik Vio, "Benar, saya setuju." jawabnya. Mendapat persetujuan dari Levi, Vio langsung minta dibungkuskan cincin tersebut.

"Kamu pulang sama siapa?" tanya Levi, karena biasa Vio selalu membawa motor ke kampus mungkin saja sekarang motornya sedang dikirim kesini atau Ia mau dijemput teman-temannya. "Ya sama bapak lah, jan bilang bapak mau ninggalin gw?!" cecarnya.

"Engga sih, saya kira kamu bawa motor atau mau dijemput temanmu, jadi saya bertanya." sampainya. "Apa nanti kata mama kalo tau gw baliknya sendiri, udah ayo cepet antar gw balik." Ia langsung meninggalkan Levi dan masuk ke mobil begitu saja.

...✥...

Keesokan harinya, mereka akan melaksanakan foto pre-wedding hari ini. Vio dan Levi mengambil izin untuk hari ini dan besok, yang besok adalah hari pernikahan mereka. Ini konsepnya memang serba kilat.

Bayangkan saja pemotretan baru mulai saat siang hari karena dari pagi mereka baru selesai menyiapkan penampilannya. Vio saja heran, make-up di wajahnya sangat tipis, Vio hanya merasa wajahnya lebih segar. Tetapi make-up itu membutuhkan waktu hampir dua jam! Belum lagi menata pakaian Vio dan Levi yang memakan waktu satu jam-an.

Setelah pemotretan nanti mereka harus menyuting yang memerlukan waktu juga mencetak untuk foto hari pernikahan, dan masalahnya hari pernikahannya besok. Dapat dipastikan bahwa tim yang ada di sana akan begadang untuk malam ini.

Pemotretan dimulai, keduanya sangat canggung bahkan setengah jam memotret tidak ada hasil yang memuaskan, jika saja fotografer itu tidak dibayar berkali-kali lipat pasti dirinya sudah menyerah.

"Apakah saya boleh bertanya?" ujar fotografer tersebut yang menarik perhatian dua orang yang terlihat adu mulut sedari tadi, entah apa yang mereka bisikkan. "Apakah kalian sedang bertengkar? Saya tahu semakin mendekati hari pernikahan pasti akan ada beberapa masalah menghampiri. Tapi pernikahan kalian itu besok, tidak sampai 24 jam dari sekarang. Kami berikan waktu istirahat setengah jam untuk kalian membicarakan masalah kalian." ujar fotografer tersebut yang terlihat lelah.

"Lihat?" ucap Levi menatap Vio di depannya. "Bukan salah gw ya!" elak Vio merasa kata yang keluar dari mulut Levi seakan menyalahkannya.

"Kita beruntung orang tua kita tidak ikut kita kesini, jadi cukup kekanak-kanakannya Violia. Mari kita selesaikan ini." ujar Levi.

"Hello? Excuse me? Siapa ya yang ke kanak-kanak?" Vio menatap tidak terima kepada Levi. "See?" ujar Levi melipat kedua tangannya di dada sertai mengangkat sebelah alisnya. "Akarnya itu kelakuan bapak ya!" sentak Vio tidak mau disalahkan.

"Terserah, anggap saja karena kira berdua. Jadi ayo cepat selesaikan ini agar kita cepat pulang dan kita menjauh satu sama lain." ungkap Levi, Ia juga sudah tidak tahan menghadapi berbagai celotehan tidak berguna Vio.

Pemotretan dilanjutkan, sekarang sudah mendingan walau tidak ada kontak fisik yang intens antara keduanya. Fotografer itu mengecek foto-foto yang telah Ia tangkap, itu sudah sangat bagus tapi tidak ada pose yang menyatakan bahwa mereka ini pasangan yang akan menikah, tidak ada kontak fisik sama sekali.

"Oke, udah bagus. Kali ini kita buat lebih intens ya? Nona bisa memegang bunga dengan dua tangan dan menghadap kamera, sedangkan tuan bisa merangkul pinggang pasangannya dan menatap wajahnya sembari tersenyum." instruksi fotografer itu.

