NovelToon NovelToon
Kumpulan Kisah Misteri

Kumpulan Kisah Misteri

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual / Rumahhantu / Horror Thriller-Horror / Matabatin / Roh Supernatural
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: iqbal nasution

Kumpulan kisah misteri menceritakan tentang cerita legenda misteri dan horor yang terjadi di seluruh negeri berdasarkan cerita rakyat. Dalam kisah ini akan di ceritakan kejadian-kejadian mistis yang pernah terjadi di berbagai wilayah yang konon mwnjadi legenda di seluruh negeri bahkan banyak yang meyakini kisah ini benar-benar terjadi dan sebagian kisah masih menyimpan kutukan sampai sekarang, Di rangkai dalam kisah yang menyeramkan membuat para pembaca seperti merasakan petualangan horor yang menegangkan,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iqbal nasution, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4d. Misteri Noni Belanda

Puluhan tahun silam, jauh sebelum hutan Tahura menjadi angker, berdirilah sebuah rumah besar bergaya kolonial di tepian hutan. Rumah dua lantai dengan jendela tinggi, balkon kayu, dan halaman luas itu adalah kediaman keluarga Van der Meer.

Pada awal kedatangannya di Aceh Besar, Marco Van der Meer hanyalah seorang pejabat kolonial muda yang ambisius. Ia membawa istrinya, Cornelia Van der Meer, seorang perempuan Belanda berusia dua puluhan dengan kecantikan yang menawan: rambut pirang keemasan, kulit putih sehalus porselen, dan mata biru yang penuh pesona.

Hari-hari pertama mereka penuh dengan kebahagiaan.

Setiap sore, Cornelia duduk di beranda lantai dua sambil memainkan piano kecil yang dibawanya dari negeri asal. Suaranya merdu, sering menyanyikan lagu-lagu Belanda yang mengingatkan pada tanah air jauh di Eropa. Marco akan duduk di sampingnya, memandang penuh cinta sambil menyeruput kopi.

“Cornelia…” bisik Marco sambil meraih tangan istrinya, “kau adalah bintangku di tanah asing ini. Bersamamu, aku bisa menghadapi segala tantangan.”

Cornelia tersenyum lembut, pipinya memerah. “Dan aku… hanya ingin menjadi istrimu yang setia. Aku percaya, di tanah ini kita bisa membangun kehidupan baru yang lebih indah.”

Malam-malam mereka diwarnai cahaya lampu minyak dan alunan biola kecil yang sering dimainkan Cornelia. Mereka berdansa perlahan di ruang tamu, tertawa, bercanda, seakan dunia luar hanyalah milik mereka berdua.

Namun, di balik mesra itu, bayangan gelap mulai tumbuh.

Marco, dengan jabatannya sebagai pejabat kolonial, perlahan menunjukkan sisi ambisius dan kejamnya. Ia merampas tanah rakyat, menindas penduduk yang menolak tunduk. Sementara Cornelia… meski awalnya hanya menutup mata, lama-kelamaan ikut terbawa dalam lingkaran gelap itu.

Rasa kesepian di rumah besar yang jauh dari keramaian, ditambah sifat Marco yang sering sibuk dengan urusan politik, membuat Cornelia haus akan perhatian lain. Dan dari sanalah benih tragedi itu bermula.

Hari-hari berlalu, dan perlahan suasana rumah besar itu berubah. Marco semakin jarang pulang tepat waktu. Sebagian besar waktunya dihabiskan di kantor kolonial, mengurus laporan, memimpin rapat, atau memeriksa perkebunan yang tanahnya dirampas dari rakyat setempat.

Cornelia yang ditinggalkan sendirian di rumah mulai merasakan hampa.

Piano yang dulu mengalun riang kini hanya sesekali disentuh. Balkon yang biasanya jadi tempatnya menanti Marco kini hanya menambah rasa sepi.

Di halaman rumah, sering tampak pekerja pribumi yang dipaksa mengurus kebun, menebang pohon, atau mengangkut barang-barang berat. Dari jendela lantai dua, Cornelia memperhatikan mereka. Ada rasa iba, tapi juga rasa penasaran yang sulit dijelaskan.

