NovelToon NovelToon
Rembulan Yang Dilupakan

Rembulan Yang Dilupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Persahabatan / Fantasi / Fantasi Wanita / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Puvi

Dibesarkan oleh keluarga petani sederhana, Su Yue hidup tenang tanpa mengetahui bahwa darah bangsawan kultivator mengalir di tubuhnya. Setelah mengetahui kebenaran tentang kehancuran klannya, jiwanya runtuh oleh kesedihan yang tak tertahankan. Namun kematian bukanlah akhir. Ketika desa yang menjadi rumah keduanya dimusnahkan oleh musuh lama, kekuatan tersegel dalam Batu Hati Es Qingyun terbangkitkan. Dari seorang gadis pendiam, Su Yue berubah menjadi manifestasi kesedihan yang membeku, menghancurkan para pembantai tanpa amarah berlebihan, hanya kehampaan yang dingin. Setelah semuanya berakhir, ia melangkah pergi, mencari makna hidup di dunia yang telah dua kali merenggut segalanya darinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Persiapkan dan Berangkat ke Hutan Bambu

Dua hari persiapan berlalu dengan intensitas yang terfokus. Su Yue, Xuqin, dan Lanxi menghabiskan hampir setiap waktu luang mereka di Paviliun Bunga Plum, mengasah kemampuan spesifik yang mereka rasa akan berguna untuk perburuan. Udara di taman kecil itu hampir setiap saat dipenuhi oleh desisan es, gemuruh tanah, dan aroma daun yang segar.

Su Yue berlatih tanpa henti dengan "Embun Beku di Ujung Jari". Dia tidak lagi hanya menargetkan batu diam. Dia menggantungkan beberapa helai daun kering dari dahan pohon plum, dan mencoba menembus pusat daun itu dengan sinar es yang terfokus dari jarak beberapa langkah. Awalnya, dia selalu meleset, atau esnya pecah sebelum mencapai target. Tapi perlahan, setelah ratusan percobaan, dia mulai merasakan "benang" yang menghubungkan niat, Qi, dan tindakannya. Akurasi dan kecepatan pengumpulan energinya meningkat.

"Kau mulai terlihat seperti pemanah es," komentar Xuqin suatu sore, melihat Su Yue berhasil menembus tiga daun berturut-turut dengan lubang kecil yang membeku di tengahnya.

"Ini berguna," balas Su Yue, wajahnya berkeringat dingin. "Tapi konsumsi Qi-nya signifikan. Aku tidak bisa melakukannya terlalu banyak kali."

"Makanya kita punya tim," kata Lanxi, yang sedang berjongkok di tanah dengan kedua telapak tangannya menempel pada tanah. Dia memejamkan mata, berkonsentrasi. "Seni Bumi yang Kokoh" tidak hanya soal menyerang dan bertahan. Dia menemukan dia bisa merasakan getaran halus di tanah, langkah semut, cacing yang bergerak, bahkan akar pohon yang tumbuh pelan. Itu adalah kemampuan penginderaan yang tidak terduga.

"Coba langkahkan kakimu, Xuqin," pinta Lanxi.

Xuqin berjalan pelan di seberang taman. Lanxi mengernyitkan kening. "Dua langkah... ke kiri... sekarang berhenti." Dia membuka matanya. "Aku bisa merasakan tapak kakimu. Tidak detail, tapi cukup untuk tahu ada sesuatu yang bergerak."

"Itu hebat!" puji Xuqin. "Itu bisa sangat berguna di hutan untuk mendeteksi pergerakan Kelinci Bulan."

Xuqin sendiri fokus pada "Sirkulasi Qi Alami Kayu". Dia menemukan bahwa selain ketahanan, dia juga bisa, dengan usaha besar, merasakan kehidupan tumbuhan di sekitarnya. Dia tidak bisa berkomunikasi, tapi dia bisa merasakan apakah suatu tanaman sehat, stres, atau bahkan mengandung racun. Di Hutan Whispering Bamboo, kemampuan itu bisa membantu mereka menghindari tanaman berbahaya atau menemukan yang berguna.

Mereka juga mengunjungi Perpustakaan Referensi lagi untuk mempelajari peta Hutan Whispering Bamboo dan kebiasaan Kelinci Bulan. Mereka mencatat area dimana kelinci itu biasanya muncul, dekat aliran air kecil di malam hari, dan jenis jamur tertentu yang menjadi makanannya.

Pada malam sebelum keberangkatan, mereka berkumpul di pondok Xuqin. Perlengkapan sudah disiapkan di atas meja: kantong air, ransum perjalanan, tali yang kuat, jaring sederhana yang mereka pinjam dari gudang perlengkapan sekte (dengan potongan Api), dan tiga lentera minyak dengan sumbu terang yang dimodifikasi agar bisa menyala sangat terang sesuai catatan tentang kepekaan kelinci terhadap cahaya. Mereka juga membawa pil penawar umum yang mereka beli dengan patungan.

