NovelToon NovelToon
Istri Lemah Kesayangan Presdir

Istri Lemah Kesayangan Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Janda / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:170.1k
Nilai: 5
Nama Author: Lunoxs

Seumur hidupnya Anne selalu hidup dalam tekanan, dia tumbuh menjadi gadis lemah dan penakut. Kata-kata andalannya hanya satu, "Maafkan Saya."
Anne percaya hanya kata maaf yang mampu membuat hidupnya selamat.
Hingga sebuah peristiwa membuatnya terjebak dengan seorang Presdir dingin, Jackson Wu.
"Maafkan Saya, Tuan. Saya mohon jangan pecat Saya. Saya mohon maaf."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ILKP Bab 22 - Minumlah Jika Mau

"Kamu sudah kembali An?" tanya Jackson dari arah ruang kerjanya, dia mendengar suara pintu yang terbuka. Suara yang sudah dia tunggu-tunggu sejak tadi.

Jackson memang sengaja tidak mengunci pintu agar Anne bisa masuk dengan leluasa setelah mengelilingi rumah bersama Estella.

Setelahnya Jackson bahkan bangkit dari duduk dan menyambut kedatangan sang istri, tapi alangkah jengkelnya saat melihat yang datang bukanlah Anne melainkan si parasit, Deinara.

Tak sampai di sana, Deinara bahkan menggunakan baju yang sangat tidak pantas bagi Jackson. Sebuah baju tidur yang nampak seperti pellacur, jika jubah yang dipakai oleh Deinara dilepas, Jackson yakin wanita itu akan seperti terlihat tengah telanjjang.

Bukannya merasa tergoda Jackson justru jijik sendiri, sebab mereka tak memiliki hubungan apapun. Tak ada sedikitpun ketertarikan.

"Keluar," titah Jackson detik itu juga, masih berusaha untuk menahan amarah agar tidak pecah.

"Aku datang hanya untuk mengantarkan mu kopi, Jack."

"Keluar," ucap Jackson sekali lagi, menunjukkan betapa dia tak ingin sedikit pun menghabiskan waktu dengan Deinara.

Namun bukannya menuruti keinginan Jackson, Deinara justru melanjutkan langkahnya yang terjeda, berjalan menuju meja sofa dan meletakkan kopi yang dia bawa di sana.

"Kenapa kamu selalu marah-marah padaku, padahal aku sedikit pun tidak membuat masalah," ucap Deinara, bicara tanpa melihat Jackson karena dia sedang meletakkan kopi.

"Diantara kita berdua harusnya aku yang marah, karena tiba-tiba kamu membatalkan perjodohan kita," ucapnya lagi yang sudah berdiri tegap dan menatap ke arah Jackson.

Dei menatap dengan sorot mata intens, tatapan penuh cinta yang dia berikan, juga memasang wajah memelas agar setidaknya sedikit saja Jackson merasa iba padanya.

"Keluar sebelum aku marah, Dei," ucap Jackson, tangan kanannya sudah terkepal kuat.

"Baiklah, aku akan keluar," jawab Deinara, namun sebelum melangkah pergi dia terus menatap Jackson dengan lekat. Seolah ingin menggoda dengan tatapannya, tapi pria yang digoda nampak sedikit pun tidak terpengaruh.

'Apa lagi yang bisa kulakukan untuk mendapatkan mu, Jack?' batin Deinara. Terpaksa dia mulai melangkahkan kakinya untuk keluar. Menggunakan cara seperti ini memang tidak bisa dalam satu malam, Deinara bisa memahaminya. Apa yang harus dia lakukan hanyalah tidak berhenti mencoba.

Deinara keluar dan menutup pintu secara perlahan, sesuai dengan rencana disaat itu bertepatan dengan Anne yang kembali ke kamar.

Deg! Anne yang tak tahu apa-apa jadi terkejut melihat pemandangan tersebut, Deinara yang keluar dari kamarnya dengan menggunakan baju yang sangat seksi di mata Anne.

