NovelToon NovelToon
SAAT AKU SUDAH DIAM

SAAT AKU SUDAH DIAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:65k
Nilai: 5
Nama Author: iraurah

Tamparan, pukulan, serta hinaan sudah seperti makanan sehari-hari untuk Anita, namun tak sedikitpun ia mengeluh atas perlakuan sang suami.

Dituduh menggugurkan anak sendiri, membuat Arsenio gelap mata terhadap istrinya. Perlahan dia berubah sikap, siksaan demi siksaan Arsen lakukan demi membalas rasa sakit di hatinya.

Anita menerima dengan lapang dada, menganggap penyiksaan itu adalah sebuah bentuk cinta sang suami kepadanya.

Hingga akhirnya Anita mengetahui pengkhianatan Arsenio yang membuatnya memilih diam dan tak lagi mempedulikan sang suami.

Follow Instragramm : @iraurah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hormon Ibu Hamil?

Malam hari tiba dengan tenang. Lampu-lampu di rumah besar milik Arsen dan Anita menyala lembut, menebar cahaya kekuningan yang hangat di setiap sudut ruangan. Meja makan telah rapi setelah makan malam sederhana mereka—menu rumahan yang disiapkan oleh Arsen, terdiri dari sup ayam bening, nasi hangat, dan sedikit tumisan sayuran. Anita makan dengan lahap walau tidak sebanyak biasanya. Arsen menemaninya di meja makan, berbicara ringan mengenai hari kerja mereka, sambil sesekali mencuri pandang ke arah istrinya yang tampak tenang malam ini.

Setelah makan, Anita kembali ke kamar untuk mengganti pakaian dan bersantai. Arsen masih menyelesaikan beberapa dokumen ringan di ruang kerja, sesekali memeriksa jadwal esok hari. Suasana rumah tetap hening, hanya sesekali terdengar suara angin malam yang berembus di luar jendela.

Anita berdiri di depan lemari pakaian sambil mengancingkan gaun tidur biru mudanya. Kemudian berpindah ke meja rias untuk menyisir rambut supaya tidak berantakan setelah dia ikat, baru saja selesai menyisir rambut ketika tiba-tiba dadanya terasa sesak. Ia berhenti sejenak, tangannya menggenggam sandaran kursi rias. Perutnya bergejolak pelan, lalu semakin kuat seperti ada sesuatu yang hendak mendesak keluar.

“Ah…” gumamnya lirih, satu tangan menyentuh perutnya. Rasa mual itu datang begitu cepat, tanpa peringatan.

Anita melangkah cepat ke kamar mandi, seakan tubuhnya tahu ke mana harus pergi sebelum pikirannya sempat memproses. Detik berikutnya, tubuhnya sudah membungkuk di atas kloset. Ia muntah hebat—isi perutnya yang baru saja diisi dengan makan malam buatan Arsen keluar tanpa ampun. Setiap hentakan dari lambungnya membuat tubuhnya menggigil.

Sedangkan di ruang kerja, Arsen tampak sedang mengunjungi asistennya mengenai laporan yang dia minta namun sampai saat ini belum ada juga email yang masuk.

"Maaf Tuan, saya baru merekap laporannya tadi. Akan segera saya kirim"

"Ck, kau ini. Padahal sudah aku minta saat hendak pulang, seharusnya sudah kau kirim beberapa jam yang lalu" seru Arsen menegur sang bawahan karena sikapnya yang tidak profesional.

"Sekali lagi saya minta maaf, Tuan"

"Ya sudah, cepat kirimkan file nya"

Meskipun telinganya tengah fokus menelpon tetapi Arsen bisa mendengar suara keributan dari luar, entah darimana asalnya tetapi yang jelas itu suara Anita yang sedang muntah hingga suaranya terdengar sampai ke ruang kerja Arsenio.

Arsen yang tengah memegang ponsel segera berdiri dan berlari kamar, menghampiri sumber suara tanpa pikir panjang, membiarkan telpon tersebut masih tersambung tanpa sempat Arsen matikan.

Arsen berlari ke arah kamarnya, disana dia tidak menemukan Anita, tetapi matanya menangkap pintu kamar mandi yang terbuka sedikit. Pria itu lantas mendorongnya perlahan, dan mendapati Anita bersimpuh di depan kloset dengan tubuh sedikit membungkuk. Rambutnya yang panjang tergerai menutupi sebagian wajahnya. Wajahnya pucat, dan bahunya tampak gemetar.

“Anita!” seru Arsen panik sambil segera menghampiri dan berlutut di samping istrinya. Ia menyibakkan rambut Anita ke belakang, lalu dengan lembut memijat tengkuk wanita itu.

"Huekkk....!!"

