NovelToon NovelToon
Ranjang Kosong Memanggil Istri Kedua

Ranjang Kosong Memanggil Istri Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Kaya Raya / Beda Usia / Selingkuh / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Di balik kemewahan rumah Tiyas, tersembunyi kehampaan pernikahan yang telah lama retak. Rizal menjalani sepuluh tahun tanpa kehangatan, hingga kehadiran Hayu—sahabat lama Tiyas yang bekerja di rumah mereka—memberinya kembali rasa dimengerti. Saat Tiyas, yang sibuk dengan kehidupan sosial dan lelaki lain, menantang Rizal untuk menceraikannya, luka hati yang terabaikan pun pecah. Rizal memilih pergi dan menikahi Hayu, memulai hidup baru yang sederhana namun tulus. Berbulan-bulan kemudian, Tiyas kembali dengan penyesalan, hanya untuk menemukan bahwa kesempatan itu telah hilang; yang menunggunya hanyalah surat perceraian yang pernah ia minta sendiri. Keputusan yang mengubah hidup mereka selamanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Keesokan paginya dimana alarm ponsel Hayu berbunyi.

Ia segera membuka matanya dan setelah itu ia mandi.

Selesai mandi Hayu segera menuju ke dapur untuk membuat sarapan.

Ia membuka kulkas dan berencana untuk memasak nasi goreng kampung.

Hayu mengeluarkan semua bahan untuk membuat nasi goreng

Bumbu halus, telur, sedikit suwiran ayam yang ia beli kemarin, dan sayuran segar.

Pagi ini ia ingin memastikan Rizal sarapan dengan masakan yang enak sebelum berangkat kerja.

Hayu mulai menumis bumbu hingga harum, aroma khas rempah kampung langsung menyebar ke seluruh ruangan, berpadu dengan wangi jahe sisa semalam.

Ia memasukkan nasi dan mulai mengaduknya dengan gerakan cepat.

Aromanya tercium ke kamar Rizal yang sedang memakai pakaiannya.

Ia merapikannya pakaiannya dan segera membuka pintu kamarnya.

"Pagi-pagi sudah bau wangi, Yu."

Hayu menoleh ke arah suara Rizal yang sudah berada di dapur dengan wajah yang jauh lebih segar dibandingkan semalam.

"Selamat pagi, Pak. Bapak sudah bangun?" tanya Hayu.

"Iya, Yu. Aku sudah baikan. Kerikanmu semalam mujarab sekali," jawab Rizal sambil tersenyum tulus.

Senyuman itu membuat wajahnya yang tegap terlihat lebih ramah.

"Alhamdulillah, Pak. Saya sedang buatkan Nasi Goreng Kampung untuk sarapan Bapak. Sebentar lagi matang," ucap Hayu sambil kembali fokus pada nasi gorengnya.

"Aku bantu, ya?" tawar Rizal, melangkahkan kaki mendekat.

Hayu langsung menaruh spatula nya dan meminta Rizal untuk duduk di kursi makan.

"Pak Rizal duduk disana saja," ucap Hayu.

Rizal tersenyum tipis saat melihat Hayu yang sedang memasak.

Setelah matang, Hayu menaruh nasi gorengnya ke piring.

"Pak Rizal mau kopi atau teh?" tanya Hayu yang kembali menghidupkan kompor untuk memasak air.

"Kopi saja, Yu. Tanpa gula, ya." jawab Rizal.

Hayu menganggukkan kepalanya dan segera mengambil cangkir dan kopi yang sudah ia beli kemarin.

Tak berselang lama air sudah matang dan Hayu menyeduh kopi untuk Rizal.

Ia mengambil nampan dan ia taruh piring nasi goreng beserta kopi tanpa gula.

"Selamat menikmati sarapannya, Pak." ucap Hayu.

"Terima kasih, Yu."

Rizal mulai menyendok dan mencoba nasi goreng buatan Hayu.

"Masya Allah, enak sekali ini Yu." puji Rizal

"Alhamdulillah kalau bapak suka. Saya lanjut menyapu rumah dulu, Pak." ucap Hayu.

Rizal terus menyendok nasi goreng kampung buatan Hayu dengan lahap.

"Yu," panggil Rizal setelah menelan suapan terakhirnya.

Hayu yang sedang memegang sapu di ruang tamu langsung menghampiri Rizal.

"Iya, Pak?"

"Ini seriusan enak banget, Yu. Sudah lama aku nggak sarapan seenak ini. Tiyas nggak pernah mau repot di dapur, paling kalau sarapan ya beli atau roti saja," puji Rizal lagi, matanya menunjukkan rasa puas yang tulus.

Hayu menganggukkan kepalanya saat mendengar perkataan dari Rizal.

"Kamu harus sering-sering masak nasi goreng ini, ya."

"Siap, Pak. Senang kalau Bapak suka."

Hayu kembali menyapu ruang tamu, tiba-tiba terdengar suara mobil memasuki halaman rumah dengan bunyi decitan ban yang kasar.

Ia melihat Rizal yang berjalan cepat menuju pintu depan dengan raut wajah yang berubah tegang.

