NovelToon NovelToon
Susuk Pemikat (Dendam Asih)

Susuk Pemikat (Dendam Asih)

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Hamil di luar nikah / Dendam Kesumat / Tumbal / Tamat
Popularitas:266k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Asih begitu mencintai Rahmat, sampai sang biduan yang begitu terkenal dengan suara indahnya itu rela menyerahkan mahkotanya kepada pria itu. Sayangnya, di saat ada biduan yang lebih muda dan geolannya lebih aduhay, Rahmat malah berpaling kepada wanita itu.

Saat tahu kalau Asih mengandung pun, Rahmat malah menikahi wanita muda itu. Asih tersingkirkan, wanita itu sampai stres dan kehilangan calon buah hatinya.

"Aku akan membalas perbuatan kamu, Rahmat!"

Bagaimana kehidupan Asih setelah mengambil jalan sesat?

Gas baca, jangan ketinggalan setiap Mak Othor update.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Asih sedang duduk di depan meja rias, dia sedang berpikir apakah yang dia lakukan itu salah atau benar? Apakah dengan mengambil jalan yang tidak benar itu bisa membuat dirinya puas atau tidak?

Apakah dengan mengambil jalan sesat itu dia bisa membalaskan dendamnya terhadap Rahmat atau tidak? Atau mungkin dia akan terjebak dengan permainannya sendiri?

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Asih.

Asih menghela napas berat, lalu dia memutuskan untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian khusus untuk manggung, karena memang sebentar lagi dia akan pergi ke tempatnya pak Lurah. Manggung untuk yang terakhir kalinya.

Tentunya setelah selesai memakai bajunya, Asih memoles wajahnya dengan riasan tipis dan juga bedak yang sudah diberikan susuk pemikat dari Mbah Jarwo.

"Kayaknya nanti aku mau lepas susuk aja, aku udah ikhlas kalau Rahmat nikah sama wanita lain. Gak boleh dendam, aku nanti pindah rumah aja. Biar gak perlu ketemu sama keluarga laknatt itu lagi," ujar Asih.

Kemarin-kemarin dia begitu menggebu ingin memasang susuk dan membalaskan dendam kepada Rahmat, tetapi setelah dipikir-pikir, Asih rasanya ingin hidup damai dan menjauh saja dari kehidupan Rahmat.

Karena jujur saja Asih merasa tidak nyaman didekati oleh Rahmat lagi, dia lebih tak nyaman lagi kala dirinya didekati oleh pak Lurah.

Namun, tidak lama kemudian kemarahan muncul kembali di dalam hatinya. Dia teringat bagaimana cara Rahmat memperlakukan dirinya, dia teringat bagaimana Asih sampai keguguran dan kehilangan calon bayinya.

Dia juga langsung teringat bagaimana kelakuan dari pak Lurah dan juga istrinya dalam mempermalukan dirinya, dirinya dianggap hina dan tidak pantas bersanding dengan Rahmat.

"Nggak bisa! Aku nggak bisa berhenti begitu saja, aku harus membalaskan dendamku sampai tuntas. Aku akan membuat hidup Rahmat dan juga kedua orang tuanya hancur," ujar Asih.

Wanita itu bertekad akan menghancurkan keluarga itu, setelah tekadnya kuat dia menenangkan dirinya yang kini diliputi oleh amarah.

"Mending berangkat aja, nanti telat. Pak Dedi bisa marah," ujar Asih.

Asih sudah selesai berdandan, dia keluar dari dalam rumahnya dan hendak membuka pintu mobilnya. Namun, niatnya dia urungkan karena Asih begitu kaget melihat kedatangan Rahmat yang langsung mendekat ke arahnya.

"Pagi, mantan yang sebentar lagi jadi istri." Rahmat tersenyum-senyum sambil mendekati Asih.

"Nggak usah ngaco, kamu tuh baru nikah. Tapi udah rayu aku, malu sama status yang sudah jadi suami orang."

