NovelToon NovelToon
Dibalik Tirani Pernikahan

Dibalik Tirani Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Tukar Pasangan / Selingkuh / Balas Dendam
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Rama dan Ayana dulunya adalah sahabat sejak kecil. Namun karena insiden kecelakaan yang menewaskan Kakaknya-Arsayd, membuat Rama pada saat itu memutuskan untuk membenci keluarga Ayana, karena kesalahpahaman.

Dalih membenci, rupanya Rama malah di jodohkan sang Ayah dengan Ayana sendiri.

Sering mendapat perlakuan buruk, bahkan tidak di akui, membuat Ayana harus menerima getirnya hidup, ketika sang buah hati lahir kedunia.

"Ibu... Dimana Ayah Zeva? Kenapa Zeva tidak pelnah beltemu Ayah?"

Zeva Arfana-bocah kecil berusia 3 tahun itu tidak pernah tahu siapa Ayah kandungnya sendiri. Bahkan, Rama selalu menunjukan sikap dinginya pada sang buah hati.

Ayana yang sudah lelah karena tahu suaminya secara terbuka menjalin hubungan dengan Mawar, justru memutuskan menerima tawaran Devan-untuk menjadi pacar sewaan Dokter tampan itu.

"Kamu berkhianat-aku juga bisa berkhianat, Mas! Jadi kita impas!"

Mampukah Ayana melewati prahara rumah tangganya? Atau dia dihadapkan pada pilihan sulit nantinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 26

Bik Sumi berjalan tergopoh-gopoh sambil memanggil Nona mudanya itu.

"Non... Non cari Aden ya?"

Ayana menoleh, menatap Bik Sumi dengan dahi berkerut. "Iya, Bik! Ini, Mas Rama minta di buatin omlet ama sambel, tapi kok orangnya nggak ada. Kemana sih?!" kesalnya.

Bik Sumi tersenyum, "Itu, Non... Non di minta nganterin sarapan Aden ke kantor! Aden tadi nggak sempet sarapan, karena masih emosi."

Ayana mengangguk mengerti.

"Tapi aku nggak tahu dimana alamat kantornya Mas Rama, Bik?"

"Ini, nanti Bibi kirimkan alamatnya. Sudah cepetan Non siap-siap ke sana."

Ayana mengangguk, lalu segera memindahkan masakannya itu pada rantang kecil dan di masukan kedalam tas bekal.

*

*

Glek!

Glek!

"Milya... Buka pintu kamarnya...." teriak Bu Anita sambil sesekali mengayunkan handle pintu kamar putrinya.

Sementara didalam, Mika mondar mandir ketakutan, sebab tadi ia mendengar jika Ayana malah menyebut namanya dalam masalah tadi.

"Milya ... Keluar!" bentak kembali Bu Anita.

Dengan terpaksa gadis berusia 18 tahun segera membukakan pintu dengan wajah paniknya.

"Ma-Mah... Ada apa ya?" Milya mencoba memaksakan senyumnya. "Ini Milya mau siap-siap berangkat sekolah kok!"

Bu Anita menatap wajah Putrinya penuh telisik. Lalu ia melipat lenganya didada, "Benar, kamu yang sudah ngambil uang Mamah?" tanyanya penuh tatapan intimidasi.

Milya menelan ludah kasar. Wajahnya mendadak pucat, bingung harus berkata apa. Namun tak lama itu ia menatap kearah paperbag diatas nakas. "Mah, maafin Milya, ya! I-itu... Soalnya temenku pada beli jam merk xxx keluaran terbaru. Jadi, aku diem-diem ambil uang Mamah deh," ucapnya sambil tertunduk,

"Milya... Seharusnya kamu bilang aja sama Mamah! Nggak perlu pake acara-acara nuduh si Babu itu. Mamah jadi berantem 'kan sama Masmu!" Bu Anita mengusap bahu putrinya. "Ya udah, kamu cepetan berangkat, nanti keburu telat!"

Milya hanya mampu menyembunyikan senyum leganya. Setelah itu ia segera keluar berangkat sekolah.

