George Zionathan. Pria muda yang berusia 27 tahun itu, di kenal sebagai pemuda lemah, cacat dan tidak berguna.
Namun siapa sangka jika orang yang mereka anggap tidak berguna itu adalah ketua salah satu organisasi terbesar di New York. Black wolf adalah nama klan George, dia menjalani dua peran sekaligus, menjadi ketua klan dan CEO di perusahaan Ayahnya.
George menutup diri dan tidak ingin melakukan kencan buta yang sering kali Arsen siapkan. Alasannya George sudah memiliki gadis yang di cintai.
Hidup dalam penyesalan memanglah tidak mudah, George pernah membuat seseorang gadis masuk ke Rumah Sakit Jiwa hanya untuk memenuhi permintaan Nayara, gadis yang dia cintai.
Nafla Alexandria, 20 tahun. Putri Sah dari keluarga Alexandria. Setelah keluar dari Rumah Sakit Jiwa di paksa menjadi pengganti kakaknya menikah dengan putra sulung Arsen Zionathan.
George tetap menikahi Nafla meskipun tahu wanita itu gila, dia hanya ingin menebus kesalahannya di masalalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Incy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 IGTG
“Kita ada meeting penting, Tuan di haruskan hadir dan saya tidak bisa menggantikannya." Ucap Max
George menoleh. “Tidak bisa di tunda lima menit lagi? aku sedang ingin bersama istriku." Jawab George.
Max menggelengkan kepalanya. “Klien ini sangat penting Tuan, kita sudah ada janji dari beberapa bulan lalu, dan perlu kita ketahui, bukan hanya kita saja yang berkuasa di dunia ini."
Arsen hampir saja menyemburkan minumannya kala mendengar jawaban Max. “Astaga, Max, kau menyadarkan dia sebagai manusia, tetapi kau juga harus ingat, mereka berada di sini, daerah kekuasaan Felix, New York."
Max menghela nafas panjang, anak sama bapak sama saja, menganggap merekalah yang paling berkuasa.
“Tuan, perlu saya ingatkan lagi, ini bukan tentang dunia bawah Tuan Felix, melainkan tentang kerja sama perusahaan Tuan George." Lagi jawaban Max membuat George menggelengkan kepalanya.
“Ah.. Sudahlah, ayo kita pergi." Final George.
Sementara itu Nafla tengah bermain bersama dengan Carey dan Luna. tiga wanita cantik dengan usia yang berbeda.
“Aku dengar George akan menikahi Naraya setelah acara pelelangan, bagaimana menurut Mommy?" Carey bicara tanpa mengalihkan pandangannya, sesekali dia tersenyum para Nafla.
Luna meletakkan gelasnya. “Hmm, memang seharusnya begitu bukan? George menikah dengan Naraya." Jawabnya santai. Sedangkan Nafla masih memainkan pasir.
Carey mengangguk pelan. “Oh ya Mom, apa kau tau kalau pelelangan besok malam dari keluarga Tuan Jaco, sepertinya pria itu menyumbangkan sesuatu dari peninggalan istri pertamanya." Gadis cantik itu bicara pelan di akhir kalimatnya, namun masih bisa di dengar oleh orang lain.
“Benarkah? bukannya seharusnya peninggalan istri pertama sudah di wasiatkan untuk putrinya?"
“Hmm.. Tetapi George mendukungnya dan meminta Felix untuk melindungi keluarga Tuan Jaco, karena benda yang akan di ikut lelangkan, seperti.... "
Prang
Baik Luna maupun Carey reflek menoleh dan segera berdiri.
“Astaga Nafla!!.. Kamu tidak apa-apa?" Luna menghampiri menantunya, sedangkan Nafla menautkan kedua jemarinya.
“Tidak apa-apa, jangan khawatir, biar maid yang membersihkannya, ayo main lagi." Ucap Carey kembali mengajak Nafla bermain.
Namun Luna kembali melanjutkan obrolannya, membicarakan tentang keluarga Tuan Jaco, dari masalah kematian istri pertama sampai pernikahan keduanya.
Tetapi mereka tidak membahas tentang putri Sah yang sebenarnya. entah tidak tau atau memang menghindari topik itu.
**
Di markas, George menerima laporan dari kedua anak buahnya, terkait kedatangan Felix yang menolah Nafla saat kejadian kebakaran itu.
George mangut-mangut pelan, helaan nafas berat keluar begitu saja. “Bagaimana persiapan pelelangan?" Tanya George.
“Persiapan sudah 99% dan anak buah kita sudah berada di posisi Masing-masing." Jawab Max.
“Tuan Jaco juga akan mengeluarkan barang peninggalan istri pertamanya." Timpal pria yang berdiri di dekat Max.
George melirik sekilas, dia masih kesal dengan anak buahnya itu, sebab karenanya Nafla membakar mansion megah itu.
“Bagus, pastikan semua sesuai dengan rencana kita." Jawab George.
Max melirik sahabatnya lalu kembali melihat kearah George. “Taun, Anda yakin akan mengungkapkan identitas kita?" Tanya nya ragu.
