Bagi seorang ibu selama khayat di kandung badan kasih sayang pada anak tak akan hilang. Nyawa pun taruhannya, namu demi keselamatan sang anak Suryani menahan rindu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosida0161, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ancaman Mantan Anak Majikan
Sungguh Suryani sangat cemas jika sampai Tuan mudanya yang dulu itu mengetahui keberadaannya.Selain dipecat ia akan dicaci maki habis oleh tuan muda Yanuarnya, juga dikhawatirkan wajah dan namanya akan disebar supaya tak ada yang mau menerimanya bekerja.
Seperti dulu ancamannya.
Ketuk palu Hakim Ketua sudah terlaksana. Hukuman dua puluh tahun penjara tidak membuat Yanuar untuk memaafkannya.
"Ingat kamu sudah membunuh Papaku dengan keji dan memfitnah pula.Tak akan kubiarkan kamu hidup tenang sekeluarnya penjara. Akan kusebar luaskan mukamu dan profil mu seorang pembunuh hingga tak seorang pun yang akan mau memberimu kerja. Akan kubuat dirimu tak tenang!!" Tunjuk Yanuar pada dirinya dengan kemarahan yang meluap, "Aku tak rela Papaku kalian habisi dengan biadab. Dan anakmu Adi sampai kapan pun adalah musuhku!!!"
Merinding Suryani mengingat ancaman mantan tuan mudanya dulu.
Jika mantan tuan mudanya itu tak curiga jika sambel pedas manis dan sayur lodeh, serta semur ayam kecap itu hasil olahannya, dikarenakan lelaki itu belum tahu dirinya sudah bebas dari hukuman dua puluh tahun penjara.
Aduh bagaimana ini jika tuan Yanuar tahu aku sudah bebas, akankah dia tetap mencari keberadaanku?
Mengingat hal itu Suryani jadi bergidik ketakutan.
Jika saja mantan majikan mudanya itu mengetahui hal itu, sudah pasti ia akan datang ke penjara dan membuat fotonya serta pengumuman ke mas media tentang statusnya yang mantan pembunuh.
Mengerikan memang. Jika hal itu sampai terjadi dirinya akan ditolak dimana pun.
Siapa yang akan percaya mempekerjakan seorang mantan napi pembunuhan?
Kemungkinan besar bukan saja tak mendapat tempat di berbagai rumah sebagai asisten rumah tangga. Kemungkinan untuk berjualan pun dirinya akan sulit mendapat pembeli
Jika sampai demikian bagaimana lagi dirinya mempertahankan hidup?
Suryani kemudian ingat pada anaknya.
"Adi," teringat Adi Suryani semakin bergidik, "Tapi Adi pelaut, artinya jarang berada di Surabaya," agak lega menyadari anaknya itu seorang pelaut, sehingga kemungkinan lolos dari balas dendam mantan tuan mudanya itu kecil kemungkinan akan terjadi.
"Ya Allah lindungi Adi anak hamba dimana pun berada," air matanya menitik.
Suryani segera berdiri menyeka air matanya, dan kembali mengenakan masker. Ia tak boleh lama lama di kamar selagi masih jam kerja. Apalagi ia punya tugas untuk membereskan meja makan setelah majikan mudanya selesai bersantap.
"Bismillah,' serunya memanjatkan doa pada Sang Pencipta semoga dirinya dan Adi anaknya mendapat perlindunganNya.
Saat Suryani keluar kamar makan siang keluarga kecil Nila baru berakhir.
Suryani dengan hati dah Dig dug khawatir dikenali tuan mudanya dulu, menuju ke ruang makan.
Beruntung Yanuar sudah tak di ruang makan lagi. Di sana hanya ada Nila yang sedang membujuk Jeri supaya segera meninggalkan meja makan.
"Bibik orang baru di sini?" Nila menatap Suryani yang menunduk mengumpulkan piring kotor.
"Ya,Non,"
"Yang masak sambel pedas manis asisten baru, berarti kamu, Bik,"
Berdebar kencang hati Suryani.
"Iy ya, Non"
'Cocok di lidah suamiku, belajar dimana, Bik?'
"Hanya coba coba saja, Non," berusaha untuk tidak gemetar di hadapan istri mantan tuan mudanya dulu.
"Lodehnya juga pas untuk suamiku. Ayam kecapnya pakai kayumanis, ya?"
'Ya,Non,"
"Suamiku suka,"
"Ya Non,"
Nila heran kenapa asisten baru ini diajak ngomong hanya 'ya Non' saja jawabannya dari tadi.