******

PT. JAYANTAKA ABADI

Ayana hampir tak berkedip melihat bangunan megah menjulang ada didepan matanya.

3 tahun lebih menjadi istri Rama, baru kali ini Ayana di pinta datang ke perusahaan langsung oleh suaminya sendiri. Dan, hal itu mampu membuat jantung Aya berdetak kuat, namun sorot matanya begitu bahagia.

Aya berjalan masuk dengan penampilan apa adanya, sambil menenteng tas bekal untuk suaminya nanti.

"Duh... Ini aku harus masuk kemana ya? Aku tanya resepsionis aja lah," gumam batin Aya yang tadi sempat berhenti di teras lobi.

Ayana sudah masuk. Ia kini berdiri canggung dihadapan dua wanita cantik di balik meja bundar.

"Maaf, Mbak... Ruanganya Mas Ram- eh... Pak Rama dimana ya?" Ayana menutup mulutnya sendiri, karena hampir saja ia salah menyebut panggilan suaminya.

"Mbak Ayana, ya?" tebak salah satu wanita berjilbab coklat.

Ayana mengangguk, "Benar, kok Mbaknya tahu?"

"Pak Rama sudah menitipkan pesan kepada Anda," kata petugas resepsionis itu.

Ayana sedikit berpikir, "Oh... Jadi Mas Rama udah titip pesan ya? Syukurlah!" batinya merasa lega.

"Ruangan Pak Rama ada di lantai 5, Mbak! Anda pasti Pelayannya, ya?" celetuk wanita yang tak memakai jilbab. Ia tersenyum, sebab memang pegawai Rama tidak tahu siapa Ayana sebenarnya.

Ayana terpaksa mengangguk dengan perasaan berat. Rasanya lebih menyulitkan walau sekedar menelan ludah saja.

"Ya sudah, saya masuk dulu, Mbak... Terimakasih!" Pamitnya.

Dan ketika di dalam lift, Ayana tampak menatap penampilannya dari pantulan kaca lift. Pikiran Aya mendadak kalut. Ia merasa, mungkin saja pesan yang di tinggalkan Rama mengandung kata 'Pelayan' yang di tujukan untuknya.

Celana jeans hitam, kaos yang dilapisi kemeja terbuka itu, dan rambut yang hanya di kuncir kuda tanpa make up apapun, jelas menunjukan siapa seorang Ayana sesungguhnya.

"Mereka nggak salah, Kok! Aku memang seorang pelayan. Beda jauh sama mereka-mereka semua," gumam Ayana tersenyum kecut.

Ting!

Setelah beberapa menit, lift itu terbuka sendiri.

Ayana mengedarkan pandangan, dan seketika senyumnya terbit, kala melihat ruangan Wakil Presdir paling ujung.

Sebelum masuk, Ayana harus melewati ruangan Sekertaris Rama terlebih dulu. Dan di sudut ruangan itu terdapat juga ruangan terbuka untuk para karyawan bagian pemasaran.

Begitu Ayana lewat, tampak beberapa karyawan suaminya menatap penuh intimidasi, sebab mereka semua merasa asing dengan dirinya.

Namun Ayana tidak menghiraukan itu. Ia pasang wajah cadasnya, dan langsung berniat masuk sambil menarik handle pintu ruangan Rama.

"Eh, eh, eh... Main masuk aja! Siapa kamu?"

Ayana urungkan niatnya untuk masuk. Ia terpaksa membalikan badan, menatap malas wanita cantik didepannya kini.

"Saya mau nganterin Pak Rama sarapan, Mbak! Salah kalau saya masuk? Lagian, Pak Rama sudah berpesan pada resepsionis di depan!" cetus Ayana.

"Kamu kok nyolot gitu, sih?! Kamu nggak tahu siapa saya?" Nadia menajamkan mata, sambil melipat tanganya ke dada.

Hah!

Ayana lagi-lagi mendesah dalam. Ia tampak jenuh dimana-mana harus bertemu modelan wanita angkuh seperti wanita didepannya itu.