George tidak langsung menjawab, setelah beberapa detik dia menganggukkan kapalnya. “Aku hanya ingin istriku mendapatkan hak nya sebagai pewaris Sah."
“Tapi bagaimana kalau Nyonya Nafla... "
“Dia gila atau tidak, kita akan mengetahuinya besok malam. dan setelah itu, aku akan memulai hubungan dengan nya secara bersih tanpa adanya kebohongan." Sela George.
George sudah banyak mempertimbangkan konsekuensinya dan jika memang laporan Dokter Vio tentang Nafla benar, dia akan mengetahuinya besok malam.
Sulit baginya meyakinkan Naraya untuk membuat Tuan Jaco mengeluarkan satu-satunya benda yang akan menarik kebenarannya.
Sebenarnya George sendiri tidak tau benda apa itu, tetapi dia sangat yakin jika Nafla tidak akan diam saja, melihat reaksi Nafla di video yang Carey kirim.
Jika Nafla memang benar-benar gila tentu saja orang di belakang wanita itu yang akan muncul, George penasaran akan hal itu. Semua rasa penasaran itu akan terjawab di pelelangan.
Malam hari George kembali ke kediaman Ayahnya, sesuai dengan keputusannya, dia akan mengajak istrinya kembali ke mansion baru miliknya.
Namun ketika dia melihat istrinya, ada yang berbeda dengan wanita itu, Nafla tampak diam tidak seperti biasanya yang menempel ketika dia kembali.
“Nafla, ada apa dengan pipimu?" Tanya George menaikan sebelah alisnya.
Nafla menggelengkan lalu tersenyum hangat. “Dia mengajakku bermain cium mencium." Adunya sembari menunjuk ke arah Felix.
Felix salah tingkah dengan menggaruk alisnya tidak gatal. Sial sekali kenapa wanita gila itu harus mengadu?
Kedua pipi Nafla tanpak merah dengan bekas kecupan dengan bentuk bibir, seperti Felix mengambil kesempatan untuk merasakan pipi mulus itu.
Tatapan tajam George membuat Felix mengangkat kedua tangannya. “Ahh.. Sorry aku hanya mencium pipinya tidak lebih, itu hukuman karena kakak ipar kalah bermain." Jelasnya. Dan Nafla pun menganggukkan kapalnya dengan cepat.
“Nafla.. " George menggeram dengan rahang mengeras, sungguh bodoh sekali istrinya itu.
Tetapi Nafla segera mengambil tablet yang terletak di atas meja, dan menggulirkan layarnya, dia mencari sesuatu lalu menunjukkan pada George.
“Kau juga."
Mata George mendelik, melihat gambar di mana Naraya yang duduk di pangkuannya dan melingkarkan kedua tangannya di leher George.
Astaga, pasti istri gilanya itu salah paham, tapi tunggu? bukannya orang gila tidak memiliki pikiran? Lalu kenapa Nafla seakan ingin membalasnya.
“Kau tidur dengannya seperti denganku?" Ucap Nafla.
George memijit pangkal hidungnya, tadinya dia yang ingin marah, lalu kenapa sekarang dia yang seakan menjadi tersangka. padahal George melakukan itu untuk mengalihkan perhatian para musuh agar mengincar Naraya.
“Nafla, tidak ada yang seperti itu.. Aku... "
“Dia bilang seperti itu." Lagi Nafla menunjuk kearah Felix.
Felix menggelengkan kepalanya. “Tidak ada yang bicara seperti itu, aku cuma mengatakan jika mungkin suatu saat kamu juga akan tidur dengannya kalau Nafla udah mati."
“Astaga!! Felix, mulut mu kalau bicara suka sembarangan." Luna menegur putra sambungnya.
“Mom, memangnya ada yang salah? George sengaja memintaku melindungi Naraya di pelelangan nanti, siapa tau orang yang dibelakang Nafla mun.... empttt... Empttt"
Luna langsung membekap mulut Felix, kenapa putranya begitu ceplas-ceplos seperti ini? meskipun di kediamannya, tetapi setiap tembok rumah itu seakan memiliki telinga, jangan sampai semua berantakan.
“Mom!! Kenapa menutup mulut ku? dia tidak akan mengerti apa yang kita bicarakan." Kesal Felix.
Luna menggelengkan kepalanya. “Kau lakukan saja apa yang George minta, jangan membuat kekacauan."
Felix memutar bola matanya malas, lalu melihat kearah Nafla yang masih cengengesan. “Wanita bodoh masih saja bisa tersenyum, padahal kau akan menjadi tumbal suamimu."
“Jaga bicaramu Felix, dia.. "
“Omong kosong, jangan bicara di balik kata perlindungan ataupun untuk mengambil hak nya. ingat George, wanita ini sudah banyak menderita karenamu dan juga Naraya."
gk pnts jd ank
puas kau... kau tendag perut ny brkali"... laki kau...
tlg psh kn merk
kalau aku jadi nafia aku si ogah balik lagi ke orang yg plin plan
ud aq tebak dy gk gila cp" kau nara