Time Travel Terlempar Ke Masa Depan

Saking tidak sabarnya menunggu kedatangan Brian bu Rita sampai mondar-mandir menunggu kedatangan putranya itu.

Begitu juga dengan Lila yang sangat tidak sabar sambil berbaring di kursi saking bosannya menunggu kakaknya datang.

Apalagi Nella, yang paling tidak sabar dan terus mondar-mandir juga di dalam kamar itu.

" Shiiittt, lama sekali sih Brian, kenapa belum datang juga " gumam Nella sambil menggigit sedikit jarinya sambil mondar-mandir.

Begitu juga dengan bu Rita dan Lila sampai serasa mati ke garingan saking bosannya menunggu Brian datang.

" Mana kak Brian ma, kenapa belum datang juga " Lila sungguh sangat bosan karena terlalu lama menunggu.

" Mana mama tahu, tadi kakak mu bilang akan mengantarkan Rafa sekarang, kenapa sampai sekarang belum datang juga " bu Rita tak kalah bosannya juga menunggu.

" Coba mama hubungi lagi kak Brian, bilang sudah sangat kangen sama Rafa, suruh kakak cepat - cepat datang " ucap Lila.

" Baiklah mama hubungi lagi kakak mu sekarang " langsung saja bu Rita mengambil ponselnya menghubungi putranya itu.

Sampai beberapa kali bu Rita menghubungi Brian tapi tidak kunjung di angkat membuat bu Rita sangat kesal.

" Kemana sih nih anak, kenapa tidak di angkat- angkat telponnya, huuh... " bu Rita sangat kesal

" Kenapa ma, tidak di angkat, coba terus ma mungkin saat ini kak Brian sedang di jalan " ucap Lila.

" Mungkin saja, baiklah mama hubungi terus " ucap bu Rita yang terus menghubungi Brian.

Dan setelah beberapa kali menghubungi akhirnya Brian menjawab telponnya.

" Halo nak, kamu dimana kenapa belum datang juga? " tanya bu Rita saking tidak sabarnya.

" Iya Halo ma, ini Brian sudah di jalan, jalanya macet makanya lama, sebentar lagi Brian sampai " sahut Brian dari sebrang sana.

" Baiklah mama tunggu, cepat ya Brian " ucap bu Rita lagi dengan leganya.

" Iya ma, ya sudah Brian matikan telponnya ya " ucap Brian lagi.

" Ya sudah kalian hati - hati di jalan " ucap bu Rita yang setelah itu memutuskan panggilannya.

" Bagaimana ma? " tanya Lila penasaran.

" Kakak mu sudah di jalan, katanya jalanya macet makanya belum sampai juga, dan katanya sebentar lagi sampai, cepat bersiap mama sudah tidak sabar " sahut bu Rita dengan semangatnya.

" Iya ma, Lila juga tidak sabar semua sudah siap " ucap Lila yang tak kalah tidak sabarnya.

" Mana Brian tante kenapa tidak datang juga? " Nella tiba-tiba datang saking bosannya menunggu.

" Kok kamu kesini, cepat sana masuk ke kamar lagi, sebentar lagi Brian sampai tadi tante sudah hubungi katanya sudah di perjalanan, jalannya macet makanya dia lambat datang katanya sebentar lagi dia datang cepat kembali ke kamar sana " suruh bu Rita.

" Tahu nih kak Nella tidak sabaran banget sih, cepat kembali ke kamar lagi kak Nella, nanti ketahuan kak Brian " suruh Lila juga.

" Iya deh baiklah, Nella kembali ke kamar lagi, habis lama banget datangnya Nella kan bosan nunggunya " ucap Nella kebosanan.

" Sama kita juga bosan nunggunya tapi mau bagaimana lagi, Brian terjebak macet di jalan, makanya lama datangnya " ucap bu Rita yang tak kalah bosannya.

" Tahu nih, kita sabar saja cepat sana kak Nella kembali ke kamar " suruh Lila sambil melibaskan tangannya menyuruh Nella.

" Iya iya, huh. " dengan terpaksa Nella kembali ke kamar sambil membuang nafas beratnya mengurangi rasa bosannya.

