Moren memiliki wajah yang cantik dan postur tubuh yang tinggi sempurna.
Moren bersahabat dengan Elsa dan juga Moza dan itu sebelum Moren mengetahui kebusukan Elsa, dan Elsa yang telah berhianat dengan Moren dengan iya menjalin hubungan dengan Papaku.
SAHABATKU ISTRIMUDA PAPAKU.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dheandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode:24
Penyesalan memang begitu berat bagi seorang ayah dan pemimpin pengusaha sukses dia pria selalu sukses dalam bidang nya namun tidak dalam rumah tangga nya.
"Mas.., makan dong sampai kapan kamu berdiam seperti ini, bagaimana dengan perusahaan kalau Mas seperti ini Mas Hendrik sudah satu minggu ini tidak ke kantor." Elsa terus membujuk Hendrik agar kembali bangkit.
Hendrik tetap diam, tidak menjawab obrolannya
Elsa berinisiatif untuk memanggil orang untuk menasehati Hendrik, karena dia sudah tak mampu lagi mengajak nya berbicara.
Di ke diaman, Morena menghubungi salah satu Sahabat nya, Moza. ia menceritakan semua di dalam saluran telpon nya.
"Maaf kan aku Morena sebenernya nya aku sudah lama tahu hubungan Elsa dan Papa kamu, tapi aku takut Papa kamu mengancam ku akan hancurkan perusahaan keluargaku." batin Moza.
"Halo" Moza, jawab lah aku harus bagaimana?."
"Heh iya Morena sorry-sorry, aku bingung More harus jawab apa, dan aku menyesali adanya skandal ini, apa lagi penyebab nya itu teman kita sendiri" jawab Moza dengan tenang.
"Ia benar Moza aku tidak menyangka, Elsa bisa setega ini, aku paham ini semua pasti ulah Papaku, tapi dia seharusnya nya bisa menolak Papaku."
"Sabar ya Moren semoga masalah mu cepat selesai sekarang kamu tenangkan dulu pikiran kamu dan ada satu ini terserah kamu More di terima atau tidak, saran ku.
Moza, mengingat putri Elsa meninggalkan putri nya di sebuah rumah sakit jakarta. Elsa meninggal kan nya tanpa jejak. sampai detik ini Elsa tak lagi mendatangi rumah sakit tersebut.
"Apa Moza katakan lah jangan ada lagi yang kamu sembunyikan dari saya.
"Begini ya Mor kemarin itu Elsa telpon dan dia juga bilang kalau habis melahirkan tapi sepertinya bayi itu sama nasib nya sepertimu Papamu tidak menginginkan anak itu lalu Elsa meninggalkan anak nya di rumah sakit tersebut bagaimana pun juga Elsa sudah melahirkan adik kecil kamu More" Ujar Moza.
"Apa!. adik?." terkejut Morena.
"Iya adik Mor dan kasihan nya lagi Elsa benar-benar meninggalkan bayi itu." kata Moza.
"Orang tua macam apa dia.., yang tega meninggalkan darah daging nya sediri? katakan Moza dimana anak Elsa sekarang? di rumah sakit mana?. katakan sama aku" Ucap Morena memaksa agar Moza mengatakan nama rumah sakitnya.
Moza cerita semua nya dengan Moren dan moza juga minta maaf dengan Morena atas ke tidak jujurnya selama ini.
"Halo, Morena...Morena" sambungan telpon pun terputus dari ponsel Morena.
"Mama...Mama.." Teriak Morena tergesa gesa menuruni anak tangga.
Morena bakal ceritakan semuanya sama Mama entah apa jawaban dari Mama, gumamnya Moren.
Susi sedang duduk di ruang tamu bersama Sandi di temani secangkir kopi dan makanan ringan buatan sang istri.
"Hati-hati Morena jangan lari-lari nanti kamu jatuh tangga itu licin." Ujar Susi.
Morena duduk di tengah-tangah Susi dan Sandi
"Ada apa?, seperti habis lihat hantu saja." kata Susi canda.
"Iya benar aku habis lihat hantu menyeramkan" jawab Morena masih terburu nafas nya.
"Ngawur kamu mana ada hantu siang-siang begini."Jawab Susi sambil menyeruput teh hangat hijau bagi Susi teh hijau itu bagus untuk kesehatan tubuh.
Sandi tersenyum melihat tingkah konyol Morena.
Morena mulai cerita dengan Susi juga Sandi.
"Tidak!, moren mama tidak setuju!." Kata Susi.
"Mah.., anak yang tidak bersalah, anak itu hanya korban keegoisan orang tuanya saja mah!"
Hening.
"Tetap Mama tidak setuju." ucap Susi.
"Yang di katakan Morena itu benar, tapi saya kembalikan lagi sama kamu." Ujar Sandi.
"Terserah kalian Mama tetep tidak mau merawat anak dari wanita itu."
Selama satu minggu Moren membujuk Mamanya tetep Susi dengan pendiriannya tidak mau merawat anak Elsa.
"Pap ayo dong bujuk Mama, aku kasihan dengan bayi itu pap" Rengek Moren dengan
Sandi.
"Baik lah nanti Papa coba bicara sama Mama kamu, kamu sabar dikit ya"
Moren menganggukkan kepalanya.
Sandi berusaha bicara sama Susi mengenai anak Elsa.
"Aku tidak mau Pap..!,"
"Apa kamu tega sama anak yang tidak berdosa itu, bahkan dia tidak tahu permasalahan orang tuanya, apa mungkin kamu masih menyimpan rasa sama Hendrik mantan suami mu itu?"