"Huekkk....!!"

Anita muntah lagi, kali ini lebih hebat dari sebelumnya. Suaranya mengerang pelan di sela-sela napasnya yang memburu.

“Anita, apa yang terjadi? Kamu merasa mual lagi” tanya Arsen cemas.

Anita hanya mengangguk perlahan. Ia tak bisa menjawab karena setiap mulutnya terbuka dirinya pasti ingin langsung muntah.

"Hueekkkk....!!"

"Tunggu sebentar, aku akan mengambil minyak hangat" Arsen berlalu dan membuka kotak obat, disana dia mengambil minyak hangat berwarna hijau kemudian kembali lagi ke kamar mandi.

Arsen mengoleskan cairan tersebut ke beberapa bagian tubuh Anita yang sekiranya bisa membantu meringankan rasa mual Anita.

Setelah beberapa saat, Anita bersandar lemas ke dinding kamar mandi, menarik napas panjang yang terdengar tidak stabil.

"Sudah merasa lebih baik?" tanya Arsen yang di anggukin pelan oleh Anita.

“Rasanya… lebih parah dari kemarin. Mualnya tak tertahankan, dan sekarang perutku juga sakit… melilit sekali,” ucapnya pelan.

Arsen menatap wajah istrinya yang basah oleh keringat dingin. Ia mengambil handuk kecil dari dekat wastafel dan mengusapkannya perlahan ke kening Anita.

“Kau makan cukup tadi, bukan? Dan vitaminnya juga sudah diminum,” gumam Arsen, lebih kepada dirinya sendiri.

Anita mengangguk, wajahnya masih meringis menahan nyeri. “Iya… semuanya sudah kumakan"

Arsen berpikir apa yang sekiranya membuat Anita tiba-tiba muntah dan muncul rasa nyeri.

"Sepertinya kau kelelahan, Anita. Kau bekerja hari ini dengan kondisi hamil, seharusnya kau istirahat sampai beberapa hari" duga Arsen.

"Tapi aku sama sekali tidak merasa lelah. Aku juga tidur siang sepulang dari ruko. Badanku tadi baik-baik saja. Tapi entah kenapa, tiba-tiba mualnya datang lagi… lalu jadi seperti ini setelah makan malam”

Arsen menggigit bibir bawahnya, berpikir cepat. Mungkinkah Anita mual karena memakan masakannya? Tetapi jika benar ada yang salah seharusnya Arsen juga ikut merasakan, atau mungkin ini hanya hormon biasa dari ibu hamil.

Ia mengulurkan tangan, membantu Anita berdiri perlahan.

“Ayo, kita ke tempat tidur dulu. Setelah itu, kita pergi ke dokter,” ujarnya mantap.

Namun Anita menggeleng pelan. “Jangan sekarang, Pih… Aku hanya ingin berbaring. Mungkin besok pagi akan membaik seperti kemarin.”

“Tapi, perutmu sampai sakit begitu. Ini tidak biasa, Anita. Aku tidak mau ambil risiko.”

Anita tersenyum lemah. Ia menyentuh tangan Arsen dan menggenggamnya. “Aku tahu papih khawatir. Tapi aku sungguh tidak merasa ada yang sangat serius. Mungkin ini hanya bagian dari gejala kehamilan awal. Lagipula… aku terlalu lelah jika harus ke rumah sakit sekarang. Kumohon, izinkan aku beristirahat malam ini. Jika besok pagi tidak membaik, kita pergi ke dokter.”

Arsen menatap wajah istrinya dalam diam. Wajah itu memang tampak lelah, tapi juga menunjukkan keteguhan hati yang biasa ia lihat pada Anita. Ia menghela napas, lalu mengangguk.

“Baiklah… tapi dengan satu syarat. Kau harus bilang sejujurnya kalau sakitnya bertambah parah. Jangan tahan sendiri,” ucapnya tegas.

Anita membalas anggukan itu dengan pelan. “Iya. Aku janji.”

Dengan bantuan Arsen, Anita kembali ke tempat tidur. Arsen membantunya berbaring dengan posisi yang paling nyaman. Ia lalu mengambil bantal hangat dan meletakkannya di perut bawah Anita, berharap bisa sedikit meredakan rasa melilit itu. Ia juga menyelimuti tubuh istrinya dengan lembut, lalu duduk di tepi ranjang sambil mengusap lembut punggung Anita.

“Tidurlah, aku akan menjagamu malam ini,” bisiknya.

Anita memejamkan mata, mengatur napasnya yang mulai perlahan. Rasa sakit di perutnya masih terasa, namun pelan-pelan, kehangatan dari botol air dan pijatan lembut Arsen membuat tubuhnya sedikit lebih tenang.