Terlebih Deinara sengaja menurunkan sedikit jubah bajunya, menambah kesan seolah beberapa saat lalu dia telah bermesraan dengan Jackson.

Deinara kemudian tersenyum, melangkah mendekati Anne yang terpaku di tempatnya berdiri.

Semakin dekat Deinara, maka Anne pun semakin menurunkan pandangannya. Hingga yang pertama kali Anne lihat adalah kedua kaki Deinara yang telah berhenti di hadapannya.

"Angkat kepalamu, jangan terus menunduk seperti wanita bodoh," ucap Deinara, dia benci sikap sok polos Anne.

Namun ucapan Deinara tersebut justru membuat Anne semakin tak berdaya, dia terus menunduk tak tahu harus berbuat apa.

"Apa kamu tahu? Jackson memanggil ku di saat Estella mengajakmu pergi," ucap Deinara lagi. "Dan dia suka wanita berpenampilan seksi seperti aku ini, bukan wanita kampungan seperti dirimu," ucapnya dengan sengit.

Di saat Anne masih terdiam, Deinara pun lansung pergi dengan suasana hatinya yang tengah senang.

Keluar dari kamar Jackson dan disaksikan oleh Anne membuatnya sudah merasa menang. Tidak penting status Istri, yang paling penting adalah siapa yang paling dibutuhkan.

Huh! Anne menghela nafasnya dengan kasar setelah Deinara pergi, tadi dia seperti kesulitan bernafas.

Baru bisa memikirkan apa yang baru saja terjadi. Deinara keluar dari kamar Jackson dengan menggunakan lingerie.

'Benarkah Jackson memanggil Deinara? tapi kata Jackson dia membenci wanita itu,' batin Anne.

Namun setelahnya dia tak ingin banyak memikirkan hal tersebut, dengan langkah yang sedikit ragu Anne akhirnya mengetuk pintu kamar sang Presdir.

"Kak, ini aku Anne," ucap Anne, tak ingin langsung masuk karena takut mengganggu privasi Jackson.

Bagaimana jika ucapan Deinara benar, bahwa wanita itu baru saja dipanggil Jackson untuk datang ke kamar ini.

Dan tadi Deinara keluar dengan jubahnya yang terlihat berantakan, bagaimana jika tadi dalam mereka anu-anu?

Anne bukan wanita yang tak tahu apa-apa, Anne bisa memahami tentang hubungan dua manusia dewasa.

Dan bagaimana jika di dalam Jackson tengah polos, belum memakai baju apapun setelah pertemuan itu?

Sungguh, kini Anne tak tahu ucapan mana yang harus dia percaya.

Deinara atau Jackson.

Saat pintu kamar terbuka Anne berjangkit kaget karena terlalu banyak berpikir.

"Astaga," kaget Anne seraya menyentuh daddanya yang tiba-tiba bergemuruh.

"Kenapa harus mengetuk pintu? Harusnya kamu langsung masuk saja," ucap Jackson, melihat Anne membuat amarahnya pada Deinara jadi hilang entah kemana.

Anne tidak langsung menjawab, dia memperhatikan penampilan Jackson dari atas sampai bawah, tapi Jackson masih terlihat rapi, bahkan masih menggunakan baju yang tadi.

'Ya ampun, apa yang aku pikirkan,' batin Anne, tanpa sadar dia sempat berpikir bahwa Jackson dan Deinara baru saja iya-iya.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Jackson, dia mulai bisa memahami Anne. Jika diam saja seperti itu berarti Anne tengah berpikir.

"Ti-tidak ada, Kak."

"Ayo masuk, pasti lelah setelah berkeliling dengan Stella. Apa dia membuatmu kesulitan?" tanya Jackson, seraya memberi isyarat agar Anne segera masuk. Setelahnya Jackson pun menutup pintu, bahkan tak lupa menguncinya.

