Klarissa anak kandung dari keluarga yang cukup kaya raya, namun sejak sepupunya datang dan di angkat sebagai anak angkat oleh kedua orang tuanya, Klarissa Tersisikan.
Kedua orang tuanya mengabaikan dan tidak peduli, saudara-saudara kandungnya, pacarnya bahkan sahabatnya tidak ada yang peduli pada Klarissa bahkan mengabaikannya.
Mampukah Klarissa hidup dalam keterabaian dari orang-orang terdekatnya??...
Apakah masih ada yang peduli pada Klarissa?...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia Papendang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21
Sesampainya dirumahnya Klarissa
memandang semua keluarganya masih duduk diruang keluarga berkumpul "Klarissa...!" Panggil Kirana
Klarissa menoleh "Ada apa?" Tanya Klarissa
"Ayo kita kumpul disini!" Ujar Kirana
Klarissa diam hanya melirik sekilas lalu melangkahkan kakinya keatas tangga, Kirana menyusul Klarissa "Klarissa... Tunggu!" Ujar Kirana menahan tangan Klarissa
"Aku capek!" Ujar Klarissa melepaskan tangan Kirana pelan
"Aaahhh....!" Teriak Kirana
Tiba-tiba Kirana jatuh dari tangga membuat Jesika berteriak "Kirana
Klarissa membulatkan matanya, Klarissa berlari kebawah tangga "Kirana!" Panggil Klarissa berjongkok kepala Kirana sudah berdarah, Jesika menampar Klarissa PLAKKK.... "Pergi!" Teriaknya
Jesika menangis meminta tolong "Pa...Tolong pa... Kirana jatuh dari tangga!" Teriak Jesika
Harry dan kakak-kakak Klarissa berlari "Ma.. . Kenapa Kirana ma?" Tanya Aldy
"Mama tidak tau, tadi mama melihat Klarissa dan Kirana diatas tangga tiba-tiba Kirana jatuh... Hiks... Hiks... Hiks...!" Tangis Jesika
Harry menatap Klarissa tajam, Harry menghampirinya PLAKKK... "Apa begini sikapmu pada saudaramu sendiri?" Tanya Harry
"Pa... Aku tidak melakukan apa-apa!" Tutur Klarissa
"Cukup Klarissa... Cukup... Dari tadi Kirana menunggumu, ingin membuka kado bersamamu, dia menyayangimu tapi kamu selalu menjahatinya!" Teriak Harry
"Klarissa... Tidak melakukan apapun pa!" Tutur Klarissa
"Ayo pa... Kita kerumah sakit darahnya banyak, Aldy takut Kirana kehilangan banyak darah!" Terang Aldy
"Siapkan mobil!" Perintah Harry
Mereka membawa Kirana kerumah sakit, Klarissa masih diam "Aku tidak melakukan apa-apa... Kenapa semua orang menuduhku!"
Gumam Klarissa
Bik narti menghampiri Klarissa"Non Klarissa...!" Panggil bik narti
Aldy berlari dari luar menghampiri Klarissa, bisma menampar Klarissa kencang PLAKKK "Bangsat... Kalau ada apa-apa dengan adikku lo harus tanggungjawab!" Ujar Aldy
Klarissa diam menatap Aldy "Gue tidak melakukan apa-apa... Kenapa kalian semua menuduhku seolah gue penjahat!" Teriak Klarissa
"Lo emang penjahat... Mending lo pergi dari rumah ini... Semenjak ada lo rumah ini nggak tenang!" Tutur Aldy
Deg
Klarissa diam seolah tak percaya kakaknya sendiri menyuruh Klarissa pergi dari rumahnya, Aldy berlari ke kamarnya mengambil jaket dan kunci motornya.
Bik narti memandang lekat Klarissa "Non Klarissa... Ayo kita kekamar, jangan dengarkan den Aldy... Mereka hanya panik saja!" Ujar bik narti
Klarissa mengangguk menaiki tangga menuju kamarnya, bik narti memegang tangan Klarissa mengikutinya kekamar Klarissa "Klarissa bukan penjahat bun... Klarissa tidak melakukan apa-apa, Klarissa tidak tau kenapa Kirana tiba-tiba bisa jatuh dari tangga!" Ujar Klarissa
Bik narti mengangguk "Saya percaya sama Non Klarissa!" Ujar bik narti
Klarissa tersenyum getir "Kenapa bunda percaya sama Klarissa?" Tanya Klarissa
"Bibik yang merawat Non dari bayi... Bibik mengenal Non dengan baik, Non tidak mungkin berbuat keji seperti itu!" Terang bik narti
Klarissa meneteskan air matanya "Kenapa hanya dia yang percaya... Kenapa keluargaku tidak ada yang percaya denganku!" Batin Klarissa
"Sekarang Non tidur ya... Besok sekolah, bibik mau ngunci pintu dulu!" Tutur bik narti
Klarissa mengangguk, bik narti keluar dari kamar Klarissa, Klarissa bercermin "Apa gue seperti penjahat?" Gumam Klarissa menatap dirinya di depan cermin Klarissa membersihkan tubuhnya lalu mengganti bajunya, pikiran Klarissa terus teringat perkataan Aldy "Lo emang penjahat... Mending lo pergi dari rumah ini...semenjak ada lo rumah ini nggak tenang!" Tutur Aldy
Klarissa diam lalu mengetik cerita novelnya dihandphonenya "Semoga novel gue dibayar, ini buat tabungan gue pergi dari rumah!" Gumam Klarissa
Klarissa terus mengetik hingga tak terasa waktu menunjukkan jam 3 malam, Klarissa mengangkat tangannya keatas rasanya tubuhnya pegal, Klarissa merebahkan tubuhnya dan tak terasa matanya terpejam.
