Dikira Duda Ternyata Perjaka

" maafkan aku... yang membuat mas Vano menunggu " ucap Cinta yang merasa bersalah melihat bumil itu yang menunggu dirinya.

Maura mendekat ke arah Cinta " tidak apa-apa, aku juga baru sampai kok" ucapnya lembut, karena merasa kasihan melihat adik iparnya merasa bersalah.

" baru sampai apanya, kita sudah menunggu sejak tadi, bahkan Nabila saja sudah masuk, karena tidak kuat berdiri terlalu lama dengan perutnya yang besar" gumam Dave yang hanya bisa didengar oleh Vano....

Vano terkekeh melihat kakak iparnya nya itu bergumam.

" ya sudah kalau begitu ayo kita masuk...." ajak Maura menggandeng tangan Cinta...tapi Dave menahannya.

" hei baby....kau harus bersamaku... Kita masuk harus saling berpasangan" kata Dave memegang pergelangan tangan istrinya.

Maura tersadar " eh iya kak....aku lupa" balasnya terkekeh lalu berjalan dengan di peluk mesra pinggangnya oleh sang suami, yang berjalan di depan pasangan suami istri baru itu

Cinta merasa canggung melihat kemesraan kakak iparnya itu dengan sang suami, membuat dirinya iri saja, dan ingin seperti itu... dicintai begitu besar oleh pasangannya... tanpa tahu awal hubungan Maura dan Dave sampai bisa seperti sekarang ini. Cinta melirik Vano yang saat ini berjalan di sampingnya tapi tidak melakukan apa-apa. Sampai ia terkejut

Vano menempelkan tubuhnya agar bisa sejajar dengan sang istri, lalu melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh kakak iparnya itu...

Merangkul pinggang ramping istrinya, sampai tercium aroma maskulin yang membuatnya panas dingin...

Saat baru memasuki ballroom, dirinya terkejut, masih sedikit nyeri dengan apa yang dia lihat... Orang yang pernah singgah di dalam hatinya kini sedang bersanding di pelaminan dengan sang istri... terlihat mereka saling mencintai....

Cinta berhenti sejenak, untuk mengambil kado di dalam tas kecilnya, kado yang berukuran kecil tapi berharga... isinya adalah sebuah bross yang terbuat dari emas putih, yang ia beli untuk istri kak Affan.

" dia melihat saat ini, kakak iparnya sedang memberikan ucapan pernikahan kepada mempelai, dia dan suami menunggu giliran.

" kuat-kuat, jangan sampai nangis ...oke" gumam Cinta dalam hati.

Huft....

Cinta menarik nafasnya panjang,agar tubuhnya lebih rileks.... sampai giliran dirinya untuk memberi ucapan pada mempelai.

Kak Affan..... selamat ya atas pernikahan kalian, semoga selamanya bahagia sampai kakek nenek" ucap Cinta sepenuh hati dengan mata berkaca-kaca, dia ikut bahagia melihat orang yang dicintainya bersama dengan istrinya, terlihat pancaran kebahagiaan di sana.

" terimakasih sudah datang, semoga kamu pun bahagia bersamanya" kata Affan melirik ke arah laki-laki di sebelah cinta, yang ia ketahui bahwa laki-laki itu bernama devano, rekan bisnisnya.

Kini cinta berpindah kearah Alea " selamat ya Alea, maafkan aku atas kejadian dulu" ucapnya terkekeh lalu memberikan kado kecil pada Alea.

Alea membalas senyuman cinta" terimakasih sudah datang,dan memberikan ucapan serta kado"

Cinta mengangguk " semoga hidup mu selalu bahagia bersama kak Affan" .

" aamiin, kamu pun sama, semoga bahagia bersama dengan suami barumu" bisik Alea lembut, membuat cinta terkejut, Bagaimana Alea bisa tahu bahwa dirinya sudah menikah.

" tidak usah terkejut, dia orang yang baik, pantas bersanding dengan mu" bisik Alea yang mendapat senyuman dari cinta.

" terimakasih" ucapnya tulus.

Kini perasaan cinta sudah lega, meski dia menahan sekuat tenaga agar air matanya tidak tumpah, melihat orang yang dicintainya bersanding dengan wanita lain.

" Tante karin" cinta memeluk Tante Karin yang saat ini terlihat sangat berbeda, lebih cantik dan anggun, pakaian nya tertutup.

" bagaimana kabarmu sayang...?" tanya Tante Karin lembut.

"alhamdulillah tante... Cinta baik-baik saja"

" syukurlah... kalau begitu silahkan di nikmati pesta nya, Maafkan tante ya... karena kemarin selalu mengabaikan mu..." sesal nyonya karin merasa bersalah.

" tidak apa-apa Tante, cinta ngerti kok, selamat juga atas kehamilan tante ya, semoga sehat semuanya" ucap cinta tersenyum senang, saat mengetahui kalau Nyonya Karin sedang mengandung.

