Alesia seorang gadis remaja yang baru saja merayakan hari jadinya ya Ke Delapan belas tahun bersama teman - temannya di sebuah bar ternama.
Tidak sengaja terbentur kursi saat tersandung dan langsung tak sadarkan diri.
Setelah beberapa saat alexia sadar dan perlahan membuka matanya.
Dan sangat terkejut setelah melihat sekeliling, karena setelah ia membuka matanya dia sudah berada di rumah sakit.
Yang lebih mengejutkan lagi saat dia tak sengaja melihat kalender yang ada di ruangan itu.
" Apa dua ribu dua puluh lima, bukanlah masih tahun dua ribu dua puluh yang benar saja masa aku pingsan selama itu "
penasaran dengan kisahnya yuk langsung mampir saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama putri01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Setelah beberapa saat akhirnya Xia kembali sadar dan membuka matanya perlahan.
" Uuuggghhh, shiiittt... " sambil masih memegang kepalanya yang masih terasa pusing.
lalu Xia kembali mengedarkan pandangannya kali aja yang baru ia alami hanya mimpi tapi ternyata tidak, semuanya masih sama seperti saat Xia bangun tadi.
" Masih di sini huuuaaaa ternyata memang bukan mimpi " jerit Xia meringis melihat semuanya.
" Apakah benar seperti itu dok? " tanya seseorang pada seseorang yang berpakaian khas dokter itu.
" Benar Pak Brian, saya tidak bisa memastikan apa ini bersifat sementara atau permanen, tapi yang jelas saya tidak bisa menentukan kapan ingatan nyonya bisa kembali seperti semula " ucap dokter itu lagi.
" Haah, baiklah " kata Brian mendesah mendengar perkataan dokter itu.
" Baiklah Pak Brian, saya permisi dulu, anda bisa membantu untuk penyembuhan istri anda dengan mengatakan beberapa ingatan yang ingin beliau ingat, permisi " ucap dokter itu.
" Mm, baiklah terimakasih dokter " sahut Brian.
Lalu dokter itu keluar dan Brian kembali meliat Xia yang masih ter bengong mendengar pembicaraannya dengan dokter tadi.
" Apa yang dokter katakan, memangnya aku kenapa? " tanya Xia.
" Haah " Brian mendesah lalu berjalan menghampiri Xia dan duduk di sebelahnya.
" Apa kamu sungguh tidak ingat siapa aku? " tanya Brian lagi memastikan.
" Aku ingat, dan aku tahu kamu Brian kan seorang pria terpopuler di kampus kita " jawab Xia
" Hanya itu, lalu kamu ingat siapa aku bagimu? " tanya Brian lagi kali ini sambil menatap mata Xia untuk mencari kebenarannya.
" Memangnya siapa, kita bukan siapa-siapa kan, memang aku sempat akan mengungkapkan perasaan ku padamu, tapi belum sempat kakiku tersandung dan kepalaku terbentur kursi, setelah itu aku tidak ingat apapun lagi " jawab Xia.
" jadi kamu hanya ingat sebelum kejadian terbentur kursi di bar itu saat kamu berusia delapan belas tahun ? " tanya Brian lebih memastikan lagi.
" Hmm, memangnya apa yang sudah terjadi sebenarnya, yang aku tahu sebelum aku pingsan aku sempat melihat mu menolong ku dan setelah itu aku langsung tak sadarkan diri, setelah bangun sudah begini saja keadaannya, apa kamu bisa jelaskan Brian " kata Xia yang begitu sangat penasaran
Brian mengangguk mengerti.
" Bolehkah aku berharap kamu akan terus seperti ini Xia " dalam hati Brian bergumam sambil terus memperhatikan Xia.
Xia yang di tatap seperti itu lansung tersipu malu, jantung Xia berdebat kencang perasaan Xia tidak menentu, sangat bahagia yang Xia rasakan karena bisa berhadapan langsung dengan pria pujaannya selama ini.
" Ya Tuhan, Brian bertambah tampan saja dengan penampilan seperti ini, lebih dewasa lebih menggoda saja aaaaa " jerit Xia dalam hati saking senangnya berhadapan langsung dengan pria yang disukainya.
Setelah memperhatikan kondisi Xia sudah lebih baik Brian bersiap untuk pulang.
" Ya sudah, sekarang bersiap kita pulang, dokter juga sudah mengijinkan jadi kamu sudah boleh pulang " ucap Brian dingin, karena memang sebelumnya juga sudah bersikap seperti itu.
Mendengar itu Xia hanya bisa mengangguk.
" Ya ampun, ternyata dia masih saja dingin, ku kira setelah penampilannya berubah sifatnya juga berubah, eh ternyata tidak. Tapi tetap saja aku menyukainya aaaa" kata Xia dalam hati dengan senangnya menuruti perkataan pria pujaannya itu.
