Miskin , dihina wajar. Diam di bully, biasa. Yang luar biasa adalah, Aqmal seorang remaja miskin yatim piatu, menolak menyerah pada nasib malang, penderitaan, hinaan dan perundungan, justru membuat nya tumbuh menjadi semakin tegar dan kuat.
Hingga alam berpihak kepada nya, memberikan sebutir gundu ajaib kepada nya.
setelah mendapatkan gundu ajaib itu, perlahan hidup nya mulai berubah, setapak demi setapak, dia mulai meniti takdir nya menjadi seorang kultivator utama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria Misterius
Laksana lesatan sebuah peluru meriam, bola itu melesat kearah team Eriko.
"Buk!" ....
Bola dengan kecepatan luar biasa itu menghantam wajah salah seorang rekan satu team nya Eriko, membuat pemuda terbawa bola hingga satu meter dan jatuh tertelentang dengan hidung yang mengucurkan darah segar.
Pemuda itu tidak lagi mampu melanjutkan pertandingan, dan di papah ke pinggir, di gantikan oleh salah seorang pemain cadangan, kemenangan untuk team Aqmal.
Kembali team Aqmal memberikan bola kearah team Eriko, yang di terima oleh salah seorang dan diberikan kepada Markus, serta Markus memberikan bola umpan pada Eriko, dan Eriko melompat tinggi, membuat ancang ancang untuk me nyemes.
Dengan rasa gusar dan kebencian nya, Eriko mengarahkan smes an nya kearah wajah Aqmal.
"Buk!" ....
Bola itu melesat kearah wajah Aqmal dengan cepat dan berkekuatan tinggi.
Namun Aqmal dengan tenang nya menyambut bola itu, memberikan nya kepada Eman, dan Eman membuat umpan lambung yang tinggi.
Aqmal melompat keatas setinggi dua meter dari tanah, dan.
"Buk!" ....
Bola dengan lesatan seperti peluru meriam yang terlepas dari Laras nya itu segera menghantam kearah Jecko.
Kembali wajah Jecko menjadi sasaran dari bola smes nya Aqmal.
Jecko tumbang dengan hidung nya berdarah, dan harus di papah keluar dari lapangan. Gemuruh riuh rendah sorak sorai penonton yang ternyata semakin banyak berdatangan, termasuk beberapa team guru yang ikut menonton.
Untuk kedua kali nya anggota team Eriko harus diganti karena cidera dan di bawa keruang UKS.
Eriko selaku kapten team sangat marah, dan menyumpah serapah melihat kejadian yang diluar prasangka an nya itu.
Sementara itu, para penonton bersorak Sorai, meneriaki nama Aqmal sang kapten team gurem yang tak pernah dilirik siapa pun, team anak anak melarat yang masuk sekolah hanya dengan beasiswa miskin, hanya Eman seorang yang anak orang yang cukup mampu.
Bola masih di bagian team Aqmal untuk memberikan service.
Kembali bola di terima Eriko dan di berikan kepada Markus, serta oleh Markus diberikan umpan lambung untuk Eriko.
Kali ini Eriko benar benar marah, mengarahkan smes nya kearah wajah Aqmal dengan sepenuh kekuatan nya.
"Buk!" ....
Bola kembali melesat dengan kecepatan penuh kearah wajah Aqmal.
Di pinggir, nampak Lisa berdiri dengan wajah pucat pasi, jantung nya seperti mau meledak rasa nya.
Namun tanpa di sangka sangka, Aqmal dengan tenang menerima bola itu, seolah bagi nya itu bukan apa apa. Bola diarahkan nya kepada Eman, dan oleh pemuda itu, bola di berikan umpan lambung yang tinggi untuk Aqmal.
Aqmal melompat tinggi setinggi dua meter.
"Buk!" ....
Bola itu melesat bak lesatan peluru meriam yang di tembakan dari Laras nya, menuju kearah wajah Markus.
