NovelToon NovelToon
MAFIA DAN GADIS BUTA

MAFIA DAN GADIS BUTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / CEO / Romansa / Roman-Angst Mafia / Dark Romance
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

SEQUEL KEDUA ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU!

Lucas Lorenzo yang mendapati kenalan baiknya Philip Newton berada di penjara Santa Barbara, ketika mengunjunginya siapa sangka Lucas dimintai tolong oleh Philip untuk menyelamatkan para keponakannya yang diasuh oleh sanak keluarga yang hanya mengincar harta mendiang orang tua mereka.

Lucas yang memiliki hutang budi kepada Philip pun akhirnya memutuskan untuk membantu dengan menyamar menjadi tunangan Camellia Dawson, keponakan Philip, agar dapat memasuki kediaman mereka.

Namun siapa sangka ketika Lucas mendapati kalau keponakan Philip justru adalah seorang gadis buta.

Terlebih lagi ada banyak teror di kediaman tersebut yang membuat Lucas tidak bisa meninggalkan Camellia. Ditambah adanya sebuah rahasia besar terungkap tentang Camellia.

Mampukah Lucas menyelamatkan Camellia dari orang yang mengincarnya dan juga kebenaran tentang gadis itu? Lalu bagaimana jika Camellia tahu bahwa Lucas adalah seorang mafia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24. TERDENGAR

Malam itu rumah Dawson diliputi keheningan yang nyaris menyerupai ruang hampa. Angin hanya menyentuh perlahan dedaunan di luar jendela, dan jam dinding di ruang tamu berdetak pelan, seperti suara napas yang berulang tanpa jeda. Camellia berbaring di ranjangnya, kedua matanya tetap terbuka meski dunia di sekitarnya gelap sama seperti pandangan yang telah ia kenal sejak lahir. Tidur tak kunjung menghampirinya; ada sesuatu di dadanya yang terasa berat, seolah udara malam ini lebih padat daripada biasanya.

Ia menarik napas panjang, lalu duduk. Tenggorokannya terasa kering. Mungkin aku hanya butuh air, batinnya.

Dengan hati-hati, ia meraba meja di samping tempat tidur untuk memastikan tongkatnya, lalu bangkit perlahan. Setiap langkahnya ia ukur dengan ingatan akan letak furnitur. Lantai kayu di bawah telapak kakinya terasa dingin, namun tidak menghentikan niatnya menuju dapur di lantai bawah.

Ketika ia hendak menuruni anak tangga, Camellia mendengar suara samar dari arah kamar Lucas. Suara laki-laki, datar namun jelas, seperti berusaha meredam intensitas percakapan agar tidak membangunkan siapa pun. Langkahnya otomatis melambat.

Ia mengenali suara itu; Lucas.

Camellia hampir memanggil namanya, namun langkahnya terhenti saat telinganya menangkap nada lain dalam percakapan itu, Lucas tidak sedang berbicara sendiri. Ada suara perempuan di ujung telepon, lembut dan cepat, namun terdengar hangat.

Camellia berdiri mematung di depan pintu kamar Lucas yang tertutup. Dari balik kayu itu, percakapan mengalir jelas.

"Rosetta, aku tahu ini berisiko. Tapi kita tak punya banyak waktu,” suara Lucas terdengar tegang, berbeda dari kesehariannya yang biasanya tenang.

"Kau yakin belum memberitahunya?" Rosetta bertanya di seberang.

"Entahlah. Camellia, dia bahkan tidak tahu siapa dirinya yang sebenarnya. Bagaimana aku bisa begitu saja mengatakan bahwa seluruh hidupnya telah dimanipulasi? Tentang Dandelion Project, tentang kenyataan bahwa dia ..." Lucas berhenti sesaat, terdengar menahan napas. " Bukan bagian dari keluarga Dawson sesungguhnya."

Camellia merasa darahnya berhenti mengalir sesaat. Kata-kata itu menusuk seperti jarum. Apa maksud Lucas?

