SAAT AKU SUDAH DIAM
Pernah saling mencintai tidak menjanjikan suatu rumah tangga terus berada di jalan yang manis, apalagi ketika kepercayaan diantara salah satunya hilang meruntuhkan pondasi pernikahan.
Hal itulah yang dialami oleh sepasang suami istri Anita dan Arsenio, menikah karena cinta justru berujung mala petaka.
Anita, dituduh menggugurkan bayinya sendiri ketika tengah mengandung anak pertama. Ia difitnah meminum penggugur bayi saat masih hamil 12 minggu.
Tak ada yang percaya atas penjelasannya, mereka semua menuding kekejaman yang dilakukan Anita, memaki dengan sumpah serapah yang tak hilang sampai sekarang.
Arsenio, suaminya sendiri justru tak sudi mendengar pengakuan yang terjadi sebenarnya. Lebih memilih merubah sikap menjadi pria bengis yang suka menyiksa wanita.
Bahkan saat tamparan pertamanya pada Anita terjadi, itu menjadikannya sebuah hobi baru Arsenio yang sudah dilakukan sampai satu tahun lamanya.
Anita memilih membiarkan dirinya disakiti, berkali-kali ia mencoba mengerti perasaan sang suami, walau hal tersebut bukan lagi sesuatu yang wajib dipahami, sudah dikategorikan kekerasan dalam rumah tangga.
Tidak memilih pergi, Anita lebih ingin bertahan dalam pernikahan yang telah hancur lebur ini. Meyakinkan dirinya sendiri jika sang suami akan kembali seperti dulu, hanya menunggu waktu yang tidak menentu.
"ANITA!! ANITA DIMANA KAMU, HAH?!!"
"ANITAAAA....!!!"
Suara teriakan yang menggelegar tak membuat wanita cantik yang sedang tertidur pulas itu terusik, sangking lelahnya mengerjakan pekerjaan rumah ia tak sadar jika ketiduran sampai sore menjelang.
Arsen menaiki anak tangga menuju lantai atas dimana kamar mereka berada.
Dengan hentakan kakinya yang keras, Arsen menendang pintu sampai terbuka. Emosinya makin naik tatkala melihat Anita yang terbaring nyenyak di atas kasur.
Ia masuk ke dalam, bukannya merasa iba menatap istri yang nampak lelah, Arsen justru menarik rambut Anita hingga tubuh yang belum siap terjaga itu bangun dengan posisi duduk.
"Aaaaaaaaaa........!!" Anita berteriak kesakitan, beberapa helai rambutnya rontok karena tarikan Arsen yang teramat kencang.
Ia mendongak melihat si pelaku yang telah bersikap kasar padanya, Arsen sudah memasang raut garang, Anita tau setelah ini suaminya akan melakukan penyiksaan yang lain.
"Enak sekali ya kamu tidur sampai tak mendengar teriakkan ku! Kamu sengaja malas-malasan selama aku kerja, iya?!!' gerakan tangan Arsen membuat tarikan rambut Anita terasa nyeri, kepalanya jadi pening, apalagi ia dipaksa bangun tanpa diberi waktu bereaksi.
"Papih lepas, ini sakit--" mohon Anita, mencoba melepaskan tangan Arsen yang meremas rambut tebalnya.
"Sakit kamu bilang?! Ini supaya kamu bisa jadi istri yang berguna dan tau diri!!"
Ditariknya lagi rambut Anita dengan langkah Arsen yang berjalan ke arah kamar mandi, membuat Anita ikut bangkit dan terseret sambil terus mengaduh.
Arsen menghempaskan wanita itu ke lantai kamar mandi, tanpa peduli jeritan yang keluar dari bibir mungil sang istri.
"Cepat siapkan aku air hangat, jangan bisanya cuma tidur seharian! Jadilah istri berguna, dasar tidak becus!" Maki Arsen sebelum keluar dan membanting daun pintu.
BRAKKK!
Anita terlonjak, ia menatap kepergian suaminya dengan kepedihan yang teramat pilu, ini memang tidak ada apa-apanya, tapi siapa yang tidak sakit mendapat kekejaman dari suami sendiri? Lelah batin dan fisik, masih tetap Anita jalani.
Anita menghela nafas dalam, tak mau berlarut-larut dalam kesedihan, Anita memilih melakukan perintah sang suami, menyiapkan air hangat dan keperluan mandi sampai tak ada sedikitpun yang terlupakan.
Anita keluar setelah dirasa semuanya siap, ia menghampiri Arsen yang sibuk bermain gawai.
"Air hangatnya sudah siap, Pih"
"Hmm" sahut Arsen bergumam, masih tak mengalihkan pandangan dari layar ponsel.
"Biar aku bukakan pakaiannya ya" dengan sigap Anita melepas kancing kemeja Arsen dari yang paling atas.
