Selamat Membaca kisah Key And Bian 💖💖
Takdir masa lalu Presdir Adiguna Group dan seorang model bernama Jesika, telah membuat sebuah benang kusut untuk kehidupan anak-anak mereka.
Key dan Bian dua manusia yang mengenal arti cinta dengan cara berbeda. Semua terasa sederhana jikalau itu hanya tentang rasa mereka berdua. Tentang cinta berbeda status, tentang orang ketiga. Namun takdir masa lalu orangtua telah menyeret mereka dalam hubungan rumit tentang penghianatan, tentang ibu yang tersakiti, tentang kebencian yang diwariskan.
Dan bagaimana kalau takdir masa lalu itu memunculkan seseorang, anak yang tak diketahui. Dari situlah rumitnya takdir masa lalu itu akan terurai.
Akankan cinta Key dan Bian bersatu menuju perayaan?
Akan ada banyak tawa dan bahagia, namun juga akan ada airmata.
selamat membaca 🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta (Part 6)
Ruangan utama sudah dipenuhi tamu
undangan. Para tamu melawati karpet merah yang terbentang, jalan berlengak
lengok sambil tersenyum penuh kebanggaan. Puluhan kamera mengabadikan
kedatangan mereka, ada yang tersenyum sambil mengandeng pasangan, ada yang melenggang
dengan penuh percaya diri sendirian. Tim khusus menyambut para tamu,
mempersilahkan mereka duduk di kursi sesuai dengan nama mereka. Seorang wanita
dengan cekatan mencoret nama di buku yang dia pegang, ketika undangan sudah
duduk di kursinya. Begitu seterusnya.
Di gerai makanan Key dan Basma bisa
melihat dengan jelas orang-orang yang datang. Senyum mereka, rasa bangga dan
percaya diri yang muncul saat kamera mengabadikan momen. Key hampir
berteriak saat seorang laki-laki masuk dengan seorang wanita.
“ Bas diakan artis sinetron idola
mbak Key sama Ibu dulu.” Key menutup mulutnya, saking senangnya. Dia mengeluarkan ponselnya.
Mengambil foto, walaupun tidak bisa terlalu dekat, tapi cukup lumayan. Dalam
hati dia berharap, semoga nanti dia mampir ke gerainya, dan dia bisa berjabat
tangan.
“ Norak.” Kata basma.
“ Apa si Bas.” Dia menyenggol
adiknya. Masih menatap, sampai artis idola dan istrinya duduk dikursinya.
Seseorang naik ke atas podium. Kak
Anjas rupanya. Sepertinya acara sudah akan dimulai.
“ Assalamualaikum wr, wb.Selamat
malam untuk semua tamu kehormatan kami, terimakasih atas kehadiranya malam ini,
dalam perayaan ke 25 berdirinya mall keluarga milik kita semua Grand Mall.”
Tepuk tangan membahana. Key juga ikut bertepuk tangan senang, “ Baiklah, mari
kita berdiri semuanya, menyambut kedangan ketua Adiguna Grup dan juga CEO Grand
Mall.”
Bagian musik memainkan musik
pengiring yang semangat. Semua orang berdiri, saat pintu terbuka. Beberapa
pengawal masuk, lalu ketua Adiguna Grup berjalan dengan penuh wibawa bersama
istrinya yang cantik mempesona. Yuna Sailendra melingkarkan tangannya di tangan suaminya. Mereka bergandengan mesra. Sementara di belakang mereka Bian, yang juga menggandeng seorang wanita
cantik. Semua tau siapa gadis beruntung itu, Amanda Hiller, putri tunggal
pemilik brand ternama Morela. Mereka berjalan dengan penuh percaya diri. Tepuk
tangan memenuhi ruangan.
Sementara di antara tepuk tangan
yang membahana itu, di sudut gerai makanan. Tubuh Key bergetar. Ia terduduk
di kursinya, Basma tau apa yang terjadi. Dia menggenggam erat tangan Key. Gadis
itu pasti sangat terguncang saat ini.
Sekelebat pristiwa malam itu
kembali melintas di pikiran Key. “ Apa yang kau inginkan dariku, tidak ada yang
tidak menginginkan apa-apa dariku.” Key masih menunduk menahan perasaannya yang
berkecamuk.
“ Jadi karena kamu adalah CEO Grand Mall” bergumam sendiri.
“ Mba.”
“ Aku gak papa Bas.”
Saat ini tepuk tangan sudah mereda.
Dan para pemegang saham perusahaan sudah duduk, termasuk Ketua dan CEO. Key melihat
wajah itu, sebuah wajah yang tersenyum namun begitu kesepian. Wajah yang
seperti pertama kali ia temui di minimarket waktu itu. Namun, kenapa sekarang
ia merasa tubuhnya mengecil. Terhisap di antara lautan manusia. Bahkan key ingin
tengelam ke dasar bumi sekarang. Berada di sini, melihat Bian yang begitu dekat
namun dalam sosok yang berbeda. Bukan pria ketus, sombong namun menyenangkan
ketika dia sudah mengenalnya. Namun Bian yang duduk di antara orang-orang
terhormat itu sekarang adalah pria yang bahkan tidak akan pernah diimpikan oleh
Key untuk ia raih. Matanya bergeser ke sampingnya, seorang gadis cantik yang
selalu beruntung dalam kehidupannya. Bahkan sejak SMU, Key hanya mampu
menatapnya dengan kagum. Ya dialah Amanda Hiller teman SMUnya dulu.
