orang gadis yang berusia 20 tahun harus terpaksa menikah dengan seorang CEO muda yang berusia 26 tahun.
Natasha bukannya bahagia dengan pernikahannya. tapi nyatanya malah selalu disiksa secara fisik serta batin oleh sang CEO karena dia merasa gadis itu adalah penghancur masa depannya dengan hubungan asmara pacarnya.
apakah Natasha bisa bertahan dengan sikap kasar CEO atau tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Nila purwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hamil
"Bagaimana bisa", gumam Ana
Sungguh dia tidak menyangka jika dugaan kakaknya memang benar, dan sekarang dia hamil.
Tangannya yang sedang memegang sebuah alat tes kehamilan dia bergetar saat melihat itu. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi, selama ini dia tidak pernah lupa untuk meminumnya pil pencegah kehamilan yang diberikan oleh Alvaro sejak mereka menikah, lalu Bagaimana bisa saat ini dia sedang mengandung.
"Apakah Alvaro akan mau menerimanya anak ini!", gumam Ana
Ana mengelus perutnya yang masih datar, tapi dia merasa belum yakin. benarkah dia hamil, ataukah alat tes kehamilan itu salah.
Karena tiba-tiba teringat sesuatu dia bergegas keluar dari kamar mandi lalu mencari ponselnya.
"Halo kak"
"Iya, ada apa ,dek?", tanya Dani
" Aku berubah pikiran, kak "
Dani mengerutkan keningnya saat adiknya berubah pikiran.
"Kak?", panggil Ana
"Apa maksudmu berubah pikiran?", tanya Dani yang masih kebingungan
Ana menghela nafas kasar ,lalu kembali menempelkan ponselnya ke telinganya.
"Aku ingin pergi ke rumah sakit seperti kakak katakan kemarin"
"Kak Dani!", ucap Ana kesal
Karena kakaknya tidak menjawab ucapannya.
"Kak", teriak Ana lalu mematikan ponselnya dengan kesal
Dani terdiam dan kebingungan karena Ana mau pergi ke rumah sakit padahal kemarin Dani udah mengajaknya untuk pergi . Tapi kenapa sekarang dia mau pergi?
Hingga akhirnya Dani mengingatnya ucapannya waktu di cafe kemarin.
Dia bergegas mengganti pakaiannya. Setelah selesai Dia menuju keluar rumah dan mengambil mobil lalu melaju dengan cepat menuju ke rumah Ana.
Ana yang terus saja mengeluarkan sumpah serapahnya untuk kakaknya yang menyebalkan.
Ana terdiam sambil mengelus perutnya.
"Tidak aku tidak boleh berkata kasar, Bagaimana jika aku memang benar-benar hamil", gumam Ana
Sesampainya di rumah Ana. Dani bergegas turun dari mobilnya sambil berlari kecil ke arah rumah Ana.
"Ana ",panggil kakak Dani
Tidak ada jawaban dari Ana. Dani menghela nafas.
"Ana....."
"Tutup mulutmu ,kak! tadi saat aku kau hanya diam saja? Kenapa kau sekarang sangat berisik!'kata Ana kesal
"Aku yakin jika kau memang hamil", kata dani tanpa menoleh ke arah Ana dan dia tetap fokus menatap ke arah depan
Karena hanya mendengar kesal. Beberapa saat kemudian mereka sudah sampai di tempat rumah sakit.
"Kak, apakah kita harus menunggu lama?",
"Tidak akan lama, kak sudah membuat janji dengan teman kak"
"Teman kak"
" Hm, dia menjadi dokter di sini"
"Owh "
Mereka keluar dari mobil dan berjalan menuju ruangan dokter kandungan. Kini Ana berjalan mengikuti langkah Dani.
"Ayo masuk ",ajak Dani yang menarik tangan Ana untuk masuk ke dalam ruangan dokter
Ana pun hanya menurut apa yang dikatakan oleh kakaknya.
"Hai bro"
"Hai juga ,bro. udah lama kita tidak bertemu", ucap sang dokter
Dokter itu terlihat tampan dan masih muda dia adalah temannya Dani.
"Kak , tahu kau terpesona padanya, tapi ingatlah jika kau sudah mempunyai suami", celetuk Dani
"Ish...kau menyebalkan kak", Ana yang kesal lalu memukul tangan kakaknya
"Siapa dia? apakah itu istrimu? kapan kau nikah? dan kau tidak mengundangku?", tanya dokter itu sambil menunjuk Ana
"Bisakah kau bertanya satu persatu? bukan dia adalah adikku, bukan istriku. Dan aku belum menikah", jawab Dani
"Ah, itu berarti kau Ana ",
"Ya" , jawab Ana singkat
"Jadi adikmu yang akan diperiksa?"