"Akan aku ceraikan dia, yang penting kamu mau nikah sama aku. Jujur aku nyesel nikah sama Mirna, aku terlalu terburu-buru kala itu. Maafkan aku," ujar Rahmat.

"Ck! Cepatlah pulang, kamu itu seharusnya ada di pelaminan. Jangan membuat kekacauan," ujar Asih yang dengan cepat pergi dari sana.

Rahmat terdiam sambil memperhatikan kepergian Asih, setelah Asih menghilang dari pandangan, Rahmat menendang kosong ke udara.

"Sial!" umpat Rahmat.

Kesal sekali karena setiap kali membujuk Asih, wanita itu selalu saja tak mau balikan dengan dirinya. Padahal, Rahmat sangat ingin kembali kepada Asih, terlebih lagi ketika dia melihat keanehan dari Mirna, Rahmat semakin ingin meninggalkan wanita itu.

"Sepertinya aku harus merayu Asih dengan lebih ekstra lagi," ujar Rahmat yang memutuskan untuk pergi dari sana karena sang ibu sudah terus menelpon dirinya.

**

Acara hari ketiga pesta pernikahan Rahmat berjalan dengan sangat meriah, pak Lurah dan juga Rahmat beberapa kali naik ke atas panggung untuk memberikan saweran.

Bukan hanya memberikan saweran kepada para biduan, keduanya juga memberikan saweran kepada masyarakat yang hadir di sana. Beruntung tidak ada yang ribut, mereka dengan tertib mengambil saweran yang disebar oleh kedua pria berbeda usia itu.

"Alhamdulillah, acara selesai ya. Untuk uang saweran semuanya juga sudah dibagi rata, jangan ada yang iri-irian. Asih yang paling sering disawer dan dapat paling banyak malah nggak ngambil uang banyak, dia maunya kita semua dibagi rata."

Dedi kini sedang berbicara dengan biduan dan juga para pemain musik, dia bersyukur karena acara berjalan dengan lancar dan dia juga bersyukur karena mendapat uang saweran yang sangat banyak.

"Kalau begitu saya pamit pulang, Pak Dedi dan teman-teman hati-hati pulangnya."

"Iya, Asih. Oiya, ada manager musik menghubungi saya. Katanya mau ngajakin kamu rekaman, bahkan ada pencipta lagu yang menghubungi saya. Katanya mau nyiptain lagu dangdut khusus untuk kamu, gimana?"

"Nanti saya pikirkan," ujar Asih.

Asih berpelukan dengan para biduan yang ada di sana, setelah itu dia berpamitan untuk pulang. Namun, dia begitu kaget karena ternyata ban mobilnya terlihat kempes.

"Ya ampun, bagaimana ini?"

Asih kebingungan, tak mungkin rasanya dia berjalan kaki karena jarak dari kediaman pak Lurah menuju rumahnya lumayan jauh. Bisa menghabiskan waktu sekitar satu jam kalau berjalan.

Ini sudah malam dan rasanya Asih sudah begitu lelah, dia ingin cepat sampai ke rumah dan beristirahat. Di saat Asih sedang kebingungan antara memilih jalan kaki atau meminta diantarkan kepada Dedi, tiba-tiba saja dia dikagetkan dengan kedatangan Rahmat.

"Asih, mau aku anter gak?"

Rahmat sudah terlihat mengganti pakaiannya dengan pakaian santai, hanya memakai kaos oblong dipadupadankan dengan celana jeans selutut.

Asih berpikir dengan begitu keras mendapatkan ajakan dari Rahmat, dia tidak mau mendapatkan masalah. Dia sudah sangat jijik dan juga kecewa dengan pria yang ada di hadapannya, dia lebih baik kakinya lecet karena jalan kaki daripada harus diantar oleh pria itu.

"Tidak usah, terima kasih."

Asih tersenyum, sedangkan Rahmat nampak kecewa. Namun, pria itu tidak menyerah begitu saja. Kembali dia membujuk Asih agar mau diantarkan pulang oleh dirinya.

"Ini sudah malam loh, Asih. Bahaya kalau perempuan pergi sendirian," bujuk Rahmat.