Ketika baru membuka kancing pertama, Arsen langsung menepis tangan Anita agar menjauh.
"Jauhi tangan mu! Jangan sok-sok an bersikap berlebihan, itu menjijikan" sambil berlalu dan masuk ke dalam kamar mandi, meninggalkan Anita yang masih memantung di tempat.
***
Makam malam ditemani kesunyian, tak ada obrolan yang menghiasi meja makan tersebut, padahal kalau mau sudah banyak cerita yang saling bertukar dari dua insan disana.
Meski begitu, Anita tetapi bersyukur Arsen masih mau memakan masakannya, biasanya pria itu akan membuang semua jerih payah yang Anita lakukan, kecuali dalam hal makanan.
"Tambah nasinya lagi, Pih?" Tawar Anita saat melihat piring Arsen yang hampir bersih.
"Tidak usah! Makanannya tidak enak hari ini" sahut Arsen sambil melahap suapan terakhir.
Anita membola, buru-buru ia mencicipi lagi masakannya, tapi tidak ada yang salah dari rasa ataupun tekstur. Ia juga memasak dengan teliti, tak ada bumbu yang terlewat, Arsen juga menghabiskan seporsi nasi sampai habis.
"Enak, kok" lirih Anita.
Ia melirik pada sang suami, mungkinkah Arsen berbohong? Lagipula kalau tidak enak mana mungkin habis seporsi.
Anita menahan tawa sekuat mungkin, dan hal itu disadari oleh Arsen.
"Apa yang lucu? Kenapa kau menahan tawa seperti itu?"
"Tidak, aku hanya mengingat hal lucu saja" dusta Anita, kalau ia mengaku bisa-bisa Arsen marah dan menyiksanya.
"Nanti aku pijitin ya, Pih. Pasti Papih capek setelah bekerja seharian" Anita menawarkan diri, padahal ia juga lelah bekerja di rumah, tapi masih memikirkan suaminya.
"Lakukan tugas mu tanpa harus menawar dan disuruh terlebih dahulu, begitu saja harus tanya segala!" Cibir Arsen, bukannya berterima kasih malah menyalahkan Anita atas tawaran baiknya.
"Hehe, iya Pih. Tadinya takut Papih mau langsung tidur, aku kan tidak mau sampai mengganggu tidur lagi" ucap Anita meluruskan.
Tapi sepertinya, ucapan Anita tidak cocok untuk dijadikan alasan. Hal itu justru memancing emosi Arsen, dia nampak tersinggung dengan kata-kata Anita barusan.
Arsen mendekat, lalu mengapit rahang Anita dengan keras membuat si empu mengaduh kebingungan.
"Kau sedang menyindir ku?! Karena tadi sore aku membangunkan mu secara paksa??? Kau sekarang mengungkit masalah itu, iya!!?"
"B-bukan begitu, Pih. S-sumpah tidak ada hubungannya dengan yang tadi" mulai kelabakan menghadapi kesalahpahaman Arsen.
"Halahhh.... Kau memang istri tidak tau diri! Tidak mau diberitahu apa yang diperintahkan suami...!" Kemari kau!!!" Kembali menyeret lengan Anita menuju lantai atas, menulikan telinganya ketika rangkaian kata keluar dari mulut sang istri.
"Tidak usah omong kosong kau! Kau memang harus diberi pelajaran!"
Masuk ke dalam kamar, kemudian mendorong Anita ke atas ranjang. Menindih tubuh sang istri dengan badan besarnya sembari mencekik leher dalam satu genggaman.
"Le-pas.... A-ku Mo-hon" pekik Anita terputus-putus, rasa sesak kian menjalar menghalangi jalannya oksigen.
"Dengar Anita! Kau memang perempuan tidak tau diri yang pernah aku temui. Kalau tidak mengingat kelakuan mu yang telah melenyapkan darah dagingku, sudah ku singkirkan kau dari jauh-jauh hari. Tapi sayang, aku masih belum puas menyiksamu. Kau, harus ku ajari caranya menjadi manusia yang benar!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
🤩😘wiexelsvan😘🤩
heyyy thorrr🙋🏻♀️🙋🏻♀️
mampir absen nyimak kisah bang arsen ma anita yachhh😉😀
baru juga di awal nyimak tp udah d taruh bawang nya 😁😁
bikin nyesek athi q khan thorrr 😢😢
2025-04-28
2
Eka ELissa
knpa brthn Anita....hrus nya dri awal dia brubah jdi monster kmu sgra prgi dri idup nya Nita .....syang prasaan dn mental mu lok truus brthan...
2025-04-27
2
Uthie
Coba Mampir 👍
maaf, cuma aga sedikit terganggu kalau sy panggilan Papih nya 🤭😁🙏🙏
lebih umum nya aja, 'Mas' ☺️🙏🙏
2025-05-05
1