Rosa Casario, meninggalkan semua kemewahan dari keluarganya demi menikahi pria yang sangat dia cintai, Andre. Namun Lima tahun berlalu tanpa ada masalah berarti, Rosa mendapatkan pesan dari seseorang, memintanya datang ke sebuah hotel bahkan memberikan kartu kamar hotel.
Ternyata, dia memergoki suaminya Andre sedang bercumbu dengan Sandra. Teman baiknya dan juga anak ibu asrama tempat dia tinggal saat kuliah dulu.
Bak disambar petir. Hati Rosa sungguh hancur. Namun dia berusaha memberi suaminya kesempatan, hanya saja ternyata sang suami benar-benar menyembunyikan perselingkuhan itu. Rosa pun memutuskan untuk pergi, dan merencanakan sesuatu yang akan membuat suaminya menyesal sepanjang waktu, dengan bantuan seseorang yang pernah menyatakan cinta padanya saat mereka kuliah dulu. Meski sempat menghilang beberapa tahun, pria itu kembali datang membantunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Penyesalan yang Terlambat
Dengan penuh semangat karena memang akan pulang cepat hari ini. Andre meraih jasnya dan bergegas keluar dari ruangannya.
Saat itu, dia melihat Kenny tertunduk dengan mata merah.
"Kenny, apa yang kamu lakukan? bukannya seharusnya kamu sudah pulang?"
Kenny tidak langsung menjawab pertanyaan tuannya itu. Dia mengangkat kepalanya, dan dengan mata berkaca-kaca dia berkata.
"Tuan, nyonya sudah tahu semuanya..."
Deg
Jantung Andre rasanya berhenti berdetak untuk beberapa detik. Dia juga merasa kalau yang sedang dibicarakan oleh asisten pribadinya itu adalah tentang perselingkuhan dirinya dengan Sandra. Tapi, beberapa detik kemudian Andre segara menepuk bahu asisten pribadinya itu dengan sangat kuat. Lebih tepatnya lagi, Andre mencengkeram bahu Kenny dengan sangat kuat.
"Apa maksudmu?" tanya Andre dengan wajah yang sudah sangat tegang.
"Nyonya, mendengar semua yang tuan katakan pada Sandra. Dia berkata, uang sebanyak itu terlalu berlebihan..."
Andre shock, dia shock sekali. Ternyata istrinya mendengar semua yang dia katakan kepada Sandra tadi siang.
Andre panik, dengan cepat dia berlari ke arah lift. Dia benar-benar ingin cepat sampai ke rumahnya dan ingin menjelaskan segalanya kepada istrinya. Jika, Rosa memang merasa dia terlalu banyak memberikan uang pada Sandra, Andre sudah berpikiran untuk memberikan 100 kali lebih banyak dari yang telah dia berikan kepada Sandra untuk Rosa.
Dia akan memberikan apapun yang Rosa inginkan, yang Rosa minta. Dalam perjalanan menuju ke rumah pun, Andre minta agar sopirnya mengemudikan mobil itu dengan sangat cepat supaya dia bisa sampai dengan cepat di rumahnya.
Begitu sampai di rumah, Andre bahkan berlari masuk ke dalam rumah. Dia begitu panik, sampai nyaris terjungkal di anak tangga menuju kamarnya dan istrinya.
"Andre!" panggil Aliyah yang sangat terkejut melihat apa yang sedang dilakukan oleh anaknya itu.
Aliyah segera menghampiri Andre, ingin tahu kenapa anaknya panik seperti itu. Andre sendiri yang mendengar suara ibunya, berbalik. Dia yang tadinya langsung ingin menuju ke kamarnya yang ada di lantai 2, mengurungkan niatnya dan bergegas menghampiri ibunya. Aliyah panik, kenapa anak-anaknya seperti itu. Terburu-buru sampai terlihat kacau.
"Ibu, ibu dimana Rosa, Bu?" tanya Andre yang sungguh tak bisa menunggu lagi untuk bisa segera bertemu dengan Rosa.
"Andre ada apa? apa yang membuatmu panik begini?" tanya Aliyah bingung.
Masalahnya tadi pagi semua baik-baik saja. Dan siang menjelang sore tadi, Rosa juga masih memeluknya dan berpamitan padanya untuk menjemput Violet. Memang sampai saat ini belum kembali, tapi Aliyah pikir, mungkin Rosa mengajak Violet jalan-jalan atau membeli sesuatu yang sedang dia butuhkan.
Wajah Andre menyiratkan kecemasan dan ketakutan, matanya juga sudah berkaca-kaca.
"Dimana istriku, Bu?" tanya Andre.
Dia tidak begitu memperhatikan apa yang dikatakan oleh ibunya, yang ingin dia tahu saat ini adalah di mana keberadaan istrinya di rumah ini. Hanya itu, dia akan segera berlari pada istrinya, bahkan dia berpikir untuk bersujud meminta maaf pada istrinya karena sudah membuatnya merasa tidak senang.