"Tidak Tuan, Stella terlihat baik," balas Anne, dia sadar pintu telah terkunci jadi kembali ke mode profesional, tidak memanggil Jackson dengan sebutan Kakak, tapi Tuan.

Jackson yang menyadari akan hal itu jadi sedih sendiri, sebuah panggilan yang seperti jarak sesungguhnya diantara mereka.

"Bukankah kita sudah berteman, kenapa masih memanggil ku Tuan?" tanya Jackson.

Langkah Anne jadi terhenti saat mendengar pertanyaan tersebut. Karena Jackson terus menatapnya jadi kini Anne beranikan diri untuk membalas. "A-apa teman tidak boleh memanggil tuan?" tanya Anne pula.

Meski masih ada ketakutan tapi Anne terus memberanikan diri untuk menatap, dia harus bisa menahan diri untuk tidak menunduk.

Terlebih Jackson pun menatapnya dengan tatapan teduh, bukan tatapan intimidasi.

Dilihat oleh Anne, Jackson yang menggeleng kecil. "Tidak boleh, teman tidak boleh memanggil Tuan."

"Se-seperti itu ya ... Baik, kalau begitu saya tidak akan memanggil Anda tuan lagi."

"Teman juga tidak bicara formal, gunakan aku dan kamu."

"Baik," jawab Anne patuh. "Apa boleh aku duduk?" tanya Anne kemudian.

"Duduklah," balas Jackson dengan menghela nafas kasar, bicara dengan Anne juga membuat tenaganya habis. Tapi lebih baik bicara dari pada menghadapi Anne yang diam dan menunduk.

"Tuan eh Kak, apa ini kopi milik Kakak?" tanya Anne saat melihat segelas kopi di atas meja. Tepat di depan sofa tempat biasa dia tidur.

"Hem, tapi aku tidak ingin meminumnya. Minumlah jika mau."

"Baik."

1
Hafifah Hafifah
g apa" deh yg ditatap hidungnya si deinara asalkan kamu bisa melawan nih wanita g tau malu yg terang"an ingin merebut suamimu
Hafifah Hafifah
kenapa kamu g nikah aja ama Andreas kalian pasti cocok tuh
Hafifah Hafifah
wah pedes amat ya omongannya.seharusnya lw deinara punya malu dia akan angkat kaki dari rumah Jackson
Hafifah Hafifah
👍👍👍👍 nah itu baru bener An jauhkan pelakor dari suamimu
Hafifah Hafifah
si Anne udah mulai nunjukin kepemilikannya nih
Hafifah Hafifah
kenapa kamu natap hidungnya sih An kenapa g matanya aja
Hafifah Hafifah
🤣🤣🤣🤣 jadi pesonamu g mempan buat Anne ya jack
Abigail Chavali
Makanya mulai sekarang buang kebiasaan menunduk saat bicara ya Anne, apalagi suami tampan kaya raya di tatap ya
Hafifah Hafifah
🤣🤣🤣🤣 salah besar kamu berharap si Anne akan tersipu malu Jack yg ada dia biasa aja
Hafifah Hafifah
hemmm udah mulai gombalnya nih 🤣🤣🤣
Hafifah Hafifah
nah itu tau makanya nurut ama jackson
Riri
wah... Daebak
sum mia
good Anne.... ada kemajuan lagi kamu , lawan aja terus si pengganggu tak tahu diri itu . pokoke jangan kasih celah lah .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Mutiah Hanafi
hayoooo...
mau apa....
jumirah slavina
ya memang Kakak'mu itu cinta... gimana donk


🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rita Lnfy
lucu
Hanima
/Good//Good/
sitimusthoharoh
pokoe sekarang semua orang yg terlihat hanya hidunge aj y an.wkwkwkwk
lanjut
Herman Lim
bgs Anne kamu pasti BS taklukan semua nenek lampir di rmh tuh
Herman Lim
Auh Auh meleleh aku bang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!