Apa jadinya jika Guru yang menyebalkan itu men*embak mu untuk menjadi kekasihnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
"Ayah nggak marah? ".
Dua orang Ayah Anak itu sedang berada di dalam mobil menuju ke rumah. Sejak keluar dari gerbang sekolah, tidak ada obrolan sama sekali. Biasanya sang Ayah akan mengajak bercanda. Namun ini, Ayah justeru diam, dan seperti sedang memikirkan sesuatu.
Ayah menoleh ke arah Ganes. Lelaki tua itu tersenyum pada putrinya.
"Untuk apa Ayah marah?".
"Karena Aku berkelahi ?". Jawab Ganes, tidak yakin. Seharusnya Ayah marah karena hal itu kan?
"Ayah tidak marah, justru Ayah ingin tahu, Kenapa kamu sampai beradu dengan temanmu? ". Tanya Ayah.
"Dia tahu Aku pacaran sama Pak Wis.. Eh maksudnya sama Pak Sanjaya. Dan Dia ngatain Aku Lont* !, makanya langsung ku sikat ! ". Jawab Ganes, dengan nada kesal. Jika ingat kejadian tadi, bawaannya kesal dan ingin marah. Rasa nya perkelahian tadi sangat kurang.
"Astaga ! Jadi Dia mengatakan Kamu seperti itu ? Kurang ajar sekali ! Kenapa tadi Ayah tidak bertanya. Perlu diberi pelajaran anak itu ! Anakku yang berharga dikatai begitu !! ". Ayah tidak terima. Harusnya Dia tadi menanyakan ejekan seperti apa yang membuat Ganes akhirnya menghajar temannya itu. Jika seperti itu kasusnya, Dia tadi sudah meminta Siswi yang namanya April itu di hukum lebih berat dari pada hanya menjadi volunter !
"Iyaa Ayah ! Aku nggak terima lah ! sekalian aja ku jambak ! Lupa Aku kalo tadi di toilet ada botol sabun cair. Pengin Aku sumpel itu mulutnya !! ".
Ganes sangat menggebu saat mengatakan itu.
Perjalanan menuju rumah akhirnya tidak diisi dengan keheningan lagi. Ganes bercerita apa saja yang sudah Dia lakukan ke April tadi. Termasuk Dia yang mencubit perut April sekuat tenaga. Dan itulah mengapa Pipi nya diberi hadiah goresan oleh April.
"Ayah sebenarnya tidak suka Kamu berkelahi seperti itu. Ganes kan seorang perempuan, harusnya menunjukkan keanggunan sebagai seorang perempuan. Tapi, kalau harga dirimu dijatuhkan seperti itu, Kamu harus membela diri. Tidak boleh diam, apalagi sampai menangis ". Ucap Ayah yang dijawab anggukan mantap oleh Ganes. Ayah mengelus puncak kepala anaknya.
"Ibu pasti nanti kaget, lihat rambutmu macam tidak mandi sebulan. Hehehe, ". Ayah terkekeh. Rambut putrinya benar - benar tidak berwujud normal. Untung saja saat di ruang BK tadi, Ayah tidak tertawa ngakak saat melihat rambut putrinya.
"Ganes.."
"Ya Ayah?". Ganes menoleh ke sang Ayah.
Mobil sudah berhenti di halaman rumah. Namun sepertinya Ayah masih akan menahan putri nya itu lebih lama di dalam mobil.
Tadi, saat Dirinya diam, sebelum akhirnya Ganes bertanya apakah dirinya marah, Sebenarnya Dia sedang memikirkan kalimatnya pada Sanjaya saat putri nya mengambil tas di kelas.
Dia kembali mempertanyakan, apakah keputusannya sudah benar atau malah gegabah, hanya karena khawatir pada pendidikan Ganes.
"Jika Kamu tidak dengan Ayah dan Ibu lagi, bagaimana?" Tanya Ayah dengan wajah serius. Hal itu membuat Ganes mengernyit.
"Maksudnya, Ayah mau kirim Aku ke asrama? Atau ke barak militer?". Tanya Ganes. Dia jadi teringat dengan yang sedang viral. Soal siswa yang bermasalah, kemudian dikirim ke barak militer untuk mendapatkan pendidikan kedisiplinan.
"Ayah bilang harus membela saat harga diri dijatuhkan? Kok malah Aku mau dikirim ke barak sih?! ". Protes Ganes lagi. Dia pikir begitu maksud sang Ayah, menanyakan hal itu. Padahal sang Ayah diam belum menjawab.
"Hari minggu kemarin, Papa nya Sanjaya melamar kamu. Ayah belum menjawab. Tapi melihat hari ini, Ayah akhirnya memutuskan mungkin Kamu memang lebih baik jika bersama dengan Sanjaya dibandingkan bersama Ayah ".
Mulut Ganes terbuka. Maksudnya?
