Dendy Saputra, seorang reporter yang menyewa rumah tua jauh dari kota. Bermula muncul hal gaib dan misterius dari rumah itu. Hingga ia menyadari jika dirinya adalah seorang Indigo.
Mata batinnya pernah ditutup lantaran pernah memiliki musibah yang hampir merenggut nyawanya akibat kelebihannya itu.
Lama-kelamaan dia pun terbiasa berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata.
Dapatkah Dendy menguak tabir misteri kematian orang-orang yang meninggal secara misterius?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhir Cerita
Praaang
Gelas dan piring jatuh membentur keras ke lantai karena Pak Kamal sedang mengamuk. Amukannya terdengar hingga ke seluruh tetangga. Meskipun tetangganya tidak mendengar jelas, karena jarak yang jauh.
"Kamu selingkuh sama siapa! Katakan!" Tuduh Pak Kamal
"Aku gak selingkuh Mas! Kamu kenapa nuduh kau selingkuh?" ucap Bu Kamal
"Aku udah Enam bulan gak pulang, mungkin lebih dan terakhir aku pergi itu kamu lagi haid! Kamu hamil anak siapa?"
Dan segudang pertanyaan muncul di kepala Bu Kamal.
"Hah? Gak pulang gimana? Sebulan setelah kamu pergi itu kamu pulang lagi mas, kamu bilang kamu ingin punya anak makannya kamu gak kerja keluar kota. Kamu kerja di sawah punya orang," ujar Bu Kamal
"Ngawur kamu! Aku aja ini baru pulang dari merantau! Aku banting tulang disana, demi kamu. Aku juga menahan godaan napsu ku karena aku gak mau main wanita tapi kamu apa! Kamu malah selingkuh sampai hamil!"
Keributan di pagi-pagi buta mengundang beberapa warga datang melihat. Ada yang habis pulang dari ibadah subuh dan mendengar keributan tersebut. Mereka ingin tahu apa yang terjadi maka semuanya berdiri di depan rumahnya. Bukan semata-mata ingin tahu apa yang terjadi di rumah tangganya namun lebih takut jika istrinya di apa-apakan.
Tok Tok Tok
Salah satu kepala desa mengetuk pintunya keras. Ingin mendamaikan kedua belah pihak.
Key yang berada di depan rumahnya ikut keluar dan berdiri di depan rumahnya, diikuti Dendy dibelakangnya
"Orang depan ribut tuh yank, kenapa ya? Aku gak jelas dia ngomong apa," ucap Key
"Aku juga ga gitu denger, cuma tadi kayak ada bilang si cowok kayak nuduh istrinya hamil sama siapa," ujar Dendy
Tak berapa lama ibu-ibu yang lain yang lewat tiba-tiba kepo dan menghampiri mereka yang berdiri di depan rumah Key.
"Ada apa sih kok rame-rame," tanya Bu Tami
Lalu belum sempat Key menjawab ada dua ibu-ibu yang berlari kecil dari arah rumah Bu Kamal menghampiri Key dan Ibu lainnya.
"Haduuh merinding aku," ujar Bu Saipul
"Ada apa Bu?" tanya Key
"Bu Kamal, dituduh selingkuh sama Suaminya. Katanya si suaminya baru pulang," ucap Ibu Saipul
"Nah katanya sudah enam bulan bahkan hampir tujuh bulan suaminya kerja di luar kota dan terakhir meninggalkan rumah Bu Kamal sedang haid, lah trus yang ngehamilin siapa?" ucap Bu Beni
"Ya pasti suaminyalah Pak Kamal itu, kita juga sempat ketemu kan ya Bu," tanya Bu Saipul ke ibu Beni
"Iya saya juga pernah ketemu suaminya baru-baru kemarin," ujar Bu Bowo yabg baru saja nimbrung
"Nah itu bikin merinding, jangan-jangan itu Genderuwo yang nyamar jadi Pak Kamal," ucap Bu Saipul
"Astaga, hiiiiiyyyy serem ya," ujar Bu Tami
"Eh jangan-jangan itu Genderuwo yang aku lihat kemarin," gumam Key
"Apa? Kamu lihat Genderuwo?" Tanya Bu Saipul yang mendengar apa yang di gumamkan Key
Dendy merangkul bahu Key dengan sedikit memberi isyarat kalau Key jangan menunjukkan kelebihannya.
