NovelToon NovelToon
Dibuang Sersan Dipinang CEO

Dibuang Sersan Dipinang CEO

Status: tamat
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Ayah Darurat / CEO / Tamat
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

Aisyah yang mendampingi Ammar dari nol dan membantu ekonominya, malah wanita lain yang dia nikahi.

Aisyah yang enam tahun membantu Ammar sampai berpangkat dicampakkan saat calon mertuanya menginginkan menantu yang bergelar. Kecewa, karena Ammar tak membelanya justru menerima perjodohan itu, Aisyah memutuskan pergi ke kota lain.

Aisyah akhirnya diterima bekerja pada suatu perusahaan. Sebulan bekerja, dia baru tahu ternyata hamil anaknya Ammar.

CEO tempatnya bekerja menjadi simpatik dan penuh perhatian karena kasihan melihat dia hamil tanpa ada keluarga. Mereka menjadi dekat.

Beberapa waktu kemudian, tanpa sengaja Aisyah kembali bertemu dengan Ammar. Pria itu terkejut melihat wajah anaknya Aisyah yang begitu mirip dengannya.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Ammar akan mencari tahu siapa ayah dari anak Aisyah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7. Tempat Tinggal Baru

Aisyah menghela napas panjang saat melangkah keluar dari hotel kecil berwarna pastel itu. Suara derap langkah kakinya bergema dalam sepi pagi yang sedikit berkabut di kota baru ini. Lunturnya rasa duka dan rindu untuk Ammar, kekasih hatinya, terbenam dalam pikiran Aisyah seiring dengan langkahnya menuju tempat kos barunya. "Aisyah, kamu bisa lakukan ini. Kamu kuat," ujarnya pada diri sendiri, berusaha menyemangati.

Tempat kosnya terletak tak jauh dari perusahaan yang menerimanya sebagai karyawan, dengan cat berwarna cerah dan taman kecil yang teduh. Begitu sampai di depan pintu, Aisyah tak bisa menahan senyum. "Ini dia, rumah baruku. Tempat aku tinggal, Ayah, Ibu," ucapnya pada diri sendiri.

Aisyah membuka pintu dan sedikit terkejut melihat ruangan itu ternyata kecil, tapi baginya itu sudah cukup. Ada ranjang kecil di sudut, meja kayu kecil yang tergores di sana-sini, dan jendela kecil yang menghadap ke taman. "Setidaknya ada jendela. Bisa melihat indahnya udara pagi dan sore hari," ucap Aisyah. Dengan cepat, dia mulai mengeluarkan barang-barangnya dari tas.

"Waktunya berbenah." Aisyah berujar sambil menggerakkan tubuhnya, mencoba menghilangkan rasa lelah.

Setelah membersihkan debu yang menempel dan menyusun barang-barang dengan rapi, Aisyah merasa lebih nyaman. "Lihat, kamar ini jadi sedikit lebih cerah. Bunga ini harus ada di sini," kata Aisyah bermonolog pada dirinya sendiri, sambil meletakkan vas bunga di tempatnya.

Tombol lampu yang bergetar saat dinyalakan dan sinar lembut menghiasi ruangan. Aisyah menyandarkan punggungnya ke dinding dan menutup mata, merasakan kedamaian baru yang menenangkan. "Kamu pasti bisa melupakan Ammar, Aisyah. Di sini, semua bisa berjalan berbeda," ujarnya lagi, meski suaranya sedikit bergetar.

Setelah seharian beraktivitas, dia pun tumbang ke ranjang. "Besok adalah hari baru," bisiknya sebelum menutup mata.

Pagi harinya, suara detik jam dinding menggugah Aisyah dari lelapnya. Dia mengerjapkan mata dan melihat angka di jam digital menunjukkan pukul 06.30. "Aduh, harus cepat siap!" Serunya sambil melompat dari ranjang.

Aisyah bergegas ke kamar mandi, mencuci wajahnya dan menyikat gigi. "Jangan panik, Aisyah. Ini hari pertama! Kamu pasti tampil baik," katanya pada pantulan wajahnya di cermin.

Dia mengenakan kemeja pink dan rok hitam yang simpel namun elegan. Setelah menambahkan sedikit makeup dan menyisir rambutnya, Aisyah mengernyit puas. "Oke, siap menaklukkan dunia," tekad Aisyah dengan semangat.

Di meja kecil di sudut, tas kerjanya sudah siap. Aisyah menarik napas dalam, memastikan semua berkas yang diperlukan ada di dalam tas. "Input data baru, jangan lupa!" Dia menjambak rambutnya ke belakang dan menyiapkan langkah untuk pergi.