"Saya nggak tahu Anda, dan saya juga nggak ingin tahu siapa Anda. Saya datang ke sini cuma mau nganterin sarapan buat Pak Rama!" balas telak Ayana.

"Ya udah, kalau begitu sini, biar saya yang anterin!" Nadia bermaksud merebut tas bekal yang di bawa Ayana, namun tiba-tiba...

"Nadia!"

Sentak seorang pria yang tak lain adalah Deril. Pria itu menghempas lengan Nadia dengan sorot tajamnya. Setelah itu Deril menatap Ayana.

"Silahkan masuk, Mbak... Tuan sudah menunggu sarapannya!"

Ayana mengangguk canggung. Ia segera masuk kedalam begitu saja.

"Deril, kamu apa-apaan sih?! Main hempas-hempas aja, sakit tahu!" kesal Nadia meantap jengah.

Deril yang sudah tahu semua tentang rumah tangga Tuannya, hanya dapat menggeleng kepala lemah, melihat sikap arogan partner kerjanya itu.

Tanpa banyak bicara, ia melenggang begitu saja dari hadapan Nadia.

Sementara didalam ruangan,

Ayana tampak lega selamat dari wanita yang menurutnya agak gila itu.

Huft

"Akhirnya bisa lepas dari-"

Dan ketika ia berbalik, seketika...

Awww!!!

"Mas Rama, ngangetin aja sih? Ngapain coba berdiri di sini kaya patung manekin?! Hampir aja copot jantung saya," gerutunya sambil mengusap dadanya.

Rama hanya terseyum tipis seraya mengadahkan tanganya, "Mana sarapan saya?"

"Ini... Ya udah kalau begitu saya pulang-"

Eitssss!

"Mau kemana?" Rama menarik lengan Ayana hingga wanita cantik itu menatap dada bidangnya.

"Ma-mas... Saya 'kan sudah antarkan sarapannya... Lal-lalu saya mau apalagi?" ucap Ayana terbata. Ia segera melepaskan tubuhnya, merasa canggung dengan kedekatan itu.

Tanpa banyak bicara, Rama langsung menarik lengan istrinya, "Temani saya sarapan!"

Huh!

Ayana hanya bisa pasrah, lalu segera menyiapkan menu sarapan sederhana itu diatas meja.

Telur omlet, sambel bawang, dan juga kopi hitam tanpa gula, kini sudah menemani menu sarapan pagi Rama.

Aroma sambel bawang itu menyeruat, dan semakin menambah semangat makan Rama bertambah dua kali.

Baru saja Rama akan menyendokan nasi pada mulutnya, tiba-tiba...

Tok!

Tok!

"Siapa sih, ganggu orang makan aja!" gerutu Rama sambil meletakan kembali sendoknya. "Masuk!"

Ceklek!

Deril muncul dibalik pintu dengan wajah cemasnya.

"Ada apa, Deril?"

"Tuan, Mbak Mawar sudah ada di depan! Dia mau masuk kesini," bisik Deril setelah mendekat.

Ayana rupanya mendengar apa yang di ucapkan Asisten muda itu. "Apa? Mbak Mawar mau datang kesini? Ya Allah... Ini konsepnya seperti apa? Aku yang istri sah, apa harus seperti selingkuhan yang sembunyi-sembunyi terus?!" dada Ayana terasa sesak seketika.

Rama hanya mengangguk paham. "Biarkan saja," balasnya sambil melirik kearah Ayana yang kini mendadak sendu.

Deril pamit keluar.

Ayana tetiba bangkit, "Mas... Aku pulang aja! Mbak Mawar akan datang 'kan? Dia bisa menemani Mas Rama sarapan," ucapnya tanpa mau menatap.

Rama juga bangkit, ia berjalan mendekat kembali menarik lengan Ayana.

Dan tiba-tiba, pintu terbuka.

Ceklek!

"Pagi, Saa....yang" Kalimat Mawar menggantung melihat Ayana ada didalam, dan Rama tampak menahan tangan itu.