"Ah enggak itu maksudnya Istri saya kemarin lihat film yang ceritanya mirip kisah Bu Kamal. Suaminya pergi lantas istrinya itu di goda Genderuwo dan menyamar jadi suaminya," ucap Dendy
"Kayaknya udah ga berantem lagi deh, mungkin sudah ditengahi pak kades," Key mengalihkan pembicaraan
Tetapi tak berapa lama, Pak Kamal keluar dari rumah. Setelah mendengar pernyataan dari Pak Kades jika memang ada seseorang yang menyerupai dirinya.
Lalu selama ini yang balas pesan di Pak Kamal adalah laki-laki yang menyamar menjadi dirinya. Tak lain dan tak bukan ialah Genderuwo.
Percaya atau tidak percaya Pak Kamal memilih tidak percaya namun karena semua meyakini jika dirinya memang ada di desa itu selama lima bulan padahal sebenarnya dia berada di kota lain, akhirnya ia pun percaya.
"Aku gak tahu harus bersikap bagaimana, itu bukan anakku. Dan lagi aku tak ingin anak genderuwo. Gugurkan saja," ucap Kamal
"Astaghfirullah tapi ini ada darah daging ku mas, aku tidak mungkin menggugurkannya,"
"Yowes sak karepmu. Openo Dewe! Sirahku ngelu, aku tak kerjo meneh. Aku wegah ngakoni anak kui," ujar pak Kamal dan kemudian dia pergi membawa tas besarnya lagi.
(Artinya yaudah terserah kamu. Urus sendiri! Kepalaku pusing, aku kerja lagi aja. Aku gak mau mengakui anak itu)
Bu Kamal menangis dan berteriak memanggil namanya. Pak Kamal tetap pergi, tak menghiraukan istrinya. Lantas Bu Kamal mengejarnya dengan sedikit berlari kecil. Pak Kamal berjalan dengan langkah kakinya yang besar, melewati beberapa tetangga yang mengerumuni rumahnya.
Pak Kamal hanya menatap sinis semuanya kesal dengan tingkah mereka yang sedikit kepo. Key langsung berbalik dan masuk kerumahnya.
Jalanan kampung itu bergelombang dan ada jalanan yang sedikit curam. Kamal terus berjalan menuju jalan raya. Istrinya tak ingin ditinggalkan lagi. Dia tidak ingin yang menemani dirinya itu si genderuwo lagi. Tanpa melihat jalan ia berlari dan terpeleset terinjak buah belimbing yang jatuh membusuk di pinggir jalan.
Jalanan saat itu juga sedang menurun, Bu Kamal tergelincir beberapa meter
"Maas! Tolong mas!" ucap Bu Kamal
"Astaga makane toh jalan seng bener," pak Kamal malah memarahinya dan mengejar Bu Kamal yang tergelincir beberapa meter di depannya.
Pak Kamal berhati-hati menuruni jalanan curam tersebut dan membantu istrinya untuk berdiri. Namun darah terlihat keluar dari selangkangannya. Bu Kamal yang hanya memakai daster itu pun juga bisa merasakan ada air yang mengalir deras membanjiri kakinya.
"Astaga Mas,... Aku pendarahan,"
"Malah bagus to, anak genderuwo itu biar cepat gugur tanpa ku suruh gugur," ucap Pak Kamal
Istrinya hanya bisa beristighfar dan sedikit meringis kesakitan.
"Ayo jalan, disini gak ada angkutan," seru suaminya setelah Istrinya beranjak berdiri.
Beberapa meter berjalan sang istri terlihat pucat. Karena darahnya banyak sekali mengucur deras. Kamal pun berharap ada motor atau mobil yang lewat saat itu.
Disisi lain, Dendy bersiap mau mandi. Tetapi di menjadi lapar karena mencium aroma ubi rebus.
"Sayang kamu ngerebus ubi ya?"
"Gak tuh?" jawab Key yang asik makan buah apel
"Hemm kirain, udah keroncongan nih nyium baunya. Yaudah aku mandi dulu,"
Saat Dendy ingin mengambil handuk yang di jemur di halaman belakang rumahnya. Penampakan berwujud Genderuwo pun nampak jelas dimatanya.
Dendy terkejut kemudian langsung menunduk, bergidik ngeri melihat wajah seramnya.