Lucas melanjutkan, suaranya lebih rendah.

"Philip Newton memintaku untuk datang ke rumah Dawson. Dia tahu paman dan bibi Camellia menyembunyikan terlalu banyak hal. Aku seharusnya melindungi Camellia, tapi setiap kali aku di dekatnya, aku justru takut ... takut aku membawa bahaya padanya. Takut kalau aku memberitahu kebenarannya, Camellia akan hancur."

Rosetta menjawab cepat, "Lucas, kau tidak bisa terus menundanya. Black Mantis tidak akan berhenti. Semakin lama kau merahasiakan ini, semakin besar risiko untuknya."

"Aku tahu. Aku akan memberitahunya. Aku akan segera memberitahu segalanya, meski itu berarti dia akan membenciku karena menyembunyikan ini sejak awal," ada kesedihan dalam nada Lucas.

Camellia berdiri terpaku. Dunia yang sudah lama gelap kini terasa lebih sunyi dan dingin dari sebelumnya. Dandelion Project? Philip Newton? Bahaya? Semua ini apa?

Suara Lucas kembali terdengar, kali ini pelan, hampir seperti gumaman yang ia ucapkan pada dirinya sendiri, "Aku tidak peduli jika dia membenciku. Yang penting dia selamat. Aku akan melakukan apa pun, Rosetta. Apa pun."

Percakapan itu berlanjut sebentar sebelum Lucas menutup panggilan. Keheningan kembali merayap.

Camellia menyadari napasnya sendiri terdengar terlalu keras. Ia mundur perlahan, berusaha tak menimbulkan suara. Tangannya gemetar, memegang erat tongkatnya. Air yang tadinya ia inginkan kini tak lagi penting. Ada sesuatu yang lebih besar, lebih menakutkan, dan lebih nyata menunggu di balik pintu itu, kebenaran yang tak pernah ia bayangkan.

Camellia baru saja melangkah mundur ketika papan lantai di bawah kakinya berderit pelan, suara kecil, namun cukup untuk memecah keheningan. Dari balik pintu, Lucas langsung tersentak.

"Siapa di luar sana?" Suara Lucas tegas, tidak lagi menahan volume seperti tadi.

Camellia terdiam. Jantungnya memukul dadanya begitu keras hingga ia takut Lucas bisa mendengarnya. Ia memutar badan, berniat melangkah cepat kembali ke kamar, namun pintu kamar Lucas terbuka sebelum ia sempat bergerak lebih jauh.

Cahaya lampu dari dalam kamar Lucas tumpah ke lorong. Langkah kaki berat mendekat, lalu suara Lucas terdengar tepat di belakangnya.

"Camellia?" panggil Lucas dengan nada yang jelas ia terkejut melihat kehadiran Camellia di sini.

Camellia berhenti. Tubuhnya menegang. "A ... aku hanya ingin mengambil air.” Suaranya terdengar ragu, bahkan bagi dirinya sendiri.

Lucas berdiri beberapa langkah darinya, napasnya sedikit lebih cepat dari biasanya. "Apa kau mendengar ...." Ia tidak melanjutkan kalimat itu, hanya terdiam, memandangi punggung gadis yang tak melihatnya.

Camellia menggenggam tongkatnya lebih erat. "Maaf," bisiknya hampir tak terdengar, "aku tidak sengaja. Aku hanya mendengar namaku. Lalu ...."

"Camellia?" Lucas mengambil langkah maju. Lucas menggenggam tangannya, tapi Camellia menarik pelan.

Camellia menunduk, bibirnya terkatup rapat. "Kau sudah tahu sejak awal tentang keluargaku, tentang paman, bibi yang mengincar harta orang tuaku? Kau datang bukan karena wasiat itu, kan? Aku sudah menduganya, tapi tetap saja ... rasanya seperti dibohongi."

