JODOH LIMA LANGKAH

BEBERAPA HARI KEMUDIAN.

Irfan yang sedang memanaskan mobil melihat Rara yang sedang membeli bubur di depan rumahnya.

" Ra "

" Eh Mas Irfan, ada apa? " Tanya Rara

" Nanti aku titip caca ya, soalnya Mas mau pergi ke luar kota beberapa hari " Kata Irfan

" Iyah Mas siap, lagian aku juga masih libur paling lusa mulai masuk kerja lagi " Jawab Rara santai

Irfan mengambil dompet lalu memberikan kartu kepada Rara " Ini kamu peganglah, kamu bisa gunakan untuk keperluan kamu dan juga caca " Kata Irfan " Sekalian buat bayar-bayar persiapan pernikahan kita " Lanjut Irfan

Rara langsung tersenyum dan mengambil kartu kredit itu " Iyah mas, aku akan gunakan sebijak mungkin " Balas Rara.

Bukan rara matre ya cuman rara hanya ingin menghargai pemberian calon suami, lagian rara akan menggunakan kartu ini dengan sebijak mungkin.

" Yaudah kalo gitu, aku berangkat dulu " Pamit irfan.

" Iyah mas, hati-hati di jalan ya dan cepat pulang " Ucap Rara tersenyum manis kepada irfan.

Setelah berpamitan irfan langsung pergi dengan menggunakan mobil miliknya.

Rara melihat kepergian mobil irfan yang semakin jauh " Cie.. Calon suaminya dah pergi tuh neng, masih mau di tatap " Goda mang bubur.

" Calon suami aku ganteng kan mang " Kata Rara

" Ganteng neng, apa lagi udah ngasih nafkah " Balas mang bubur.

Para tetangga memang sudah tau perihal Rara yang akan menikah dengan Irfan, jangankan tetangga tukang sayur pun bisa tau.

Rara langsung menoleh ke mang sayur " Jangan iri ya mang hahaha.. " Canda rara yang langsung membayar bubur dan masuk kedalam rumah.

Tidak hanya pagi Rara yang manis, pagi di rumah riki pun cukup manis. Bagaimana tidak! Riki berubah menjadi pria yang perhatian kepada Dewi bahkan Riki juga sampai rela memijat kaki dewi sampai dewi tertidur lelap.

" Dewi ini jus yang kamu minta, tadi ibu tidak bisa membuatnya makanya aku sendiri yang buat " Kata Riki yang memberikan segelas jus kiwi kepada Dewi.

" kalian memang harus saling bantu " Bukannya memuji atau berterimakasih Dewi malah berkata ketus " Cari kerjalah mas, aku gak mau ya terus-terusan jadi mesin ATM kalian " Hardik Dewi.

" Iyah sabar, ini juga kan sedang usaha " Balas Riki

" Sabar, sabar.. Terus aja bilang sabar, selama aku menikah dengan kamu, kamu belum pernah ngasih nafkah sekalipun " Keluh Dewi sambil memakai sepati hak tingginya " Dah lah, aku berangkat sekarang " Dewi langsung pergi dengan menggunakan mobil miliknya.

Pagi ini Dewi akan pergi ke sebuah hotel yang dimana pria bayarannya sudah menunggu.

iya Dewi sudah membuat janji dengan pria bayarannya di sebuah hotel, dewi tidak bisa datang ke kosannya karena kekasih pria itu sudah datang dari kampung.

Walaupun begitu tidak membuat Dewi hilang akal untuk bercumbu kasih dengan pria bayarannya.

" Lama menunggu "

" Lumayan " Pria itu langsung mencium bibir Dewi dan membawa Dewi untuk masuk kedalam kamar hotel.

Dewi masuk kedalam kamar hotel yang masih rapih " Apa semalam kamu tidak tidur di sini? " Tanya Dewi yang duduk di atas tempat tidur.

" Mana berani aku tidur sendiri di sini, kecuali bersama kamu " Pria itu m3lum3t b1b1r Dewi dengan rakus dan mendorong tubuh Dewi ke belakang agar permainan mereka langsung di mulai.

" Kamu tidak sabaran banget "

" Aku tidak sabar menginginkan kamu " balas pria itu.