NovelToon NovelToon
Ibu Susu Untuk Anak Mafia Dingin

Ibu Susu Untuk Anak Mafia Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Mafia / Ibu Pengganti / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu / Ibu susu
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mom Ilaa

Bayinya tak selamat, suaminya berkhianat, dan ia bahkan diusir serta dikirim ke rumah sakit jiwa oleh Ibu mertuanya.

Namun, takdir membawa Sahira ke jalan yang tak terduga. Ia menjadi ibu susu untuk bayi seorang Mafia berhati dingin. Di sana, ia bertemu Zandereo, bos Mafia beristri, yang mulai tertarik kepadanya.

Di tengah dendam yang membara, mampukah Sahira bangkit dan membalas rasa sakitnya? Atau akankah ia terjebak dalam pesona pria yang seharusnya tak ia cintai?

Ikuti kisahnya...
update tiap hari...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11 #Tidak Pernah Jelek

Lengan kanan Zander mendadak ditarik oleh Balchia agar Sahira tidak dekat-dekat dengan suaminya.

“Sayang, kenapa kau pulang bersama wanita ini? Kau harus tahu, dia pasien rumah sakit jiwa. Usir dia sebelum penyakitnya tertular ke anak kita…” Sambil bergelayut manja di samping Zander, jari telunjuk kiri Balchia tertuju ke arah Sahira yang tertunduk sedih.

“Pasien rumah sakit jiwa? Bagaimana Anda tahu soal itu, Nyonya?” tanya Hansel heran. Ia yang sudah memastikan latar belakang Sahira melalui biodatanya, tak menemukan catatan Sahira pernah masuk ke sana.

Pertanyaan Hansel tepat sasaran, karena itu yang juga ingin ditanyakan oleh Zander dan Sahira. Sahira masih ingat betul, Rames tak pernah memberitakan tentang perceraian dan kasusnya itu ke publik, jadi bagaimana Balchia tahu? 

Balchia tahu tentu dari Julian, namun sekarang ia tak tahu bagaimana menjelaskannya pada mereka. Kalau Balchia jujur, maka rencananya pasti akan hancur berantakan.

“Aku kenal suaminya! Dia pernah ceritaku kepadaku kalau istrinya gila, terus dikirim ke rumah sakit jiwa. Dia pasti ke sini mau bikin rumah tangga kita hancur, sayang. Atau bisa jadi dia mau menculik anak kita,” cerocos Balchia dengan segala alasannya.

Zander mendengus, melepaskan secara paksa tangan Balchia dari lengannya, lalu ia bertanya, “Kau kenal Rames dari Ra-Beauty? Kenal dari mana?” Dan menatapnya dengan selidik.

Sahira yang diam di sana meremat jemari tangannya, ia semakin kecewa pada Rames yang dekat ke semua wanita. “Apa dia juga mantan Rames dulu?” pikirnya. 

“Di-dia teman sekolahku dulu, sayang. Kami tak sengaja bertemu di acara amal sebelum aku melahirkan, kau ingat, kan?”

“Tidak!” jawab Zander, jelas tak ingat karena tak pernah ke sana. Yang datang ke acara itu hanya Mauren dan Daren, serta Balchia. Tetapi memang Rames pernah ke acara itu untuk mencari peluang bisnis baru.

“Cih, inilah kenapa aku sering ngambek, kau selalu lupa apa yang terjadi padaku,” celetuk Balchia bersedekap dada.

“Terserah, aku nggak peduli!” ucap Zander, menatap Hansel. “Hans, bawa semua barang Sahira ke kamarnya.”

“Eits… dia tidak boleh masuk!” Larang Balchia merentangkan kedua tangannya sebelum Hansel dan Sahira melewati pintu.

“Kenapa, Nyonya?” tanya Hansel.

“Dia sudah dipecat sama Kakek! Dia nggak boleh kerja lagi di sini,” sergah Balchia melirik jijik ke Sahira yang menimang bayinya. Tetapi, Zander mendorong kedua tangan Balchia, lalu Bos Mafia itu menarik pergelangan tangan Sahira.

