NovelToon NovelToon
Bittersweet Villain

Bittersweet Villain

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta Terlarang / Identitas Tersembunyi / Keluarga / Angst / Trauma masa lalu
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nurul Fhadillah

Aizha Adreena Hayva harus bertarung dengan hidupnya bahkan sebelum ia cukup dewasa, berhenti sekolah, mencari pekerjaan dan merawat adiknya karena orantuanya meninggal di malam yang sunyi dan tenang, bahkan ia tak menyadari apapun. bertahun-tahun sejak kejadian itu, tak ada hal apapun yang bisa dia jadikan jawaban atas meninggalnya mereka. ditengah hidupnya yang melelahkan dan patah hatinya karena sang pacar selingkuh, ia terlibat dalam one night stand. pertemuan dengan pria asing itu membawanya pada jawaban yang ia cari-cari namun tidak menjadi akhir yang ia inginkan.

selamat menikmati kehidupan berat Aizha!!
(karya comeback setelah sekian lama, please dont copy my story!)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Fhadillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10

Setelah hampir dua minggu berada kembali di kampung halamannya, mau tak mau mereka harus kembali ke kota. Nuka masih harus bersekolah dan dia akan masuk SD dan demi semua itu mau tak mau Aizha harus tetap bekerja. Kini otak Aizha sudah lebih fresh, sebagian bebannya telah terangkat, ditambah dia bisa kembali dekat dengan teman masa kecilnya membuat kesenangan dirinya bertambah. Sebelum mereka kembali, tak lupa juga Aizha menyimpan kontak Eliya agar mereka tetap saling berkabar.

​Saat kembali tiba dirumah sewa mereka, Aizha merasa lebih lelah dari sebelumnya. Besok dia harus kembali mencari pekerjaan. Setelah mandi dan makan, mereka berdua kini duduk di sofa sambil menonton kartun di TV. Saat sedang santai, tiba-tiba handphone Aizha berbunyi, notif dari Caiden. Ouh iya gadis itu bahkan hampir lupa soal Caiden karena selama dia berada di kampung halaman pria itu tak pernah menghubunginya.

^^^Mr. Caiden^^^

^^^Bagaimana liburanmu? Apa perjalanan kalian menyenangkan?!^^^

Apa Aizha pernah menyebutkan kalau dia pergi pada Caiden? Aizha tidak merasa pernah menceritakan perjalanannya pada Caiden atau siapapun, tapi yah entahlah mungkin Aizha hanya lupa, jika tidak bagaimana pria itu akan tau.

Aizha

Yeah cukup menyenangkan, kami banyak bernostalgia tentang masa lalu juga.

​Dan percakapan mereka di pesan terus berlanjut, hingga Aizha bahkan tak sadar berapa lama. Nuka yang duduk di sampingnya dan menonton TV bersamanya sudah mulai tertidur. Tanpa diduga-duga Caiden mengajaknya keluar besok malam dan dengan senang hati Aizha menerima ajakan tersebut, lagian sudah lama mereka tidak bertemu.

...☠️☠️☠️...

​Hari ini cukup terik, namun itu tidak cukup untuk menghentikan langkah Aizha untuk mencari pekerjaan. Dia sudah bertekad, apapun pekerjaannya dia harus mendapatkannya, apapun itu tak masalah selama Aizha tak menjatuhkan harga dirinya. Aizha sudah berjalan jauh, dari satu tempat ke tempat lain namun belum ada tanda-tanda dia akan mendapatkan pekerjaan. Hingga langah Aizha terhenti di sebuah toko pakaian dan mainan anak-anak, toko itu tak begitu besar dan tak begitu kecil juga. Terdapat sebuah kertas yang tertempel di kaca depan toko tersebut, kertas itu berisi DICARI PEKERJA WANITA USIA 18-35 TAHUN, JIKA BERMINAT BISA LANGSUNG WAWANCARA, TANPA SYARAT ATAU APAPUN.

​Bukankah ini sebuah kesempatan bagus? Semua tempat yang menolaknya selalu karena dirinya tidak dapat memenuhi syarat yang mereka terapkan. Sebelum masuk ke toko itu, Aizha mencoba menenangkan dirinya terlebih dahulu, berdoa dalam hati semoga dia bisa diterima. Di dalam dia bertanya pada penjaga kasir tentang kertas yang tertempel di depan itu, sang kasir langsung memanggil manajer toko. Manajer itu merupakan wanita yang berusia sekitaran 40 tahunan, penampilannya sangat sederhana dengan rambut yang disanggul rapi ke belakang. Wanita itu mengajak Aizha memasuki sebuah ruangan yang terletak di sudut paling belakang toko tersebut. Aizha benar-benar gugup, dia duduk dengan kaku di depan sang manajer.

