NovelToon NovelToon
Bunga Dan Trauma

Bunga Dan Trauma

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Dokter / Trauma masa lalu / Mantan
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mumu.ai

Bunga yang pernah dikecewakan oleh seorang pria, akhirnya mulai membuka kembali hatinya untuk Malik yang selama setahun terus mengejar cintanya. Ia terima cinta Malik walau sebenarnya rasa itu belum ada. Namun Bunga memutuskan untuk benar-benar mencintai Malik setelah mereka berpacaran selama dua tahun, dan pria itu melamarnya. Cinta itu akhirnya hadir.

Tetapi, kecewa dan sakit hati kembali harus dirasakan oleh Bunga. Pria itu memutuskan hubungan dengannya, bahkan langsung menikahi wanita lain walaupun mereka baru putus selama sepuluh hari. Alasannyapun membuat Bunga semakin sakit dan akhirnya memikirkan, tidak ada pria yang tulus dan bertanggungjawab di dunia ini. Trauma itu menjalar di hatinya.

Apakah Bunga memang tidak diizinkan untuk bahagia? Apakah trauma ini akan selalu menghantuinya?


follow IG author : @tulisanmumu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mumu.ai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menikahlah

Di Minggu pagi yang cerah itu, Bunga ingin benar-benar memanfaatkan hari liburnya. Setelah sepekan penuh menangani banyak persalinan secar, ia bertekad menghabiskan hari ini hanya untuk bersantai di rumah. Sayangnya, rencana itu tampaknya tak akan berjalan sesuai harapan. 

Ketika ia masih bersantai di atas ranjang, memakan cemilannya sambil menonton Netflix, Silvia datang dan masuk ke dalam kamarnya.

"Hari libur itu keluar, jalan-jalan. Bukan mendem di kamar," ejeknya pada Bunga. Silvia berjalan menuju ranjang Bunga.

"Netflix-an di hari Minggu itu udah termasuk libur juga, Kak," jawabnya yang tatapannya masih setia pada layar tv nya, memutar serial anime yang sudah dirinya ikut sejak release di tahun 2013 lalu.

“Jalan, yuk,” ajak Silvia sambil meraih camilan cokelat di tangan Bunga, tanpa izin.

“Kakak…” protes Bunga manja, seperti adik yang kesal pada kakaknya.

“Pelit banget, dikit aja,” ucap Silvia santai.

“Lagi hamil, nggak boleh makan sembarangan,” tegur Bunga, mengingatkan kakaknya itu.

“Ih, sesekali aja kok, Dek. Nggak sering juga. Kalau sering, udah dimarahin sama Mas-mu itu,” balas Silvia sambil nyengir.

"Sama aja," ucap Bunga ketus.

"Ayok cepetan ganti baju, kita ke mall," ajak Silvia lagi.

"Mau kemana sih? Kenapa ngga sama Mas Randi aja," ucap Bunga malas. Rasanya hari ini ia sangat ingin berada di rumah saja di hari liburnya.

"Mas Randi pergi main golf bareng Papa. Mama udah pergi arisan," jelas Silvia.

"Terus?" 

"Ngga pakai terus. Ayo cepetan siap-siap."

Dengan langkah malas, Bunga memilih baju yang cocok untuk jalan-jalan hari ini bersama kakaknya. Sementara itu, Silvia santai bersandar di kepala ranjang, matanya fokus ke TV yang masih memutar tayangan yang sejak tadi ditonton oleh Bunga.

"Ini nggak selesai-selesai, ceritanya. Perasaan tiap season selamatkan si Eren dari titan mulu ceritanya,” komentar Silvia tatkala menonton serial anime yang berjudul Attack on Titan itu.

Ketika masih asyik nonton, Bunga keluar dari ruang lemari pakaiannya. Ia memakai celana panjang berbahan jeans dipadukan dengan baju kaos hitam. Ia juga membiarkan rambut sebahunya tergerai begitu saja, tanpa ada hiasan apapun.

“Kamu masih nonton film titan ini, Dek?” tanya Silvia dengan pandangannya masih menatap pada layar TV yang menempel di dinding kamar Bunga.

“Masih. Yang ini udah last season-nya,” jawab Bunga sambil memakai sedikit riasan di wajahnya.

“Kakak udah lama berhenti nontonnya. Seru di awal doang pas masih ada titan abnormal. Pas udah dewasanya, banyakan politiknya. Bosan jadinya,” ungkap Silvia.

“Nah yang ini udah lewat politiknya. Tinggal akhir, mereka mau buru si Eren Yeager yang mau menghancurkan semua manusia di luar pulau,” sahut Bunga yang semangat menceritakan serial anime yang sedang dirinya tonton.

“Lho kok si Eren mau bunuh manusia? Itu semua manusia di luar pulau?” tanya Silvia yang ikut penasaran dengan isi film itu.