"Tolong,"
"Tolong apa?" Tanya Dendy
Si Genderuwo pun lalu merubah wujud menjadi Pak Kamal
"Anakku dalam bahaya, Istriku pendarahan. Antarkan mereka ke rumah sakit terdekat. Tolong," pinta si Genderuwo
"Ah...i-i-iya," Jawab Dendy yang tidak takut lagi saat Genderuwo tersebut berubah wujud
"Terimakasih,"
"Tapi awas, jangan ganggu istriku," Ancam Dendy
Si Kamal KW pun tersenyum dan menjawab, "Tidak akan dan tidak bisa, dia memiliki penjaga yang kuat,"
Dendy segera pergi, "Sayang, aku dapat info Bu Kamal pendarahan. Kamu disini dulu ya, aku mau nolongin mereka,"
Dendy langsung masuk kedalam mobilnya dan menyalakannya cepat-cepat hingga dia tidak tahu Key menjawab apa saking terburu-burunya
Di tengah perjalanan
"Pak Kamal, Ayo masuk," seru Dendy yang langsung menepikan mobilnya
"Astaga untung saja ada kamu, dia sudah tidak kuat berjalan," ucap Pak Kamal
Langsung saja Pak Kamal menggiring istrinya untuk masuk kedalam mobil. Dikira bola kali ya digiring.
Brummmm
Dendy menyalakan mobilnya dan mulai melaju dengan sedikit mengebut. Pak Kamal khawatir kalau istrinya kenapa-kenapa, sebenarnya dia tidak ingin istrinya kesakitan. Karena dia sangat mencintai istrinya namun dia tidak ingin menerima anak Genderuwo.
Tak berapa lama, mereka telah tiba di rumah sakit. Bu Kamal segera ditangani.
Dendy dan Pak Kamal menunggu di luar ruangan.
"Yang sabar ya Pak, insyaallah istri bapak baik-baik saja," ucap Dendy menepuk pelan bahu Pak Kamal
"Hemmm terimakasih ya. Ngomong-ngomong kamu tetangga baru ya?" tanya Pak Kamal
"Iya pak, Saya bahkan belum pernah bertemu bapak Kamal yang palsu," yang dimaksud Dendy adalah Genderuwo yang menyamar menjadi dirinya
"Tapi, dia mendatangi saya saat Istri bapak terjatuh dan mengalami pendarahan. Dia meminta tolong pada Saya, makannya saya segera menepikan mobil saat bertemu bapak,"
"Saya cemburu dia enak-enakan bercinta dengan istri Saya. Kurang ajar dia,"
Dendy hanya diam, kalau saja Genderuwo itu berbuat jahil pada Key, mungkin dia juga pasti akan cemburu. Tetapi untuk meninggalkan Key, seperti apa yang tadi dilakukan pak Kamal. Rasanya tidak akan pernah. Dendy rela menemani Key hingga akhir ajalnya. Dia akan mencintai Key juga seandainya Key hamil anak Genderuwo.
Amit Amit, semoga tidak akan pernah terjadi, batin Dendy
Beberapa menit telah berlalu, tindakan yang dilakukan pada Bu Kamal belum juga selesai. Dendy pun pamit pulang, karena tidak mungkin dia menunggu sampai selesai karena dia juga harus bekerja. Setelah Dendy pulang, salah satu perawat keluar dengan wajah datar.
"Ada Keluarga Pasien Bu Sulastri disini?"
"Ya itu istri saya," jawab Pak
"Silahkan masuk pak," ucap Perawat
Pak Kamal masuk, terlihat Bu Sulastri tertutup kain selimut hingga ke atas kepalanya
"Apa ini? Ke-kenapa...."
"Yang tabah ya Pak? Kami turut berduka. Kami mohon maaf kami tidak dapat menyelamatkan keduanya. Bayi yang dikandung sudah tidak berdetak. Serta Ibu Sulastri sendiri kehilangan banyak darah, semoga Bu Sulastri dapat berpulang dengan tenang," sahut Dokter menepuk pelan lengan Pak Kamal
Pak Kamal menangis sejadi-jadinya.
.
.
.
Kabar duka dari Pak Kamal membuat Key menjadi paranoid. Ia pun meminta Dendy untuk pulang kerumahnya atau tinggal dengan sang mertua. Dendy pun menuruti kemauan Key. Dendy memilih agar Key tinggal dengan Mamanya agar tidak terlalu jauh jika Dendy pulang. Konsekuensinya Dendy akan pulang seminggu sekali.
The End
Terimakasih yang sudah membaca Dendy ✌️😅
Jangan lupa baca novelku yg lainnya