"Apakah hal seperti itu perlu ditanyakan?", tanya Dani dengan malas
"Baiklah -baiklah ,ayo ikut aku Ana ", kata dokter sambil terkekeh
"Oh, ya siapa namamu emm....kak?"tanya Ana
"Namaku Bobby, kau bisa memanggilku dengan kak Bob"
Ana mengangguk lalu Bobby memeriksanya apakah Ana benaran hamil apa tidak?
Setelah memeriksanya Ana kembali duduk ke tempat kursi yang ada di meja dokter.
"Dugaanku tidak pernah salahkan ?", kata dani
" Hm", jawab Ana
"Selamat ya, Ana ", ucap sang dokter
"Ya sudah bro makasih, gue pamit pulang!", ucap Dani pada dokter Bobby
"Ya bro"
Mereka keluar dari ruangan itu lalu menuju parkiran mobil. Lalu mereka masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Kini mereka dalam perjalanan pulang setelah melakukan pemeriksaan di rumah sakit.
"Dia pasti masih sangat kecil,ya kan kak ?", tanya Ana sambil mengelus perutnya yang masih rata
"Tentu saja ,buktinya perutmu belum buncit kan?", jawab Dani
Ana yang mendengarnya sangat kesal. Lalu dia menghela nafas, padahal Ana bukan maksudnya seperti itu.Ah, entahlah, kakaknya itu memang yang selalu menyebalkan.
"Jadi kau akan memberitahu Alvaro tentang kehamilanmu?", tanya Dani
"Entahlah ,kak"
Dani diam, dia rasa Ana Sedang berpikir
"Aku akan memberitahunya saat dia berulang tahun 1 bulan lagi. Dan semoga saja selama itu hubunganku dengannya semakin membaik ,kak", lanjut Ana
"Semakin membaik? Apa maksudmu sekarang hubunganmu dengannya sudah lebih baik?", tanya Dani
"Ya, aku rasa begitu, dia mulai berubah lebih perhatian padaku"kata Ana sambil tersenyum mengingat hal-hal yang pernah Alvaro lakukan padanya
"Baguslah kalau begitu, mungkin juga karena anak kalian yang membawa pengaruh baik pada kalian berdua tanpa kalian sadari.
Apa lagi Alvaro bahkan masih belum mengetahui bahwa Ana sedang hamil", kata Ana.
.
.
.
"Sibuk amat sih", ujar seorang pria yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan CEO milik Alvaro
Lo nggak punya sopan santun ya?", ujar Alvaro datar
"Gue punya, tapi lo bukan salah satu orang yang harus gue sopan santunin", ucapnya lalu mengambil sebuah apel yang ada di meja kerjanya Alvaro dan langsung menggigitnya.
Alvaro hanya memutar bola matanya malas. percuma saja Dia meladeni pria itu yang sialnya adalah sahabatnya sejak masa SMA.
Alvaro bahkan tidak tahu Kenapa diri bisa bersahabat dengan orang yang menyebalkan seperti dia.
"Heh, gue dicuekin nih? sialan loh ,Alvaro!", umpat Ricky lagi
"Berisik lo !ganggu orang kerja saja"
"An***jing! belagu lo sama gue sekarang!", umpat Rizki
"Eh gue denger lo udah nikah, emang bener ya?"
"Hm"
"Yang bener saja! kok lo nggak ngundang gue sih !parah loh,Al"
"Lo nggak bisa apa kalau ngomong disaring dulu"
"Nggak usah ngebahas itu! Jawab aja pertanyaan gue, Kenapa gue enggak lo undang?"
"Ngapain ngundang lo"
"Anj* r lo, Alvaro ! istri lo gue embat juga tau rasa lo", kesalnya
Tiba-tiba ada seseorang yang masuk keruangan Alvaro.
"Eh maaf, aku lupa mengetuk pintu", kata Ana yang menyesal
Dia hendak Kembali berjalan keluar dari ruangan Alvaro namun Alvaro mencegahnya.
"It's okay ,kau masuk saja"
"Tumben lo gitu sama cewek biasanya dingin dan cuek sama cewek"
"Apaan sih lo!", ucap ketus Alvaro yang kesal pada Ricky.