Dan baru saja Xia dan Brian bersiap untuk pulang, Tiba-tiba pintu ruang rawat itu terbuka, lalu masuk seorang pria yang lumayan tampan, tapi masih lebih tanpan Brian bagi Xia.
" Xia, kamu baik - baik saja, dimana yang sakit cepat katakan padaku ? " tanya orang itu yang langsung menghampiri Xia.
Melihat itu Brian mendengus kesal dan membiarkan saja.
Xia yang di tanya seperti itu sangat bingung.
" Siapa kamu, kenapa kamu sembarangan memegang ku minggir jangan dekat - dekat " ucap Xia yang memang tidak mengenal orang itu.
Mendengar itu kedua lelaki itu sangat terkejut.
" Kamu kenapa berkata seperti itu sayang, apa kamu tidak mengenalku aku ini kekasih mu " ucap lelaki itu.
" Menjauh dari istriku " ucap Brian yang sangat tidak suka mendengar semua itu.
" Apa... " ucap Xia yang begitu sangat terkejut.
" Sejak kapan aku jadi kekasihnya, ih yang benar saja, seenaknya saja manggil sayang huuh " kata Xia dalam hati merasa sangat kesal dengan pria itu.
Sambil menatap Brian minta penjelasan, sedangkan Brian yang di tatap seperti itu langsung mengangkat bahunya tidak perduli.
Melihat itu membuat Xia jadi kesal.
" Eh seenaknya saja kamu bilang sayang, sejak kapan aku jadi kekasihmu, pergi sana aku mau pulang " usir Xia yang sangat kesal dengan pria itu.
" Kenapa kamu jadi seperti ini sayang, kamu tidak ingat siapa aku, aku ini Dimas kekasih kamu masa kamu lupa sih " ucap pria itu tidak Terima.
" Cukup aku tidak perduli, yang jelas aku tidak mengenalmu, jangan sembarangan memanggilku seperti itu, minggir " kata Xia yang sangat emosi dan langsung berdiri.
" Ayo Brian kita pulang " ajak Xia yang langsung memegang tangan Brian lalu membawanya pergi meninggalkan Pria itu yang masih bingung dengan perusahaan Xia.
Brian yang terkejut dengan perubahan sikap Xia langsung mengiyakan saja, lalu dengan patuh mengikuti Xia pergi.
" Kamu kenapa Xia, apa kamu hilang ingatan masa iya sih, masa hanya gara - gara terjatuh di kamar mandi bisa langsung hilang ingatan, tidak mungkin, pasti hanya pura - pura saja karena ada Brian tadi, yah pasti begitu " kata pria itu mengerti lalu juga langsung pergi menyusul Xia dan Brian pergi.
Sesampainya di mobil Xia bertambah bingung melihat suasana banyak berubah tidak seperti yang dia ingat sebelumnya.
" Brian hehehe, kita mau pulang kemana? " tanya Xia yang masih bingung.
" Pulang ke rumah, cepat masuk " jawab Brian dengan dinginnya dan langsung membuka pintu mobil yang ada di depannya.
Xia mengangguk dan bersiap mau masuk ke dalam mobil itu, tapi tidak jadi karena pria tadi memanggil dan menghentikannya.
" Tunggu Xia, sebaiknya kamu ikut dengan ku " ucap pria itu.
Mendengar itu wajah Brian langsung berubah menjadi merah karena menahan amarahnya.
" Apa sih, kenapa aku harus ikut denganmu, minggir aku tidak mengenalmu " sahut Xia yang juga kesal.
" Tapi Xia " ucap pria itu langsung terhenti karena di dorong Brian saking marahnya.
" Minggir aku mau masuk " ucap Xia juga yang sungguh tidak perduli lalu langsung masuk ke dalam mobil itu.
" Xia Xia... " panggil orang itu yang terus mengetuk pintu mobil yang du tumpangi Xia.
Brian yang melihat itu tidak perduli setelah Xia masuk mobil, Brian juga langsung masuk kedalam mobilnya itu duduk di sebelah Xia.
" Jalan pak " perintah Brian dan langsung di anggukan supir mobil itu.
Langsung saja mobil itu melaju dan meninggalkan pria itu yang terus memanggil Xia.
" Brengsek, awas kamu Xia seenaknya saja meninggalkan ku, aku tidak akan memaafkanmu, biar kamu berlutut memohon aku akan tetap marah, sampai kamu memohon - mohon sampai aku puas baru ku maafkan, lihat saja nanti " ucap pria itu yang marah melihat kepergian Xia.
Sedangkan Xia yang berada di dalam mobil tidak perduli, karena ia terus memperhatikan suasana kota yang sedikit berubah tidak seperti yang dia lihat sebelumnya.
Brian yang melihat Xia hanya diam saja merasa sedikit bersalah tapi tidak tahu harus berkata apa, dan mengira Xia marah juga padanya.
Dan mereka berdua hanya sama - sama diam dengan pikiran masing-masing dalam perjalanan pulang.