Lucas menutup mata sejenak. "Aku datang untuk melindungimu," jawabnya akhirnya, rendah namun tegas. "Tapi jika kau merasa dibohongi, aku mengerti, Camellia. Aku pembohong, 'bukan?"

Camellia ingin bertanya lebih banyak, tetapi ada sesuatu pada nada suara Lucas, bukan ancaman, melainkan ketakutan, yang membuatnya mundur selangkah. "Kalau begitu ... aku akan kembali ke kamar.”

Lucas menatap punggung Camellia saat gadis itu berjalan perlahan menuju tangga. Ada banyak hal yang ingin ia katakan, tetapi ia memilih diam. Lorong terasa kosong ketika Camellia menghilang di balik pintu kamarnya. Lucas berdiri mematung, dadanya sesak oleh gejolak yang tak bisa ia bendung lagi. Seluruh pertahanan yang selama ini ia bangun, tembok dingin yang ia tegakkan demi misi, demi prinsip, demi menjaga jarak, semuanya retak seiring langkah gadis itu menjauh darinya.

Untuk pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama, Lucas merasa takut. Bukan karena musuh, bukan karena kegagalan misi, tapi karena kehilangan. Kehilangan sesuatu yang tak bisa ia gantikan dengan apa pun, kehadiran Camellia.

Lucas berjalan ke lantai bawah untuk membuatkan teh hangat kesukaan Camellia sebelum akhirnya Lucas akan memberitahu semuanya kepada Camellia.

Ketika ia tiba di depan pintu, Lucas terdiam sejenak. Napasnya memburu, pikirannya kacau. Tapi ia tahu, diam tak akan membawa apa-apa lagi sekarang.

Dengan satu ketukan pelan, ia memanggil, "Camellia?"

Tak ada jawaban.

Lucas menempelkan telapak tangannya ke permukaan pintu. "Aku tahu kau belum tidur."

Masih hening. Tapi ia tahu gadis itu di dalam. Mungkin sedang duduk diam, mungkin menangis dalam senyap.

Lucas menarik napas, lalu memutar kenop perlahan. Pintu tidak dikunci.

Camellia duduk di tepi ranjang, punggungnya membelakangi pintu. Rambut hitam karamelnya menjuntai lembut di bahu. Bahunya sedikit bergetar, Camellia mencoba menahan isak, tapi Lucas bisa merasakannya bahkan dari jauh.

Lucas menutup pintu perlahan dan melangkah mendekat. Menaruh cangkir teh di atas meja. Suaranya serak ketika ia akhirnya bersuara.

"Camellia, maafkan aku," ucap Lucas.

Gadis itu tidak menjawab.

Lucas berlutut di hadapannya, tangannya terulur, ragu-ragu, sebelum akhirnya menyentuh jari Camellia yang pucat.

"Aku memang datang ke sini dengan misi. Aku punya alasan, punya tujuan. Aku bahkan sempat mencoba meyakinkan diriku kalau aku bisa menjaga jarak ... tetap rasional. Tapi kenyataan selalu menamparku setiap kali aku bersamamu. Aku merasa tidak pantas untukmu."

Camellia perlahan menoleh, matanya yang berkaca-kaca mencari arah suara Lucas.

"Aku bukan laki-laki baik, Camellia. Jika kau tahu siapa aku sebenarnya, aku yakin kau akan lari ketakutan. Tapi aku terlalu egois karena aku menginginkanmu. Kau yang lembut, suci, jauh dari konflik, tidak pantas bagiku yang ... tidak baik," ucap Lucas dengan nada memelas.

Camellia menarik napas pelan, suara Lucas mengguncangkan ruang hatinya yang paling rapuh. Ia tahu kalau Lucas menyembunyikan sesuatu dari awal. Camellia tahu kalau Lucas tampak bingung dan kelelahan setiap harinya. Ia ingin bertanya, tapi tidak tahu bagaimana caranya karena Lucas memasang dinding tebal antara dirinya dan Camellia.