Acara sudah dimulai, sekarang Anjas
mengundang ketua Adiguna grup untuk memberikan sambutan ke atas podium. Semua
orang berdiri dan bertepuk tangan saat Adiguna Sanjaya berjalan dengan penuh
wibawa. Di belakangnya mengikuti seorang pria yang selalu ada di sampingnya.
Ayah Anjas. Tepuk tangan berhenti saat Adiguna sudah berada diatas podium.
“ Terimakasih semuanya silahkan
duduk kembali.” Dia memberikan senyum, serta mengedarkan pandangan ke seluruh
ruangan. Matanya menyapu wajah-wajah tamu, menuju ke arah gerai makanan,
pandangannya beradu pada Basma. Pemuda tampan itu tidak memperhatikannya, dia
terlihat sedang menunduk dan bicara dengan gadis di sampingnya. “ Selamat malam
semuanya, terimakasih tentu saja kepada istri tercinta saya. “ Tepuk tangan
membahana. Yuna sailendra memberikan senyum palsu kebahagiaannya. “ Dan putra
saya tercinta tentu saja. Dan juga semua pimpinan, para pemegang saham, para
karyawan dan juga perusahaan-perusahaan yang sudah menjadi mitra bisnis Grand
Mall. Karena kerja keras kalian semua kita bisa berada di sini, merayakan ulang
tahun grand Mall yang ke 25 dengan gemerlap dan penuh kebahagiaan.” Tepuk tangan terdengar dengan keras.
"Dan pada hari bahagia ini, saya juga mempunyai pengumuman yang membahagiakan.”
Semua orang saling pandang menunggu, kamera tv, media, dan juru foto bersiap
tidak mau kehilangan momen penting. “ pertunangan secara resmi CEO Gran Mall
Bian Nugara Sanjaya dengan putri cantik pemilik brand Morela yaitu Amanda
Hiller.” Tepuk tangan membahana, ramai. Kamera langsung menyorot ke arah Bian
dan juga Amanda. Mereka berdiri, Amanda tidak mau kehilangan kesempatan
menggandeng tangan Bian saat naik ke podium. Mereka terlihat sangat serasi.
Tampan dan cantik, jika disejajarkan bak raja dan ratu. Adiguna Sanjaya
memeluk putranya.
“ Mari beri tepuk tangan dan restu untuk mereka berdua.”
Semua orang tamu undangan berdiri,
bertepuk tangan. Menyambut berita bahagia itu. Acara pengumunan pertunangan dan
sambutan Adiguna sudah selesai. Anjas kembali menjadi pembawa acara. “ Sekarang
kita sambut CEO Grand mall, pria beruntung yang telah bertunangan dengan
kekasihnya.”
Tepuk tangan lagi. Bian berjalan ke
arah podium lagi, dia memandang Anjas dengan penuh kebencian. Apa salahku, balas Anjas lewat sorot matanya yang pura-pura tidak menyadari.
“ Selamat malam semuanya.
Terimakasih atas kehadiran dan kerja kerasnya selama ini, bersama Grand Mall
saya ingin mewujudkan sebuah kehidupan yang lebih baik bagi semuanya.
Orang-orang yang ada di sini adalah bagian penting dalam keberlangsungan Grand
Mall kedepannya. Para memimpin perusahaan, para tamu kehormatan dan anggota
VVIP, dan tentunya karyawan Grand Mall semuanya. ” Bian mengedarkan pandangan.
Melihat wajah-wajah tamu undangan. Para petinggi yang berada di kursi depan,
menyusul orang-orang penting di negri ini. Lalu yang terakhir para karyawan
Grand Mall dan Adiguna Grup. Mereka orang-orang yang bekerja keras di perusahaan
ini, mungkin bisa dikatakan yang bekerja jauh lebih keras dari padanya, berada
duduk di belakang, tak terlalu tersorot kamera. Kini matanya menuju gerai makanan. “ Kalian.” Dia terdiam. Matanya dengan jelas menangkap sosok itu. Gadis penjaga kasir minimarket yang setiap
malam selalu merubah hidupnya. Dia memakai seragam berwarna putih. Dia ada
di sini. Tubuhnya tiba-tiba bergetar pelan. Kakinya rasanya lemas.
Anjas mendekat. “ Bi, lanjutkan
sambutanmu.” Dia berbisik. Seketika Bian tersadar. Matanya masih bertemu dengan
mata gadis itu. Pikirannya buyar, sambutan yang tadi sudah berada di luar kepala
tiba-tiba lenyap.
“ Teruslah bekerja keras.
Terimakasih semuanya.” Akhirnya dia menyudahi sambutannya. Anjas mendelik. Bian
bahkan belum menyelesaikan separuh dari pidato yang sudah dibuat. Namun Bian
sendiri langsung turun, sehingga Anjaslah yang harus menguasai keadaan.
Beberapa orang saling berbisik.
“ Kita meriangkah acara malam ini
terlebih dahulu, dan silahkan nikmati hidangan yang telah di siapkan.”
Lalu muncullah penyanyi wanita
dengan suara merdunya. Susana terasa semakin meriah ketika mc kondang masuk
mengantikan Anjas . dia membawakan acara menjadi lebih hidup. Yang tampak suram
di mejanya hanya Bian. Dia bahkan enggan untuk tersenyum, walaupun sekedar
tersenyum palsu.
BERSAMBUNG.....................
Terima kasih tuk karya yg berkesan cantik..
kamu bisa di tegor atasan mu key🤣