Terjerat Cinta Pria Miliarder

Acara ulang tahun Philip akhirnya di mulai, dan Philip memberikan ucapan sepatah dua patah kata, terlebih untuk istri yang ia cintai, ia bersyukur di usianya yang semakin bertambah masih ditemani oleh istri tercinta dan juga kakak laki-lakinya, Edward adalah satu-satunya keluarga kandung yang ia miliki.

Kemudian giliran Jane yang kini berbicara, di depan semua orang, Jane mengungkapkan apa yang ia rasakan, bahwa ia sangat mencintai suaminya dan ia juga meminta maaf jika dirinya belum menjadi istri yang sempurna, ia sangat menyesal belum bisa memberikan seorang anak untuk Philip. Air matanya menetes dan dia juga mengatakan bahwa dirinya tidak ingin berpisah.

Semua orang ikut bersedih dan saat itu juga Philip mengatakan hal yang membuat semuanya terenyuh.

"Aku mencintaimu dengan apa adanya dirimu, dan tidak akan pernah berubah sampai kapanpun, hingga maut yang memisahkan."

Semua orang bertepuk tangan, Laura terlihat menyeka air matanya yang menetes, gadis itu terharu dengan pasangan yang saling mencintai dan saling menerima, melihat itu Edward dengan cepat memberikan sapu tangannya, dan membelai rambut Laura dengan pelan.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Edward pada Laura.

"Aku baik-baik saja, hanya saja mereka sangat romantis, aku sangat senang dan bahagia melihat mereka saling mencintai satu sama lain." Kata Laura sembari menyeka air matanya dengan sapu tangan milik Edward.

Di sisi yang lain, sepasang mata elang melihat dengan tatapan yang siap menyerang, tubuh pria itu kaku, kemarahan terlihat jelas di wajah Zafran, rahangnya menonjol, dadanya bergemuruh, namun pria itu sadar bukan waktu yang tepat untuk memberikan Edward pelajaran.

Zafran menghormati Philip sebagai saudaranya, ia sudah menganggap Philip sebagai adiknya sendiri, dan pria itu tidak ingin mengacaukan hari penting Philip.

Acara terlaksana dengan sempurna, semua di rangkai dengan kemewahan, setelah acara di pantai selesai semua undangan kemudian di persilahkan menaiki kapal pesiar yang sudah siap untuk berlayar ke samudra lepas.

Edward berjalan menaiki kapal dengan Laura, sedangkan Zafran masih terus mengawasi dengan Gaby tetap berada di sampingnya.

Semua sudah masuk ke dalam kapal pesiar, dan kapal megah itu siap berlayar menuju samudra.

Acara sangat meriah dan serba mewah, semua orang bergembira dan menikmatinya, namun tidak untuk Laura, ia hanya berdiri di sisi yang sepi dan menikmati jus buahnya.

Gadis itu melihat jam tangan kecil yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Sudah pukul 3 pagi." Kata Laura lirih dan merasa sangat lelah.

Laura melihat Zafran duduk dan hampir menghabiskan 1 botol penuh alkohol. Pria itu hanya diam melihat lantunan musik yang di bawakan penyanyi terkenal, ditemani Gaby di sampingnya yang tidak pernah melepaskan tangannya dari lengan Zafran, wanita itu selalu menempelkan tubuhnya dan terlihat manja.

Tidak ada yang berani mendekati Zafran selagi ada Gaby, karena jika ada yang berani Gaby akan langsung melabraknya.

Sedangkan Philip dan Jane sedang beramah tamah dengan tamu-tamu undangan mereka. Terlihat Jane yang sesekali melambaikan tangannya pada Laura. Mungkin Jane sudah mulai menikmati acara ini pikir Laura, karena Philip juga terlihat suami yang baik, pria itu selalu menjaga Jane.

Kemudian Laura menyapu pandangannya ke sekeliling lagi, terlihat Edward berjalan mendekat dan sedikit mabuk, pria itu tadinya berdansa dengan beberapa penari dan para wanita dengan meminum alkohol.

"Laura..." Panggil Edward sedikit terhuyung.

"Edward kau mabuk." Kata Laura.

"Hanya sedikit, aku masih sangat sadar." Kemudian pria itu mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jas nya.

"Ini ponselmu, aku menemukannya di pinggir pantai." Kata Edward sembari memberikan ponsel tersebut.

"Astaga... Syukurlah, terimakasih Edward, ku kira aku sudah kehilangan ponselku."

Edward tersenyum puas.

