Asih begitu mencintai Rahmat, sampai sang biduan yang begitu terkenal dengan suara indahnya itu rela menyerahkan mahkotanya kepada pria itu. Sayangnya, di saat ada biduan yang lebih muda dan geolannya lebih aduhay, Rahmat malah berpaling kepada wanita itu.
Saat tahu kalau Asih mengandung pun, Rahmat malah menikahi wanita muda itu. Asih tersingkirkan, wanita itu sampai stres dan kehilangan calon buah hatinya.
"Aku akan membalas perbuatan kamu, Rahmat!"
Bagaimana kehidupan Asih setelah mengambil jalan sesat?
Gas baca, jangan ketinggalan setiap Mak Othor update.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Bun, kayaknya kok aku pengen pergi ke kampung untuk menemui kakek dan juga nenek."
Bu Lurah, Rahmat, pak Lurah dan juga Mirna sedang makan malam bersama. Rahmat tiba-tiba saja nyala tok ingin pergi ke kampung halaman kakek dan juga neneknya, bu Lurah langsung menolehkan wajahnya ke arah sang putra.
"Boleh, Nak. Kebetulan Bunda juga sudah kangen banget sama mereka, besok kita langsung pergi ke kampung aja."
"Eh? Kok asal pergi aja? Ayah lagi ada kerjaan loh," ujar Pak Lurah.
Masa jabatannya tinggal satu bulan lagi, dia harus bekerja dengan baik agar di pemilihan selanjutnya dia akan terpilih kembali menjadi lurah. Kalau sekarang tiba-tiba pulang kampung, yang ada nanti dia tidak akan dipercaya lagi untuk menjadi Lurah setempat.
"Kangen banget soalnya, Yah. Ayah gak usah ikut karena lagi kerja, Bunda bisa pergi sama Rahmat."
"Loh! Aku gak diajak?" tanya Mirna.
"Kamu itu lagi hamil muda, gak usah ikut. Di rumah aja, bukannya aku nggak mau ngajak. Tapi kampung nenek itu jauh banget jaraknya dari sini," jawab Rahmat.
"Ya udah iya," jawab Mirna sambil melirik Pak Lurah dengan ekor matanya.
Keesokan harinya Rahmat dan juga bu Lurah berpamitan untuk pulang kampung, selepas kepergian keduanya Mirna dengan tidak sabarnya mengajak pak Lurah untuk masuk ke dalam kamar.
"Sabar, Mir. Banyak cctv, aku periksa dulu."
Pak Lurah dengan cepat memeriksa CCTV yang dulu dipasang oleh dirinya dan juga istrinya, tetapi ternyata tidak ada CCTV yang terpasang di rumah itu.
"Loh! Kok nggak ada CCTV ya?"
Karena penasaran akhirnya pak Lurah menelpon istrinya, bu Lurah menjawab kalau cctv-nya sudah dia buang karena rusak. Bu Lurah belum sempat memasang CCTV lagi, masih sibuk ngurus pekerjaannya.
"Tuh kan' gak usah takut, cctv-nya juga nggak. Kita bebas, mau di mana?" tanya Mirna dengan genit.
"Di kamar kamu aja, di kamar aku ada aroma wanita tua."
Dia tertawa lalu mengajak Mirna untuk masuk ke dalam kamar Rahmat, tentunya tidak perlu dijelaskan apa yang dilakukan oleh keduanya. Mereka bergulat dengan sangat panas, Mirna bahkan tidak memedulikan kandungnya.
Hal itu tentunya bisa disaksikan oleh Rahmat dan juga bu Lurah, kini keduanya sedang berada di rumah milik bu Lurah yang lainnya. Keduanya hanya beralasan pulang kampung untuk mengumpulkan bukti.
"Astaghfirullah!" ujar Bu Lurah hampir pingsan melihat kejadian ini.
Berbeda dengan Rahmat yang langsung mual muntah karena begitu jijik dengan apa yang dilakukan oleh Mirna dan juga ayahnya, dia sungguh tidak menyangka jika wanita yang dia pilih merupakan wanita bejat.
"Bunda sudah salah merestui kamu, Nak."
"Tak apa, Bun. Nasi sudah menjadi bubur," ujar Rahmat.
Keduanya sedang bersedih dan juga marah, berbeda dengan Asih yang saat ini begitu semangat karena bisnis yang dia rencanakan sudah mulai berjalan.
Penginapan impiannya sudah mulai dibangun, dia juga kini sudah membuat kedai di alun-alun kota. Kedai yang menyediakan makanan kekinian dan juga minuman kekinian.
Asih kini sedang berada di kedai miliknya, Dia sedang membantu pelayan yang bekerja di kedai miliknya itu. Walaupun kedainya tidak besar, tetapi Asih memiliki 5 karyawan di kedainya. Dari mulai buka kemarin, kedainya langsung ramai dengan pengunjung.
"Permisi, Mbak Cantik, saya mau pesan."
Seorang pria tampan menghampiri Asih, terlihat sekali jika pria itu begitu menyukai Asih. Dari cara berbicara sampai menatap Asih sangat lain, sepertinya pria itu terpikat dengan susuk yang digunakan Asih.
"Boleh," jawab Asih yang langsung menyebutkan menu apa saja yang ada di sana.
Pria itu memesan banyak sekali makanan dan juga minuman, bukan hanya untuk dia saja, tetapi juga untuk dia bagi-bagikan kepada pengemis yang ada di sekitaran sana.