​Wawancara itu berlangsung seperti biasa, sama seperti wawancara lainnya. Si manajer mengajukan beberapa pertanyaan dan Aizha dengan agak kaku menjawab sebisanya. Setelah wawancara itu, si manajer mengatakan akan menghubungi Aizha dalam 3 hari untuk memberitahukan hasilnya. Aizha sedikit kecewa, dengan kalimat TANPA SYARAT APAPUN dia berpikir bisa langsung di terima, namun mendengar kata manajer toko itu, ada kemungkinan juga dia akan ditolak lagi.

​Aizha melirik arloji yang melingkar di tangan kirinya, sudah jam 15.17 sore, Aizha berjalan kaki pulang ke rumah. Dia hampir saja lupa kalau dia aja janji dengan Caiden malam ini. selama langkah kakinya menuju rumah, Aizha terus menebak-nebak kemana mereka akan pergi, dia binggung harus memakai pakaian apa.

​Caiden menjemput dirinya pada jam 7 malam. Aizha memutuskan hanya memakai kaos biru muda biasa dengan celana kain panjang, rambutnya dibiarkan tergerai dan dia juga sengaja memakai kacamata karena dia sedikit terburu-buru, tidak begitu sempat untuk make up. Selama di dalam mobil, mereka tak banyak bicara. Caiden bertanya apa yang ingin dimakan Aizha untuk makan malam dan gadis itu mengatakan apa saja, Caiden bisa menentukan makanan apapun yang dia mau dan Aizha tidak masalah dengan apapun itu. setelah beberapa saat mengemudi, mobil mereka berhenti di depan restoran italia. Caiden mengajak Aizha masuk.

​Gadis itu merasa restoran tersebut terlalu mahal dan berkelas untuk dirinya yang sangat biasa saja, namun dia tak bisa mengeluhkan apapun karena di awal dia sudah bilang tidak akan masalah dengan jenis makanan apapun. Mereka (atau lebih tepatnya Caiden memesan untuk mereka) beberapa jenis pasta dan pizza. Kini meja mereka telah penuh, tidak lupa juga whine dalam gelas kaca berapa di sisi kanan mereka. Aizha berpikir makanan mereka terlalu banyak dan dia pastikan tak akan bisa menghabiskannya, namun gadis itu tak mengatakan apapun. Mereka mulai makan makanan masing-masing dalam diam.

​“bagaimana pastanya?” tanya Caiden setelah menyesap whine nya dan menyeka mulut dengan serbet yang disediakan.

“enak” balas Aizha dengan senyum manis setelah melakukan hal yang sama. Setelah membayar semua makanan yang mereka pesan, yang benar seperti dipikirkan Aizha mereka tak bisa menghabiskan semuanya, mereka kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan yang masih tidak diketahui Aizha tujuannya.

​Di luar ekspektasi Aizha, mereka kini berdiri di depan taman bermain dengan berbagai jenis wahana yang dihiasi lampu-lampu warna-warni. Caiden mengajak Aizha membeli tiket dan masuk ke dalam taman bermain itu.

“wahana yang mana yang ingin kamu coba pertama? Atau kamu mau jajan terlebih dahulu?” tanya Caiden sambil menuntun tangan Aizha untuk masuk kedalam gandengan tangannya karena di tempat itu sangat ramai, Caiden khawatir mereka akan berpisah terbawa arus manusia yang banyak itu dan tersesat.

“aku mau naik itu” Aizha menunjuk ke arah wahana cangkir putar, beberapa orang sudah berdiri mengantri di depan wahana tersebut. Caiden langsung menarik Aizha untuk ikut mengantri sebelum antrian itu menjadi semakin panjang. Setelah beberapa lama berdiri di sana akhirnya mereka bisa masuk ke dalam salah satu cangkir, duduk dengan dekat di samping satu sama lain. Seletah sabuk pengaman mereka pasang dan semua orang siap, penjaga wanaha itu memberi aba-aba dan mereka mulai memutar stir yang berada di depan mereka masing-masing, stir yang mempengaruhi seberapa cepat cangkir itu akan berputar. Caiden sadar tak sadar memutar stir terlalu cepat bahkan sendirian membuat cangkir mereka menjadi satu-satunya yang bergerak terlalu cepat membuat Aizha berteriak sambil tertawa.