Pagi harinya ada yang menggedor pintu kamar Klarissa BRUKK... BRUKKK... BRUKK...
"Keluar lo Klarissa!" Teriak dino
Klarissa masih setengah sadar membuka pintu kamarnya, Panji, Dino dan Aldy berada didepan kamarnya. Tiba-tiba Panji menapar Klarissa PLAKKK... "Enak lo tidur nyenyak ya... Lo tau tangan Kirana patah!" Teriak Panji
Klarissa diam menatap nyalang ketiga kakaknya "Aku tidak melakukan apa-apa... Kenapa kalian tidak percaya kepadaku!" Teriak Klarissa kesal "Lo marah atau lo iri... Kirana baru kali ini ulang tahunnya dirayakan dari dulu tidak pernah merayakan ulang tahun, kenapa lo lagi-lagi menyakitinya Klarissa!" Tutur dino
Klarissa tersenyum getir "Gue tidak pernah iri atau marah... Tadi malam gue udah pergi, ini yang membuat gue nggak betah berada disini, setiap ada sesuatu gue yang dikambing hitamkan!" Tutur Klarissa
Aldy tertawa "Kenapa lo nggak pergi sekalian... Gue muak melihat muka lo!" Ujar Aldy
Klarissa mengangguk "Oke... Gue akan pergi, jika papa dan mama yang mengusir ku... Aku tidak akan pernah kembali lagi!" Tutur Klarissa
Klarissa menutup pintu kamarnya dengan kencang BRAKKK... ketiga kakak Klarissa terkejut "Brengsek!" Umpat Aldy
Klarissa mengunci pintu kamarnya "Lagi-lagi gue ditampar... Mungkin mereka akan membunuh gue!" Gumam Klarissa
Klarissa bergegas membersihkan tubuhnya untuk kesekolah, setelah selesai memakai seragam handphone Klarissa berdering dari Bima "Hallo sayang... Aku sudah didepan rumahmu!" Tutur Bima
Klarissa "Heemm... Aku akan keluar sayang!" Ujar
Klarissa keluar dari kamarnya "Bun... Klarissa berangkat!" Teriak Klarissa
"Baik Non hati-hati ya!" Ujar bik narti
"Kemana mereka bik?" Tanya Klarissa
"Den panji, den Aldy, dan den dini kembali kerumah sakit non!" Terang bik narti
Klarissa mengangguk lalu keluar dari rumahnya, Klarissa menatap Bima "Ayo sayang!" Teriak Bima
Klarissa tersenyum "Aku tidak tau lagi... Kalau tidak ada kamu bima dan bik narti... Aku tidak akan sanggup hidup seperti ini terus, semoga kalian tetap percaya kepadaku!" Batin Klarissa
Klarissa tersenyum "Iya sayang!" Ujar Klarissa
Bima menatap lekat Klarissa "Kamu kenapa sayang?" Tanya Bima
Klarissa menggelengkan kepalanya "Tidak ada sayang, yuk berangkat!" Ajak Klarissa
Bima mengangguk, Klarissa menaiki motor bima "Sayang... Pegangan aku akan mengencangkan motornya!" Ujar bima
Klarissa melingkarkan tangannya keperut bima, tak lama akhirnya mereka sampai disekolah. Semua siswa memandang bima dan Klarissa"Sayang... Pasti cegilmu patah hati melihatku begini!" Bisik Klarissa
Bima tertawa "Biarkan saja!" Singkat Bima
Klarissa tersenyum lalu turun dari motor Brian, evelyn menatap Klarissa dan Bima diparkiran "Sayang lihatlah dia... Aku tidak yakin kalau kamu tidak ada hubungan apapun dengannya!" Tutur Klarissa melihat kearah evelyn
"Ck... Dia temanku sayang, apa kamu tak percaya padaku?" Tanya Bima
Klarissa mengangguk "Aku percaya sayang!" Singkat Klarissa
Bima memegang tangan Klarissa "Masuk kelas yuk!" Ujar Bima
"Yuk...!" Klarissa menggenggam tangan Bima
Bima tersenyum tak percaya jika Klarissa akan menggenggam tangan Bima didepan umum "Nggak malu lagi?" Tanya Bima
Klarissa memandang laki-laki yang berkata sipit disampingnya "Malunya udah hilang!" Ujar Klarissa terkekeh
Evelyn mengepalkan tangannya melihat Klarissa dan Bima "Brengsek!" Gumam evelyn
Agnes menatap Klarissa dan Bima kesal "Klarissa... Lo lihat saja ntar, Bima akan ninggalin lo!" Gumam agnes