Terpaksa Kembali

“Aku nggak setuju, Rin! Lea belum sembuh total, kamu jangan ambil resiko. Udah, bertahan aja di sini sampai Lea benar-benar sehat!”

Dengan tegas Leon menyatakan ketidaksetujuannya. Yang Leon khawatirkan bukan hanya anaknya, tetapi juga Rindu. Leon tidak bisa hidup berjauhan dengan wanita itu lagi.

Namun, Rindu seperti tidak paham dengan maksud Leon. Dia tetap teguh pada pendiriannya.

“Di Jakarta juga ada rumah sakit besar, aku bisa memeriksakan Lea di sana.”

“Tapi, Rin.”

Lalu Rindu tersenyum dan berkata, “Aku udah mempertimbangkan ini dengan matang, Leon. Kamu juga tahu kan aku sangat menyayangi Lea, jadi nggak mungkin aku mengabaikan kesehatannya. Udah, kamu tenang aja, Lea akan baik-baik saja di sana.”

‘’Udah-udah, ayo makan dulu. Nanti keburu dingin,” ucap Vallen. Lalu dia menatap Leon sambil melotot, memberi kode pada laki-laki itu agar diam.

Akhirnya mereka pun tidak berdebat lagi. Leon dan Rindu kembali menyuap makan malamnya sampai habis tak tersisa. Begitupun dengan Vallen yang juga menghabiskan makanannya.

Kemudian dengan inisiatifnya, Vallen pergi membawa Milea bermain di ruangan yang lain. Wanita itu memberikan kesempatan pada Leon dan Rindu untuk bicara serius.

“Jangan pindah ya, di sini aja. Aku nggak bisa jauh dari kamu dan Lea,” ucap Leon ketika sudah berdua saja dengan Rindu.

Leon sangat berharap Rindu mau mengubah keputusannya. Singapura-Jakarta cukup jauh, tidak bisa pulang pergi setiap hari. Waktunya akan habis di jalan. Apalagi jika nanti di kantornya banyak pekerjaan, pasti lebih sulit lagi untuk datang ke kota itu.

‘’Aku tetap pindah, Leon. Aku nggak mau terus-terusan merepotkan Vallen. Udah terlalu banyak dia bantuin aku,” kata Rindu sambil menunduk.

“Kalau gitu pindah ke apartemenku saja. Aku yakin nanti Lea malah lebih senang. Kita bisa hidup bersama dalam satu atap, seperti impian dia. Iya kan?”

“Itu malah nggak mungkin. Aku nggak mau.” Rindu menjawab dengan cepat. Enak di Leon kalau mereka tinggal bersama, bisa lebih bebas melakukan ini itu. Nanti kejadian yang dulu bisa-bisa terulang lagi.

Leon mendeesahkan napas kasar. Dari dulu sampai sekarang Rindu tetap keras kepala, begitu sulit diluluhkan. Akhirnya dengan penuh harap, Leon kembali mengatakan niatnya untuk menikahi Rindu. Dia juga menjelaskan betapa dia mencintai wanita itu dan berjanji akan selalu membahagiakan dia.

Namun, hal itu juga belum cukup untuk meyakinkan Rindu. Rasa trauma dari masa lalu belum sepenuhnya sembuh, jadi Rindu belum berani melangkah lebih jauh, apalagi dengan orang yang sama.

“Kita belum lama bertemu setelah berjauhan tanpa kabar selama bertahun-tahun. Pertemuan dan kebersamaan kita dalam beberapa waktu terakhir ini juga karena Lea, bukan karena keinginan kita masing-masing. Aku nggak mau kalau nantinya kita malah menyesali keputusan yang buru-buru ini,” ucap Rindu sambil menatap Leon.

Kemudian Leon mengusap wajahnya dengan kasar. “Aku nggak akan menyesal menikah denganmu, Rin, karena memang itu yang aku mau. Aku juga akan berusaha sebaik mungkin agar kamu nggak menyesal menikah denganku. Rin, Lea butuh kita. Cobalah pikirkan lagi.”

“Aku tahu Lea butuh kita, tapi nggak harus menikah juga, kan? Kita bisa merawat dia bersama-sama, kayak yang kita lakukan kemarin. Leon, meski aku pindah ke Jakarta, aku nggak akan membatasi kamu untuk ketemu dia. Kamu akan tetap menjadi ayahnya meski kita nggak nikah.”

“Tapi, beda, Rin.” Leon masih kurang terima dengan keputusan Rindu. Dia ingin wanita itu bersedia menikah dengannya dan hidup bahagia bertiga.

“Kalau kamu memang mencintaiku, tolong mengertilah! Aku butuh waktu, Leon. Aku nggak mau buru-buru. Aku nggak mau salah ambil langkah. Kalau memang jodoh, pasti suatu saat kita bisa bersama. Dan alasan kebersamaan itu adalah kita sendiri, bukan hanya Lea. Pernikahan itu butuh persiapan yang matang, Leon. Pahami itu!” Kemudian, Rindu bangkit dan meninggalkan Leon sendirian di meja makan. Dia memilih menyusul Vallen dan Milea karena dirasa sudah cukup menjelaskan semuanya pada Leon.

‘Aku pindah untuk mencari ketenangan sendiri. Aku butuh ruang untuk menyembuhkan trauma ini dan belajar membuka hati lagi. Kalau aku tetap di sini dan berdekatan denganmu, akan lebih sulit melupakan malam itu. Kuharap kamu ngerti dan nggak mendesak lagi, Leon.’

***

Bagi votenya dong gaess. Nikahin si Leon sama Rindunya nunggu rame aja, kalau gak rame, aku nikahin Rindu sama Evans 🤣🤣🤣