“Zander!” teriak Balchia ke Zander yang membawa Sahira dan sengaja mengabaikan ucapannya. Hansel pun buru-buru mengejar Bosnya daripada dimarahi wanita galak itu.  

Balchia segera berlari ke kamar Raymond agar mantan Bos mafia itu mengusir Sahira lagi. Tapi Raymond sedang tidur siang, tidak bisa diganggu. “Arghh… lama-lama aku yang sinting di sini!” umpat Balchia.

“Tuan, apa tidak apa-apa saya kembali ke sini? Bagaimana jika Tuan Besar kembali usir saya?” tanya Sahira melihat ke bawah, mulai takut dibentak, dihina lagi oleh Tuan Raymond.

Zander mengambil dua langkah, berdiri tepat di hadapan Sahira. “Nggak usah takut, saya sendiri yang akan melindungimu.”

Hansel yang mendengarnya, hanya bergidik geli. Zander seperti pahlawan kesiangan yang menginginkan simpati dari Sahira.

Sahira mendongak, hingga netra mereka tak sengaja bertemu. Tapi detik kemudian, Sahira menunduk lagi, malu ditatap sedekat itu.

“Terima kasih, saya akan bekerja dengan baik, Tuan!” ucap Sahira membungkuk setengah badan lalu melirik ke bayi girlnya yang sudah tidur pulas di kasur.

“Oh ya, nama anak Mbak Sahira siapa?” tanya Hansel penasaran, karena dari kemarin Sahira tak menyebutkan nama bayinya.

“Beby Zaena! Itu, namanya!” seru Zander sebelum Sahira bicara. 

“Hm, nama yang bagus, Mbak!” puji Hansel tersenyum ke Sahira namun kemudian Hansel mengatup mulutnya saat Zander menatapnya tajam.

“Cih, nama dariku tidak pernah jelek!” kata Zander membuat Hansel mengerutkan dahi.

“Ha? Maksudnya, Tuan Bos yang kasih nama bayi ini? Kenapa begitu?” Hansel menunjuk ke beby Zaena yang tiba-tiba mengulas senyum. Seolah, ia bisa mendengar dan senang diberi nama itu oleh Zander.

“Suaminya tak sudi beri nama untuk anaknya. Jadi, biar saya saja yang kasih nama. Tidak apa-apa kan, Sahira?” Tatapan Zander beralih ke Sahira yang mengangguk kecil. Zander tersenyum, ia senang Sahira menerimanya.

Hansel diam, ia tak percaya Bos mafia berhati es itu bisa memperlihatkan senyumnya yang langkah pada Sahira.

“Kalau ada orang yang mengganggumu, lapor padaku langsung.” Lalu, Zander menyerahkan iphone baru ke Sahira. Sahira melongo karena ia tahu betul harga iPhone itu mahal. Bahkan Rames saja belum tentu mau membelikan untuknya. Baru sehari bekerja, Sahira sudah dapat iphone baru. Hansel juga tak habis pikir Zander lebih perhatian ke Sahira ketimbang Balcia yang tak pernah dapat hadiah Bosnya.

Setelah itu, Zander mengajak asistennya itu pergi ke markasnya. Mendengar kata “Markas” membuat Sahira penasaran apa sebenarnya pekerjaan Zander? Apa dia polisi? Tentara? Atau pengusaha? Tapi keluarga Raymond lebih dikenal sebagai pembisnis terhebat di dunia.

Kalau bekerja sebagai pengusaha, harusnya Zander ke kantor, tapi kok ke markas? Itulah yang dipikirkan Sahira.

“Ah sudahlah, mending aku istirahat dulu di samping beby Zaena-ku.” Kecup Sahira ke pipi beby Zaena dan memeluknya dengan lembut.

“Oekk… oekk…”

Belum ada dua menit matanya terpejam, ada suara tangis bayi terdengar entah di mana. Sahira menengok bayinya, tapi beby Zaena masih tidur. Lama-lama, tangisan bayi itu kini semakin dekat. Dan, akhirnya Sahira bisa tahu suara itu berasal dari beby Zee yang kini ada di depannya bersama Mauren.

