NovelToon NovelToon
BENCONG UNDERCOVER - My Bencong Is Aman-zing

BENCONG UNDERCOVER - My Bencong Is Aman-zing

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Mafia / One Night Stand / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Roman-Angst Mafia
Popularitas:923
Nilai: 5
Nama Author: Yuni_Hasibuan

Nama besar - Mykaelenko... bukan hanya tentang kekayaan.
Mereka mengendalikan peredaran BERLIAN
— mata uang para raja,
Juga obsesi para penjahat.

Bisnis mereka yang resmi. Legal. Tak bernoda
— membuat mereka jauh lebih berbahaya daripada Mafia Recehan.

Sialnya, aku? Harus Nikah kilat dengan Pewarisnya— Dimitry Sacha Mykaelenko.
Yang Absurdnya tidak tertolong.

•••

Namaku Brea Celestine Simamora.
Putri tunggal Brandon Gerung Simamora, seorang TNI - agak koplak
- yang selalu merasa paling benar.

Kami di paksa menikah, gara-gara beliau yakin kalau aku sudah “di garap” oleh Dimitry,
yang sedang menyamar menjadi BENCONG.

Padahal... sumpah demi kuota, aku bahkan tak rela berbagi bedak dengannya.
Apalagi ternyata,,,
Semua cuma settingan Pak Simamora.

⛔ WARNING! ⛔
"Cerita ini murni fiksi, mengandung adegan ena-ena di beberapa bab.
Akan ada peringatan petir merah di setiap bagian — Anu-anu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuni_Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Musuhnya musuh, adalah teman.

***

"Buatku, menikah itu bukan strategi, Pak. Itu moment sekali seumur hidup. Harus alami, lahir dari hati. Kalau sampai Brea tau kita menjebak dia… nggak cuma benci aku, tapi bisa benci Bapak juga.”

Mendengar kata-katanya,,,

Pak Mora terdiam lama, matanya kosong ke lantai. Beberapa detik, ruang tamu itu cuma dipenuhi suara jam dinding. Akhirnya dia angkat wajah, nadanya lebih pelan.

“Ya… kau benar. Mungkin, aku cuma kebawa panik. Aku takut kejadian hari ini terjadi lagi."

"Aku Sampe mikir, cara cepat bisa beresin semuanya, tapi aku lupa, hal itu malah bisa nyakitin anakku." Matanya menerawang jauh sepersekian detik. Dimitry tersenyum tipis menatap Pak Mora.

"Tapi jujur ya, Aku salut sama kau, Dimitry. Padahal belum dekat kau sama Brea, bahkan ia tak kenal sama kau, tapi kau udah segitu pedulinya sama dia.”

Dimitry tersenyum hangat, tapi matanya serius.

“Aku janji, Pak. Aku bakal deketin Brea pelan-pelan. Pakai cara lebih alami. Kalau perlu, aku nyamar jadi orang biasa juga nggak masalah. Yang penting dia nyaman dulu. Dan… saat dia bilang ‘ya’, kata itu datang dari hatinya sendiri.”

Pak Mora menatapnya lama. Tatapan yang biasanya keras, malam itu lebih lembut.

“Kalau begitu, kupercayakan sama kau ya. Tapi ingat, jangan sampai Brea tau soal obrolan kita haru ini. Aku mau kasih kabar ke ibunya dulu, biar dia juga siap dan nggak kaget.”

Ia bangkit, menepuk bahu Dimitry singkat.

“Aku pamit dulu. Kalau ada perkembangan, aku hubungi kau.”

Dimitry ikut berdiri, mengantarkan Pak Mora sampai depan pintu. Begitu Pak Mora pergi, dia berdiri di teras, lama, menarik napas dalam.

Dia sadar, setelah semuanya, mungkin beban besar akan jatuh ke pundaknya… tapi anehnya, justru itu bikin semangat. Rasanya hidupnya kembali normal. Karena sekarang, dia nggak lagi cuma idola yang mengagumi Brea dari jauh. Dia bener-bener diberi kesempatan jadi penjaga—bahkan mungkin… calon suaminya Brea.