Kedua orang itu saling bertatapan mendengar perkataan fotografer itu. "Bisa skip dulu ga ya? Yang lain aja dulu." ucap Vio berdalih. "Baiklah, sweet kisses next, yeah?" ujar Sang fotografer. Sontak saja keduanya bertatapan dengan ekspresi terkejut, Vio langsung menggeleng kecil sebagi isyarat Ia menolak.

"Maaf saya tidak bisa pak." ujar Levi yang membuat Sang fotografer menatapnya tak sedap.

"Saya takut tidak bisa menahan diri pak, dan saya punya prinsip untuk memberikan itu semua hanya pada satu wanita, yakni orang yang sudah terikat janji pernikahan dengan saya. Jadi saya memilih menahan dan melakukannya besok saat kami resmi menjadi suami-istri." ujarnya dengan muka seriusnya itu.

Vio menatap takjup pada dosennya itu, dirinya sangat lancar berbohong pikir Vio. Benar, namanya juga kan mulut lelaki. "AA~ SO SWEET~" seru para staf perempuan di sana. Fotografer itu akhirnya tersenyum "Kenapa ga bilang lebih awal? Maaf harus buat kamu mengatakan hal itu di sini ya." ujarnya terjebak muslihat Levi.

"Tidak masalah, saya tahu tuan adalah fotografer yang luar biasa, pasti bisa buat hasil yang bagus hanya dari pegangan tangan kan?" tambah Levi. Vio mengakui kehebatan dari rangkaian kata-kata yang keluar dari mulut Leviandre.

"Tentu saja." ucapnya percaya diri. "Pertama, nona bisa turun dari kursi itu, dan kalian saling berhadapan. Tuan bungkukkan sedikit badan anda dan nona menatap sedikit keatas." instruksinya. Vio sekarang menjadi jauh lebih pendek daripada Levi, sejak tadi Ia berfoto dengan baik ke kursi kecil guna menyerasikan diri untuk difoto. "Ya! Sekarang nona genggam bunganya di belakang. Saling pandangan, tunjukkan senyum bahagianya. Oke, nice!" serunya.

"Sekarang nona naik lagi ya, hadap-hadapan. Tuan ambil bunga nona dan tutupi wajah kalian dengan itu. Oke!"

"Baik, hadap sini keduanya. Sekarang genggaman tangan, dan lihatkan tawa manis kalian. Nice!"

Para staf perempuan sudah terpaku dengan pangeran yang sempurna di depan sana, katanya.

"Guys.. Sadar, itu suami orang, besok udah resmi." salah satu dari mereka mengingatkan padahal dirinya juga tidak mengalihkan pandangan dari pemandangan visual yang memabukkan di depannya.

"Perasaan tadi mukanya serem deh." tambah rekannya. "Itu karena dia memasang ekspresi dingin, tadi itu mode keren yang sekarang lagi mode manis-manisnya." tutur yang lainnya lagi. Mereka semua saling berbicara dengan pandangan yang tidak beralih dari paras Levi.

Selang beberapa waktu pemotretan mereka selesai. Mereka memilih satu foto yang akan mereka pajang di acara besok. Pilihan mereka jatuh pada foto mereka yang berhadapan dan wajah yang ditutupi bunga.

"Baik, kami akan segera menyuting dan mencetaknya. Akan kami usahakan dikirim sebelum acara besok di mulai. Untuk foto lainnya apakah kalian tidak keberatan jika hasilnya menyusul belakangan?" tanya fotografer itu. "Tidak masalah." jawab Vio dan diangguki oleh Levi.

Setelah itu mereka langsung berganti pakaian dan pulang ke rumah masing-masing.

...»»---->To Be Continued<----««...

...Selangkah lagi udah resmi jadi suami-istri nihh~...

...Mulut lelaki semanis itu ya? Setuju ga?? ...

...Kritik dan sarannya aman sangat diharapkan🙏🏻...

...Bye Byee~ See you in the next chapter. ...

1
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍 salam kenal 🙏
Ryo_Zanuel???
semangat yaw dari gw, jangan putus asa dan teruslah mengupgrade ceritanya, gw yakin lo bisa 💪
FairyMoo_: omg Thanks😫🙏🏻
total 1 replies
FairyMoo_
Tinggalkan komentar kalian disini ya~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!