Kecelakaan satu tahun yang lalu, telah mengakibatkan kaki kiri Arsy menjadi cacat, Arsy seorang ibu satu anak ini telah di selingkuhi oleh suaminya dengan wanita lain.
"Mas, apa salahku sampai kamu tega mengkhianatiku?"tanyanya sampai menangis tersedu.
"aku sudah bosan dan muak hidup dengan wanita cacat sepertimu, kau sudah tak mampu melayaniku di atas ranjang, sebaiknya kita bercerai saja!" Jawabnya tanpa memperdulikan perasaan Arsy yang masih berstatus istri sah nya.
Suatu ketika Arsy dipertemukan dengan seorang pria paruh baya dalam kondisi sekarat, Arsy menyelamatkan nyawanya, siapa sangka pria yang usianya sudah lebih dari setengah abad itu, sebut saja Tuan Handoko menjadikan Arsy sebagai putri angkatnya.
Dan putra dari Tuan Handoko, yakni Galaksi Pramudya rupanya diam-diam menaruh hati kepada Arsy, meskipun di awal pertemuan mereka, Gala begitu membencinya.
Mampukah Arsy merubah takdir hidupnya dan menerima Galaksi sebagai pendampingnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengkhawatirkan mu
Gala menunggu Arsy di Restoran karena rencananya ia ingin sarapan bersama, namun sudah lebih dari beberapa menit lamanya, Arsy tak kunjung terlihat batang hidungnya, sampai akhirnya Gala memutuskan untuk menemuinya di kamarnya.
Gala tampak kesal karena Arsy tidak tepat waktu, ditambah saat dirinya menghubungi ponselnya, tak kunjung di jawab, timbul rasa khawatir di dalam benaknya.
Dan benar saja, beberapa kali pintu kamar di ketuk, tidak ada yang menjawabnya, pada akhirnya Gala menerobos masuk, ia takut terjadi sesuatu dengan Arsy, tapi sayangnya ia tak menemukannya di sana, Gala pun semakin kalang kabut di buatnya, sampai akhirnya ia meminta pihak hotel untuk mencari keberadaan Arsy, tak lama Assisten Raka datang, ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya di perusahaan N&H Food, sesuai perintah dari Tuan Gala.
"Tuan, sebenarnya ada apa? Anda begitu panik!" Raka terlihat bingung.
" Arsy tiba-tiba menghilang, entah lah dia pergi kemana! " ujarnya cepat.
Dan akhirnya Assisten Raka mengkerahkan para Bodyguard untuk mencari keberadaan Arsy, berharap semoga Arsy bisa secepatnya ditemukan.
.
.
Di tengah hutan yang di penuhi oleh pohon karet, pada akhirnya Arsy di sekap disana, dimana saat ini dirinya berada di dalam sebuah gudang tempat penyimpanan getah karet, bau dari getah karet cukup menyengat sehingga membuat Arsy merasakan sedikit mual.
Ketiga penculik, mulai menghubungi seseorang melalui sambungan telepon.
"Bos, korban sudah berhasil di lumpuhkan, apa tugas selanjutnya?" tanyanya tegas.
" Segera eksekusi wanita itu, buang jasadnya di laut, agar menjadi santapan para ikan predator, faham kamu!" perintahnya dengan intonasi suaranya yang menyentak.
"Akan segera kami laksanakan Bos! Anda tinggal menunggu kabar baik dari saya!" ujar salah satu penculik sebut saja Baron, si preman kelas kakap yang sering sekali menjadi buronan.
.
.
Sementara itu, pihak dari Hotel berhasil menemukan rekaman CCTV, dimana Arsy telah menjadi korban penculikan, Gala tak menyangka ini semua akan terjadi oleh Arsy, dan ia sempat mencurigai mantan suaminya Arsy yakni Zaki, karena keberadaannya di Hotel, lenyap secara misterius tak ada yang mengetahui kepergiannya.
"Tuan, saya berhasil melacak Nona Arsy lewat GPS ponselnya yang aktif, saat ini posisi Nona Arsy berada sepuluh kilo meter dari sini, besar kemungkinan ada di dataran tinggi!" ucap Raka berupaya memberikan hasil pencariannya berupa ponsel canggih miliknya.
Kemudian salah satu karyawan Hotel, mengetahui tempat tersebut.
"Sepertinya tempat itu letaknya di area perbukitan, dulu di sana ada pabrik pengolahan karet, pasti korban di sekap di sana!" ujar karyawan yang bertugas sebagai anggota keamanan Hotel.
Akhirnya Gala bergegas pergi ke tempat tersebut, Gala terlihat sangat khawatir, Assisten Raka yang menyaksikan Tuannya bersikap seperti itu, ia tidak menyangka nya.
'Sepertinya Nyonya Soraya akan tersingkir karena Tuan lebih tertarik dengan Nona Arsy, Aih...kok bisa jadi seperti ini?'
Raka mengeluh dalam hati, dan sepertinya ia tidak jadi mendukung Soraya meskipun itu semua atas perintah dari Nyonya Maria.