***

Di rumah, jarum jam baru menunjuk pukul tujuh pagi.

Mayang masih duduk di sisi ranjang, tangannya sibuk mengusap kening Brea yang panas dingin.

“Ya Allah, Yah… Anak kita kok bisa sampai demam tinggi gini sih? Dia diapain sama Renggo itu?” suara Mayang bergetar, setengah panik.

Pak Mora menggaruk kepala, jelas kelihatan salah tingkah.

“Aku juga nggak tahu pasti, Mayang. Brea belum cerita banyak. Dia cuma bilang, Renggo sama anak buahnya mau bawa dia ke Gorontalo. Tapi… karena mereka sadar kami udah gerak cepat buat nyergap, akhirnya mereka bikin rencana kabur itu.”

Mayang menoleh cepat, alisnya mengernyit.

“Lho… kok bisa? Dari mana Renggo tau kalian mau nyergap?”

Pak Mora menarik napas panjang, wajahnya mengeras.

“Itu juga yang bikin kami heran. Sepertinya ada yang bocorin info. Aku curiga ada orang dalam.”

Mayang membelalak.

“Hah? Orang dalam? Maksud Ayah… ada yang sengaja kasih tahu ke mereka?”

“Ya, kemungkinan begitu. Tapi itu nanti tugas tim buat selidiki. Sekarang yang paling penting, kita fokus dulu sama anak kita,” ucap Pak Mora, nadanya lebih lembut saat menatap Brea yang terbaring pucat.

Ia menghela napas panjang, suaranya merendah.

“Untung ada Dimitry. Dia yang gerak paling cepat. Dia yang atur strategi, sampai nemuin lokasi Brea. Kalau nggak… mungkin kita udah kehilangan anak kita, Mayang.”

Begitu nama itu keluar, Mayang langsung menoleh tajam.

“Dimitry? Dimitry siapa lagi, Yah? Kok dari kemarin Ayah sering banget nyebut nama itu. Jangan bilang… artis internasional itu?” Mayang melipat tangan di dada, sorot matanya curiga.

Tadi saloka juga bilang, kalau Dimitry si artis itu, tiba-tiba datang ke TKP penyergapan.

Tapi Pak Mora malah nyeletuk sekenanya, "Lha emang ada Dimitry lain yang ku kenal?"

Mayang pun kebingungan,,,

"Dari mana Ayah bisa kenal dia?"

"Panjang ceritanya. Tapi sekarang, ayo kita keluar dulu. Aku perlu ngomong sesuatu yang penting sama kau." Pinta Pak Mora pada istrinya.

Membawa rasa penasaran, Mayang akhirnya menuruti permintaan suaminya. dan mushola kecil di pojokan, jadi saksi bisu Pak Mora menyampaikan kabar paling mengejutkan.

Mayang langsung berdiri, tangannya dia letakkan di dada saking terkejutnya ia..

"Astaghfirullah, Ayah! Kau jangan bikin ulah lagi kenapa sih? Kalau anak-anak komplek lihat Brea nikah sama artis bujang tajir itu, bisa langsung heboh."

"Dan lagi, apa iya Brea anak kita bakal mau? dia baru batal menikah, Yah. Masalah sama tunggangan aja blm kelar, dan makin besar sampai dia di culik segala. masa iya ayah sudah mikirin mau nikahkan dia?"

Pak Mora cuma cengar-cengir, tapi jelas ada yang dipikirin.

Dia tarik napas, berat.

"Aku memang harus ngomong jujur sama kau kayaknya, Mayang.."

"Dimitry itu, nggak cuma artis internasional. Tapi keluarga aslinya ada yang di Rusia sana jauh lebih kaya. Punya tambang berlian, pabrik cuting berlian, dan mengurusi pemasaran berlian."

