Nanggong Li adalah orang dari dunia modern yang memiliki kekasih cantik. Namun, karena ia tidak terlalu tampan dan tidak punya latar belakang, ia malah dikhianati dan akhirnya menghilang. Setelah itu, ia bereinkarnasi menjadi seseorang yang dianggap sampah di dunia kultivasi, dengan mewarisi ilmu dari dunia lamanya serta bantuan roh primordialnya.
Di sana, ia memiliki kekasih yang kuat dan disebut sebagai wanita tercantik di wilayah timur. Seorang yang dianggap sampah ternyata bisa memiliki wanita yang bahkan seseorang yang sudah dianggap kuat pun tidak bisa mendambakannya. Apakah Dongfang Ling bisa mengubah takdirnya sebagai seorang “sampah” dari keluarga terkemuka?
Untuk Chapter di bawah 23 mungkin ada kesalahan karna author pemula 🙏
Judul lain : From Mortal to Divine Emperor: Transcending All Worlds
Update : 1 hari sekali jika tidak ada halangan
Genre : Komedi,Romance,Adventure,Action,Fantasi timur 😇🤭 aman kok
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sh1-Han, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter-26 Identitas Baru
Melihat Lin Yue mencampakkannya di depan matanya sendiri, sesuatu di dalam diri Ling Xuan seolah terputus. Rasa sakit yang luar biasa itu mencapai titik jenuh hingga saraf-saraf emosinya mati rasa. Ia tidak lagi menangis. Ia tidak lagi meraung.
Perlahan, ia bangkit berdiri. Debu dan salju yang menempel di lukanya tidak lagi ia hiraukan. Di tengah kesunyian padang salju yang membeku, sebuah tawa pecah. Bukan tawa bahagia, melainkan tawa jahat yang kering dan mengerikan.
"Hahahaha... Hahahahahaha!"
Tawanya bergema, menggetarkan udara dingin di sekitarnya. Seiring dengan tawanya yang semakin menggila, transformasi terjadi. Rambut hitamnya yang semula kusam kini berubah warna menjadi merah darah yang menyala, berkibar ditiup angin kencang. Auranya yang semula redup kini meledak dalam kegelapan yang pekat.
Ia berjalan dengan langkah berat namun pasti menuju sebuah kedai minum di pinggiran kota. Matanya lesu, namun menyimpan kilatan haus pengen minum.
Ling Xuan masuk ke dalam kedai. Bau kayu tua dan aroma arak murah menyambutnya. Ia tidak peduli pada pandangan jijik dari para pelanggan lain. Ia langsung melangkah ke sebuah meja di sudut ruangan, mengeluarkan botol Arak Immortal miliknya yang tersisa, dan mulai meneguknya.
Pakaiannya yang sobek-sobek, wajahnya yang penuh darah, dan rambut merahnya membuatnya tampak seperti gembel atau pengemis gila yang baru saja lolos dari maut.
Seorang pelayan kedai mendekat dengan wajah penuh amarah. Ia membawa nampan kayu dan menatap Ling Xuan dengan tatapan menghina.
"Hei, bajingan! Kenapa kau berani datang dan duduk di sini, hah? Pengemis bau! Pergilah dari sini sekarang juga sebelum aku mematahkan tulangmu, atau kau akan ku bun—"
Belum sempat pelayan itu menyelesaikan ancamannya, Ling Xuan mengangkat kepalanya. Ia menatap pelayan itu dengan tatapan yang sangat dingin dan penuh kebencian. Tekanan spiritual yang luar biasa dahsyat meledak dari tubuhnya secara instan.
**BRAK!**
Lantai kayu di bawah kaki pelayan itu retak. Pelayan itu seketika berlutut dengan paksa, seolah-olah ada gunung tak kasat mata yang menekan bahunya. Wajahnya membiru, napasnya sesak, dan keringat dingin bercucuran.
"Berisik!" ucap Ling Xuan pendek. Suaranya terdengar seperti gesekan pedang
Seluruh isi kedai mendadak sunyi. Para pelanggan lain membeku di tempat, tidak berani bernapas. Mereka bisa merasakan bahwa pria di depan mereka ini bukan sekadar pengemis,
Pemilik kedai, seorang pria paruh baya yang tampak lebih berpengalaman, segera berlari keluar dari balik meja kasir. Ia menyeka keringat di kepalanya menggunakan handuk kecil dengan tangan yang gemetar.