"Rosa menjemput Violet, dari jam 2 tadi" kata Aliyah.
"Dia tidak mengangkat panggilan telepon, tapi teleponnya aktif Bu! tolong ibu telepon dia!" Andre yang mengetahui kalau istrinya tidak di rumah, berusaha untuk tahu istrinya ada dimana.
Teleponnya tidak di angkat, mungkin telepon dari ibunya akan di terima oleh Rosa.
Aliyah terus menghubungi Rosa. Tersambung, tapi sudah beberapa kali juga tidak di angkat. Salah bibi Ani yang membersihkan lantai dua turun dengan tergesa-gesa.
"Nyonya, nyonya..."
"Ada apa bi?" tanya Aliyah.
Andre yang tidak senang, segera meminta ibunya menghubungi Rosa lagi.
"Bu, telepon Rosa dulu Bu!" kata Andre panik, cemas, takut, semuanya jadi satu.
"Itu nyonya, ada suara ponsel berdering di kamar tuan dan nyonya muda!"
Andre membulatkan matanya.
"Bu, tolong telepon terus!" kata Andre yang lantas berlari ke arah lantai dua.
Aliyah yang sebenarnya belum mengerti ada apa antara menantu dan anak itu, mulai ikut panik. Dia juga mengikuti Andre ke lantai dua.
Brakk
Andre membuka pintu kamarnya dengan cepat. Dia melihat sebuah kotak di atas tempat tidur. Dan suara ponsel Rosa berasal dari sana.
Mendengar suara itu dari dalam kotak, jantung Andre berdebar semakin cepat. Dia merasa dadanya sesak dan sakit dalam waktu yang bersamaan.
Aliyah yang mendengar suara ponsel menantunya dari dalam kotak itu juga sama terkejutnya. Dia memutuskan panggilan. Dan nada dering itu berhenti. Ketika dia coba memanggil lagi, suara nada dering itu kembali terdengar.
Andre berjalan dengan langkah sangat lambat. Langkahnya entah kenapa terasa begitu berat baginya. Sedangkan Aliyah yang juga merasa cemas sekali di dalam hatinya. Berjalan dengan cepat membuka kotak itu.
Matanya melebar, ketika melihat ponsel Rosa ada di sana.
"Andre, ini ponsel Rosa!" kata Aliyah yang tangannya sudah mulai gemetar.
Apalagi ketika dia mengangkat ponsel itu, dia melihat sebuah amplop yang ada logo pengadilan. Ponsel Rosa sampai jatuh di atas tempat tidur. Dan Aliyah terduduk lemas di atas tempat tidur.
"Ini apa sih Andre?" lirihnya yang sebenarnya ingin tahu apa yang telah terjadi antara anak dan menantunya.
Tapi, dia juga bukan orang bodoh yang tidak tahu apa isi dalam amplop itu seharusnya.
Andre mendekat, dia mengangkat amplop itu dan membukanya.
Hancurlah hatinya lihat putusan pengadilan yang menyatakan kalau dirinya dan istrinya sudah resmi bercerai. Surat gugatan cerai itu bahkan sudah didaftarkan di pengadilan 1 bulan yang lalu.
"Rosa.."
"Apa yang sudah kamu lakukan Andre? kenapa Rosa menceraikanmu?" pekik Aliyah yang merasa kalau anaknya pasti yang bersalah dalam hal ini sampai menantunya itu menggugat cerai dirinya dan bahkan saat ini keputusan itu sudah mutlak.
Andre sendiri tidak menyangka. Selama ini, istrinya bersikap biasa saja. Bagaimana bisa bercerai seperti ini.
Andre meraih surat yang Rosa tujukan untuknya. Air mata Andre berderai begitu deras, saat tangannya gemetar membuka kertas yang dilipat menjadi dua itu.
'Mas Andre, saat kamu membuka surat ini. Artinya aku dan Violet sudah pergi. Kami adalah tempatmu pulang, jika kamu tidak punya rumah lain. Kami akan selalu setia padamu, jika kamu setia pada kami, mas. Aku tidak perlu katakan apapun lagi, hatiku cuma satu mas. Dan sudah kamu hancurkan. Maafkan aku, mungkin aku bukan istri yang baik untuk kamu. Aku tidak akan menyalahkan siapapun. Bisa dibilang, ini juga salahku. Hiduplah dengan baik setelah ini. Jangan cari kami, aku pastikan mas Andre tidak akan pernah menemukan kami. Jika kamu memang mencintai Sandra, aku harap kalian bahagia. Aku pergi mas, selamat tinggal'
Brukk
"Rosa...."
Andre terjatuh memeluk surat itu di dadanya. Dengan linangan air mata membasahi wajahnya. Dia benar-benar menyesal. Sayangnya, penyesalannya itu sudah terlambat.
***
Bersambung
blmagi yg godain, ngerasa g mau cape. mau enaknya aja. bege. pea
emang ga terngiang ngiang desahan dan teriak. mereka pas lagi bercinta
OMG