Setelah memastikan semua siap, dia pun melangkah keluar dengan penuh percaya diri. "Hari pertama ke kantor, semangat!" Aisyah berujar dengan suara penuh semangat saat memasuki kendaraan umum yang membawanya menuju lokasi kerja.

Dari jendela bus, Aisyah memperhatikan kota baru ini. "Banyak sekali suasana berbeda," gumamnya. "Aku akan cinta tempat ini, pasti." Dalam hati, dia berharap bisa melupakan Ammar, meskipun bayang-bayangnya tetap menghantui.

Setelah menempuh perjalanan sekitar lima belas menit, bus itu berhenti di depan gedung perkantoran yang megah. "Wow, ini dia perusahaannya," Aisyah terkagum-kagum.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis dengan senyum ramah saat Aisyah menghampirinya.

"Hai, saya Aisyah. Baru diterima kerja di sini," jawab Aisyah sambil tersenyum kembali.

"Oh, selamat datang! Mari saya antar ke ruang Anda. Hari ini kebetulan atasan kita tak bisa hadir. Jadi besok baru aku bisa perkenalkan denganmu. Resepsionis itu memandu Aisyah menuju suatu ruangan. Di sana, para karyawan lainnya sudah berkumpul.

"Hai, semua, ini adalah Aisyah, karyawan baru kita!" kata kepala departemen sambil tersenyum.

"Selamat datang, Aisyah!" teriak mereka serempak.

"Terima kasih semuanya," jawab Aisyah, sedikit kikuk. Namun, hatinya bergetar harap. "Mereka tampak ramah."

Setelah sesi perkenalan, Aisyah mulai memasuki dunia baru di kantornya. Dia berusaha menyerap semua informasi yang diberikan, menyiapkan laporannya, mempelajari kultur kerja, dan bertemu dengan berbagai rekan kerja.

"Eh, Aisyah," panggil Luna, seorang rekan yang duduk di sebelahnya. "Bagaimana perasaanmu hari ini?"

Aisyah menyunggingkan senyuman. "Aku masih beradaptasi, Luna. Tapi semuanya tampak menyenangkan, terima kasih!"

"Aku tahu, hari pertama memang bikin deg-degan.” Luna tertawa. “Kalau butuh bantuan, jangan ragu untuk nanya, ya? Kita di sini saling bantu!"

"Terima kasih, Luna! Itu sangat membantu," sahut Aisyah dengan tulus.

Aisyah menghabiskan hari itu dengan belajar dan berinteraksi. Dia berusaha keras untuk fokus meski pikiran tentang Ammar kadang-kadang melintas. "Aisyah, fokus!" dia menasihati diri sendiri.

Ketika waktu istirahat tiba, Aisyah dan Luna bergabung dengan segelintir rekan lainnya untuk makan siang.

"Mau kemana kamu nanti setelah kerja?" tanya Fajar, salah satu kolega.

"Aku mungkin langsung pulang ke kos," jawab Aisyah. "Belum tahu banyak tentang kota ini."

"Mau join sama kami? Kita bisa kasih tau kamu tempat-tempat seru di sini," tawar Luna.

"Serius? Ini pertama kalinya aku bergaul di luar kantor," ucap Aisyah mengangguk antusias.

"Yuk, kita eksplor!" seru Fajar.

Dengan semangat baru, Aisyah akhirnya merasa satu langkah lebih dekat untuk melupakan Ammar. Setelah hari pertama yang melelahkan namun membahagiakan itu, dia percaya dia bisa memulai babak baru dalam hidupnya.

Dengan detik jam yang berlalu, dia merasakan bahwa ada harapan di tempat baru ini. "Kota ini seakan menawarkan kisah baru, dan aku siap untuk menulisnya," gumamnya penuh tekad. Dengan senyum di wajahnya, dia melangkah keluar gedung bersama rekan-rekannya, siap menjalani perjalanan yang lebih cerah ke depan.

**

Di tempat lain, Ammar dengan langkah berat memasuki halaman rumah Mia. Hari dia janji akan memperlihatkan model cincin tunangan mereka. Baru saja dia hendak mengetuk pintu, terdengar langkah kaki mendekat. Seorang gadis muda yang cantik tersenyum dengannya.

"Ammar, masuklah!" Mia mengajak calon suaminya itu masuk.

"Kita duduk di luar saja. Lebih segar dan nyaman," balas Ammar.

Mia hanya tersenyum menanggapi ucapan calon suaminya itu. Mereka berdua duduk di teras rumah Mia..Gadis itu meminta bibi membawa teh hangat dan bolu.