Suatu sore, hujan turun deras. Cornelia berjalan di lorong rumah dengan gaun tipis berwarna krem. Dari celah jendela, ia melihat seorang pemuda pribumi, tubuhnya kekar, wajahnya penuh lumpur, sedang dihukum berdiri di bawah hujan karena dianggap malas bekerja.

Cornelia menatap lama. Ada sesuatu di dalam dirinya yang bergolak—antara rasa kasihan dan daya tarik aneh yang membuatnya sulit berpaling.

Beberapa hari kemudian, kesempatan itu datang. Marco harus pergi ke Kutaraja selama beberapa hari untuk urusan dinas. Rumah besar itu hanya dijaga beberapa serdadu Belanda dan pelayan pribumi.

Malam pertama tanpa Marco, Cornelia merasa gelisah. Ia berjalan ke halaman belakang, lalu mendengar suara lirih dari gudang. Ternyata pemuda pribumi yang pernah ia lihat sedang diikat di sana, dijadikan tawanan karena menentang perintah Marco.

“Air…” bisik pemuda itu dengan suara lemah.

Cornelia tertegun. Sesaat hatinya berperang, namun akhirnya ia mengambil kendi dan memberinya minum. Pandangan mata pemuda itu begitu tajam, seakan menusuk hatinya.

Sejak malam itu, sesuatu mulai berubah dalam diri Cornelia. Ia mulai sering turun ke gudang, membawa makanan, obat, bahkan berbicara singkat dengan tawanan itu. Dari percakapan-percakapan kecil, tumbuhlah sesuatu yang terlarang—rasa ingin dimiliki, rasa haus akan perhatian yang tidak lagi ia dapatkan dari Marco.

Cornelia, sang istri pejabat kolonial, mulai menjejak jalan gelap.

Dan dari titik inilah, dosa demi dosa mulai menjeratnya.

Nama pemuda itu adalah Dedi, seorang anak desa yang tertangkap saat menolak menyerahkan tanah keluarganya pada pihak kolonial. Tubuhnya kekar, kulit legam, mata hitam berkilat penuh semangat hidup—sangat berbeda dengan wajah pucat lelaki-lelaki Eropa.

Di balik jeruji gudang kayu, benih hubungan aneh itu tumbuh. Cornelia selalu datang diam-diam, membawa roti atau segelas susu, bahkan obat herbal untuk luka cambukan di punggung Dedi.

“Kenapa kau menolongku, Nyonya?” tanya Dedi suatu malam, suaranya serak.

Cornelia terdiam, lalu menjawab lirih, “Karena kau… membuatku merasa hidup kembali.”

Hari-hari pun bergulir. Dedi yang awalnya hanya berterima kasih, mulai membalas perhatian itu dengan senyum hangat dan tatapan yang lembut. Perlahan, mereka saling terbuka. Cornelia bercerita tentang kesepian, tentang cintanya pada Marco yang kian pudar. Dedi bercerita tentang tanah kelahirannya, tentang keluarganya yang dirampas.

Mereka berasal dari dua dunia yang bertolak belakang, namun justru di sanalah api cinta itu menyala.

Suatu malam, ketika Marco sedang dinas keluar kota, Cornelia memberanikan diri membuka kunci gudang.

“Keluar sebentar… aku ingin kau merasakan udara segar,” bisiknya.

Dedi menatapnya, ragu. “Kalau ketahuan, aku bisa mati.”

Cornelia menggenggam tangannya erat. “Kalau aku bersamamu, tidak ada yang perlu ditakutkan.”

Malam itu, di bawah cahaya bulan pucat, mereka berjalan ke kebun belakang rumah kolonial. Udara lembab, aroma tanah basah memenuhi hidung. Cornelia menatap Dedi dengan mata berkaca-kaca, lalu tanpa sadar meraih wajahnya.

Dan untuk pertama kalinya, bibir mereka bertemu.

Sejak malam itu, hubungan mereka tak lagi bisa diputus. Setiap Marco pergi, Cornelia selalu mencari kesempatan untuk bersama Dedi. Mereka berbincang, tertawa, saling mengusap luka batin. Hingga akhirnya, hubungan itu berkembang menjadi kasih mesra terlarang.