"Kita sudah bertemu dengan Mei Ling dan kawan-kawannya tadi siang untuk koordinasi terakhir," lapor Xuqin. "Mereka akan membawa lebih banyak jaring, beberapa peluit frekuensi tinggi (untuk mengacaukan pendengaran kelinci), dan Tao akan membawa busur panah biasa untuk serangan jarak jauh jika diperlukan."

"Pembagian tugasnya jelas," lanjut Su Yue. "Mei Ling, Wei, dan Lanxi akan membentuk lingkaran pengepung dengan jaring dan kemampuan penginderaan. Tao sebagai penembak jarak jauh dan pengintai dari posisi tinggi. Aku dan Xuqin sebagai penyerang utama dan pendukung. Aku akan mencoba memperlambat atau melukainya dengan es, Xuqin akan menggunakan Qi kayu untuk mungkin mengganggu keseimbangannya atau memberi tanda."

"Mereka terlihat bisa diandalkan," kata Lanxi. "Tao itu pendiam tapi matanya tajam. Wei terlihat kuat. Mei Ling yang paling banyak bicara, tapi dia organisator yang baik."

"Kita tetap harus waspada," ingat Su Yue. "Bukan pada mereka, tapi pada lingkungan. Hutan bernama 'Whispering Bamboo' pasti ada alasannya. Dan binatang spiritual, sekecil apa pun, bisa tidak terduga."

Mereka mengangguk kompak. Pengalaman di jalan raya telah mengajarkan mereka bahwa perencanaan yang baik hanya setengah dari kesuksesan; separuhnya lagi adalah adaptasi.

Keesokan Harinya: Berangkat

Mereka berkumpul di gerbang sekte tepat saat fajar. Mei Ling dan kelompoknya sudah ada di sana, dengan perlengkapan yang lebih banyak dan terlihat profesional. Tao memeriksa tali dan busurnya dengan cermat. Wei mengenakan sarung tangan kulit tebal dan membawa sebuah tongkat besi pendek. Mei Ling tersenyum pada mereka.

"Semuanya siap? Baik. Perjalanan ke Hutan Whispering Bamboo memakan waktu sekitar empat jam jalan kaki. Kita akan sampai siang hari, mengatur perangkap dan mempelajari area, lalu menunggu sampai senja saat kelinci itu aktif."

Mereka setuju. Kelompok enam orang ini lalu berjalan menyusuri jalan setapak menuju barat daya. Suasana awal agak canggung, diisi oleh percakapan kecil antara Mei Ling dan Xuqin tentang tanaman. Tao hampir tidak bicara, hanya sesekali memberi peringatan tentang kondisi jalan. Wei hanya berjalan dengan tenang, matanya terus mengamati sekeliling.

Setelah berjalan sekitar dua jam, mereka beristirahat di sebuah mata air kecil. Di sinilah dinamika mulai terbentuk.

"Kemampuan elemen apa yang kalian miliki?" tanya Mei Ling, membagikan beberapa kue kering. "Aku tahu Su Yue es, Xuqin kayu, Lanxi tanah dan api. Benar?"

"Ya," jawab Xuqin. "Dan kalian?"

"Aku angin dan air, cukup untuk gerakan cepat dan ilusi kabut sederhana," kata Mei Ling. "Tao elemen logam, presisi dan penetrasi. Wei adalah tanah murni, pertahanan dan kekuatan fisik."

"Kombinasi yang bagus," komentar Lanji, menghargai.

Wei akhirnya berbicara, suaranya dalam dan tenang. "Pengepungan akan efektif jika kita bisa memaksa kelinci itu ke area terbuka. Aku dan Lanxi bisa mengeraskan tanah di sekelilingnya untuk membatasi jalur larinya."

"Dan aku bisa menggunakan angin untuk mendorongnya ke arah jaring," tambah Mei Ling.

Su Yue mendengarkan, menganalisis. "Kelinci itu cepat. Esku bisa membekukan tanah di depannya secara tiba-tiba, atau membuat lapisan es di daun bambu untuk membuatnya tergelincir. Tapi aku butuh waktu untuk mempersiapkan serangan yang tepat."

"Berikan kami waktu itu," kata Tao tiba-tiba, tanpa mengangkat pandangannya dari pisau kecil yang sedang diasahnya. "Jaringan dan gangguan akan memberimu beberapa detik. Itu yang kau butuhkan, bukan?"

Su Yue memandangnya, lalu mengangguk. "Iya. Beberapa detik saja."

Koordinasi itu mulai terasa. Masing-masing memahami peran dan batasan orang lain.

