PENYESALAN CINTA

"Lia, akhirnya wanita itu ditangkap juga." ucap Wati yang merasa lega.

"Iya guys, aku tadi udah takut banget. Wanita itu dari tadi nuduh bunda terus." ucap Lia ang menyampaikan kepanikan nya.

"Tapi ya, gue kayak familiar gitu, sama ibu ibu tadi. Kayak pernah liat, tapi dimana ya?" ucap Dodo yang dari tadi berfikir.

"Tapi, ya. kenapa ibu itu ngotot banget kalau makanan bunda Lo beracun li?"

"Ga tau juga, aku pusing banget liat suara nya. Dari tadi koar koar ga jelas, beberapa orang juga merekam aksi nya. Tapi akhirnya beres juga."

"Hah, ingat. Gue ingat dia punya usaha rumah makan juga guys, liat ni!" ucap Dodo yang menyodorkan ponsel nya.

"Loh inikan , di persimpangan belokan. Jadi dia pura pura gitu?" ucap Lia yang kaget.

"Sepertinya gitu, dan ini termasuk kejahatan yaitu memfitnah orang lain, dan mendapatkan keuntungan sendiri." ucap Wati

"Bener, Lo tenang aja, mama gue akan urus wanita itu." ucap Dodo yang berusaha menyakinkan.

Bunda Ara begitu berterimakasih kepada keluarga Dodo, telah membantu permasalahan mereka. Dia juga mengundang mereka untuk makan bersama sebagai jamuan rasa syukur nya. ibu nya Dodo tak menolak dan mau ikut bersama di meja makan yang sederhana itu. Masakan Ara sangat enak, dan sangat lezat. Maka saat ada yang cari masalah dengan keluarga itu, dia dengan sigap menolong dan membantu Ara.

Setelah semua masalah hari ini selesai, kedua ibu dan anak itu bernafas lega. dan bunda Ara bisa membuat beberapa pesanan orang lagi, untuk diantarkan kepada pelanggan setia nya.

****

keesokan harinya, Lia sudah rapi dan siap untuk berangkat ke sekolah. Dia tak tau hari ini akan berangkat dengan siapa, karena bunda nya sedang sibuk, jadinya dia tak enak merepotkan bunda nya itu.

"Bunda minta maaf ya dek, ga bisa anterin kamu ke sekolah." ucap Ara dengan perasaan bersalah nya. Sebab hari ini pesanan nya begitu banyak. Berkat permasalahan kemarin, katering bunda nya di serbu banyak orang. Hal itu membuat bunda Ara shock, sekaligus senang. dengan begini, dia akan menabung untuk masa depan putri kecil nya.

"Gpp Bun, Lia bisa sendiri kok, zaman sekarang kan masih ada gojek. Jadi aman." ucap nya yang berusaha untuk tak membuat bunda nya khawatir.

Ara masih terlalu takut membiarkan anak perempuan nya naik gojek, apalagi jaman sekarang banyak kasus kekerasan, terutama pada wanita. Dia masih trauma dengan berita berita yang sedang viral akhir akhir ini. Memang tak semua nya orang hati nya jahat, tapi lebih baik waspada dan mencegah nya.

"Oh ya, Leon kok ga pernah main ke sini lagi?"

"Deg... Mendengar nama Leon, membuat perasaan nya terasa sesak. Laki laki itu, bahkan tak mengirimi nya pesan. entah apa kesibukan yang Leon lakukan sekarang.

Rasanya Leon mulai berubah, tak seperti dulu. Saat melakukan sesuatu pasti ngabarin selalu. karena kunci hubungan yang awet itu ya komunikasi, yang lancar.

"Lagi sibuk mempersiapkan ujian Bun, kan ga lama lagi ujian nasional. Apalagi kak Leon udah kelas 3." ucap nya dengan berbohong.

"Hubungan kalian baik baik saja kan, ga ada masalah?" tanya bunda Ara yang memastikan.

"Baik kok Bun." ucap nya berusaha tersenyum tipis agar bunda nya tak curiga.

"Kalau ada sesuatu, kasih tau bunda ya nak. Jangan di Pendem sendirian. Bunda juga pernah muda. Patah hati, sakit hati itu wajar. Itu adalah salah satu proses pendewasaan." ucap nya dengan bijak.

Lia tertegun mendengar nya, tak menyangka memiliki seorang bunda yang begitu mengerti anak nya. Dia berharap suatu hari nanti mereka akan bahagia.

"Makasih ya Bun, Lia sayang sama bunda."

"Bunda juga lebih sayang sama Lia." ucap nya tersenyum lembut.