Lucas melanjutkan, "Aku takut pada apa yang kurasakan. Aku menyangkalnya, menyembunyikannya, karena aku pikir ... kau terlalu murni untuk disentuh oleh lelaki sepertiku. Tapi aku tak bisa lagi pura-pura lebih lama lagi."

Camellia merasakan pegangan tangan Lucas mengerat.

"Aku jatuh cinta padamu, Camellia. Bukan karena kasihan. Bukan karena kelemahanmu. Tapi karena kekuatanmu. Karena caramu melihat dunia tanpa mata, namun tetap penuh harapan. Karena setiap kali kau memanggil namaku ... aku merasa menjadi seseorang yang lebih baik. Aku jatuh cinta padamu, My Love," ungkap Lucas.

Air mata Camellia jatuh pelan, membasahi pipinya. Tangannya perlahan terangkat, menyentuh wajah Lucas dengan gemetar, mencari kepastian.

"Lucas katakan padaku ini bukan kebohongan," ucap Camellia dengan suara gemetar.

Lucas menahan tangan Camellia di pipinya. "Kalau ini kebohongan, maka biarlah dunia hancur. Aku mencintaimu. Dengan segala luka dan kebodohanku. Aku tidak ingin ada jarak lagi antara kita. Selama ini cinta kepada perempuan seperti hal asing bagiku. Tidak pernah terpikir kalau aku akan menemukan perempuan yang aku cintai, walau aku melihat cinta di sekitarku. Dan aku menemukannya pada dirimu, di waktu yang tidak aku sangka, dan itu membuatku takut. Bukankah aku hanyalah seorang pengecut, Cammy?"

Camellia memejamkan mata. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, hatinya terasa begitu ringan. Inilah alasan ia tidak bisa membenci Lucas walau pria itu memberikan jarak, walau Lucas mendorongnya menjauh, karena Lucas sendiri asing dengan yang namanya cinta. Seperti Camellia yang asing dengan namanya ketulusan.

Dan dalam sunyi malam itu, Lucas menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Bukan pelukan yang terburu, bukan pelukan yang memohon, tapi pelukan yang dalam dan tulus, seperti dua jiwa yang akhirnya menemukan tempat pulang.

"Cammy, ada yang harus aku beritahukan padamu. Rahasia besar yang membuatku meninggalkanmu sendirian setiap malam kemarin. Rahasia yang ... menyedihkan tentang masa lalu, tentangmu, dan tentang masa depan. Maukah mau mendengarkannya?" pinta Lucas.

Anggukan Camellia menjadi gerbang terungkapnya kenyataan pahit dan kebenaran yang tersembunyi cukup lama. Namun Lucas belum sepenuhnya memberitahu kegelapan dunia, karena Lucas ingin sebelum Camellia melihat kegelapan dunia yang busuk, maka Camellia harus keluar dari kegelapan lamanya.