Semua tidak sempat melihat bagai mana kejadian nya, tiba tiba saja Markus tumbang dengan hidung berdarah terkena bola smes dari Aqmal.
Melihat tiga pemain inti nya tumbang terkena smes an dari Aqmal, membuat wajah Eriko yang semula merah padam kini berganti dengan pucat pasi. Dia seperti baru tersadar jika ini bukan faktor kebetulan, tetapi memang kesengajaan.
Lisa sendiri tercengang melihat kejadian yang begitu cepat terjadi itu, pangeran kutub selatan ini begitu luar biasa, dan penuh dengan kejutan.
Kembali team Aqmal memberikan bola kearah team Eriko, yang kini disambut oleh salah seorang rekan Eriko yang diberikan pada salah seorang lain nya, dan di berikan umpan lambung kearah Eriko.
"Buk!" ....
Kali ini bola dari Eriko melesat, menghantam wajah Eman hingga pemuda itu tumbang dengan hidung berdarah.
"Man!, kau istirahat saja biar aku yang menuntaskan ini!" kata Aqmal memapah Eman kearah Lisa.
Melihat seorang anggota team Aqmal tumbang, para pendukung team Eriko bersorak sorai kegirangan.
Kini team Eriko yang memberikan bola service kearah team Aqmal.
Salah seorang anggota team Aqmal menerima bola itu, dan mengarahkan nya dara salah seorang rekan lain nya. Oleh pemuda itu, bola di berikan umpan lambung kearah Aqmal.
"Buk!" ....
Aqmal memukul bola itu dengan separo kekuatan nya, dan bola itu melesat kearah team Eriko dengan kecepatan yang luar biasa cepat nya.
"Buk!" ....
Kali ini tubuh Eriko terlempar hingga dua meter kebelakang, setelah wajah nya menjadi sasaran smes an Aqmal berikut nya. Darah segar keluar dari hidung pemuda itu, sementara itu, pemuda itu tidak lagi mampu berdiri.
Dengan tumbang nya kapten mereka, maka sembilan puluh sembilan persen, semangat anggota team hancur sudah.
"Bagai mana?, mau diteruskan? Atau kalian menyerah kalah?" tanya Aqmal menatap kearah anggota team Eriko dengan tatapan dingin.
"Kami menyerah kalah!" ucap mereka dengan perasaan ngeri melihat rekan rekan mereka bertumbangan ditangan pemuda yang terlihat lemah itu.
"Baiklah, karena kalian menyerah, pertandingan ini sampai disini saja!" kata Aqmal seraya melangkah mendekati Eman.
"Karena team Eriko menyerah pada skor Dua, dan team Aqmal tiga, maka kemenangan ada pada team Aqmal!" terdengar suara Lisa dengan lantang nya.
Aqmal memijat beberapa urat di tubuh Eman, lalu memberikan nya sebutir pil kecil sebesar biji lada.
Setelah menelan pil itu, berangsur angsur tubuh Eman kembali pulih seperti sedia kala, dan darah hidung nya pun berhenti.
Lisa menyuruh salah seorang pengawal nya untuk mengambil uang di Bank sebanyak seratus lima puluh juta, yang dia bagi pada semua team voly Aqmal, sebanyak dua puluh lima juta per orang.
Seluruh siswa dan team guru yang menonton menjadi heboh, Aqmal sang pembantai sebentar saja menyebar dari mulut ke mulut, bahkan ada beberapa siswa yang mengunggah ke media sosialnya masing-masing, sehingga dalam waktu yang singkat, nama Aqmal dikenal dimana mana.
Karena peristiwa tadi, Aqmal, Eman, Samsul, Lisa, Yurike dan Joice yang tadi ingin ke perpustakaan, terpaksa membatalkan niat nya, karena sudah tidak semangat lagi untuk membaca.
"Kita ke kantin saja yuk!" ajak Joice.