"Teman... Teman, tenanglah. Ada apa ini? Jika ada masalah, kita bicarakan baik-baik," ucap pemilik kedai dengan suara gemetar, berusaha menenangkan situasi sebelum kedainya hancur berkeping-keping.
Ling Xuan melirik pemilik kedai itu sebentar, lalu menarik kembali auranya. Pelayan tadi langsung tersungkur lemas ke lantai, terengah-engah mencari udara.
"Sepertinya aku sudah berlebihan. Sudahlah," gumam Ling Xuan dingin. Ia berdiri, meninggalkan koin emas di atas meja yang hancur, lalu melangkah keluar tanpa menoleh lagi.
Di luar, salju turun semakin lebat, . Ling Xuan menginjakkan kakinya di atas salju yang dingin, memegang kepalanya yang terasa berdenyut sakit.
"Aku memang bodoh... kenapa bisa-bisanya aku percaya pada wanita?" bisiknya pada angin malam.
Pikirannya melayang kembali ke masa lalu, ke dunia sebelumnya dan dunia saat ini. Ingatan tentang pengkhianatan, perundungan, dan rasa sakit yang disebabkan oleh mereka yang ia sayangi memenuhi kepalanya.
"Selama ini aku selalu dirundung oleh wanita... tidak di dunia lain, tidak juga di dunia ini. Semuanya sama saja."
Ling Xuan menarik napas dalam-dalam, mengumpulkan seluruh sisa energinya, dan berteriak sekeras-kerasnya ke arah langit yang kelabu.
"AAAAA!!!!!!"
Teriakan itu membawa gelombang energi yang menyapu salju di sekitarnya hingga bersih. Ia merogoh saku jubahnya dan mengeluarkan sebuah benda: topeng yang diberikan oleh Lin Yue.
Ia menatap topeng itu sejenak. Kenangan tentang senyum manis Xu Ha di taman tadi seolah menjadi racun yang membakar jantungnya. Tanpa ragu, ia menyulut Api Vermillion tingkat 2 miliknya. Api merah keemasan itu membakar topeng putih tersebut.
Namun, alih-alih hancur, topeng itu menyerap hawa panas dan berubah warna. Putih suci berubah menjadi hitam legam yang pekat.
Ling Xuan menggigit jarinya sendiri hingga berdarah. Dengan darah yang mengalir, ia menuliskan sebuah kata di sisi topeng hitam itu: **HUN LUAN** (Kekacauan).
Ia mengenakan topeng itu ke wajahnya. Saat topeng itu melekat, auranya berubah total. Tidak ada lagi kehangatan, tidak ada lagi keraguan. Yang tersisa hanyalah kekosongan yang mematikan.
"Mulai sekarang, tak ada lagi Ling Xuan. Hanya aku, dan hanya aku seorang... Hahahaha!" Ia tertawa jahat di balik topeng hitamnya. "Aku adalah... Pembantai!" (Xue Tu)
...Sementara itu, Di wilayah lain...
Zhang Liuli perlahan membuka matanya. Rambut merahnya masih berkibar, namun emosinya sedikit lebih terkendali. Aura di sekitarnya perlahan mereda, meski tekanan di sana itu masih membuat sesak.
"Liuli, kau akhirnya membaik," Liang dengan napas lega. Berkata "Pak tua itu benar-benar sialan. Beraninya mereka membuat muridku terjebak dalam kesedihan seperti ini. Jika aku masih memiliki tubuh fisikku yang dulu, aku akan meratakan tempat itu!"
Zhang Liuli mengangkat lengannya, melihat telapak tangannya yang masih bergetar karena amarah. "Tak apa, Pak Tua. Setelah kekuatanku pulih sepenuhnya, membunuh orang-orang itu bukan lagi masalah. Aku akan mencabut nyawa mereka satu per satu."
Ekspresi Zhang Liuli terlihat sangat marah. Ia bisa merasakan perubahan drastis dalam jiwa Ling Xuan—Xiao xuan kau harus bertahan setidaknya sampai diriku bisa mencapai sesuatu di sini