“Terima kasih, pih…”

Arsen tidak menjawab. Ia hanya mencium kening Anita dan tetap duduk di sana, berjaga dalam diam.

1
Eva Wahyuni
semangat Anita 💪💪💪.. kamu berhak bahagia, gapailah kebahagiaan mu sendiri.. lepas lah Arsen, pasti suatu saat dia akan menyesal dengan apa yang dia lakukan.. ananda semoga kamu merasakan juga apa yang dirasakan Anita, karena ini juga ada campur tangan kamu .. semangat Anita 💪💗💗
Ma Em
Bagus Anita kamu hrs ambil keputusan yg benar jgn selalu mau mengalah dan kelakuan Arsen sdh keterlaluan karena beralasan akan ada pertemuan dgn klien nggak tahunya cuma senang2 sama perempuan lain , Anita jgn mau memaafkan Arsen lagi sdh cukup kesabaranmu Anita tdk ada kesempatan lagi untuk Arsen.
Naya En-lish
/Rose//Rose//Heart//Heart/
Uba Muhammad Al-varo
Anita....kamu wanita kuat, tangguh dan mandiri, saatnya kamu bangkit dan bangun dan lepas kan semua penderitaan, badan mu juga harus sembuh dari penderitaan dan kesakitan
Elen
beri pelajaran tuh lakik.yuk semangat Thor uploadx😆
Uthie
Duhhhh... asli ikutan sesak dan emosi jiwa sy bacanya di part terbongkar nya pengkhianatan si Arsen 👍😁😁

Bagus nya langsung pada keputusan Anita memilih berhenti jadi bodoh..
gak mesti ngasih kesempatan lagii pada si Arsen itu !!! 😏🤨
Silalahi Margakuu_
bagus anita kamu harus mengambil sikap, jangan bertahan dengan laki2 yg sayang hanya terpaksa, saaakiiiit D khianati 😭😭😭😭
Ana_Mar
menangislah sepuasmu Nita...hingga airmata itu kering dan rasa sakitmu akan sedikit berkurang.
pengkhianatan tidak bisa di tolerir, sekali selingkuh pasti akan berulang lagi.
mending jangan satu kamar deh nit,, daripada hatimu terus-terusan terluka, apalagi dengar rengekan Arsen.
Uda tahu salah, masih di terusin. bukan khilaf itu, tapi memang Arsen yang ga tahu di untung punya istri sebaik kamu nit. jadi jangan pernah berpikir kamu kurang apa ke Arsen.
andai ada bima waktu itu, bisa-bisa di tonjok tuuu mukamu sen...
anggel
ayo anita bangkit jangan lemah sma laki2 , kmu bisa sendiri
rachma yunita
sakiit banget jd anita..
mama
penjelasan ap lgi semuanya udah jls,pergi jauh lbih baik drpd sakit hti trs Nit😭
Siti Zaid
Bagus Anita..bangkit lah renung kan lah..kebaikan apa yang Arsen pernah lakukan setelah dia menuduh kamu sengaja mengugurkan janin kamu sendiri....
Rahma Inayah
yg kunanti akhrnya up juga ..betapa sakit hati dan kecewa nya Anita demi menemani wanita lain bercanda ria sambil bergandeng tangan melupakan istri yg mna harus di support pasca keguguran malah tidak ada raut wajah sedih atau rasa bersalah sedikit pun seolah Arsen lp apa yg sdh dia perbuat tadi pagi yg membatalkan menemani Anita control dgn Aslan meeting
dewi: boleh kah aq berharap org tua arsen tau kelakuan atau perselingkuhan nya
total 1 replies
Cookies
lanjut thor, Anita menjauh lbh baik
Arin
Merasa menyesal setelah ketahuan sama Anita, ternyata dirimu lagi jalan sama wanita yang udah bikin nyaman. Lagu lama.....nyesel awal-awal. Nanti juga ngulangin lagi.....

Dari kemarin biasa aja selalu ketemuan, curhat juga. Padahal istri lagi sakit minta di antar cek up sampai lupa sama janjinya....
Heni Fitoria
up lagi donk kak.. .
semoga aja nanda juga kena imbas dr kejadian ini ....
biar kapok, wlupun g suka sm kakak ipar g seharusnya begitu...
Isma Nayla
bercerai sj anita,tata hati dn hidupmu.
up lg thor 🤗
Halimah
Udah lah Nit pergi aja yg jauuuuuuh
anggel
jngan mau percaya apa yg di katakan laki2 bjngan
Silalahi Margakuu_
tambah cepat dong, mulai seru, klu boleh critanya, eeemmm arsen D tinggalkannsecara menyakitkan, lebih sakit dr hati ani5a, 😃cuma hayalan aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!