ini squelnya dokter tampan, sarangheo yang menceritakan kisahnya Alvian.
Alvian Pratama Atmaja dijodohkan oleh sang kakek dengan gadis bercadar yang bernama Nafisah Adelia putri. Alvian tidak mencintai Nafisah karena dia sudah mempunyai wanita dambaannya.
Alvian memberikan perjanjian perceraian setelah enam bulan mereka menikah.
Akankah Nafisah menyetujuinya atau Mala bertahan dengan suami dingin yang tidak mencintainya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umi ayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
Dua bulan kemudian
Hari ini adalah hari bahagia buat Nafisah dan juga sahabatnya Laila, hari ini Laila akan menikah dengan ustadz Yusuf, pria yang selama ini Laila cinta dalam diam, dan akhirnya Allah memberikan jodoh yang ia inginkan. Nafisah menemani Laila dikamar nya sedang dirias oleh MUA, Laila terlihat sangat cantik dengan balutan gamis putih simple namun sangat elegan dan mewah ditubuh Laila,dengan jilbab menutup dada dan ditambah mahkota diatas kepalanya seperti seorang ratu menambah terpancar nya aura kecantikan Laila.
"Kamu cantik banget La" puji Nafisah
"Terima kasih Naf", balasnya tersenyum.
Laila sangat deg degan mendengar suara microfon papa nya mengikrarkan ijab kepada ustadz Yusuf, Jemarinya berkeringat menggenggam tangan Nafisah,sungguh ia sangat gugup.Hingga kata sah terdengar menghilangkan rasa gelisah nya. Bulir bening terjatuh tanpa ia minta,kini ia sudah sah sebagai seorang istri dari ustadz Yusuf.
"Selamat ya La, sekarang kamu sudah menjadi istri ustadz Yusuf". Nafisah memeluk Laila bahagia.
"Makasih Naf" Balas Laila memeluk Nafisah erat,hingga Laila mengendurkan pelukannya karena seseorang mengetuk pintu kamarnya.
Ceklek..
"Sayang, ayo keluar, suami kamu sudah menunggu." Mama Laila menggandeng Laila keluar kamar menuju dimana pengantin pria menunggu Laila dan Nafisah menggandeng tangan Laila sebelah nya.
Setelah mengantar Laila menemui ustadz Yusuf Nafisah berjalan menghampiri Alvian suaminya.
"Alhamdulillah, Laila sudah menemukan jodoh yang Sholeh,semoga keluarga mereka sakinah mawadah dan warahmah" ucap Nafisah dengan tatapan yang masih melihat Laila dan ustadz Yusuf.
"Aamiin", Alvian mengaminkan doa Nafisah.
"Pestanya mewah ya mas", Nafisah melihat meneliti decor pesta yang sangat indah dimatanya, sebuah pesta tema outdoor dihalaman rumah Laila dengan nuansa putih.
Alvian melihat Nafisah yang melihat pesta pernikahan Laila dengan mata berkaca kaca, ada rasa bersalah dengan istrinya,ia tidak mengadakan acara pesta saat menikah dengan Nafisah dulu karena ia menolak pernikahannya dan berharap akan berpisah secepatnya, namun ia malah jatuh cinta dan tak ingin berpisah dengan istrinya itu.
"Sayang", Alvian memeluk pinggang Nafisah. "Kamu ingin pesta pernikahan seperti apa? Mas akan buat resepsi untuk kita."
"Eh..Resepsi?" tanya Nafisah bingung.
"Iya, kita kan belum mengadakan resepsi,Mas berencana bulan depan akan mengadakan resepsi pernikahan kita."
Nafisah menyunggingkan bibirnya tersenyum bahagia dibalik cadarnya,meskipun tidak terlihat namun Alvian tau kalau Nafisah sedang tersenyum.
Alvian menggenggam tangan Nafisah namun ia mengernyit melihat Nafisah, tanggan Nafisah berkeringat menandakan ia sedang tidak baik saja.
"Sayang, kamu kenapa?" Alvian meletakkan tangannya dikening Nafisah dan terasa hangat.
"Sayang, kamu demam?" tanya nya khawatir.
"Naf tidak apa apa mas, Naf cuma kecapean aja karena bantu menyiapkan pernikahan Laila." jawabnya santai. Memang sudah beberapa hari ini ia merasakan tidak enak badan,namun ia tidak menghiraukan.
"Ayo kita pulang,kamu harus istirahat." ajak Alvian menggandeng tangan Nafisah.
"Tapi mas, kita beri selamat dulu pada pengantinnya."
Nafisah dan Alvian naik keatas pelaminan memberi selamat dan doa pada kedua mempelai, baru setelah itu mereka pulang.