Ayana menarik tangannya. Wajahnya tenang, namun sorot mata itu tidak dapat berbohong jika rasanya sangat sakit.

"Rama... Kok ada Ayana disini?" Mawar mengerutkan dahi, berjalan menghampiri kekasihnya sambil melirik kearah Ayana.

"Mbak Mawar jangan salah paham. Saya hanya mengantarkan sarapan untuk Pak Rama," sahut Ayana tanpa mau menatap.

Mawar berjalan mendekat kearah Ayana. Ia menatap intimidasi secara bergantian dua orang didepannya. "Rama... Jelaskan kenapa tadi kamu memegang lengan Ayana?!"

Rama terdiam beberapa detik. Ia menatap kearah Ayana kembali. Ia tahu, pasti Istrinya itu tengah terluka. Namun, ia tidak mungkin membongkar identitas hubungannya dengan Ayana saat itu juga.

"Mawar, aku hanya ingin mengembalikan tas bekal Ayana. Dia mau pulang, dan tasnya ketinggalan. Jadi ya... Aku tahan sebentar!" Rama mencoba tersenyum paksa sambil mengambil tas bekal tadi.

Setelah itu ia menyerahkan tas itu pada Ayana.

Ayana memalingkan wajah sambil menerima tas bekal itu. Di tengah rasa sesak itu, ia hanya mampu berkata, "Saya permisi!"

Rama hanya dapat menatap nanar kepergian istrinya. Wajah itu tertunduk, hingga kepalan tangan yang semula erat, harus terlerai dengan sendirinya.

"Sayang... Emangnya kamu minta sarapan apa sih?" Mawar menepuk bahu kekasihnya.

Dan begitu ia menoleh keatas meja kaca itu, sontak saja kedua matanya terbuka. "Astaga, Rama... Sambel bawang sama telur ajah? Kamu yakin mau sarapan menu ini? Nggak deh ya, mending kamu buang saja, karena aku udah masakin kamu spageti dan jus apel tanpa gula kesukaanmu!"

Baru saja Mawar akan membuang makanan buatan Ayana, tiba-tiba suara Rama memekik kuat.

"Jangan di buang!"

Mawar menoleh tak percaya.

"Sayang... Sejak kapan kamu suka menu seperti ini? Ini pedas, loh? Nanti kalau perut kamu sakit gimana? Dan... Dan pasti semua ini nggak higenis!" bantahnya kembali.

Dengan sikap dinginya, Rama langsung saja menjatuhkan tubuhnya diatas sofa kembali, dan mulai memakan masakan Ayana meskipun terasa susah tertelan.

*

*

Ayana tak sekuat yang terduga.

Wanita cantik itu berjalan keluar sambil mengusap air matanya. Sebagai istri sah ia merasa tersisih dari jalinan semu yang suaminya lakukan.

Ia berjalan sedikit cepat, dan berhenti di ujung parkir dekat kamar mandi. Ayana menyandarkan punggungnya sambil membiarkan tangisan itu reda.

"Kenapa sih harus nangis kek gini? Rumah tangga seperti ini mau dibawa kemana sih akhirnya? Tapi rasanya sakit sekali," lirih Ayana sambil memukul dadanya sendiri.

"Saya tahu rasanya menajadi Mbak Ayana."

Aya reflek menolah, dan itu suara Deril-Asisten suaminya. Pria itu berdiri di belakang, sambil memberi Ayana tisu.

"Di lap dulu saja Mbak, air matanya! Mbak Ayana nggak pantas kok nangis seperti ini. Mbak Ayana bukan selingkuhan ataupun orang ke dua. Mungkin rasanya sangat berat, tapi saya yakin Mbak Ayana dapat melewatinya."

Ayana masih terdiam. Ia mengelap wajahnya dengan tisu tadi.

"Kamu, kamu kenapa bisa disini Mas Deril?"