" kamu juga ya sayang, semoga cepat menyusul Affan menikah"

cinta melirik suaminya yang kini sedang berbicara dengan kak Affan.

"iya Tante, doakan cinta saja semoga cinta bahagia bersama suami cinta "

setelah memberikan selamat kepada mempelai , kini cinta ikut bergabung dengan saudara suaminya,dan para lelaki sudah bergabung dengan rekan bisnisnya.

Ia mengedarkan pandangannya ternyata dari tadi Sandra dan mamanya melihat sinis ke arah nya....tak lama kemudian mereka mendekat.

" oh... ternyata datang juga" ucap Nyonya Veronica sambil membawa gelas yang berisi orange juice.

Nyonya Veronica Menelisik penampilan anak tirinya dari atas sampai bawah, dia tidak suka melihat anak tirinya memakai barang-barang mewah apalagi perhiasan yang dipakai, itu semua membuat Matanya sakit sekaligus iri...

" bisa juga ya kamu pakai pakaian mahal seperti ini....aku bisa menebak, pasti kamu menyewa...kan... ?agar bisa terlihat sempurna di pesta orang-orang kaya ini...?" tanya nyonya Veronica yang tidak mendapat jawaban apapun dari mulut anak tirinya.

" dia malu mah.... kalau mau mengatakan bahwa dia telah menyewa semuanya" ucapnya terkekeh sambil sesekali menyeruput orange juice yang ada di tangannya.

" lihat saja, kamu di sini hanya bergabung dengan mereka yang berpenampilan sederhana....." ucapnya tersenyum mengejek melihat Maura,Ara serta Nabila yang berpenampilan sangat sederhana, tetapi jangan lupa... harga pakaian yang mereka pakai bisa untuk membeli 50 gaun yang dipakai oleh wanita tua di depannya ini.

mereka hanya diam saja tanpa memperdulikan wanita itu berbicara...

Maura ingin sekali mencabik-cabik kedua wanita berbeda usia di depannya ini, Tangannya sudah terkepal kuat, mungkin karena saat ini dia sedang hamil muda, jadi emosinya meledak-ledak, untungnya ada Ara di sampingnya yang menggenggam tangan Maura agar bersabar, dia tidak mau merusak acara pesta orang lain di sini.

Sementara pandangan cinta beralih pada Roger yang saat ini sedang memeluk gadis yang belum pernah ia lihat sebelumnya...

"lebih baik kalian jangan mengurusi urusanku mulai sekarang....tuh lihat....kekasih kakak sedang apa....?" kilah cinta tersenyum penuh arti melihat calon kakak iparnya itu dari tadi curi-curi pandang pada seorang gadis cantik yang pakaiannya tertutup, berbanding terbalik dengan saudara tirinya itu yang terlalu terbuka. Tadi dia melihat kalau gadis itu dan Roger tidak sengaja saling bertubrukan" sampai beberapa saat mereka saling tatap...

" kurang ajar...." darah Sandra dalam sekejap langsung mendidih melihat kekasihnya sedang memeluk perempuan lain.

Lalu dia berjalan ke arah kerumunan itu yang sebentar lagi akan menunggu pelemparan bunga dari sang mempelai.

***

Brukkkk...

Lagi-lagi tidak sengaja Nesya terdorong oleh beberapa orang yang saling berkerumun.

" maafkan saya tuan" sesal Nesya merasa bersalah pada laki-laki di depannya yang ia tabrak.

Laki-laki itu menoleh karena mendengar suara seorang perempuan yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya.

Deg...

" gadis SPG itu" gumamnya dalam hati.

nesya pun sama, dia tercengang melihat orang yang sama, saat dirinya menabrak orang itu waktu di mall.

" eh .. untuk yang kedua kalinya, Saya minta maaf tuan" ucap Nesya menunduk karena takut. dirinya merasa rendah di sini, karena semua yang ada di sini adalah orang-orang kaya, sedangkan dirinya hanya seorang SPG serta yatim piatu pula

Roger Hanya terdiam, menikmati wajah cantik yang sedang berbicara itu.

Tuan

Tuan

panggil Nesya yang tidak ada jawaban dari laki-laki tersebut.

" eh iya tidak apa-apa"jawabnya karena baru tersadar.

" Nesya....sini" panggil Tika, meminta Nesya agar mendekat ke arahnya.

Nesya pun menurut dia berjalan meninggalkan laki-laki tersebut yang masih diam terpaku menatap kepergian dirinya.

" honey..." panggil Sandra lembut.

" iya baby...ada apa?" sahut Roger menoleh pada kekasihnya.

" aku ingin, kau menangkap bunga itu untukku "kata Sandra dengan manja.

" tenang saja baby, kau tunggu saja di sini " jangan mendekat, aku takut kamu nanti terdorong" ujar Roger dengan lembut.