Setelah hari itu, pria bernama Ahmad itu sering datang ke kedai Asih. Pria itu benar-benar kesengsem oleh susuk pemikat yang dipakai oleh Asih, dia dalam setiap harinya akan mengirimkan bunga dan juga barang-barang yang biasa disukai oleh wanita.
"Nggak usah kirim lagi, saya gak suka."
Asih tidak suka karena takutnya nanti akan ada orang yang menilainya sebagai wanita matre, karena saat ini pria yang bernama Ahmad itu datang dengan membelikan kalung berlian untuk dirinya.
Setelah dia mencari tahu, ternyata pria itu merupakan pengusaha emas dari kampung sebelah. Pria itu gencar sekali mendekati dirinya, Asih tak suka.
"Tapi saya serius suka sama kamu, makanya saya ngasih barang-barang ini semua untuk kamu." Pria itu berkata dengan matanya yang tidak berkedip, selalu saja betah menatap mata Asih.
Dia juga selalu suka menatap bokong Asih ketika wanita itu berjalan, sepertinya pria bernama Ahmad itu benar-benar tergila-gila kepada Asih karena susuk pemikat yang digunakan oleh wanita itu.
Setelah Asih menggunakan susuk pemikat, memang banyak pria yang begitu terpesona kepada dirinya. Namun, baru kali ini ada yang mengejar dirinya seperti orang gila.
Pagi ini bahkan Ahmad datang ke rumahnya dan menghadiahi Asih mobil mewah, Asih berusaha untuk mengembalikan mobil itu, tetapi pria itu berkata itu sudah menjadi hak Asih.
"Ya ampun, pria itu sudah gila. Aku tak mau diperlakukan seperti ini, gak nyaman."
Keesokan harinya bukan hanya Ahmad saja yang datang untuk mengejar Asih, tetapi ada pemilik pabrik kayu yang datang untuk melamar wanita itu.
Seorang duda yang usianya sudah matang, tampan dan sudah memiliki seorang anak. Namun, Asih tak mau. Ada juga pemilik toko perhiasan yang datang, dia berkata akan menjadikan Asih sebagai istri kedua. Wanita itu semakin frustasi di buatnya.
"Sepertinya aku harus lepas susuk saja, aku tak mau dikejar-kejar banyak lelaki seperti ini. Besok aku akan pergi ke rumah mbah Jarwo," ujar Asih.
Esoknya Asih benar-benar pergi ke rumah dukun yang dulu memasangkan susuk berlian kepada dirinya, tetapi Asih harus menelan pil pahit karena ternyata orang yang memasangkan susuk kepada dirinya itu sudah meninggal dunia.
"Seriusan sudah meninggal?" tanya Asih pada salah satu warga yang ada di sana.
"Iya, dua hari lalu."
Asih langsung lemas mendengar apa yang dikatakan oleh warga tersebut, dia belum melepas susuk pemikat yang dia pasang. Namun, orang yang memasangkan susuk itu sudah tiada.
"Padahal saya datang untuk melepas susuk," ujar Asih.
"Pas lagi masangnya nanya nggak pantangannya apa yang bisa membuat susuk itu lepas sendiri?"
"Nggak!" jawab Asih.
"Harusnya Mbak nanya, atau mungkin coba aja memakan makanan yang biasanya akan menjadi peluntur."
"Eh? Makan makanan seperti apa?"
"Biasanya ada beberapa makanan yang akan membuat susuk pemikat luntur, seperti daun kelor, sate, pisang mas dan banyak lagi lainnya. Coba aja makan salah satunya, siapa tau susuknya lepas."
"Oke," ujar Asih.
Wanita itu memutuskan untuk pulang, tentunya sebelum pulang ke rumah dia membeli makanan yang katanya bisa melunturkan susuk pemikat.
Malam harinya dia langsung memakannya karena sudah tidak ingin lagi dikejar-kejar banyak pria, tetapi sayangnya susuk pemikat yang dia pasang itu tidak luntur sama sekali.
"Ya ampun! Aku bisa gila!" ujar Asih kesal karena susuknya tak lepas, padahal semua makanan yang disebutkan sebagai pantangan susuk pemikat sudah dia makan.
Asih mengacak rambutnya, dia bahkan sampai menangis karena bingung harus apa. Di saat dia sedang menangis, Asih mendengar seperti ada yang membuka pintu rumahnya dari belakang.
"Siapa?!" teriak Asih.
semangat thor 💪💪
eh, sekarang dia malah jadi gundik suamimu.... wkwkwkwkwkwk... maaf ketawa... habisnya Nggak tahan banget sih... karma itu Bu... dimulai satu persatu... dan bakal dibayar mencicil...
Sasimo... sana sini mau...
bahkan sekarang lagi selingkuh sama suami kamu Bu...
tapi aku salut sama Rahmat dia bisa berubah gitu... tambah dewasa aja...
kirain tahu bapak sama istrinya selingkuh, dia makin belangsak... ternyata malah jadi good boy...
sepandai-pandainya orang menyimpan bangkaiii....pasti baunya akan tercium juga...
jadi kalian berdua siap-siap aja digorok ya ... karena wanita yang sakit hati rela ngelakuin apa aja Lo... nggak mikirin sebab akibat lagi... nggak mikirin dosa lagi...
jangan merasa diatas angin... entar juga bakal terungkap perselingkuhan kalian itu...
gimana pak lurah Nggak tunduk sama istri, orang semua harta kekayaan itu milik sang istri... dia cuma mokondo numpang hidup.. parasit. pantesan anaknya juga begitu... orang bibitnya juga begini...
andaikan pak lurah nggak begini, mungkin Rahmat juga nggak begitu...
semangat thor 💪💪