“Penasaran, kan? Makanya udah di rumah aja nonton ini kita,” bujuk Bunga yang memang sedang tidak bersemangat untuk keluar.

“Nggak, enak aja. Kalau mau nonton ini masih bisa lanjut nanti.” Silvia kemudian langsung beranjak dari ranjang Bunga.

"Ya sudah, ayok.” Bunga mengambil tas selempang yang selalu ia pakai, tak lupa ponsel miliknya yang berada di atas ranjang.

"Pake mobil Kakak aja." Silvia memberikan kunci mobilnya pada Bunga dengan maksud Bunga yang mengendarai mobil.

Bunga terima kunci itu dan ia mulai membawa mobil Audi A5 berwarna putih itu meninggalkan rumah.

Tak lama mereka tiba di sebuah pusat perbelanjaan terbesar di kota mereka. Tujuan pertama kedua kakak beradik itu adalah tempat makan, dan mereka memilih makanan masakan Jepang untuk siang itu.

"Udah lama banget kita nggak jalan berdua," ucap Silvia di tengah makan mereka.

"Hmm. Pokoknya setelah Kakak nikah sama Mas Randi, aku juga waktu PPDS jarang pulang." Bunga asik melahap curry ramen yang ia pesan.

"Jadwal usg Kakak minggu depan, kan?" tanya Bunga yang mengingat jadwal kontrol sang Kakak.

"Iya, jadi pasien terakhir kamu aja minggu depan, kayak biasa," jawab Silvia. Memang semenjak Bunga sudah mulai bekerja, Silvia memilih Bunga yang menjadi dokternya.

"Oke."

Usai makan, tujuan mereka selanjutnya adalah toko pakaian. Silvia mulai memilih kemeja dan kaos untuk suaminya. Wanita hamil itu selalu ingat dengan suaminya, dan menjadi hal yang pertama ia cari sebelum berbelanja untuk dirinya sendiri. Bunga dengan setia mengikuti kakaknya berpindah dari satu rak ke rak lainnya.

"Kamu nggak ada yang mau di beli?" tanya Silvia heran, karena sejak tadi hanya dirinya saja yang berbelanja.

"Nggak ada, belum ada yang menarik dari tadi," jawab Bunga. "Paling nanti kita mampir ke toko gadget yang di atas aja, ya. Aku mau beli earphone."

Ketika memasuki bagian yang menjual baju anak-anak dan bayi, Silvia mampir sebentar untuk melihat-lihat.

"Ada yang masih belum kebeli?" tanya Bunga, mengingat minggu lalu kakaknya ini bersama mama dan suaminya sudah berbelanja perlengkapan bayi mereka yang sesuai perkiraan akan lahir bulan depan.

"Udah semua. Kakak cuma mau lihat aja. Kalau ada yang cantik, ya udah dibeli," jawabnya.

Bunga hanya mengangguk dan mengikuti langkah Kakaknya. Tanpa ia sadari, dari kejauhan ada sepasang mata yang mengikuti kemana saja langkahnya.

Usai sudah berbelanja, kakak beradik itu mampir di gerai yang menjual minuman dingin.

"Kakak tunggu disini dulu, ya. Aku mau ke toilet sebentar," ujar Bunga yang langsung meninggalkan Silvia setelah wanita itu menyetujuinya.

Tidak terlalu ramai di toilet, sehingga Bunga bisa langsung menuntaskan urusannya disana.

Namun ketika ia sedang mencuci tangannya di wastafel, suara wanita yang dirasa pernah ia dengar mengganggu pendengarannya.

"Dokter Bunga." 

Bunga yang merasa dipanggil mengangkat wajahnya dan menatap wanita yang memanggilnya itu dari kaca.

Bunga tak menjawab sama sekali sapaan itu. Hanya wajah malas yang tergambar di wajahnya.

"Bisa kita ngobrol sebentar?" tanya wanita itu dengan sedikit sungkan. Ia sangat tahu kalau Bunga pasti tidak ingin bertemu ataupun berbincang dengannya. Namun ia merasa harus berbicara dengan Bunga.

"Tidak ada yang harus kita bicarakan." Bunga mengambil tisue yang ada di dinding dekat wastafel. Ia mengeringkan tangannya yang basah di tisue itu lalu membuangnya ke tempat sampah. Ia segera pergi dari tempat itu.

"Dokter, tunggu sebentar." Wanita hamil yang memanggilnya tadi rupanya masih mengejar Bunga hingga di luar.

Bunga ingat jika wanita itu sedang hamil. Tak ingin terjadi hal buruk dengan wanita itu, akhirnya Bunga menghentikan langkah setengah larinya. Ia membalikkan badannya, lalu melihat ke arah wanita itu.

"5 menit! Kakak saya sedang menunggu saya!"