Dengan sabar dan rasa bosan ketiganya menunggu kedatangan Brian untuk menjalankan rencana mereka

______

Sedangkan yang di tunggu saat ini sedang menikmati kebersamaannya dengan keluarganya.

" Kenapa kamu begitu Brian, tega sekali iih memberi harapan palsu buat mama sama Lila " ucap Xia yang terkikik geli melihat kelakuan suaminya itu.

" Biarin, sekali - sekali memberi mereka pelajaran, rupanya menyenangkan juga hahahaha... " dengan senangnya Brian juga membayangkan idenya.

" Kita mau kemana pah mah? " tanya Rafa karena saat ini mereka sudah dalam perjalanan.

" Kita mau ke luar kota nak, papa ada perjalanan bisnis, jadi papa ajak kamu dan mama ikut sekalian kita liburan ya, hahahaha.. " dengan senangnya Brian dengan idenya itu.

" Kamu iiih Brian, bisa saja deh kasihan tau bisa ke garingan mereka menunggu kamu datang hehehe... " Xia tak kalah senangnya dengan ide sang suami yang ngeprank mertua dan ipar jahatnya itu.

Xia tidak menyangka suaminya ini ternyata jahil juga.

" Hahaha, biarkan saja salah sendiri mau berniat jahat, sama anak sendiri ko se tega itu, biar mereka rasakan bagaimana bosannya menunggu hahahaha... " sahut Brian, meski dalam hati tidak tega, dan terpaksa Brian lakukan demi keamanannya sendiri.

" Yeeee, kita liburan, jalan - jalan horeee... " seru Rafa dengan gembiranya.

" Yeeee, terimakasih suamiku, untungnya kali ini kita mengetahui rencana mereka jadi kita bisa waspada dan menghindar " seru Xia yang tak kalah gembiranya.

" Iya untung saja, maka dari itu kedepannya kita harus waspada lagi, untung Reyhan memberitahu kita tentang rencana mereka kalau tidak aku tidak bisa bayangkan bagaimana jadinya " ucap Brian lagi membayangkan rencana jahat ibu dan adiknya.

" Iya aku sungguh tidak bisa membayangkan, kalau begitu memang harus tingkatkan lagi kewaspadaan kita, karena ini baru permulaan, kedepannya mereka pasti akan merencanakan hal yang jahat lagi, kita harus terus berhati - hati sekarang " kata Xia juga membenarkan.

" Kamu benar Xia, mereka tidak mungkin menyerah begitu saja, kalau begitu pakai ini, agar aku bisa selalu memantau keberadaan kalian dan kalian juga bisa memantau keberadaan ku " kata Brian memberikan JPS pada dirinya dan juga pada istri dan anaknya yang langsung di pasangkan Brian pada anting Xia dan jam tangan sang putra sedangkan Brian sendiri memasangnya di kancing bajunya.

Jadi dengan begitu mereka merasa lebih aman jika terjadi sesuatu mereka bisa langsung mengetahui keberadaan masing-masing.

" Kamu kok bisa terpikir memasang JPS seperti ini sih Brian? " tanya Xia penasaran.

" Keadaan nanti kita tidak ada yang tahu, apalagi mereka kalau kali ini gagal pasti akan merencanakan yang lain lagi, aku hanya antisipasi pada hal terburuknya saja " sahut Brian sedikit khawatir dengan semuanya.

" Kenapa tidak langsung di atasi saja Brian, dari pada terus waspada seperti ini, kita juga kan yang susahnya " ucap Xia tidak habis pikir dengan keribetan ini.

" Untuk memberikan pelajaran harus dengan bukti, kalau memang sudah terjadi macam - macam, mereka pasti tidak bisa mengelak lagi, jadi kita tunggu saja kedepannya bagaimana, kalau mereka nekat mau tidak mau aku akan nekat juga, tapi kalau mereka melakukan dalam batas wajar, ku biarkan saja dulu, dan aku berharap jangan sampai mereka melakukan hal yang melebihi batas. " harap Brian pada ibu dan adiknya, karena sungguh Brian sangat tidak mau kalau ibu dan adiknya berbuat keterlaluan lagi.