Transmigrasi Menjadi Figuran Posesif Para Raja

Sinar matahari pagi merambat perlahan, melalui celah kecil di tirai kamar. Mereka bukan sinar yang terik, melainkan benang-benang cahaya yang lembut. Menari diatas selimut dan menyentuh kelopak mata zamora yang masih terpejam.

Zamora membuka matanya perlahan. Dia menatap draco berada di depannya tertidur pulas. Wajah sangat tampannya terlihat sempurna dikala dia tertidur. Zamora tersenyum tipis. Dia merasa ada di alam mimpi. Memiliki empat kekasih. Dia geleng-geleng kepala.

Zamora akan bangkit, tetapi lilitan tangan draco sulit untuk dilepaskan. "Hubby, bangun." Panggil zamora membangunkan draco yang masih tertidur pulas.

Draco terbangun. "Kenapa hmm?" Tanyanya langsung mengecup bibir zamora. Dan mengusap pipinya lembut.

Zamora menatap lekat draco. "Sudah pagi, aku ingin ke sekolah. Aku mau mandi tetapi pelukanmu sulit aku lepaskan." Ucapnya dengan wajah cemberut.

Draco langsung menarik tengkuk zamora dan mencium bibirnya, melumatnya dan menyesapnya sebentar. "Jangan menggodaku sayang, kamu tahu konsekuensinya." Jawabnya dengan nada santai tetapi mengancam.

"Ish, semalam sudah beberapa ronde hubby, memangnya kamu tidak puas?" Tanya zamora memicingkan matanya.

Draco menatap lekat mata zamora yang indah. Dia mengecup bibir zamora. "Tidak pernah puas sayang, tubuhmu nikmat." Jawabmu dengan nada santai.

Zamora menarik hidung mancung draco. "Dasar mesum." Ucapnya tersenyum kecil.

Draco tersenyum tipis lalu dia bangkit dari kasurnya, tanpa aba-aba langsung menggendong zamora ala bridal style. Zamora yang refleksi kaget langsung mengalungkan tangannya di leher draco.

"Hubby, kok di gendong? mau kemana?" Tanya zamora malu tubuhnya naked.

"Kita mandi bersama sayang, kamu mau sekolah kan?" Tanyanya mengecup bibir zamora.

Zamora terkejut. "Hubby, aku mandi sendiri saja." Jawab zamora gugup.

"Nope, kita mandi bersama sayang." Ucapnya mutlak.

Zamora hanya bisa pasrah. Draco benar-benar dikit di tolak.

***

Sedangkan di sebuah mansion besar.

Kumpul dua orang Paruh baya.

"Baskara, bagaimana? Apa semua rencana kita lancar?" Tanya seorang pria baya.

"Semuanya lancar morgan, rencana licik mu semua berjalan lancar. "Ucap baskara mahendra.

"Tetapi, kamu juga mendapatkan nikmat dari anakku baskara. Kamu telah menikmati tubuh anakku, dan aku lihat malah selalu ketagihan. Untung nyonya besar Lusia tidak tahu tentang semua perbuatan mu. Dia tahunya kita menginginkan warisan. "Ucap morgan calvin.

"Lusia itu wanita bodoh yang gampang di bodohi. karena di matanya hanya ada uang dan kemewahan. Dia tidak peduli jika aku berselingkuh." Jawab Baskara.

"Tetapi baskara, Senna itu cucumu, kamu tidak iba melihat penderitaannya. Dan juga Candra dan Audrey yang menyayangi mu. Hingga mereka mau menumbalkan anak mereka demi nyawamu." Ucap morgan dengan nada tersenyum mengejek.

"Morgan, kita sudah sahabat sudah lama, Aku tahu, kamu mempertemukan aku dengan margaretha. ketika dia berusia delapan belas tahun, lalu dia menggodaku hingga menjadi wanita simpanan ku, itu semua rencana mu." Ucap baskara kakek Senna asli.

"Hmm, tetapi kamu menikmatinya bukan? hingga hamil zamora. Umur zamora lebih dewasa tiga tahun daripada senna. sekarang zamora menjadi senna dan senna menjadi zamora, itu juga rencana mu baskara. Ingin hidup enak di saat tua dan melihat zamora anak mu bahagia. Dan sebentar lagi kita akan hidup enak. Walau pun menumbalkan cucumu untuk anakmu baskara." Ucap morgan.

"Aku mencintai margaretha. Karena itu apa yang dia ingin kan akan aku penuhi. Karena itu aku menumbalkan cucuku senna. Dan aku lebih menyayangi zamora anaku." Ucapnya dengan santai.

"Menumbalkan satu orang, setelah sena menikah aku akan menyuruh Audrey dan Candra untuk menikah kembali. "Sambungnya tanpa rasa bersalah

"Hahahaha." Bagus idemu baskara.

***

Sedangkan di kamar mandi di ruang head shower. Suara seksi zamora menggema. Suara seksi dengan nada ekspresi kenikmatan murni. Draco tidak melepaskan zamora. Di bawah guyuran head shower.

Draco bagaikan seorang pematung, yang merasakan bentuk di bawah jari-jarinya. Tangannya berselancar menjelajahi topografi tubuh zamora. Gerakannya mengalir intuitif. Seolah menciptakan kembali esensi cinta mereka dalam setiap usapan bibir dan jari-jarinya.