Bunga berjalan terlebih dahulu, mencari kursi panjang yang biasanya memang ada di sepanjang mall itu. Ada satu yang kosong, posisinya tak jauh dari mereka berdiri sebelumnya, dan Bunga langsung menuju kesana, diikuti oleh Olivia di belakangnya. Ya, Olivia yang sedari tadi mengikuti Bunga.

"Silahkan." Bunga mempersilahkan wanita itu untuk berbicara.

Sebelum berbicara, Olivia menarik nafasnya panjang, berharap bisa mengurangi kegugupannya saat ini.

"Pertama saya mau minta maaf sama dokter sebab..." Omongan Olivia langsung terpotong oleh Bunga yang langsung berbicara.

"Saya tidak punya masalah dengan kamu, jadi kamu tidak perlu meminta maaf."

"Tetap ini salah saya. Sedikit banyak saya ikut andil dalam masalah ini. Sebab saya, Malik minum malam itu," ucap Olivia penuh sesal. Sejak mengetahui jika Malik saat itu sudah memiliki kekasih, ia sangat ingin menemui Bunga untuk meminta maaf. Perasaannya tidak tenang jika belum bertemu dengan dokter kandungan itu.

“Sejak awal Malik tahu, saya tidak suka pria yang merokok atau minum alkohol. Kalau dia benar-benar mencintai saya, dia tidak akan melakukannya, sekeras apa pun dia dipaksa,” ujar Bunga tenang, namun tegas.

"Tapi saya memaksanya malam itu. Saya dan Rendra terus meminta dia untuk ikut minum. Dia hanya menuruti perintah atasannya," bela Olivia.

Bunga mulai jengah. Ia yang sudah memutuskan untuk tidak mau lagi berurusan dengan Malik, ingin segera pergi dari sana.

"Lalu, mau anda apa?" tanyanya.

"Menikahlah dengan Malik! Saya akan bercerai dengannya ketika saya sudah melahirkan bayi ini."

"What?"

****

Terima kasih sudah terus membaca cerita author ini, ya. Sedih sih karena masih sepi padahal udah 15 bab. Semoga kelak di bab 20 retensi nya baik, ya biar author bisa terus lanjutin cerita ini sampai tamat disini☺️

Maaf di bab ini author masukin sedikit anime kesukaan author. Cung siapa disini yang juga suka anime? Udah nonton Eren, Mikasa, Armin, dan juga Kapten Levi belum? Shinzou wo sasageyo ✊🏻

1
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪💪.bunga fadi gass poll donk
Supryatin 123
come back bunga Ama fadi.kan dah tw cerita sebenarnya.bukalah hatimu.lnjut Thor 💪💪
Esther Lestari
Jelita nanti jadi pemersatu papa Fadi dan tante Bunga....semoga
Supryatin 123
cerita sesungguhnya si fadi sangat mengharukan.semoga bunga dapat berpikir secara jernih dgn kejadian ini.lnjut thor 💪💪💪
Esther Lestari
Ternyata begitu ceritanya Fadi. Apakah Nita meninggal saat melahirkan Jelita ?
Semoga masih ada harapan Bunga kembali ke Fadi
Yanti Gunawan
apakaah bunga akan kembali pada fadi thor hmmm galau, asal jangan sama malik deh
Suci Dava
maksudnya gmna ini thor, msh lanjut kh apa sdh sampai di sini aja, kok gagal paham aku thor
mumu: Maaf kak, author ada salah tulis tadi jadinya beda arti 🤭 cerita masih lanjut kok kak 😊
total 1 replies
Hary Nengsih
lanjut
Esther Lestari
apakah Fadi menikah dengan mama nya Jelita untuk menutupi aib ?
Mama nya Jelita hamil dengan orang lain dan Fadi yg menikahi nya
Suci Dava
Edisi ber kumpul nya para mantan alias deretan para mantan 🤭
Esther Lestari
Turut berduka Olivia dan Malik, harus kehilangan janinnya.

Jelita bertemu dengan tante Bunga di IGD & Bunga tidak menyangka kalau papa Jelita adalah Fadi sang mantan.

2 mantan berada di IGD semua dengan kondisi yang berbeda
𝐈𝐬𝐭𝐲
penasaran sebenarnya apa yg terjadi...🤔
Esther Lestari
langsung pergi waktunya gak tepat
Esther Lestari: sudah malam juga...kan bikin takut😁
total 2 replies
Hary Nengsih
langsung pergi
Hary Nengsih
lanjut
Esther Lestari
Istri Fadi kemana...cerai atau meninggal ?
Dwi Sulistyowati
mantan terindah sampai anaknya pun di nama i bunga jelita 🤍
Supryatin 123
lnjut thor tetap semangat,💪💪💪.
Suryati Surti
bagus
Siti Nurjanah
fadi mantan pertama nya bunga ya
mumu: Betul kak. Pacar pertama Bunga
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!