Cornelia merasakan gairah dan kehangatan yang tak lagi ia temukan pada Marco. Sementara Dedi, meski sadar hubungan itu penuh bahaya, tak kuasa menolak cinta perempuan asing yang baginya begitu mempesona.

Namun, cinta terlarang selalu punya harga.

Dan semakin lama mereka menyembunyikan rahasia itu, semakin besar pula risiko yang menunggu.

Waktu berjalan. Hubungan rahasia Cornelia dan Dedi terus bersemi di balik dinding rumah kolonial itu. Namun bayangan perang semakin mendekat. Isu kejatuhan Belanda di tanah jajahan berembus kencang, kabar tentang pasukan Jepang yang bergerak cepat ke Aceh membuat banyak pejabat kolonial resah.

Marco, meski masih berusaha tampak tegar, mulai sering gelisah. Ia tahu, jika Jepang benar-benar masuk, nyawanya bisa jadi taruhan.

Dan benar saja. Pada tahun 1942, pasukan Jepang mendarat di Aceh. Perlawanan kecil yang dilakukan tentara Belanda tak mampu membendung arus perang. Dalam kekacauan itu, rumah besar Van der Meer pun tak luput dari serbuan.

Malam itu, suara tembakan memecah udara. Jeritan pelayan pribumi bercampur dengan perintah serdadu Jepang. Api mulai menjilat dinding rumah kayu kolonial.

Marco, dengan pistol di tangannya, berusaha melawan. “Cornelia! Sembunyi! Jangan keluar!” teriaknya dengan suara serak.

Namun takdir berkata lain. Sebuah bayonet tentara Jepang menembus dadanya. Marco terhuyung, darah muncrat membasahi lantai kayu, lalu tubuhnya ambruk di beranda rumahnya sendiri.

Cornelia menjerit histeris, berlari menghampiri suaminya. “Marcooo!”

Tangannya gemetar memeluk tubuh suaminya yang bersimbah darah. Dengan napas terakhir, Marco menatapnya.

“Lari… Cornelia… selamatkan dirimu…”

Sesaat kemudian, matanya terpejam untuk selamanya.

Cornelia terpaku, air matanya bercucuran. Di tengah kobaran api dan kekacauan, hanya satu sosok yang muncul menolongnya—Dedi. Pemuda pribumi itu menarik tangannya, membawanya kabur ke hutan demi menyelamatkan nyawanya.

Malam itu, Cornelia kehilangan suaminya.

Dan tanpa ia sadari, sejak saat itu pula, jalan hidupnya akan semakin jauh dari terang.

1
Wida_Ast Jcy
jadi ceritanya dia itu manusia jg ya Thor. alasan arwah dia tak tenang kenapa thor
Wida_Ast Jcy
oala.... kamu tuh merengkel betul ya. gk bisa dibilangi
Mingyu gf😘
Merinding😭🙏
Mingyu gf😘
benar bulu bulu kuduk ku merinding nih😭
Mingyu gf😘
ngeri juga ya😭
Mingyu gf😘
nah mampus lo
Xia Ni Si☀
Pantes jadi arwah gentayangan😗 Dia cuma wanita yang ingin mendapatkan kasih sayang, tapi karena datang sebagai istri penjajah jadi kena imbasnya😔
ginevra
tapi kalau menikah nggak cukup cinta sih .. harus sekufu
Chimpanzini Banananini
serem bangett/Toasted//Toasted/
Hanik Andayani
hayoloh Gibran, ngat nyawa gibran😄
Hanik Andayani
astaghfirullah arwah halimah jadi tidak tenang, aku baca ini aku sempetin siang hari klo mlm bikin takut 😄
Chimpanzini Banananini
woi jamal, yudi, ibnu, yoga dan Fadil
Chimpanzini Banananini
bang jangan bang
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Semakin dilarang, justru akan semakin membuat penasaran🙃
Radi Rafan
permisi numpang lewat
Ani Suryani
Gibran obsesi banget sama Halimah
Hanik Andayani
kapok .nyawa harus di bayar dengan nyawa
Hanik Andayani
wah korban judi , Sayang banget oi duit buat judi , buat ngemall seru🤭
Winer Win
lanjuuuuttttt
dilafnp
memang biasanya cuma korban yang inget traumanya, pelaku mah masih bisa melanjutkan hidup..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!