Deril tersenyum simpul sambil berjalan malas kedepan. "Saya tadi mengikuti Mbak Ayana. Takutnya terjadi apa-apa," ucapnya sembari menoleh kecil.

1
Sasikarin Sasikarin
lpn selesai penderitaan nya... skip dulu tgu 1 bln ke depan tengok lagi
Daulat Pasaribu
jgn sampai kau buat kesalahan fatal rama,kasihan zeva
Daulat Pasaribu
aku sih gk mau si rama sama ayana pisah,klo bisa jgn sampai kesalahan si rama fatal
Daulat Pasaribu
pasti si milya yg curi.jgn sampai si rama bodoh kesekian kalinya.mau mauan ketipu sama ibunya
Rieya Yanie
mungkin sebaiknya ayana pergi saja dr pada km, zefa dan ibumu makan ati dan diinjak ijak tiap hari
Daulat Pasaribu
takutnya si rama ingkar janji besok,kasian si zeva uda senang
Septi.sari: palingan nanti juga lupa kak😭
total 1 replies
Dini Anggraini
Jangan mau ayana itu jebakan dari myla agar kamu masuk dan menuduhmu mencuri uangnya anita bunda author tolong jangan jahat2 sama ayana padahal pencuri sebenarnya myla sendiri dan di berikan Brandon kemarin. 🙏🙏😍😍😍
Septi.sari: si milya biang kerok🤧
total 1 replies
Dini Anggraini
Apa yang membunuh irsyad pacarnya myla ya bunda author dan pak susilo juga yang membunuh orang yang sama tapi kenapa hanya irsyad, Rama tidak di bunuh juga. Semoga segera terpecahkan misteri pembunuhan irsyad dan pak susilo tapi saat mawar sudah bahagia dan sukses setelah keluar dari rumah neraka itu bunda. Q tunggu penyesalan Rama, ibu anita dan myla karena telah melepaskan berlian demi batu kali dan mawar menantu kesayangannya gak bisa apa2 bisanya hanya menghabiskan uangnya Rama saja saya tidak sabar menunggu penyesalan keluarga itu bunda author. 🙏👍👍👍😍😍😍
Dini Anggraini: maaf kak komentar saya salah yang sukses ayana bukan mawar keenakan dong mawar sudah jadi pelakor hidup bahagia sama Rama. 🙏🙏🙏
total 3 replies
Dew666
💃💃💃💃💃
Daulat Pasaribu
lawan aja terus ayana,emang dia aja yg boleh selingkuh.klo bisa balas ayana kamu pun brarti dimata pria lain
Septi.sari: Ayana mah gas aja🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
ntah kenapa aku curiga thor si arsyad,abangnya rama masih hidup.klo terbukti mamanya rama yg sengaja membunuh arsyad.apa gk nyesal si rama salah balas dendam sama ayana
Septi.sari: biar nyesel aja kak🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
apa gk menyesal seumur hidup sirama klo tau abangnya dibunuh sama mamanya sendiri.salah balas dendam ama ayana.
Septi.sari: ntar ada plot twistnya kak🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
giliran si ayana uda mau nyerah sok sok an si rama merasa korban
Septi.sari: playing victim banget🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
mau nya papa ibrahim nikah lagi biar tau si anita rasanya dipoligami
Rieya Yanie
bu Anita jahat banget klo g mau sama ayana minimal kan sayang sama zeva
Septi.sari: ini cucu aja ngga di akuin lo kak🤧
total 1 replies
Dew666
🔥🔥🔥🔥🔥
Daulat Pasaribu
kok aku nebaknya malah mamanya si rama ya.ibu tiri rupanya ku kira ibu kandung
Septi.sari: iya kak, ibu tirinya Arsyad.
total 1 replies
Siti Koyah
ini mh kaya nya ulh si anita mak tere
Septi.sari: biar anaknya lebih unggul kak🤭
total 2 replies
Daulat Pasaribu
gk sabar sih liat penyesalan si rama
Septi.sari: nanti kita liat sama2 kak🤭
total 1 replies
Dew666
👄❤️‍🩹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!