Perjalanan dilanjutkan. Sekitar tengah hari, mereka mencapai tepi Hutan Whispering Bamboo. Namanya sesuai: hamparan bambu hijau tinggi yang luas, batang-batangnya saling bergesekan dengan lembut ditiup angin, menciptakan suara berbisik yang terus-menerus, hampir seperti bahasa rahasia. Cahaya matahari hanya menyaring masuk dalam berkas-berkas tipis, menciptakan pola cahaya dan bayangan yang menari di tanah berhumus.

"Masuklah hati-hati," peringat Tao, memimpin. "Kelinci Bulan biasanya ada di dekat sumber air. Ada sebuah sungai kecil yang membelah hutan ini di bagian tengah. Itu target kita."

Mereka menyusuri jalur sempit di antara rumpun bambu. Suara bisikan itu konstan, terkadang terasa seperti ada yang mengawasi. Xuqin, dengan kepekaannya terhadap kehidupan tanaman, merasa sedikit tidak nyaman.

"Bambu-bambu ini... seolah hidup dengan kesadaran sendiri," bisiknya pada Su Yue. "Bukan bermusuhan, tapi... sadar akan kehadiran kita."

Su Yue mengamati sekeliling. Ini adalah lingkungan yang asing baginya. Dinginnya hutan ini berbeda, lembap dan penuh dengan kehidupan yang bersembunyi, bukan dingin yang tandus dan jernih yang dia kenal.

Setelah berjalan sekitar satu jam ke dalam, mereka menemukan sungai kecil yang jernih. Area di sekitarnya relatif terbuka, dengan bebatuan datar dan tanah lunak.

"Ini tempat yang bagus," kata Mei Ling. "Mari kita atur jaring di antara bambu di tiga sisi, dengan sungai sebagai penghalang alami di sisi keempat. Kita akan bersembunyi dan menunggu."

Mereka bekerja cepat dan efisien. Jaring-jaring dipasang dengan tinggi sekitar setengah meter dari tanah, cukup untuk menjerat kelinci yang melompat. Mereka menutupinya dengan daun dan ranting agar tersamar. Tao memanjat sebuah pohon bambu yang kokoh untuk mendapatkan pandangan yang baik. Wei dan Lanxi duduk bersila di tanah di dua titik strategis, tangan menempel tanah, bersiap merasakan getaran. Su Yue dan Xuqin bersembunyi di balik batu besar di dekat sungai, tempat mereka bisa melompat keluar dengan cepat. Mei Ling bersembunyi di semak di sisi lain, siap menggunakan angin.

Sekarang, yang tersisa hanyalah menunggu. Senja mulai tiba, mengubah bisikan bambu menjadi nada yang lebih dalam dan misterius. Cahaya memudar, dan hutan dipenuhi oleh bayangan yang memanjang.

Dalam keheningan yang tegang, persiapan mereka diuji. Apakah rencana mereka cukup baik? Apakah kerja sama dengan tim baru ini akan berjalan mulus? Dan yang paling penting, apakah mereka, yang masing-masing membawa luka dan ambisi dari masa lalu mereka, bisa benar-benar bersatu untuk menangkap seekor kelinci beracun yang menjadi batu loncatan kecil mereka di jalan kultivasi yang panjang? Jawabannya akan datang dengan sendirinya, bersama dengan munculnya sinar bulan pertama yang menyelinap di antara dedaunan dan bayangan binatang yang mereka buru.

1
Melvina Sary
Menangkan suyue
Melvina Sary
Gao Feng jahat
Melvina Sary
Hehee takut dia itu
Melvina Sary
Bagus kerjasamanya 🙏
Mistik 55
Good senior song
Mistik 55
Mantap thor lanjut
Melvina Sary
Lohh udah bab terakhir nya. Perasaan cepat banget. Satu kopi thor ☕
Puvi: Makasih kk🙏
total 1 replies
Melvina Sary
Mari berangkat misi kedua 🏇
Melvina Sary
Gooooo misi kedua 💪
Melvina Sary
Mantap untuk permulaan 👍
Melvina Sary
Tetua aneh
Melvina Sary
Loh. Jumpa tuh orang
Melvina Sary
Mantap thor
HUOKIO
Bagus. Cepat up nya thor
Puvi: Makasih kak
total 1 replies
Melvina Sary
Seru banget ada komedi nya
Puvi: Makasih kakak🙏
total 1 replies
Melvina Sary
UP lagi thor 👍
Melvina Sary
Mantap untung banyak
Mistik 55
Bagus banget 🙏
Puvi: Makasih kak🙏
total 1 replies
Melvina Sary
Pedagang Chen sangat baik☺️
Puvi: iya tuh
total 1 replies
Melvina Sary
Semakin seru thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!