"Ayah mau serahin Aku ke Pak Sanjaya? Buat dididik kayak di barak militer?! Ganes nggak mau Yah ! ". Ganes berteriak. Dia tidak terima keputusan Ayah. Gadis itu tidak terima jika harus dipantau oleh Sanjaya selama dua puluh empat jam. Apa bedanya dengan barak militer jika seperti itu?. Lagipula kenapa harus bersama Gurunya itu?
"Maksud Ayah, Menikahlah dengan Sanjaya, Nak ". Kata Ayah lagi. Ayah menduga putrinya itu salah menangkap maksud ucapannya. Karena sudah emosional, Ganes pasti tidak terlalu menangkap kalimat awal yang disebutkan.
"Hah? Menikah? Apalagi itu Ayah? Aku nggak mau ya !! ".
Ganes langsung keluar dari mobil sang Ayah dengan napas memburu. Dia tidak terima dengan keputusan Ayahnya. Apa barusan Ayah bilang?
"Menikah dengan Sanjaya? Cih ! ". Ganes berdecih. Dia langsung berlari menuju kamarnya.
Ibu yang melihat Anaknya berlari tanpa menyapa terlebih dahulu, tentu saja heran. Karena bukan itu kebiasaan Anaknya. Dia melihat suaminya masuk ke rumah.
"Ayah jemput Ganes?". Dan suaminya mengangguk.
"Kenapa lesu begitu?". Tanya Ibu lagi. Melihat suaminya yang terlihat tidak bersemangat.
"Ayah sudah mengatakan ke Ganes tentang permintaan Keluarga Sanjaya ".
"Loh, bukannya mau ditunda dulu Yah? Kenapa bilang ke Ganes? ". Tanya Ibu heran. Karena semalam, Mereka sudah berbicara tentang lamaran dari keluarga Sanjaya. Keduanya sepakat untuk belum mengizinkan Ganes menikah, meski itu dengan Sanjaya.
"Ibu tau? Anakmu tadi jambak - jambakan sama temannya ! Ayah pikir Dia telpon meminta dijemput. Sampai Ayah tunda bertemu dengan calon pembeli. Eh, taunya Dia disidang oleh Kepala Sekolah karena kelahi ! ". Ayah menggeleng, mengingatnya.
Keduanya kini duduk di salah satu sofa di ruang santai.
"Hah? Pantas Anak itu rambutnya aneh ! Lalu? ".
"Iya, sebenarnya bukan salah anak kita. Dia hanya membela diri. Ayah setuju itu, tapi.. ".
Ayah menatap Ibu,
"Tapi, Ayah terus berpikir, Jika Ganes dibiarkan seperti ini, bagaimana dengan masa depan nya? ".
"Apa yang membuat Ayah yakin dengan keputusan ini?". Tanya Ibu, sambil memegang tangan suami nya. Dia memahami gejolak hati suami nya. Sesuatu yang berhubungan dengan putri Mereka adalah hal yang sangat penting. Suaminya selalu serius jika membahas Ganes. Ganes adalah mutiara yang sangat susah Mereka dapatkan. Penuh perjuangan, dan menguras emosi.
"Terlepas dari Dia anak Mas Wisnu, Ayah bisa melihat ketulusan Sanjaya. Ayah yakin, Sanjaya bisa membimbing anak kita menjadi lebih baik " Ucap Ayah.
"Jika Ayah yakin, Ibu ikut saja. Nanti Ibu akan berbicara dengan Ganes ". Putus Ibu.
Keduanya saat ini sedang berusaha menguatkan hati atas keputusan besar yang Mereka ambil demi masa depan Ganes yang lebih baik.
Selama ini, Ganes sangat Mereka manjakan. Apapun keinginannya tidak pernah tidak dituruti. Mungkin itulah yang membentuk Ganes sekarang.
Memang, Anaknya itu tidak berkelakuan menyimpang seperti perkelahian dan bullying atau hal yang membahayakan orang lain. Namun Ganes terlihat seperti mengabaikan pendidikan nya. Jika mendengar dari cerita Sanjaya, yang merupakan Guru Ganes, maupun dari Ganes sendiri, Anak itu sering mendapatkan hukuman, dengan berbagai alasan. Seperti tidur di kelas, tidak mengerjakan PR, terlambat masuk ke kelas karena banyak ngobrol di kantin, dan pernah yang lebih parah Ganes pernah bolos sekolah bersama teman - temannya, hanya Demi bisa menonton konser girl band korea yang saat itu sedang world tour di Indonesia.
Jika Ganes tidak dibimbing dengan benar, Kedua orang tua itu khawatir, Ganes lulus sekolah dengan kosongan, alias tidak menghasilkan apapun. Jika masih bersama orang tuanya, Ganes tidak akan pernah berubah.
.
.
.
Bersambung ☺️