NovelToon NovelToon
Runaways Of The Heart

Runaways Of The Heart

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / CEO / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Mafia / Cintapertama
Popularitas:193
Nilai: 5
Nama Author: Dana Brekker

Darren Myles Aksantara dan Tinasha Putri Viena sama-sama kabur dari hidup yang menyesakkan. Mereka tidak mencari siapa pun, apalagi cinta. Tapi pada malam itu, Viena salah masuk mobil dan tanpa sengaja masuk ke lingkaran gelap keluarga Darren. Sejak saat itu, hidupnya ikut terseret. Keluarga Aksantara mulai memburu Viena untuk menutupi urusan masa lalu yang bahkan tidak ia pahami.

Darren yang sudah muak dengan aturan keluarganya menolak membiarkan Viena jadi korban berikutnya. Ia memilih melawan darah dagingnya sendiri. Sampai dua pelarian itu akhirnya bertahan di bawah atap yang sama, dan di sana, rasa takut berubah menjadi sesuatu yang ingin mereka jaga selamanya.

Darren, pemuda keras kepala yang menolak hidup dari uang keluarga mafianya.

Viena, gadis cantik yang sengaja tampil culun untuk menyembunyikan trauma masa lalu.

Genre : Romansa Gelap

Written by : Dana Brekker

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dana Brekker, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 29

Viena akhirnya berdiri di depan mesin, meraih pistol plastik dan mulai bermain. Suara efek ledakan, tawa anak-anak di sekeliling bercampur dengan aroma jajanan dari kios dekat sana membuat suasana jadi lebih seru lagi. Sesekali Viena tertawa lepas karena panik sendiri setiap kali karakter alien muncul tiba-tiba. Sementara Darren berdiri di sampingnya, bersandar santai pada tiang mesin, memperhatikan ekspresi gadis itu tanpa berkomentar.

Ada sesuatu yang sulit ia jelaskan. Mungkin karena wajah Viena saat tertawa tidak penuh beban, atau mungkin karena dirinya sendiri sudah terlalu lama tidak tertawa dengan tulus. Sejak kapan terakhir kali ia menghabiskan waktu tanpa agenda tersembunyi, tanpa rapat, tanpa kalkulasi bisnis, tanpa bayangan keluarga Aksantara di kepalanya? Nama Aksantara jelas menjadi beban hidupnya, seperti kata Saviero.

Namun sekarang, ada gadis ini. Yang katanya cuma “pacar bohongan”. Tapi kenapa setiap detik terasa indah? Lidahnya kelu untuk sekedar mengucap “Indah” saat di dekatnya.

Ia menyadari betapa absurdnya perasaannya sendiri, tapi tidak bisa menolak kehangatan yang perlahan menyusup ke dalam hati.

Mungkin ini alasan ia membawanya masuk ke dalam dunia yang seharusnya tidak disentuh oleh orang seperti Tinasha Putri Viena. Dunia yang dingin, penuh rahasia, tapi entah kenapa terasa sedikit lebih hidup? Walaupun dia sudah jelas-jelas tahu jika gadis itu sudah terlalu sering memakan jeritan dunia dan dia tidak mau membuat segalanya lebih buruk.

“YES!” teriak Viena tiba-tiba, melompat kecil berulang kali di depan Darren. “Lihat tuh! Skorku naik seribu!”

Darren tersenyum, mengangkat alis. “Baru seribu udah segitu senengnya?”

“Seribu tuh prestasi, Mas yang bukan anak kecil lagi... Aku jelas gamer sejati, lebih jago dari kamu.”

“Kalau kamu gamer sejati, harusnya akurasimu bisa lebih tepat.”

“Kalau gitu kamu juga harus coba. Lihat siapa yang lebih jago,” sombongnya gadis itu dengan gaya menantang di balik bundar kacamatanya yang kelewat culun.

Tapi sebelum Darren menjawab, pandangannya teralihkan pada sesuatu di kejauhan.

Di balik keramaian pengunjung, berdiri seorang pria berkemeja putih rapi. Wajahnya tegas, rambut tersisir rapi ke belakang, ekspresinya datar. Satu-satunya hal yang membuatnya mencolok hanyalah tatapan matanya yang terlalu fokus.

Bukan hanya satu. Dua pria lain dengan tampilan serupa berdiri agak lebih jauh di sisi kanan dan kiri.

Tentu Darren menegang seketika, namun wajahnya tetap santai seperti Darren yang mereka kenal.

Ia melangkah ke arah mesin permainan, lalu dengan satu senyuman, Darren menyelipkan koin ke slot mesin di depan Viena.

“Lanjut,” bisiknya. “Kali ini coba tembusin skor tertinggi, ya? Malu sama anak sebelah.”

Viena sempat menatapnya heran sebelum melihat ke anak kecil di sampingnya yang memainkan permainan serupa tapi jelas lebih jago. “Loh, tapi bukannya sekarang giliran kamu—”

“Fokus aja, masak kalah sama anak kecil.” Tatapannya hangat, tapi juga penuh sesuatu yang tidak ia pahami.

Gadis itu lantas terdiam sebentar sebelum akhirnya membulatkan mulut karena terpancing ucapan pemuda itu, lalu kembali menatap layar dengan semangat baru.

“Lihat aja kalau kamu nanti dapet skor di bawahku.”

Ini kesempatan bagi Darren untuk menghampiri ketiga pria itu. Mereka tidak berusaha bersembunyi, justru berdiri tegap menunggu.

Setibanya di depan mereka, Darren menyelipkan kedua tangannya ke saku. Suaranya turun drastis, tenang tapi tajam.

“Un messaggio da mio padre?”

Sebuah pesan dari ayahku?

Mendengar pertanyaan Darren, Pria di tengah sedikit menundukkan kepala, hormat, membalas dalam bahasa yang sama. Bahasa Italia yang telah lama melekat di keluarga Aksantara, meskipun tampilan mereka tidak pernah cocok dengan bunyi bahasa itu.

“Esatto, signorino.”

Benar, Tuan muda.

Lantas orang itu mengulurkan sebuah amplop hitam bersegel lilin merah dengan tulisan latin dari tinta merah di permukaannya. Darren sudah tahu apa maksud dari amplop itu, bahkan sebelum membaca isinya.

Itulah mengapa dirinya menatap amplop itu lama sebelum menerimanya. Sementara bibirnya membentuk garis miring tipis yang nyaris seperti ejekan. Senyuman yang belum pernah Viena lihat.

“Giorgo,” panggil Darren ke satu pria dihadapannya, kini dengan bahasa Indonesia. “Katakan pada ayahku jika aku menerima tawarannya, tapi katakan juga padanya untuk jauhi gadis itu, apapun alasannya.”

Pria berkumis tipis itu menunduk hormat lagi, ekspresinya tetap datar.

“Buona giornata, signorino.”

Semoga harimu menyenangkan, Tuan muda.

Lalu mereka bertiga berpaling menjauh, membaur sebelum hilang di antara keramaian.

“Sekarang giliranku?” ujar Darren setelah kembali ke Viena.

“Dari mana aja kamu? Lihat nih, skorku udah sepuluh ribu.” Gadis itu memberikan pistol plastiknya ke laki-laki di sampingnya dengan senyum kemenangan. “Buruan tunjukkin kalau kamu memang gamer sejati.”

“Wah, berat nih. Udah sepuluh ribu aja kamu.”

“Iya dong… Viena.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!