Membuat zamora menikmatinya. Hentakan demi hentakan membuat suara seksi zamora keluar. Tubuhnya yang menempel di dinding kaca head shower tidak terasa dingin, karena hentakan panas draco yang berada di belakangnya. Suaranya diredam oleh ciuman panas draco disela hentakannya. Dinginnya air head shower yang jatuh ke tubuh mereka, mengalahkan panas hasrat dalam diri mereka.

**

Sedangkan di sebuah mansion besar, di dalam kamar seorang wanita.

"Tiga hari lagi hari ulang tahun senna, dan di saat itu, pengumuman hari pernikahan. Aku sudah tidak sabar. Menjadi istri ketiga raja." Gumam senna menatap dirinya di cermin.

Sedangkan zamora sedang diantar oleh draco berangkat sekolah.

Draco memangku zamora yang masih dengan Penyamarannya. "Sayang, aku tidak ingin kamu bertindak apapun itu sendiri. Jadi, apapun rencana mu, yang ingin kamu lakukan. Kamu harus beritahu aku. Ingat itu." Ucap draco mengecup bibir zamora.

"Hmm, iya hubby. Pasti, sekarang aku harus masuk sekolah dulu, karena tinggal sebulan lagi menerima kelulusan. Tetapi, aku tetap ingin membalas mereka semua hubby. Setelah pulang sekolah, aku ingin melakukan sesuatu kepada mereka semua." Ucapnya dengan senyum seringai.

Draco tersenyum tipis. Dia suka zamora sekarang, benar-benar membuat dirinya sangat terpikat. "Aku akan ikut apapun yang kamu lakukan." Ucap draco mencium bibir zamora dan zamora membalas ciuman draco. Mereka saling lumat dan sesap.

Zamora tidak malu-malu dan takut dengan draco. karena dia merasa draco melindunginya. Dan zamora mulai ada rasa cinta untuk draco.

Mereka berciuman sangat lama. Napas draco memburu, selalu tergoda dengan kelakuan zamora. Dia menyesap kuat bibir zamora. Tangannya mengelus tengkuk zamora. Ciumannya benar-benar panas dan menuntut.

Zamora kehabisan napas. Mencubit pinggang draco. Draco dengan hati yang berat melepaskannya. "Sayang, aku benar-benar tidak tahan jika dekatmu hasratku kian bangkit. "Ucapnya dengan nada serak.

Zamora tersenyum tipis. "Hubby, tadi di kamar mandi kamu sudah melakukan tiga ronde loh. "Jawabnya geleng-geleng kepala.

Draco mengambil dompetnya. Draco memberikan tiga black card untuk zamora. " Sayang ini untukmu."

Deg..

"Black card." Jawab zamora dengan sudut bibirnya terangkat bahagia.

"Hmm, buat kamu beli apapun sayang, jika ingin apapun beli saja. pakai kartunya." Ucap draco mengecupi bibir zamora.

"Ini banyak sekali hubby tiga black card." Ucap zamora antusias.

"Iya sayang. Pakailah." Ucap draco.

Sedangkan di istana besar.

"Jadi, kak draco masih hidup. Syukurlah, kaiser kamu harus meminta maaf kepadanya. Wajar jika dia membenci mu. Mungkin, jika aku di posisinya, aku juga akan membencimu." Ucap raja Arsen menatap raja kaiser.

Raja Kinsey menatap raja kaiser intens. "Kak draco tidak menyakiti gabriel. dan masih mau berbicara dengan gabriel. Menurutku, kak draco masih menyayangimu kaiser di lubuk hatinya. Dan dia juga bersikap dewasa. Raja gabriel hanya jiwa lain di dalam dirimu. Dia tidak pernah menyalahkan gabriel. Hanya kamu saja kaiser."

"Benar katamu kinsey, kak draco semakin dewasa. Dia tidak marah dengan orang yang tidak bersalah. Tetapi jujur kaiser kesalahan mu fatal. Sekarang hanya kak draco yang mengetahui siapa pelaku di balik ini semua. Aku akan menemuinya nanti makan siang." Ucap raja arsen.

"Aku juga." Sambung raja kinsey.

Kaiser menatap mereka berdua. "Aku ikut, aku ingin meminta maaf kepada kak draco. Dan juga aku rindu dengan zamora." Ucapnya dengan nada dingin.

"Aku juga rindu." Sambung raja arsen.

"Aku apa lagi. Belum sempat berbincang lama, dengannya terlebih sekarang zamora berada di tangan kak draco. Makin sulit untukku." Gumam raja kinsey cemberut.

***

Sedangkan zamora telah sampai di sekolahnya. Zamora sedang berada di kantin. Tidak ada pelajaran, jadi semua siswa masuk ingin mengetahui pengumuman kelulusan mereka. Jadi mereka selalu masuk. Zamora sedang makan cake pemberian nindy. Sedangkan Nindy sedang sarapan. Dia belum sempat sarapan.

Tiba-tiba senna datang dengan antek-anteknya. Senna mendekati zamora yang sedang lahap menikmati cake.

Zamora tersenyum menyeringai." Sudah aku tunggu, saatnya mulai dari mu Senna." Batin zamora.