​Setelah beberapa belas menit, mereka berhenti. Rambut Aizha yang terurai begitu saja kini menjadi cukup kusut dan dirinya menjadi pusing. Saat keluar dari cangkir itu, Aizha harus di bantu oleh Caiden berdiri dengan tegak karena sulit menjaga keseimbangannya.

“apa terlalu cepat?” tanya Caiden sedikit khawatir melihat Aizha yang masih sempoyongan.

“tidak, itu menyenangkan” balas Aizha sambil terkekeh geli.

Setelah rasa pusing Aizha menghilang, mereka kembali melanjutkan ke wahana selanjutnya. Mereka juga mencoba beberapa jenis jajanan kaki lima yang ada disana. Tertawa, berteriak, mereka menjadi liar dan bersenang-senang.

​Setelah selesai mencoba semua wahana dan mereka sudah merasa cukup lelah berteriak, mereka memutuskan kembali ke mobil dengan se cup kopi untuk masing-masing. Bahkan saat mereka berada di dalam mobil, mereka masih tertawa, sisa-sisa euforia dari wahana-wahana dan taman bermain itu masih tertinggal di atmosfer sekitar mereka, menyisakan kebahagiaan mereka bertahan lebih lama. Caiden menangkup pipi Aizha membuat gadis itu berhenti tertawa meninggalkan kekehan di akhir tawanya, mata mereka bertatapan, wajah mereka begitu dekat dengan satu sama lain. Caiden mengecup Aizha sekali lalu kembali menatap mata gadis itu dan kemudian menciumnya.

​Caiden tak begitu suka saat memikirkan jarak yang harus mereka tempuh ke rumahnya ataupun ke apartemennya untuk melanjutkan bagian-bagian selanjutnya dari semua ini, walaupun begitu dia melepaskan Aizha dan berkendara menuju rumahnya. Saat mobil tersebut berhenti di halaman depan rumah bergaya simple modern berwarna cokelat hangat milik pria itu dan kedua manusia dalam mobil tersebut keluar. Caiden menarik Aizha mendekat padanya, kembali mencium gadis itu, mengangkat tubuh kecil dan membawanya ke dalam rumah.

​Ditengah-tengah kekacauan yang mereka lakukan, ditengah semua hal kacau yang terjadi di ruang tamu yang sepi dan gelap itu, semua ingatan Aizha dari malam patah hatinya yang sudah sangat lama terjadi berdatangan membentur kepala gadis itu membuatnya tak lagi fokus, dirinya kini melayang pergi jauh dari tempat dimana ia seharusnya berada. Semua kepingan-kepingan ketidaksadaran yang ia lupakan kini seolah kembali ketempat dimana seharusnya itu berada. Dia bisa mengingat ciuman itu, suara itu, bentuk tubuh itu, tangan besar itu, setiap sentuhannya, setiap bisikannya, semua hal sama seperti yang tengah mereka lakukan sekarang. Kini ia mengingat dengan jelas wajah pria asing yang ditidurinya karena mabuk terlalu berat.

​Dengan setengah kesadarannya tangan Aizha secara otomatis mendorong tubuh Caiden dengan keras membuat pria itu menghentikan semua yang tengah ia lakukan.

“ada apa?” tanyanya dengan kening berkerut dalam.

“itu… tidak, bukan apa-apa” Aizha sedikit salah tingkah dan kemudian menarik Caiden agar lebih dekat.