"Sebaiknya kamu istirahat yang, mas akan buatkan makan siang untuk mu." Alvian membaringkan Nafisah di tempat tidur dan menyelimutinya barulah ia keluar dan pergi kedapur untuk menyiapkan makan siang. karena nadi sudah dimasak Nafisah, Alvian cuma tinggal memasak sop ayam bermodalkan YouTube. Asap dipanci menguar mengeluarkan bau yang harum dari sop itu.
"Muda mudahan enak dan Nafisah menyukainya", gumamnya sambil mencicipi sop tersebut. Dirasa sudah pas dan matang Alvian mematikan kompornya dan mengambil sedikit menuangkannya dalam mangkok.
"Sayang makan dulu, mas sudah buatkan Sop untukmu." Alvian meletakkan nampan berisi sepiring nasi dan juga sop diatas nakas.
"Makasih mas, tapi Naf mau mas suapin!" Ucapnya manja.
"Manja banget istri mas", Alvian mencubit pipi Nafisah gemas. "Ia mas suapin, A..". Alvian menyuapi Nafisah hingga tak bersisa sedikit pun.
"Enak banget mas, Naf suka."
"Syukurlah kalo kamu suka masakan mas." Alvian membersihkan sudut bibir Nafisah dengan tisu.
"Nanti mas masakin lagi yah! Naf mau sayur asem." pintanya dengan mata berbinar.
"iya nanti mas buatkan yah!, sekarang mas tinggal dulu yah, mas mau keruang kerja" Alvian mengelus kepala Nafisah dan ia beranjak pergi. Ia mengerjakan kerja nya yang menumpuk diruang kerjanya,tanpa terasa hari sudah larut malam, ia cuma berhenti saat waktu sholat.
Alvian memasuki kamarnya melihat istrinya sudah tertidur,ia menaiki selimut menyelimuti Nafisah dan mengecup kening nya.
"Aneh, gak biasanya dia tidur cepat," Alvian heran melihat istrinya yang diam, biasanya jika ia menyelesaikan pekerjaannya diruang kerja maka Nafisah akan menyusul, tidak diam terus seperti ini, bahkan ia melewatkan makan malamnya.
Alvian ikut membaringkan tubuhnya disebelah Nafisah,dan memeluk Nafisah dari belakang.Dan ia pun ikut terlelap menyusul Nafisah.
**
Nafisah melenguh membuka mata kala mendengar lantunan suara azan.Ia mengerjapkan matanya menetralkan cahaya didalam kamarnya.
Terlihat seorang pria dengan mata terpejam dengan wajah yang sangat tampan didepan matanya.
"Sungguh sempurna ciptaan tuhan". Nafisah meraba wajah Alvian, dari pipi, hidung,dan kini tangannya berhenti dibibir Alvian.
"Jangan terpesona dengan suami ganteng mu ini." Alvian membuka mata membuat Nafisah malu ketahuan telah memperhatikan suaminya.
Alvian memang sudah terbangun saat pertama kali merasakan sentuhan diwajahnya.
"Terpesona dengan suami halal kok" Nafisah masih melanjutkan meraba wajah suaminya.
"Kenapa diraba terus?"
"Agar Naf terus mengingat wajah mas".
Alvian mengernyitkan dahinya aneh dengan ucapan istrinya. Cup, Alvian mendaratkan bibirnya dibibir Nafisah. ''Morning kiss" ucapnya tersenyum.
"Apa mas mencintai Naf?"
"Kenapa bertanya seperti itu? Kamu gak percaya dengan perasaan mas?"
"Bukan mas, Naf hanya ingin mendengar mas mengatakan cinta pada Naf,walau cuma sekali seumur hidup Naf." ucap Nafisah sendu.
"Sayang, cinta itu tak mesti harus diucapkan, cukup kamu rasakan dihati kamu." Alvian menempelkan tangannya didada Nafisah. " ya udah, yuk bangun sholat.
Alvian dan Nafisah menjalankan ibadah Solah subuh berjamaah, selesai sholat subuh Nafisah kembali tidur, tidak biasanya ia selesai sholat tidur lagi, entah kenapa ia sangat malas untuk beraktifitas, Alvian berangkat kekantor pun ia tidak tahu, saat bangun ia cuma menemukan selembar kertas mengabarkan ia kekantor dan sudah ada sarapan di nakas.
Nafisah beranjak kekamar mandi dan mengambil alat tes kehamilan untuk memastikan kecurigaan nya selama beberapa hari ini.Dan terpampang jelas garis dua merah dibenda tersebut, ada bulir bening jatuh dipipinya lantaran bahagia.
Tring..
notif pesan di ponselnya, dengan segera Nafisah membuka pesan itu alangkah shock nya ia mendapatkan kabar itu, ia langsung pergi ketempat yang dikabari dengan mengendarai mobil sendiri.
Ia melaju dengan cepat, hingga ia tidak bisa mengelak saat sebuah truk melaju didepannya.
Bruk...
Mobil Nafisah menabrak pembatas jalan dan memasuki jurang.