"Kau cantik Laura, kau gadis baik-baik, meskipun aku pria kotor tapi aku tetap ingin memiliki istri yang seperti dirimu, aku ingin..." Kalimat Edward terhenti ketika melihat Stark datang menghampiri mereka.

"Sudahlah aku tidak akan mungkin menang melawan Zafran." Kata Edward berlalu pergi dan kembali berdansa dengan para wanita.

Laura tidak mengerti dengan kalimat Edward, sedangkan kini Stark sudah berada di dekatnya.

"Nona, saya akan mengantar anda ke kamar, ini perintah dari Tuan Zafran." Kata Stark.

"Baiklah aku juga sudah lelah, aku tidak terlalu cocok dengan acara seperti ini." Kata Laura lirih, sekilas ia melirik ke arah Zafran yang masih duduk dengan santai menyandarkan punggungnya.

Stark mengantar Laura menuju kamarnya dan setelah sampai di depan pintu kamar, Stark berpamitan pergi meninggalkan gadis itu untuk kembali ke tempat dimana Zafran berada.

"Aku tidak akan terkejut lagi, kamarku pasti akan selalu terhubung dengan kamar Zafran, sekalipun kamar ini di dalam kapal, yah... Dia bisa membuat segalanya menjadi apa yabf dia mau." Kata Laura ketika masuk ke dalam kamar dan melihat ada pintu penghubung.

Laura ingin segera mengganti pakaiannya dan juga mencuci wajahnya, gadis itu mengelap seluruh tubuhnya, karena waktu sudah menunjukkan pukul 4 pagi, sedangkan Laura belum tidur membuatnya tidak berani untuk mandi meski tubuhnya sangat lengket dan lelah karena angin pantai.

"Begini juga sudah cukup, badanku sudah tidak terlalu lengket. Hmm.... Nyaman sekali, punggung dan kaki ku sangat lelah." Kata Laura merebahkan tubuhnya dan mengendurkan otot-otot serta semua urat syarafnya dengan menggeliat dan berguling-guling di atas kasur yang empuk dan lembut, Laura berulang kali menggelinding ke kanan dan ke kiri seperti bayi.

Dan pada akhirnya tak butuh waktu lama untuk Laura bisa tidur.

***

Pukul 8 pagi, Laura mendengar deburan ombak, insting alam bawah sadarnya ingat dan menyadari bahwa ia sedang berada di dalam kapal pesiar. Namun matanya masih ingin terpejam karena rasa kantuknya yang masih bergelayutan di matanya.

Gadis itu masih enggan untuk bangun, ia merasakan bagaimana nyamannya ia tidur.

Laura membenarkan posisi tubuhnya, semakin nyaman dan erat memeluk guling yang ada di sampingnya.

Gadis itu tidur dengan posisi miring ke sisi kiri.

"Tapi... Tunggu dulu, aku bukan memeluk guling, tapi aku memeluk tubuh seseorang, dan kepala ku berada di lengan seseorang, lalu tangan siapa yang sedang melingkar di tubuhku?"

Dengan cepat Laura membuka mata, rasa kantuknya tiba-tiba menghilang terpental oleh keterkejutanya yang dengan gerakan reflek tubuhnya seperti tersentak keatas, gadis itu duduk dan memperhatikan dengan seksama, matanya melotot, ia juga mengucek mata berulang kali dan mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Apa yang kau lakukan di kamarku!!!" Laura berteriak dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Hey... Bangun!!! Bangun!!! Kembali lah ke kamarmu sendiri, kenapa kau tidur di sini dasar mesum!!!" Laura berteriak sambil memukul-mukul pria itu dengan bantal.

"Kenapa kau berisik sekali!!!" Kata pria itu membuka matanya perlahan dan menangkis bantal dengan tangan kanannya.

"Kau mabuk ya!!! Kenapa tidur di kamarku!!!" Teriak Laura.

"Kau sudah berjanji Zafran, aku akan menuntutmu!!!" Ancam Laura.

"Kau lihat baik-baik, kamar siapa ini..." Kata Zafran dengan santai, dan duduk menyandarkan punggungnya.

Laura melihat ke sekeliling.

"Ini kamarku bukaaan..." Katanya tidak yakin, dan melirik kesana kemari melihat setiap sudut ruangan.

"Tadi kau sangat yakin dan berteriak-teriak, kenapa sekarang kau ragu. Kau lihat baik-baik baju tidur siapa yang kau pakai, apa kau tidak bisa merasakan kalau pakaian itu terlalu besar untukmu." Kata Zafran.

bersambung~