Setelah Kakak kembarnya menikah dan mempunyai anak. Kaira seperti di kejar deadline untuk segera menikah. Rasanya ia jengah padahal umur masih belum tua.
Namun siapa sangka, saat dia pasrah lamaran datang tiba-tiba. Tetapi yang menjadi masalah, dia di lamar oleh Regantara.
"Kenapa harus dia?"
"Memangnya kenapa?"
"Astaghfirullah kak...mana mungkin aku menerima pria yang jelas-jelas menyamakan wajahku dengan boneka babi!"
cuzz squele "Menikah Janda"
Dan jangan lupa follow igku weni0192
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Kaira masuk ke dalam kamar mengikuti langkah Regan. Melangkah dengan hati yang was-was, sang suami tetiba membuat gelisah. Ntah imbalan model seperti apa yang Regan inginkan. Tetapi sukses membuat jantung Kaira jedag jedug tak tenang.
Kaira terjingkat saat tanpa di sengaja menabrak punggung Regan yang tiba-tiba menghentikan langkahnya. Mata Kaira mengerjap berulang kali melihat sang suami yang kini menoleh menatap dengan lekat.
"Mikir apa sayang?" tanyanya dengan kalem, tersenyum tipis menundukkan kepala mensejajarkan diri dengan Kaira.
Kaira memundurkan kepala saat wajah Regan begitu dekat, tangannya ia kaitkan dengan keringat yang mulai keluar. Punya suami satu saja membuat hati repot, berantakan pikirannya tapi geregetan rasanya.
"E....e.. enggak..." Kaira gelagapan menatap wajah Regan yang menatap lekat. Hampir-hampir ia menahan nafas dengan bibir terkatup, memejamkan mata saat Regan terus saja melangkah maju.
"Jangan di jadikan beban sayang, nanti aku buat melayang. Tunggu aku dan bersiaplah!" bisik Regan di telinga Kaira dengan melirik ke arah lemari kemudian masuk ke dalam kamar mandi.
Suara pintu yang di tutup rapat menyadarkan Kaira hingga membuatnya membuka mata. Kaira menghela nafas berat melihat pintu kamar mandi yang sudah tertutup rapat, ia melangkah menuju ranjang dan menghempaskan tubuhnya di sana dengan tangan membentang.
"Regantara.....!!!!!" Kaira menghentakkan kakinya dengan geram. Selalu saja Regan membuat hatinya tak aman. Dia menarik nafas dalam dan melangkah menuju lemari yang belum pernah ia buka. Cukup penasaran akan isinya namun tetap menuruti meskipun enggan.
Kaira mengernyitkan dahi melihat isi dari lemari, banyak sekali dress selutut dengan lengan terbuka dan lingerie tergantung di sana. Dia meraih ragu, dengan meneliti satu persatu. Indah, cantik dan sexy. Tapi mana mungkin ia berani memakai di depan Regan, bahkan baru melihatnya saja wajah Kaira sudah merona.
"Astaghfirullah ini model apa...." Kaira menggelengkan kepalanya, pakaian kurang bahan haruskah ia kenakan. Berulang kali ia istighfar dan menghela nafas berat, ujian apa lagi yang harus ia jalani jika seperti ini.
Kaira bergidik menatap dirinya dari pantulan cermin, ia akhirnya memilih memakai dress selutut. Menghindari pakaian kurang bahan tapi berhasil membuatnya gelisah dan tak tenang. Bagaimana tatapan Regan nanti padanya jika melihat ia memakai pakaian sexy seperti ini.
Kaira tersentak saat merasakan kecupan di pipi begitu mengejutkan. Terlalu fokus hingga tidak menyadari Regan keluar dari kamar mandi. Kaira mengalihkan pandangannya saat menyadari jika Regan hanya mengenakan handuk yang melilit rapi di pinggul.
Hingga bayangan akan malam pertama kembali mengingatkan dirinya jika ia telah seutuhnya di miliki oleh pria yang kini berdiri di belakangnya. Regan tersenyum tipis melihat wajah merona sang istri. Menggemaskan......
"Cantik.....sudah siap?"
Kaira tak menjawab, lidahnya kelu tubuhnya mendadak kaku. Berulang kali menarik nafas dalam untuk menetralkan degup jantungnya. Tanpa menoleh Regan membuat diri semakin grogi.
"Sayang...." Regan membalikkan tubuh Kaira, tapi karena malu Kaira menurun-nurunkan dress-nya dan sukses membuat Regan mengulum senyum.
"Bantu aku mengeringkan rambut sayang!"
"Le...le....lebih baik pakai pakaian dulu Re..." Kaira kembali membuang muka, dada Regan yang basah auto ingin memeluk namun malu. Tiba-tiba geregetan hingga tak tahan memandang.
"Untuk apa pakai pakaian jika nanti akan di buka? aku tidak butuh pakaian tapi aku butuh kehangatan!" bisik Regan di telinga Kaira. Regan mengulurkan handuknya, tapi tak kunjung di raih oleh Kaira. Hingga Regan merapat menarik tubuh Kaira mendekat.
Matanya membola merasakan sesuatu yang mengganjal, ternyata si Regan junior mereog di balik handuk.
"Terasa tidak? jika terlalu lama ia bisa ngeces melihat kamu yang sudah begitu menggoda!" Regan menganggukkan kepalanya dan kembali memberikan handuk kepada Kaira.
Produksi kalii
..
Di kasih monongan ketika menginjak 10 thn usia perkawinan
Dan ternyata stlh punya anak Baru sy sadar knp Mgkn Tuhan ngasih lama krn faktor istri adik saya.. Yg mgk secara kesiapan mental blm siap di kasih momongan mgk secara umur Iya tp mental blm krn msh Sak karepe dhewe..
Tapi kok kyk bego Dari peran istri gimana
Haruse ga boleh menolak apapun jatah suami
Mlh bahkan sunahnya menawarkan diri, Kan Dah hatam ilmunya seorang guru pula..
Klo kesannya menghindari Dr kewajiban gitu kok kyk org ga pernah punya ilmu