Asih tersenyum miris mendengar apa yang dikatakan oleh Rahmat, karena dulu demi Mirna pria itu rela menyuruh dirinya berjalan kaki untuk pulang.

"Tidak per---"

Asih tadinya ingin menolak tawaran Rahmat, tetapi tiba-tiba saja sebuah ide terlintas di dalam otaknya. Dia melihat Mirna yang baru saja keluar dari dalam pintu utama, timbul di dalam pemikiran Asih untuk mulai melakukan pembalasan untuk pasangan laknatt itu.

"Sepertinya aku memang butuh tumpangan," ujar Asih yang mendekatkan diri ke arah Rahmat.

Wanita itu yang tadinya menjaga jarak kini malah merapatkan tubuhnya, Asih bahkan tanpa ragu mengusap kedua lengan pria itu. Rahmat sampai melotot tidak percaya melihat apa yang dilakukan oleh Asih.

"Kalau diperhatikan dari dekat seperti ini, ternyata kamu masih sangat tampan. Lebih tampan malah dari dulu kita pacaran," ujar Asih sambil melirik ke arah Mirna yang kini sedang berjalan ke arah Asih.

Tatapan mata wanita itu penuh kebencian, tetapi Asih tidak peduli. Justru saat ini dia ingin memanas-manasi hubungan keduanya, dia ingin melihat pasangan baru itu kacau.

"Beneran tampan?" tanya Rahmat dengan tatapan matanya yang begitu fokus menetap Asih.

Rahmat tidak sadar kalau kini Mirna semakin mendekat ke arahnya, wanita itu bahkan sudah mengepalkan kedua tangannya dengan sempurna.

"He'em, kamu itu ganteng banget. Kamu itu baik banget, nggak pantas tahu nikah sama Mirna yang minus itu."

"Kalau gitu kamu aja yang jadi istri aku, aku--- aduh!" teriak Rahmat karena mendapatkan jeweran di telinganya.

"Bagus ya! Diajak tidur katanya gerah, tahunya kamu di sini lagi ngerayu Mbak Asih. Dasar nggak tahu malu kamu! Cepet masuk ke dalam!" pekik Mirna.

Bukannya menuruti apa yang dikatakan oleh Mirna, pria itu malah memukul tangan Mirna. Wanita itu sampai memundurkan langkahnya dengan sempoyongan, dia menatap Rahmat dengan kesal dan juga kaget.

"Nggak usah ngatur-ngatur! Kalau kamu mau rumah tangga kita langgeng, kamu tidak boleh mengatur aku!" ujar Rahmat tegas.

Mirna tentunya begitu kesal mendengar apa yang dikatakan oleh Rahmat, wanita itu tetapi tidak takut dengan apa yang dikatakan Rahmat. Dia malah mencengkeram kerah baju yang dipakai oleh suaminya.

"Dengar, Rahmat! Mungkin jika di belakang ayah kamu, kamu melakukan hal yang buruk itu wajar. Tapi kamu harus ingat, kita itu sedang ada di rumah ayah. Jangan membuat ayah malu," ujar Mirna.

"Kamu ngancam aku?!" tanya Rahmat sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Iya, kalau kamu mau bantah aku, aku akan berteriak agar semua orang keluar dari rumah. Aku akan berteriak kalau kamu sedang berusaha untuk menggoda Mbak Asih, biar semua orang tahu dan keluarga kamu malu."

"Sial!" umpat Rahmat yang dengan cepat pergi dari sana.

Setelah kepergian Rahmat, Mirna bersedekap dada di hadapan Asih. Dia menatap wanita itu dengan tatapan menantang, tetapi Asih tetap terlihat tenang.

"Nggak usah mimpi ingin mendekati Rahmat kembali, Karena aku pastikan dia tidak akan bisa bersama dengan kamu, Mbak Asih."

Asih malah tertawa kecil mendengar apa yang dikatakan oleh Mirna, wanita itu semakin mendekatkan diri ke arah Mirna. Lalu, dia berbisik tepat di telinga wanita itu.

