Zhefinca yang dua tahun telah menikah dengan Giovano, ia hanya bertemu satu kali saat pernikahan, dan setelah itu keduanya hidup dengan masing-masing namun status tetap menjadi suami istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mobil Baru Untuk Zhefinca
Malam ini di apartemen mewahnya, Giovano terlihat sedang memantau Zhefinca dari kamera pengawas yang tersembunyi, bahkan disetiap sudutnya.
Sedangkan Zhefinca mala mini terlihat begitu sibuk dengan selembaran kertas dan laptopnya. Dia membolak-balikkan kertas tersebut seperti sedang mencari sesuatu yang hilang.
“Apa yang sebenarnya dia kerjakan?” ucap Gio dengan menyipitkan matanya.
Kamera pengawas yang Giovano pasang, juga mampu merekam suara. Giovano mendengarkan dengan seksama bagaimana istri kecilnya tersebut bernyanyi ditengah kesibukannya.
Ting! Ponsel Zhefinca berdering.
“Sibuk Zhe?” – Kevin
“Tidak Pak, ada apa?” – Zhefinca
“Tidak ada apa-apa, hanya mau ngobrol” – Kevin
“Di telepon atau pesan Pak?” – Zhefinca
“Pesan saja. Kamu sudah makan?” – Kevin
“Tadi sore Pak, kalau Pak Kevin?” – Zhefinca
“Belum, mungkin sebentar lagi. Zhe kamu tahu, penampilan kamu ini benar-benar memukau” – Kevin
Zhefinca menatap layar ponselnya malu-malu. Ia tidak segera membalas, melainkan memperhatikan setiap kata yang di tulis oleh Kevin.
Sedangkan Giovano merasa penasaran, dengan siapa Zhefinca bertukar pesan hingga membuatnya terlihat begitu bahagia. Tangannya mengepal, dia segera meraih ponselnya dan menghubungi Zhefinca.
Dalam vidio kamera pengawas tersebut, Zhefinca terlihat terkejut ketika mendengar ponselnya berdering dan layar menunjukan nama Giovano.
“Iya?” – Zhefinca
“Kamu dimana?” – Gio
“Dirumah” – Zhefinca
“Ngapain?” – Gio
“Gak ada, cuma duduk-duduk” – Zhefinca
Tut! Telepon di matikan sepihak oleh Giovano.
Sedangkan Zhefinca yang terlihat bingung hanya menatap layar ponselnya, kemudian ia segera membalas pesan Kevin dengan segera.
“Terimakasih pak” – Zhefinca
“Seandainya saya tidak punya pacar, saya akan memperjuangkan kamu Zhe” – Kevin
Zhefinca menatap layar ponselnya dengan lekat, kalimat itu benar-benar menancap di hati wanita itu. Kemudian Zhefinca tersenyum getir, dan meletakkan ponsel tersebut tanpa membalas pesan dari Kevin.
Dia beranjak dari tempat duduknya, menatap dirinya dalam pantulan cermin besar yang ada di kamarnya.
“Kamu cantik, hanya saja kamu kurang beruntung” ucap Zhefinca.
Deg!
Entah kenapa kalimat yang diucapkan Zhefinca, begitu menusuk ulu hati Giovano. Ada perasaan yang tidak bisa ia utarakan. Bahkan ia mengorbankan anak seusia Zhefinca, dan membiarkannya begitu saja. Yang seharusnya sebagai suami, ia bisa melindungi, membimbing dan mendukungnya, tapi Giovano justru bersikap sebaliknya.
Giovano menutup vidio tersebut, dia bersandar pada sofa yang berada di samping jendela besar yang mengarah ke pusat kota, pikirannya melayang ke suatu hari dimana ia berada di altar pernikahan bersama Zhefinca.
Hingga pernikahan itu berlangsung sampai hari ini, dan sudah genap dua tahun lamanya. Namun ditengah penyesalannya, ia segera menyadarkan diri karena ia tak sepenuhnya bersalah. Zhefinca menerima semuanya, bahkan begitu nanti hari perpisahan tiba, Giovano akan memberikan kompensasi untuk istrinya.
Giovano kembali teringat dengan Rosa, ia mencoba untuk menghubunginya namun tidak bisa karena nomor milik Giovano telah di blokir.
“Berani sekali kucing liar ini” batin Gio dengan tersenyum smirk.
Rosa yang berada dirumahnya tengah memindahkan uangnya ke dalam rekening yang ia buat bersama dengan Lukas. Jumlah fantastis itu segera Rosa amankan dan setelah itu ia akan benar-benar meninggalkan Giovano dan hidup bersama Lukas.
.
.
“Oke Zhe, revision yang sempurna. Tapi bab yang berikutnya terlalu panjang” ucap Ronald
“Jadi gimana Pak, di potong deskripsi apa di padatkan?”