"Heh Jojo, kantin masih tutup, mau apa kau ke kantin, besok kantin baru buka!" kata Yurike menyanggah kata kata sahabat nya itu.
"Maksud ku kita makan diluar saja yuk!" ajak Joice lagi.
"Itu mah bukan kantin Jojo!" sanggah Yurike.
"Iya!, apa lah, Aqmal kan baru saja dapat duit, kita makan makanan yok!" ajak Joice lagi.
"Sudah!, sudah!, ayo kita makan keluar!, aku yang traktir, ayo kalian juga" ajak Lisa pada Samsul dan Eman sambil menarik tangan Aqmal.
"Nah sudah ketemu laki nya, kita jadi obat nyamuk saja" gerutu Yurike.
"Ist kalian bisa pilih salah satu dari mereka, mereka tampan kok!" ucap Lisa.
Beberapa sebelum berangkat, Lisa mengetik pesan kepada pengawal nya.
"Yok aku sama Aqmal, Yurike dengan Eman dan kau Jojo sama itu tuh siapa nama nya?" tanya Lisa pada Aqmal.
"Nama nya Samsul kak!" Eman yang menyahut.
"Nah itu, Jojo sama Samsul saja Jo!" kata Lisa.
Tidak seberapa lama tiga buah motor keluar dari halaman sekolah, setelah Lisa laporan pada penjaga gerbang sekolah.
"Kita kemana kak?" tanya Aqmal pada Lisa.
Lisa duduk dibelakang Aqmal, memeluk perut pemuda itu sambil meletakan kepala nya di pundak pemuda itu.
"Terus saja!, awas!, jangan panggil kakak, panggil Lisa saja!" kata gadis itu.
"Kenapa?" tanya Aqmal.
"Tidak kenapa kenapa, panggil nama saja gih!" kata dara itu.
Tidak terlalu jauh pergi, mereka tiba di sebuah restoran di pinggir jalan raya dengan halaman yang cukup luas.
Setelah memarkirkan motor nya, Lisa menarik tangan Aqmal untuk masuk kedalam.
Lisa segera mencari meja kosong, di ikuti oleh Aqmal yang duduk bersebelahan dengan gadis itu. Begitu pula dengan Yurike dan Eman serta Joice dan Samsul. Duduk di satu meja yang sama. tiga orang ini sudah mirip tiga pasang muda mudi yang lagi pacaran.
Baru saja Aqmal duduk, tiba tiba alarm jiwa nya berdetak memindai sesuatu di sekitar nya.
Aqmal melihat seorang pria paro baya berusia sekitar empat atau lima puluh tahun berwajah teduh, yang juga sedang memperhatikan kepada nya.
Dari sekilas dia melihat, Aqmal bisa mengetahui jika pria itu seorang kultivator yang berada di ranah Knight gate (gerbang Ksatria) tingkat menengah.
Aqmal merenung beberapa saat, "apakah ada kultivator juga di Bumi ini?" pikir nya.
"Kau mau makan apa?" Lisa menggoyang tangan Aqmal pelan.
"Sa.... samakan saja dengan mu!" jawab nya gagap.
Lisa menatap khawatir kearah Aqmal yang terlihat aneh.
"Kukira kau tidak bisa main voly, eh ternyata jagoan, juara liga saja kau libas Mal, kau hebat!" kata Yurike mantap wajah Aqmal dengan penuh kekaguman.
"Dia mah pemain voly semasa SMP dulu, tetapi ya begitulah, sekedar main saja, tidak ingin jadi juara apa apa!" jawab Eman.
"Jadi?, memang sedari SMP sudah jago main voly?" tanya Joice.
"Iya, tetapi saat itu hanya sekedar main saja, smes nya pun tidak setajam dan sekuat sekarang kok, makanya kami tidak terpilih mewakili sekolah di liga!" jawab Eman jujur.
Aqmal memperhatikan pria paro baya tadi secara diam diam, pria itu masih memperhatikan diri nya.
...****************...