Mayang makin terperangah,,, Dan Pak Mora malah menambah rasa terkejutnya lagi.

"Dan asal kau tau ya,,, Renggo itu, musuh besar keluarga Dimitry. Masih di cari, dia di buru sama mereka sampai sekarang. Makanya aku kepikiran buat menerima tawaran pernikahan itu. Dengan kata lain, kita ini harus bersekutu sama musuhnya musuh kita."

Deg—

Mayang langsung ngefreeze.

"Njkah, sama anak musuhnya kita??!" suaranya naik satu oktaf.

"Ya Allah, Ayah. Kau jangan asal lempar bom gini dong. Anak kita itu baru aja pulang dari neraka, masa langsung mau dijeblosin ke pelaminan?!"

Pak Mora buru-buru melambaikan tangan.

"Bukan maksudku gitu. Aku juga terpaksa. Tapi kalau dipikir-pikir, tawaran Dimitry itu memang masuk akal juga. Kau sendiri tahu, Renggo masih berkeliaran. Brea masih dalam bahaya. Kalau sudah masuk keluarga Mykaelenko, dia bakal dapat perlindungan penuh. Siapa yang berani sentuh dia?"

Mayang jelas belum bisa terima ide itu mentah-mentah.

"Perlindungan apanya, Yah? Itu anakmu manusia, bukan brankas emas! Kau kira gampang apa, jadi istri orang kaya kelas dunia? Tekanan mentalnya bisa bikin depresi!"

Pak Mora mangap-mangap, nggak bisa langsung bantah.

Dalam hati dia tau, Mayang ada benarnya juga.

Tapi Dimitry tadi… sumringah banget waktu ngomong. Matanya terang, jelas bukan sekadar basa-basi. Ada janji di sana, perasaan yang tulus, yang pak Mora yakin, pasti akan di tepati.

"Aku ngerti, Mayang. Tapi yang ku lihat, Dimitry ini jelas beda dari anak-anak kaya lainnya. Tadinya aku mau pakai cara jebakan supaya Brea nggak bisa nolak pernikahan itu. Tapi Dimitry nggak mau. Katanya dia bakal deketin Brea secara alami. Nyamar jadi orang biasa juga dia rela."

Mayang melotot, antara kesal dan nggak percaya.

"Nyamar? Ya Allah, kayak sinetron FTV aja yah. Kau yakin anakmu nggak makin pusing kalau tahu semua drama ini?"

Pak Mora mendesah. "Aku juga bingung, Mayang. Tapi kau liat sendiri kan, anak itu tulus banget. Padahal dia bisa nikah sama siapa aja. Kenapa harus sama anak kita? Itu yang bikin aku mikir keras."

Mayang akhirnya terdiam. Matanya lurus mengarah ke pintu kamar Brea,,, wajahnya lembut penuh iba.

"Kasihan anak kita loh Yah… hidupnya udah cukup berliku. Jangan sampai kita salah langkah lagi, Yah. Kalau memang Dimitry serius, biarin dia buktikan dengan cara yang wajar. Jangan ada jebakan, jangan ada paksaan. Biar Brea sendiri yang menentukan."

Pak Mora manggut-manggut.

Tapi dalam hati, dia sedang ngebatin: entah suka atau nggak, Brea harus tetap nikah sama Dimitry.

Titik.

***

1
Xavia
Jelek, bosen.
Yuni_Hasibuan: Boleh di skip ya say.

Lain kali, lebih baik diam daripada dapat dosa, karena menghina karya orang lain.
total 1 replies
Esmeralda Gonzalez
Aku suka banget sama karakter tokoh utamanya, semoga nanti ada kelanjutannya lagi!
Yuni_Hasibuan: Sip,,,,
Terimakasih banyak Say.
Tetep ikutin terus.. Ku usahakan baka update setiap hari.


Soalnya ini setengah Based dari true story. Ups,,, keceplosan.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!