"Astaga...!, saya sama sekali tidak ada jangan kan rasa melihat pun saya tidak ingin lagi..,"
"Apa bayi itu tahu kalau orang tuanya memiliki masalah?"
Susi menggelengkan kepalanya.
"Baik lah kalau itu mau Papa dan More saya usahakan akan menerima bayi itu, ini semua karena melihat titipan Allah yang tidak berdosa."
"Alhamdulillah,, besok kita cari ke rumah sakit tersebut, kita akan mengadopsinya dengan cara resmi dalam hukum."
"Iya Pap." jawab Susi.
Satu hari kemudian setelah semua nya sudah siap Sandi dan Susi, juga berangkat ke rumah sakit tersebut.
Selama dalam perjalanan Susi ngomel menyesali dengan tidak di urus nya anak itu Susi teringat saat dia melahirkan Morena dan Hendrik tidak menemaninya dan tidak menginginkan kan kehadiran bayinya saat Hendrik memberikan pilihan Susi memilih berpisah. andai dulu Susi mengikuti keegoisan Hendrik mungkin nasib Morena sama seperti bayi mungil Elsa saat ini, itu yang membuat Susi luluh hatinya dan ingin merawat nya.
"Papa.., ini rumah sakit nya"Ujar Morena sambil menunjuk ke arah sebrang.
"Baik. Papa puter arah dulu berarti ya" katanya Sandi
"Benar..., pap" Kata Morena.
Sandi pun memutar arah pas perempatan lampu merek Sandi membelokan mobilnya ke rumah sakit besar tersebut lalu Sandi mencari tempat parkir Mobil nya. moren turun dari mobil di susul sandi membuka pintu mobil untuk Susi.
"Mah, ayo kita tanya dimana bayi itu?"
"Sabar...,, Morena, Mama mau tanya dulu nama pasien ke pendaftaran dulu."
Susi tanya ke salah satu penjaga pendaftaran bagian kandungan.
"Permisi mbak.? saya mau tanya pasien Nyonya Elsa yang melahirkan di hari rabu.
"Iya buk ada yang bisa saya bantu, ooh baik bu tunggu saya cari dulu ya bu?" kata bagian informasi pendaftaran pasien rawat inap.
Setelah mendapatkan data pasien.
"Ibu Elsa sudah keluar dari rumah sakit ini bu," kata si pemberi informasi.
"Iya ibu Elsa sudah tidak menjalani perawatan disini hanya saja saya ingin tahu anak dari ibu Elsa masih di rumah sakit ini, atau tidak, menurut kabar yang saya dapat bayi Nyonya Elsa masih berada si rumah sakit ini, itu informasi yang saya dapat."
"Saya cari dulu ya bu data bayinya, tunggu ya buk"
Setelah 10 menit Susi menunggu bagian informasi pun memanggil Susi.
"Benar bayi ibu Elsa masih dalam perawatan jika ibu ingin tahu jelasnya silahkan ibu temui dokter Imelda di ruangan no 1. ibu masuk dari sini lurus belok kanan disitu tertulis ruangan Dokter Imelda.
"Baik, mbak terimakasih informasinya."
"Baik, bu sama-sama"
Kemudian susi dan dan juga Morena, Sandi mengikuti petunjuk dari informasi.
Tok...tok..tok.." masuk suara dari dalam.
Susi memutar hendel pintu.
Celek
"Silahkan duduk buk ada yang bisa saya bantu "Ujar Dokter cantik Imelda.
Susi pun menarik kursi lalu duduk berhadapan dengan dokter Susi mulai bertanya-tanya mengenai bayi Elsa.
"Ibu ini siapanya ibu Elsa?" Tanya dokter kerena semuanya harus lengkap informasi data keluarga, pasien.
Kemudian Susi menunjukkan kartu anggota keluarga dan juga kartu indentitas diri bahwa Susi adalah mantan istri dari Hendrik prakoso. dan Morena menyerah kan rekaman percakapan Moza dan Elsa, bahwa Elsa tidak akan mengambil putrinya di rumah sakit tersebut semakin kuat Susi untuk mengambil anak Elsa.
"Kurasa tidak mungkin buk sepertinya Nyonya Elsa dari keluarga mampu." kata dokter sedikit tidak percaya kalau Elsa meninggalkan bayinya.
Dan Susi bicara dari hati ke hati dengan dokter meskipun dokter masih belum percaya sepenuhnya.
"Baik, bu tapi, untuk sementara bayi Nyonya Elsa belum bisa di bawa pulang karena masih dalam perawatan, inkubator ibu Elsa melahirkan prematur quintana roo" ucap dokter.
Susi, mengangguk kepal paham yang di maksud dokter Imelda.
Setelah bercakap-cakap dengan dokter susi menyerahkan nomer ponsel nya. agar dokter mudah untuk menghubungi saat ada informasi penting. lalu Susi pamit undur diri pulang.
...----------------...
Terima kasih All like dan komen nya.
di karya kecil ku SAHABATKU ISTRI MUDA PAPA KU.
Khusus episode paska penculikan.
Apakah tidak ada polisi dilibatkan?
Apakah tidak ada telpon? Kalau tidak ada, bisa kan Moren kirim surat untuk ibunya. Mengabarkan keadaannya dan dimana dan dengan siapa dia tinggal. Kasus penculikan harus diusut. Jangan pasrah
apik ceritane..
lanjuut thoor
pelakor mulai muncul
bakal ad yg jadian nih