1
ir
udah ga bisa ber word word pokok nya
hansen
Luke So sweet
ir
nanti teman² dan orang² yg udah menjauhi Cammy kalo, mereka melihat Cammy yg sekarang jadi perempuan yg cantik dan jadi wanita yg sempurna pada datang dan cari muka cihhh menjijikkan, nanti kalo mereka minta maaf, maafin aja Cammy tapi jangan pernah mau berteman dan dekat dengan mereka lagi ya sayang
Archiemorarty: Bener...maafin tapi jangan mau balik ke orang-orang itu. karena bakal sama aja nantinya 😌
total 1 replies
hansen
ini lah dunia yang sebenar cammy penuh warna ceria dan warna gelap yang menyakitkan lebih dari tidak bisa melihat..
ir
ga sabar lihat Briana matanya lepas 🤣🤣
karna saking kaget nya Cammy bisaa meliy lagi, dan orang² yg pernah mengkhianati Cammy menyesal
oiya btw kak, kan kemarin ada part yg Lucas bilang " dia lebih tua dari mu " itu Arthur atau Rose, terus umur Rose berapa sekarang, aku lupaa eee
ir: owhhh jadi Cammy sama Rose cuma selisih satu tahun, kalo sama Lucas 6thn oke oke
Archiemorarty: Disini Lucas udah umur 28, jadi Rose & Rod 23, Cammy 22, Arthur & Arabella 33.
kejadian Rose pas Rose umur 20 terkahir kemaren, jadi 3 tahun setelahnya cerita Lucas sama Cammy ini.
total 2 replies
hansen
terbaik thor
Archiemorarty: Terima kasih udah baca ceritanya semoga bisa menghibur waktu senggangnya 🥰
total 1 replies
Margaretha Indrayani
briana jangan kau anggap lycas seperti pria yang gampang kau rayu,, kau bakal frustasi sendiri nantinya
Archiemorarty: Terima kasih udah bacanya, ikutin terus updatenya. Semoga bisa menghibur waktu senggangnya 🥰
total 1 replies
Jelita S
serasa ikut jelong2 ke Swiss Thor😄😄
Archiemorarty: Tujuanku, biar readers serasa ikut liburan ke swiss...padahal mah othornya yang penting jalan2 juga ke sana /Facepalm/
total 1 replies
Jelita S
Thor slalu tersentuh semua dengan kata demi kata di cerita mu ini, terlalu suka dengan critamu
Archiemorarty: Aku buat yang terbaik buat para Readers. karena aku juga sebagai Readers seneng kalau ketemu cerita yang bagus. semoga ceritanya bisa menghibur waktu senggangnya kakaknya ya 🥰
total 1 replies
hansen
tetap la disamping lucas apa pun yang bakal berlaku kedepan cammy, dengan berganding bahu berdua percaya lah semua benang merah akan terungkai jawapan nya..itu lebih mudah melumpuhkan musuh adalah tetap disamping lucas
Archiemorarty: setuju /Scream/
total 1 replies
ir
Lucas yg meyakinkan Cammy saat rapuh, Lucas yg selalu ada. untuk Cammy, yg tidah pernah memandang kekurangan Cammy yg membawa dunia baru bagi Cammy, tapi nanti orang lain yg berusaha merebut posisi Lucas hahh pasti ituu
Archiemorarty: oh, silahkan saja. Lucas kita didikan bapak Rion. tahu sendiri kan /CoolGuy/
total 1 replies
Della Alfira
lagiii lagiii lagiii thorr😭
Archiemorarty: Hahaha...sabar ya. ditunggu setiap updatenya ya
total 1 replies
Jelita S
kok aku gk sabaran y liat Lukas bucin akut sama Cammy😀😀😀
Archiemorarty: Sama aku juga...
total 1 replies
ir
ayoo kita dampingi cucu menantu kita glow up, sebelum pulang ke rumah cammy sendiri, nanti ajak mampu dulu ke rumah calon mertua dulu ya kak, bila perlu menetap ajalah di kediaman Lorenzo, biar bianca uring²an
ir
aku baru mau komen, alhamdulillah ga ada gangguan dari ulat birahi ehh part selanjutnya nongol 😌😌
Archiemorarty: Hahahahaha, apa itu damai
total 1 replies
Jelita S
ah si ulet bulu masih sok perhatian,,hempaskan Briana 😡😡
Archiemorarty: hahahaha.... keributan itu wajib
total 1 replies
Jelita S
GK sabar liat Cammy bisa melihat🥰🥰🥰
Archiemorarty: percaya othor lebih gx sabar liat cammy bia liat 😌
total 1 replies
Jelita S
ah semakin gak sabar nunggu up mu thor
Archiemorarty: Xixixi...sabar ya
total 1 replies
ir
ayoo gass iki cucu ke Zurich liburan rame² kita 🤣🤣
Archiemorarty: Kapan lagi kan bisa liburan ke sana
Archiemorarty: Kapan lagi kan bisa liburan ke sana
total 2 replies
Jelita S
akhirnya Lukas jatuh cinta jga😄😄😄😄😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!