"Bik,"
"Ya,Non,"
"Dulu kerja dimana sebelum di sini?"
"Duh gimana ini harus jawab apa?" Batin Suryani.
"Jeri ayo sayang, tuh udah mau dibersihkan oleh Bibik,"
"Kerja di rumah makan, Non,"
'Oh di rumah makan,"
"Ya, Non,"
"Bik aku kan sudah punya anak jangan panggil Non, dong aku juga sudah kasih tahu tadi sama Yanti,"
"Ya Nyonya muda,"
"Nah kan manis kedengarannya," tersenyum Nila,"Gitu dong, yang Non itu si Dila, tapi nggak lama lagi dia juga mau jadi nyonya, tapi selagi belum punya anak masih bisa dipanggil Non,"
"Ya Nyonya muda," semua piring kotor sudah terkumpul tinggal dibawa ke belakang.
"Kapan kapan buatkan lagi suamiku sambel pedas manis seperti tadi dan sayur lodeh sama ayam ke kecapnya, ya,"
"Ya Nyonya muda,"
"Masakan restaurant terus bosan juga," ujar Nila yang sangat memperhatikan selera makan suaminya.
Nila berlalu meninggalkan ruangan makan. Maka Suryani menjadi lebih leluasa bergerak membersihkan meja makan dari piring dan wadah kotor.
Walau bukan mantan tuan mudanya yang dihadapi, tapi pertanyaan tentang sambel pedas manis dan lodeh serta ayam kecap, cukup membuatnya berdebar. Karena ketiga jenis olahannya itu berhubungan dengan olahan masa lalunya di rumah majikan lamanya.
"Kok kayak nggak tenang Bik Yani?" Yanti memperhatikan Suryani yang membawa piring kotor ke dapur.
'Mungkin cuma gugup diajak bicara nyonya muda,"
"Oh Non Nila .. eh Nyonya muda Nila,"
"Ya, jarang jarang kan majikan ngajak ngomong panjang lebar?" Suryani memberi alasan.
Yanti tertawa.
"Oh Nyonya muda Nila memang ramah, tapi Noon Dila lebih ramah lagi.. tapi yang diomongin apa sih, Bik?" Yanti memandang Suryani yang sibuk mencuci piring.
"Masalah sambel pedas manis dan sayur lodeh kesukaan Tuan muda suaminya, Alhamdulillah cocok katanya masakanku,"
"Oh begitu, wah kalau selalu membuat Nyonya muda senang, pasti ada bonus,"
"Bisa saja kamu Yanti,"
"Ya, Bik Nyonya muda orangnya nggak pelit suka memberi persen kalau datang,"
Masuk Mak Minah yang baru saja selesai memijat nyonyanya.
"Wah mau dapat bonus dari siapa, nih?"
"Si Yanti ngebanyol, Mak,"
"Mak Minah kan Nyonya muda Nila kalau kita kerjanya membuat dia senang, kan dia suka kasih bonus, ya?"
"Oh itu, memang kamu buat senang apa hari ini?"
"Bukan saya , Mak tapi Bik Yani, tuh," Yanti menunjuk Suryani.
"Oh ya, syukur Alhamdulillah kalau begitu,"
"Kan sambel pedas manis sama lodeh ayam kecap masakan Bik Yani cocok dengan selera Tuan muda Yan,"
"Oh ya?"Mak Minah ikut senang memandang Suryani.
'Ya, Mak,"
"Bagi bagi kalau dapat bonus, Bik Yani, traktir bakso, dong," muncul Sri yang baru saja mengambil jemuran kering untuk digosok.
"InsyaAllah," seru Suryani berusaha menutupi kegundahannya.
"Tapi yang jelas undangan menginap di rumah Nyonya muda akan segera datang," ujar Mak Minah.
Suryani terkejut.
"Ya," angguk Mak Minah yang tak mengerti kecemasan di dada Suryani.
"Bik Sur tenang ajah kalau diundang masak di rumah Nyonya muda, pulangnya lumayan lho bonusnya ..." Mak Minah menggoda Suryani.
"Ya Tuhan menginap di rumah orang yang sangat membenciku. Ya Allah lindungilah kami ..."
Suryani yang hatinya menciut mendengar bisa diundang masak ke rumah nyonya muda Nila, tapi Yanti dan Sri malah menggodanya.
"Wah bisa traktir kita mie ayam restaurant sepulang dari rumah nyonya muda Nila, nih," celoteh Yanti.
"Oh pastinya lidah kita akan bergoyang ..." Sri mengacungkan kedua jempolnya.
Suryani meringis
Bersambung