Langit mulai gelap, kilatan petir mulai menyambar membelah langit, awan mendung seolah tak bisa untuk menahan debit air hujan yang sudah menumpuk.
Gala dan para pasukannya bergegas masuk ke kawasan hutan karet yang sudah terlihat gelap, mereka terus saja mencari Arsy, karyawan security yang hapal betul area kebun karet karena dulunya ia pernah bekerja sebagai pencari getah karet, sebut saja Pak Yanto, beliau merupakan salah satu tokoh masyarakat setempat yang cukup disegani.
"Sepertinya korban di bawa ke salah satu gudang penyimpanan karet yang sudah tidak di gunakan lagi, karena hanya di situlah satu-satunya tempat pemukiman yang ada di kebun karet ini, adapun jarak dengan desa Sindang sari masih harus berjalan kaki sejauh satu kilometer dari sini" tuturnya.
Gala pun memahami maksud perkataan dari Pak Yanto, dan ia serta para bodyguard lainnya bergegas mengikuti langkahnya.
"Pak, kalau bisa kita bergerak cepat, saya takut Arsy kenapa-kenapa!" ujar Gala, yang rela berjalan kaki menelusuri tengah hutan karet demi bisa menemukan Arsy, padahal tadi Assisten Raka sempat memberi saran agar Tuan Gala tidak ikut mencari keberadaan Arsy, namun ia tetap bersikukuh dan memaksa untuk ikut.
.
.
Tubuh Arsy sampai di buat gemetar hebat, saat tubuhnya telah ini di ikat di bawah pohon karet serta tangan dan juga kaki masih terikat oleh tali tambang, kedua matanya di tutup oleh kain berwarna putih.
"Bang Baron, kau yakin gak mau di apa-apain dulu nih cewek cakep? Sayang tau, apalagi sebentar lagi mau jadi mayat!" rengek Jaja, salah satu komplotannya Baron.
"Eleh, lihat cewek bening aja na"*su bae luh, mau entar bos kita gak bayar sisa upah untuk kita?" ujar Baron
Yaelah Bang, emangnya tuh si Bos mau periksa dulu tuh mayat? Gak mungkinlah, secara logika yang namanya sudah jadi mayat pasti bakalan langsung di buang begitu saja!"
Perkataan dari Jaja ada benarnya, dan Baron akhirnya mengikuti usulan darinya.
"Baiklah Ja, kali ini kau pintar juga, kebetulan sudah satu minggu ini gue kagak goyang, mayan lah dapat cewek bening bisa gue pake buat menuntaskan hasrat gue yang sudah menggebu!" jawab Baron sembari mengalihkan pandangannya ke arah Arsy, Arsy yang mendengarnya pun semakin ketakutan.
"Jangan, kumohon jangan lakukan itu!" Arsy terus saja meminta belas kasih terhadap para pria yang telah menculiknya.
"Alah, sudahlah Bang jangan kau dengarkan wanita itu, sekarang saja bilang jangan, entar kalau udah tau enak malah minta nambah, ha-ha-ha!" ujar Jaja sembari tertawa terbahak-bahak.
Sedangkan satu orang pria lainnya sebut saja Kojek, ia malah merasa kasihan dengan Arsy.
"Bang Baron dan Bang Jaja, sebaiknya kalian jangan apa-apain nih cewek, kasihan tahu, sudah kakinya pincang sebelah, masa mau kalian perk*sa juga!" Kojeg menatap nanar Arsy yang sedari tadi terus saja menangis.
"Alah, diam kau kojek jangan banyak bacot, entar juga pas elo lihat, elo juga pengen, jangan munafik lu!" balas Jaja menatap tidak suka ke arah Kojek.
Lalu Jaka datang menghampiri Arsy, ia berusaha melepaskan ikatan tali tambang yang telah mengikat kedua tangan dan kakinya.
"Bang Baron, abang kan ketua geng nih, jadi saya persilahkan Abang untuk memulainya lebih dulu, habis itu gue dan setelah gue baru yang terakhir si pengecut Kojek! "
" Atur saja Ja, kau nanti akan gue kasih bonus! Udah cepetan bawa wanita itu ke dalam gudang, gue sudah gak tahan ni, tiba-tiba si otong gue berdiri cari mangsa! " celetuk Baron menatap Arsy dengan penuh n*fsu.
Arsy terus saja berontak dan berusaha untuk bisa melarikan diri, namun ketiga pria di hadapannya saat ini memiliki tenaga di atas rata-rata, Arsy pasrah ia hanya berdoa dalam hati, semoga ada keajaiban untuknya dan bisa lolos atas peristiwa ini.
Akhirnya Gala beserta pasukannya melihat gudang tua dari jarak sepuluh meter.
"nah itu dia gudangnya Tuan, saya yakin korban di sekap di sana!" tunjuk Yanto ke arah tempat tersebut.
Gala melangkahkan kedua kakinya dengan cepat, ia tidak mau membuang banyak waktu.
'Arsy, tunggulah aku, aku pasti akan menyelamatkan kamu!' gumamnya dalam hati.
Bersambung...