“Padatkan saja, karena deskripsi kamu sangat kuat, tapi perlu lebih efisien”
“Baik Pak”
“Dan ini bab ke lima tinggal di beri clifthanger supaya pembaca penasaran kek bab berikutnya ya” ujar Ronald
“Baik Pak, nanti saya tambahkan suspense di akhir babnya”
“Perfect. Saya rasa ini sudah matang ya naskahnya buat masuk ke proofreading”
“Saya targetkan revisi selesai dalam satu minggu Pak”
“Deal, saya tunggu Zhe”
Zhefinca keluar dari ruangan editor dengan wajah yang berseri, dia segera menuju lift untuk segera turun, dan begitu pintu lift terbuka…
“Zhefi” panggil Sanaya antusias.
Sanaya, adalah wanita berparas cantik dan ber profesi sebagai model. Rambutnya yang berwarna coklat panjang di gerai dengan indah. Zhefinca tersenyum menatap Sanaya yang tengah berdiri di samping Kevin.
“Ibu, kapan kembali?” tanya Zhefinca dengan lembut.
“Kemarin Zhe, aku suka penampilan kamu. Kevin cerita semalam, upik abunya sekarang sudah berubah jadi Cinderella”
“Terimakasih Bu”
“Rindu sekali, kapan ada waktu, kita bisa belanja bersama”
“Saya ikut Ibu saja”
“Kamu cantik sekali Zhefi, kenapa gak dari dulu sih”
“Hehehe”
Kevin terlihat begitu canggung, bagaimana Sanaya terlihat menyayangi Zhefinca seperti adiknya sendiri, sedangkan ia justru memiliki perasaan terhadap Zhefinca.
Sama seperti Kevin, Zhefinca juga merasa canggung hanya saja ia pandai menutupinya. Zhefinca merasa jika ia begitu jahat kepada Sanaya yang selama ini sangat baik kepadanya.
“Gak bisa, aku harus hapus perasaan ini” batin Zhefinca.
Ting! Pintu lift terbuka.
Ketiganya keluar dari lift dan berpisah di lobby kantor Kevin. Saat Zhefinca berjalan kearah mobilnya, ia melihat Giovano tengah bersandar.
“Halo” sapa Zhefinca
“Shit! Anak ini terlalu cantik dan menggemaskan” batin Gio.
“Mana kunci mobil kamu?”
“Ini”
Giovano meraih kunci tersebut dari genggaman istrinya, kemudian ia segera masuk kedalam mobil dan diikuti oleh Zhefinca.
Sementara dari jauh ada sepasang mata dan sedikit penasaran siapa laki-laki yang bersama dengan Zhefinca, karena jika dilihat dari penampilannya pria tersebut terlihat begitu dewasa.
“Lihat apa sayang?” tanya Sanaya.
“Zhefinca, sama siapa dia?”
“Hmm, dimana?”
“Mobil yang jalan itu”
“Laki-laki?”
“Iya”
“Mungkin pacarnya”
“Pria dewasa?” tanya Kevin.
“Bisa jadi” jawab Sanaya santai tanpa ada rasa curiga.
“Aku selama ini menjaga dia sesuai dengan amanah dari kamu. Kalau Zhefi dimanfaatkan, lalu kamu nangis-nangis. Siapa yang repot?”
“Hahahaha” Sanaya tergelak.
“Sudah, besok biar aku saja yang urus Zhefinca. Selama aku disini, aku yang akan jaga dia sayang”
“Akhirnya aku bebas tugas”
Kevin menutupi rasa cemasnya, dia begitu penasaran namun sikap itu tidak boleh ia tunjukan apalagi sampai memancing rasa curiga Sanaya terhadapnya.
Sementara di mobil Zhefinca, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya dan mulut suaminya. Giovano begitu fokus dengan mobil yang ia pegang, hingga mobilnya sampai di depan showroom mobil mewah.
Tidak ada rasa penasaran dari dalam diri Zhefinca, yang membuat Giovano semakin tertarik karena sifat elegannya.
“Ayo turun” ucap Gio.
“Oh, aku juga” jawab Zhefinca kemudian turun dari mobilnya dan mengikuti Giovano di belakang.
“Pak Gio, selamat datang. Saya sudah siapkan mobilnya, silahkan” ucap manajer showroom.
Giovano berjalan bersampingan dengan manajer tersebut, sedangkan dibelakangnya ada Zhefinca yang terlihat begitu anggun dan cantik.
“Zhefinca” Panggil Gio.
“Iya?”
“Kamu suka?”
Zhefinca melirik kea rah mobil yang di tunjuk suaminya, kemudian menatap suaminya dan kembali menatap mobil.
“Sejak kapan kamu suka warna putih untuk mobil?” tanya Zhefinca
Pipi Giovano terasa memanas, kalimat sederhana yang diucap oleh istrinya membuat Giovano tidak bisa berkata-kata.
“Dia tahu, aku tidak suka mobil warna putih” batinnya.
“Bukan aku, tapi kamu. Mobil kamu di buang saja, ganti yang lebih baru”
Zhefinca tidak menjawab, dia hanya mengangguk pasrah karena menurutnya menolak juga akan percuma. Namun yang membuat Zhefinca heran, kenapa tiba-tiba dia membelikannya mobil.