"Ini cincin tunangan kita nanti. Kalau kamu tak suka, kita masih ada waktu untuk mengganti modelnya," tutur Ammar.

Mia mengambil cincin itu dari tangan Ammar. Dia tersenyum melihat model itu memang yang sangat dia inginkan.

"Ammar, aku suka modelnya. Aku memang menginginkan yang ini," ujar Mia dengan semangat.

Mia mengambil cincin tersebut. Dia ingin mencobanya, memastikan telah sesuai ukuran jarinya. Dahi wanita itu berkerut saat membaca inisial nama di bagian dalamnya.

"Ammar, apakah pelayan toko itu tak salah memberi cincinnya?' tanya Mia.

"Memangnya kenapa? Aku yakin tak salah, karena memang aku pesan model cincinnya seperti ini," jawab Ammar.

"Kenapa inisial namanya A bukan M?" Kembali Mia bertanya.

Ammar merasa terkejut mendengar ucapan Mia. Dia lalu meminta cincin itu dan melihatnya sendiri.

"Kenapa bisa cincinnya jadi berinisial A?" tanya Ammar dalam hatinya.

1
Dewi Kasinji
ijin baca kak
Mama Reni: 😍😍😍😍😍
total 1 replies
Asyatun 1
keren banget thoor
sinta nurhasanah
orang yang sudah meninggal itu tidak bisa mendoakan tpi didoakan, kalo restu iya🙏
Les Tary
ngapain jg kepo...hrsnya salahin tuh laki loe yg pengecut itu
Ila Lee
mati kamu Ammar sudah di beri peringatan Mia tidak suka kau masih juga sembunyi2 berjumpa Aisyah perang besar ni😅😅😅
Ila Lee
amar di amar dapat hadiah 5 jari eh dari Aisyah itu memang suamimu albi yang selalu melindungi mudah menyayangimu Aisyah ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Ila Lee
yYa betul hilang semua masalah dengan olah raga atau perang ranjang ❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Ila Lee
betul Aisyah sekarang ada suami apa 2 harus tya suami lebih baik selesai masalah antara kau dan Ammar
Ila Lee
jadi begini sebuah rumah tangga jika tidak ada kejujuran dari awal 😭😭😭😭😭
Ila Lee
Vita hanya kerana nafsu begitu lh selalu terjadi buat hubungan haram dulu tidak pernah ingat tentang dosa lebih jujur pada Aisyah 😆😆
Ila Lee
jujur lh alby pada Aisyah itu lebih baik dari dia tahu dari orang lain insyaallah Aisyah boleh menerima nya mungkin terperanjat mengakui kesalahan masa lalu itu terbaik untuk 💪💪💪
Ila Lee
mungkin ini yg pernah alby ckp pada Aisyah jika satu saat thu kebenaran tentang alby semoga Aisyah boleh terima baik buruh suami nya ❤️❤️❤️
Nurul Hula-hula
ceritanya bagus ngk bertele2
Ila Lee
bagus alby mempertahan isteri serta zavear mantap alby
Muffin: ✨ Halo Sahabat Pembaca! ✨
Aku baru saja merilis cerita terbaru berjudul “SCARLET MEMORIES” 🖤
Kisah tentang Diana— yang diusir oleh orang tuanya, dikhianati, dihancurkan, dan ditinggalkan dalam kondisi hamil.

Saat ia mulai sembuh karena satu pria yang tulus…

lelaki dari masa lalunya kembali,
membawa rahasia yang bisa menghancurkan segalanya.

✨ Baca SCARLET MEMORIES sekarang.
Berani jatuh cinta, berarti siap terluka lagi.
❤️ Like & komentar kalau kamu siap ikut terseret dramanya.
total 1 replies
Ila Lee
kasihan Mia di ini yg bersalah ada ibu rida r kerana dia yg memaksa Ammar untuk putus dengan Aisyah lalu menikah Mia sedang kn hati Ammar masih cinta dan sayang Aisyah
olra
semangat thor
Alif
salah elo sendiri Mia knapa kamu ngusik bayi aisyah cb kamu diam aja psti semua aman
guntur 1609
mantap karyamu. aku tunggu karya lainya
Mama Reni: Terima kasih
total 1 replies
guntur 1609
nah begini kan lbh indah ammar. sdh kau yg salah tapi kau masih juga tak tahu diri. kalau dari dulu kau langsung mnt maaf kan beres. tinggal nenek lampir tu yg blm taubat
guntur 1609
sok paten kau pecundang bsok gertak alby. nyatanya kau yg kena kan. sdh di bilang tapi juga ngeyel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!