Kalian semua adalah keluarga yang paling berarti dalam hidupku. Bersama kalian, aku merasa lengkap, aman dan dicintai. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan tapi satu hal yang pasti, aku akan selalu menyayangi kalian. Kalian adalah rumahku dan aku akan selalu kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moonlightaura09, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sahabat
Jam dinding di lobi fakultas menunjukkan pukul 14.00. Erni menghela napas lega, akhirnya kelas terakhir hari ini selesai juga. Sambil menunggu jemputan dari kedua abangnya, ia duduk di salah satu bangku di lobi, ditemani oleh kedua sahabatnya, Rina dan Sinta.
Rina : ( celetuk sambil tersenyum - senyum ) Er, abang lo yang tadi nganterin ganteng banget! Ya ampun, kaya keluar dari drakor.
Sinta : ( menimpali dengan nada setuju ) Iya, bener! Apalagi yang satu, yang agak pendiem itu. Duh, tatapannya bikin meleleh!
Erni memutar bola matanya, sudah biasa mendengar pujian dari kedua sahabatnya tentang kedua abangnya.
Erni : Kalian ini emang dasar ya, hobinya godain abang gue mulu. Emang cowok - cowok di kampus gak ganteng gitu.
Rina : ( sambil terkekeh ) Bukannya godain, Er. Kita cuma mengagumi ciptaan Tuhan aja dan cowok di kampus juga ganteng tapi Abang kamu itu loh udah mirip banget kaya oppa - oppa korea.
Sinta : Iya, Er. Lagian, abang lo emang pantes buat dikagumi. Udah ganteng, tajir, perhatian lagi. Kurang apa coba?
Erni hanya bisa menggeleng - gelengkan kepala mendengar celotehan kedua sahabatnya.
Erni : Terserah kalian deh. Eh, tapi jangan macem - macem ya sama abang - abang gue. Awas aja kalau berani!
Rina : ( sambil tertawa ) Ya elah, Er. Santai aja kali. Kita kan cuma cuci mata doang. Siapa tahu jodoh, gak ada salahnya kan?
Sinta : ( sambil merangkul Erni ) Iya, Er. Kita nggak mungkin lah ngerebut abang lo dari lo. Kita kan sahabat selamanya. Tapi kalau jodoh kan gak akan kemana iya gak Rin?
Erni : Terserah kalian aja lah. Kalian udah kerjain tugas dari pak dosen belum?
Rina dan Sinta saling pandang, lalu meringis bersamaan.
Rina : ( dengan nada menyesal ) Aduh, Er. Kita lupa! Belum sama sekali.
Sinta : Iya nih, Er. Kita sibuk ngurusin tugas yang lain. Maaf ya, jadi ngerepotin lo.
Erni : ( menghela napas ) Ya udah deh, nanti gue bantu. Tapi kalian harus janji lain kali jangan lupa lagi ya.
Rina dan Sinta : ( serentak ) Siap, Bos! Makasih banyak ya, Er. Lo emang sahabat terbaik!
Tiba - tiba sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan mereka. Alanz keluar dari mobil, diikuti oleh Gerson. Rina dan Sinta langsung terdiam, terpana melihat ketampanan kedua abangnya Erni.
Alanz : ( dengan senyum manis ) Dek udah siap?
Erni : Udah, Bang. Bentar ya aku pamit dulu sama temen - temen.
Erni menoleh ke arah Rina dan Sinta, lalu berbisik.
Erni : Jangan pada salting ya. Biasa aja.
Rina dan Sinta hanya mengangguk - angguk sambil tersenyum kikuk. Erni menghampiri kedua abangnya, lalu berpamitan kepada Rina dan Sinta.
Erni : Guys, gue duluan ya. Sampai ketemu besok!
Rinda dan Sinta : ( serentak ) Oke, Er! Hati - hati ya!
Erni masuk ke dalam mobil, lalu melambaikan tangan ke arah kedua sahabatnya. Mobil mewah itu pun melaju meninggalkan lobi fakultas.
Rina dan Sinta masih terpaku di tempat mereka berdiri, tak bisa berkata apa - apa. Mereka berdua benar - benar terpesona dengan ketampanan kedua abang Erni.
Rina : Gila, Erni beruntung banget ya punya abang kayak gitu.
Sinta : ( sambil menghela napas panjang ) Iya, bener banget Rin. Gue jadi pengen punya abang juga deh.
Rina : Haha, emang bisa pesan abang di toko online?
Sinta : Ya nggak gitu juga, Rin. Maksudnya, pengen aja gitu punya saudara cowok yang bisa ngelindungin.
Rina : Hmm, ada benernya juga sih. Tapi kalau punya abang ganteng kayak gitu, siap - siap aja jadi rebutan cewek - cewek.
Sinta : Nah itu dia masalahnya. Tapi nggak apa - apa deh yang penting punya abang dulu.