​Mereka tertidur di sofa ruang tamu dalam pelukan satu sama lain, untunglah sebelum pria itu tertidur, dia masih ingat untuk mengambil selimut untuk menutupi tubuh mereka dan juga mencegah mereka mati kedinginan. Aizha membuka matanya lebih dulu, mencoba dengan hati-hati melepaskan dirinya dari dekapan erat Caiden yang masih tertidur karena tak ingin membangunkan pria itu. setelah duduk beberapa menit untuk menyembuhkan kesadarannya seutuhnya, Aizha bangkit dan memakai kaos besar Caiden di tubuhnya. Kini rambut berantakan Caiden terlihat masuk akal bagi Aizha, betapa tidak kagetnya dirinya dengan perasaan familiar tersebut seolah mereka kembali ke malam patah hati itu dengan versi kesadaran penuh tanpa campuran alkohol apapun namun itu tidak sepenuhnya membahagiakan. Sepanjang pagi itu selama dirinya membuatkan sarapan untuk mereka berdua dan menunggu si pemilik rumah tersadar dari tidur nyenyaknya, Aizha memikirkan banyak hal, menimbang-nimbang untuk membahas hal ini atau tidak. Seharusnya tak ada yang perlu dibahas karena semua hal tersebut sudah berlalu namun ada bagian yang begitu menganjal jika dia tidak membicarakannya.

​Kini mereka berdua duduk di meja makan dengan makanan yang dimasak Aizha berada di depan mereka, gadis itu hanya diam saja setelah percakapan singkat mereka setelah Caiden bangun barusan, dia hanya menunduk dan makan dengan perlahan.

“sepertinya ada banyak hal yang kamu pikirkan” tebak Caiden setelah menelan makanan yang ada dimulutnya. Mendengar pernyataan itu membuat Aizha mendongakkan kepalanya menatap tepat kearah Caiden.

“kupikir kamu orang asing yang kutiduri setahun yang lalu, atau mungkin lebih dari setahun yang lalu” kata Aizha berterus terang.

“jadi kamu sudah mengingatnya, kini!!?” Caiden mulai mencodongkan tubuhnya kedepan, kearah Aizha sambil menompang dagunnya dengan kedua tangan, merasa tertarik dengan percakapan mereka.

“jadi itu benar” Aizha bahkan tidak kaget lagi karena itu memang benar, dia mengingat dengan jelas tadi malam wajah pria asing itu.

“kenapa kamu membawaku ke hotel?” Aizha bertanya dengan serius.

“ayolah, jangan membuatnya terdengar seperti aku orang jahat yang mengambil keuntungan dari gadis polos yang tengah mabuk dan tak sadar, kita sama-sama mabuk, sama-sama kacau seperti yang kita lakukan tadi malam” jawab Caiden panjang lebar sambil mengerak-gerakan sendoknya selama ia berbicara. Aizha hanya mendengus mendengar jawaban itu tanpa mengatakan apapun.

“ngomong-ngomong kuemu enak, sayang Raf tidak memakannya” lanjut Caiden lagi dengan sindiran yang ia sembunyikan dalam dana bicaranya.

“terima kasih untuk memori baiknya” Aizha jelas-jelas menyindir, telah menyelesaikan sarapannya. Gadis itu bangkit dan memindahkan piring bekas makannya ke wastafel.

“ayolah, kamu marah? Aku sedang memujimu” Caiden mengikuti Aizha di belakang gadis itu lalu memeluk pinggangnya dari belakang.

1
Nur Yuliastuti
terimakasih dobel up nya 🤗😍
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗😍
Nur Yuliastuti
Aizha 😢😢
neen
soo sweet.. jng biarkan kenyataan menghncurkan hal manis ini.
Nur Yuliastuti
segera pulih ya Izha,, semoga tinggal bahagia nya
Nur Yuliastuti
Aamiin
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗❤️
Nur Yuliastuti
😔😔
Nur Yuliastuti
banyak belajar dr sini,, pikir kan baik buruknya sebelum melakukan sesuatu
Nur Yuliastuti
kalau sakit hati sdh tertanam ya 😔
Nur Yuliastuti
br ini baca yg ber genre seperti ini,,, keren Thor,, terimakasih up nya,, sukses sll untuk semua karyanya 🤗❤️
Nurul Fhadillah: Terimakasih🤗
total 1 replies
Nur Yuliastuti
bennnar 🙊
Nur Yuliastuti
diakan teman SMP Aizha yg tinggal bersama nenek baik hati itu?
Nurul Fhadillah: Iya dia😭😭
Nur Yuliastuti: diakah
total 2 replies
Nur Yuliastuti
akhirnya
Nur Yuliastuti
barangkali jawaban dr clue nya Den
Nur Yuliastuti
keluar dr kandang macan masuk ke kandang singa 🙈
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗❤️
Nur Yuliastuti
big hug Aizha
Nur Yuliastuti
namanya adiknya Aizha bagus banget
neen
ouhh.. so sad..knp sprti ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!