“Sahira, saya senang sekali kau kembali lagi ke sini. Apa kau bisa menenangkan beby Zee? Dari tadi dia nangis terus, saya jadi bingung,” pinta Mauren menyodorkan beby Zee. Sahira mengambilnya dan dalam hitungan detik, bayi itu langsung diam. Mauren menghela napas tapi kemudian beby Zaena tiba-tiba membuka matanya dan mulai rewel juga.

“Sahira, kau su-sui dulu beby Zee, biar saya yang urus bayimu.” Mauren mengambil beby Zaena. Ajaibnya, beby Zaena langsung tenang.

“Oh, sepertinya dia menyukaiku, Sahira, haha.” Mauren tertawa, senang rasanya bisa gendong bayi perempuan imut itu, ini pertama kali bagi Mauren menggendong bayi perempuan. Jelas, bayi adalah makhluk suci yang sensitif dan peka, tahu mana baik dan jahat.

Sontak, Mauren berbalik badan saat terdengar tangisan Sahira. Mauren terkejut melihat Ibu Susu cucunya itu terisak.

“Ada apa denganmu, Sahira? Apa cucuku menggigitmu terlalu keras?” tanya Mauren lalu duduk di sebelah Sahira. 

Sahira menggeleng. Ingin bicara, tapi hatinya bergejolak luar biasa. Serasa ingin meluapkan semua perasaan yang ia pendam. Ia masih ingat betul, Marisa, Ibu mertuanya yang tak mau menggendong Beby Zaena dan ucapan Marisa yang menyakitkan. “Dia berkata, bayi perempuan itu hanya aib bagi keluarganya.” Makanya, saat melihat Mauren menggendong beby Zaena, air matanya tak bisa ditahan lagi.

Mengetahui penderitaan Sahira, mata Mauren mulai basah. Dengan lembut, Mauren memeluk Sahira. “Tidak apa-apa, Nak. Di sini kau akan dihargai. Tante yang akan melindungimu dari mereka.”

“Cih! Aku harus menyingkirkan dia segera mungkin!” batin Balchia yang menguping diam-diam di luar. “Tapi bagaimana aku melakukannya kalau dia ada di sini?” pikirnya bingung mengatur rencana karena keamanan rumah itu sangat ketat. Cctv terpasang di mana-mana dan ada banyak mata yang bisa melihat perbuatannya.

“Kau ini jenius Balchia! Kau pasti punya ide!” desis Balchia terus mondar-mandir di dalam kamarnya membuat pembantu yang bekerja terheran-heran. “Argghh… kenapa sesulit ini!”

Balchia menjambak rambutnya. Pembantu yang melihatnya frustasi sedikit bergidik karena istri majikannya itu memutar kepalanya seperti helikopter~helikopter.

“Kasihan sekali Nyonya Chia. Gara-gara nggak punya ASI, dia mulai gila.”

“Suka bicara dan marah-marah sendirian.”

.

.

Tbc…

1
Yus Nita
jangan mau sahira, mungkin ini hanya jebakan yg di buat Rames dan klrga ny
Yus Nita
siksa dulu, hancur kan karier ny, baru camak kan ke penjara. 😀😀😀😀😀
Yus Nita
dlm mimi sono, zander mencintsi mu peremouan iblis
Yus Nita
syukuriinnn...
percays sama jalang, yg akhir hiduo ny tragis, itu karma. ngejahati sahira, tapi di jahati teman sendiri. 😀😀😀
Yus Nita
gimanadiamau punya asi, jku melahir kan saja tdkpernah. ada masa ny diluman rubah itu akan kena axab ny
Uswatun Kasanah
Lanjut Thor 💪💪🙏🙏🩷🩷🩷
༎ຶP I S C E S༎ຶ: siap kk, update tiap hri 😇 ikuti terus... ya 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!