Tak lama kemudian Tiyas membuka pintu mobilnya dengan gerakan kasar.

Tyas berjalan dengan pakaian yang acak-acakan, riasan wajahnya sedikit luntur, dan aroma alkohol.

Tiyas berjalan terhuyung-huyung dengan tertawa kecil tanpa sebab dan mencoba menyeimbangkan langkahnya.

"Selamat pagi, Mas," sapa Tiyas dengan suara yang serak sambil mencoba meraih tangan suaminya.

"Pagi? Ini sudah pukul delapan pagi, Tiyas! Dan kamu pulang dalam kondisi seperti ini?"

Rizal yang tidak bisa menahan emosinya langsung mencekal dan menarik tangan istrinya.

Hayu yang melihatnya langsung masuk kedalam kamarnya.

"Aduh, lepaskan tanganku,Mas! Sakit!" rintih Tiyas sambil melepaskan cengkeraman Rizal.

Rizal menarik kuat tangan istrinya dan membawanya langsung menuju kamar utama. Cengkeraman Rizal sangat erat sampai pergelangan tangan Tiyas memerah.

Di balik pintu kamar yang tertutup, Hayu yang tadinya menyapu kini hanya bisa mematung di ruang tamu.

Jantungnya berdebar kencang, ia hanya bisa mendengar samar-samar suara gaduh dari dalam.

Di dalam kamar, Rizal melepaskan cengkeramannya.

"Cukup, Tiyas! Apa-apaan kamu ini ?! Suami pulang kerja, kamu pergi. Suami sedang sarapan, kamu pulang dengan bau alkohol dan penampilan seperti ini?!" bentak Rizal dengan nada tinggi.

Tiyas yang mendengarnya langsung tersenyum sinis.

"Aku kenapa, Mas? Kamu mau aku jadi istri salehah yang setiap hari menyambutmu di pintu? Hah?"

"Astaghfirullah, Tiyas. Aku tidak minta kamu jadi istri salehah, aku hanya minta kamu jadi istriku! Istri yang peduli dengan rumahnya, dengan suaminya! Kamu bahkan lupa kalah sudah sepuluh tahun kita menikah! Sepuluh tahun, Tiyas! Dan rumah ini isinya hanya perabot mahal, bukan kehangatan!"

Tiyas yang mendengarnya langsung mengambil tasnya dan memasukkan semua pakaiannya.

"Tiyas, kamu mau kemana? Dengarkan aku, Tyas!"

Tyas mendorong tubuh suaminya dan hampir saja Rizal terjatuh.

"Aku pergi!" seru Tiyas dengan suara teriakan.

Rizal yang terpukul dengan tindakan istrinya, langsung mengejar Tiyas yang sudah setengah berlari menuju pintu depan.

Hayu masih di dalam kamarnya dan tidak berani keluar.

"Tiyas! Berhenti! Aku belum selesai bicara! Apa yang sebenarnya kamu inginkan? Kenapa kamu jadi seperti ini?!"

Tiyas menoleh ke arah suaminya dan menatapnya dengan tatapan kebencian.

"Aku mau kita cerai, Mas! Ceraikan aku sekarang juga!" teriak Tiyas.

Rizal langsung terdiam saat mendengar perkataan dari istrinya

"Maksud kamu apa, Tiyas? Kita sudah sepuluh tahun menikah dan sekarang kamu minta cerai?"

Hayu yang di kamarnya juga terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Tiyas sahabatnya.

"Aku sudah muak dengan pernikahan ini! Aku capek dengan tuntutan rumah tangga yang nggak pernah aku mau!"

Tiyas menarik napas panjang dan kembali berteriak.

"Asal kamu tahu, Mas. Aku tidak mau punya anak!"

Tubuh Rizal langsung lemas saat mendengar perkataan dari istrinya.

"Aku nggak mau badanku rusak gara-gara anak!" seru Tiyas yang akhirnya melepaskan beban yang sudah lama dipendam.

Tiyas kembali berjalan dan masuk kedalam mobilnya.

Ia menutup pintu dengan sangat kasar dan meninggalkan suaminya begitu saja.

Rizal menundukkan kepalanya dengan air matanya yang mengalir.

"Kenapa kamu tegang, Yas? Padahal aku sangat mencintai kamu." ucap Rizal.

Rizal memegang dadanya yang tiba-tiba sakit dan seketika itu juga ia langsung jatuh pingsan.

Brugh!

Suara yang keras membuat hayu langsung membuka pintu kamarnya.

"Astaghfirullah, Pak Rizal" pekik Hayu panik.

Hayu segera berlari menghampiri tubuh Rizal dan langsung berlutut di samping majikannya.

Ia menepuk-nepuk pipi Rizal yang wajahnya sangat pucat sekali.

"Pak! Pak Rizal! Bangun, Pak!"

Hayu segera meraih ponselnya dengan tangan gemetar.

Ia tidak punya waktu untuk menghubungi Tiyas, ia harus bertindak cepat.

"Hallo, rumah sakit Husada. Bisa kirim ambulan ke alamat ini?"

Hayu memberikan alamat rumah Rizal dan ia meminta agar ambulans lekas datang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!