"Yakin bisa menjaga Rahmat dari pesona aku?" tanya Asih.

Setelah bertanya seperti itu, Asih menjauhkan wajahnya dari wajah Mirna. Dia menatap wanita itu dengan tatapan penuh ejekan, tentu saja Mirna kesal dibuatnya.

"Ingat, Mirna. Hubungan yang aku bangun dulu bersama dengan Rahmat mencapai 5 tahun lebih, banyak kenangan di antara kami. Yakin bisa memusnahkan kenangan selama lima tahun itu?" tanya Asih dengan bibirnya yang semakin menampilkan tertawa mengejek terhadap wanita itu.

1
Pandra Tour
kebun cengkeh atau teh?
Mimik Pribadi
Angel seolah kena tulahnya sendiri,dia pernah bilang ,Atala Nikahin saja Asih smpe dia hamil dan punya anak,stlh itu anaknya ambil dan ceraikan Asih,,,,Lah skrng dia hamil yng ternyata mlh hamil anak siluman ular stlh bayi2 itu lahir,dia lalu ditinggalkan siluman itu sambil membawa anak2 ularnya
Mimik Pribadi
Waduh!! ngeri jga kehamilan Angel,saat enak2 Atala ditumbangi penunggu kebun karet mknya saat itu tahan lama berjam2 main jungkat-jungkitnya 😱😱😱
Mimik Pribadi
Thor gak ada tokoh pria lain apaa,yng bisa bikin hati dek Asih jedag-jedug dugeman??,,,
Mimik Pribadi
Asih cantik,menarik,dan baik.Tapi dari segitu bnyknya yng suka sm Asih hanya Rahmat yng punya niat serius ngajak nikah,sedangkan Atala cm kumbang sesaat yng ngincar mencetak anak doang,,,,y sdh lah sih terima aja toh Rahmat jga sdh insyaf dan ibunya jga sdh baik.
Mimik Pribadi
Orng hamil ngajaknya 2 ronde,sedangkan Bastra udh tau si Mirna lgi bunting pke acara kakinya diangkat trus taruh pundak pula y brojol tuh bayi,bener2 pasangan luchnut yng pikirkan hanya enak2 doang,,,kira2 Mirna jdi hantu gak y trus datangi Ayah mertua terus sambil bilang "Ayaah! aku lgi galau,puasin aku donk! hihiihiii,,,,,
Mimik Pribadi
Dela sm Rahmat udh punya niat tobat dan berubah ke arah lbih baik,tapi disini Dela sm Rahmat tidak diceritakan mulai mendekatkan diri sm Allah atau beribadah mknya kena kali y
Mimik Pribadi
Ngeri jga efek susuk yng dipasang Asih,niat hati ingin menarik dan bisa balas dendam,mlh justru membuat dia repot sendiri dan ketakutan.
Pada dasarnya Asih wanita baik dan tidak berniat jual diri,makanya merasakan dahsyatnya efek susuk itu mlh jdi ketakutan,ayo Asih dtng ke ustadz atau kiyai yng bisa melepaskan susuk itu dari pada membawa petaka karna hidupmu jdi tidak tenang.
Mimik Pribadi
Bakal seru nich,,,,secara yng kaya itu Bundanya Rahmat,
Mimik Pribadi
Udh deg2an takut dukun nya cabul,dngn mengatas namakan ritual,,,,untungnya tidak.
neni nuraeni
waduh aku ketinggalan ini thor
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
adanya setan
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Rakhmat,
untuk bersanding
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Hati Rahmat
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
dua bulan
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
untunglah 😔
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
nah kan hamilnya anak demit 🐍 lagian begituan nya di kebon, kayaknya si atala kemasukan pas lagi buat anak wkwk
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
ternyata gragas juga ya kirain angel yg jaga image gt 😅
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
semoga santet nya mbalik ke diri nya sendiri, lagian bukan nya tobat malah main santet 😏
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
kalo sekarang hamil di luar nikah klarifikasi kak atau dateng ke podcast 😅
Cucu Suliani: Langsung buka aib ya, Kak🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!