Sistem Dewa Harem

[Ding]

[Terdeteksi seorang heroine muncul di hadapan anda dalam bentuk virtual]

[Peringatan!!]

[Harap tuan rumah tidak melakukan tindakan gegabah]

Aku mengabaikan peringatan sistem dan lalu aku menatap gadis berambut merah muda dan mengaktifkan fungsi baca.

Nama : Elise Calliope

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 12

Spesies : Manusia

Bakat : 10/10

Kekuatan : Perunggu Tahap Rendah

Julukan : Putri Calliope, Kandidat Putri Perang

Cinta : 0%

Deskripsi : saat ini berharap untuk memenangkan permainan ini, dia suka permen

Kesulitan : SS (berusahalah sebaik mungkin)

'Seperti yang kupikirkan, seorang heroine lainnya yang masuk dalam top 5 dalam daftar target yang susah ditaklukkan, menaklukkannya sangat sulit.

Setelah itu aku melihat ke arah gadis didepanku.

Nama : Tasya Cransmer

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 11

Spesies : Manusia

Bakat : 8/10

Kekuatan : Perunggu Tahap Rendah

Julukan : Si intelektual, Si pintar

Cinta : 0%

Deskripsi : karena kecerdasannya yang tinggi dia memandang rendah orang lain, ingin memenangkan pertandingan ini apa pun yang terjadi.

Kesulitan : AA

'Salah satu heroine lainnya'

Siapa yang mengira kalau di dalam istana ada tempat seperti ini, jika para pemain game mengetahuinya mereka akan melakukan segala cara untuk bisa masuk kesini.

Tasya adalah target heroine lainnya yang harus ditaklukkan, dia mungkin tidak memiliki banyak kekuatan, tetapi kemampuan bawaannya memberinya kecerdasan tinggi.

Dia tangan kanan Elise dalam hal perencanaan, pengorganisasian dan hal lainnya tidak ada yang bisa mengalahkannya.

Setelah memasuki ruangan itu, aku di tatap oleh banyak pasang mata, seakan-akan aku adalah spesimen langka, aku merinding sejenak.

Melihat ke depan aku bisa melihat gadis-gadis di belakang Elise, mereka muncul dalam wujud virtual, jika tebakanku benar maka mereka menggunakan alat sihir proyeksi untuk menampilkan diri mereka di sini.

Papan catur di depanku juga menggunakan koneksi magis yang terhubung ke mereka semua, ketika aku melakukan gerakan, gerakan itu akan terhubung papan catur di hadapan mereka.

Hal ini seperti bermain catur di komputer dengan teman anda, kecuali ini berada pada teknologi berlevel yang lebih tinggi, ketika aku menjalankan teori-teori magis di kepalaku, sebuah suara terdengar

“Invidia, kamu tidak tahu aturannya?, tidak boleh ada laki-laki di sini!"

Terdengar suara dari salah satu layar virtual, aku tidak bisa melihat sosoknya tapi aku bisa menebak kalau dia adalah orang penting.

“Aku tahu, tapi aku tidak akan mengundangnya untuk bergabung, lagipula dia adalah saudaraku”

Invidia menjawab dengan suara menantang

“Invidia, apakah kamu yakin dia bisa membantu kita menang?”

Theresia bertanya dengan ragu, lagipula dia tidak tahu kalau sepupunya ini sangat berbakat dalam catur.

“Yakin, saya yakin”

Theresia kemudian melihat ke arahku yang sedang melihat sekeliling seolah-olah aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku mengerti inti dari apa yang terjadi.

'Sepertinya ini adalah kesempatan yang sempurna untuk bersinar'

“Apa yang terjadi di sini, kakak?”

Aku mengemukakan keraguanku, setelah itu Invidia menjelaskan kepadaku apa yang terjadi dan apa yang harus aku lakukan.

“Jadi aku harus mengalahkan kakak ini dalam catur”

Kataku sambil melihat ke arah Tasya

"itu benar"

Invidia mengangguk, tapi bukannya aku langsung setuju, aku malah melakukan hal lain.

“Tapi kenapa aku harus membantu?”

Pertanyaanku membuat ruangan itu sunyi, gadis-gadis yang tadinya tidak tertarik mulai memperhatikan, lagipula ini adalah pertama kalinya mereka mendengar seseorang berkata tidak kepada mereka.

“Umm? Jadi kamu bilang kamu tidak akan membantuku?”

Theresia bertanya dengan rasa penasaran bukannya marah.

“Aku bisa membantu, tapi kakak tahu apa yang harus kau berikan padaku”

Mendengar perkataanku kakakku terdiam namun kemudian berbicara

“1 minggu”(Invidia)

“Aku maunya 2 minggu"(Zeref)

Aku langsung mengatakan harga yang kuberikan, membuatnya tersentak, tapi setelah berpikir sebentar, akhirnya dia setuju.

“Baiklah, kamu boleh mengambil permenku selama 2 minggu”

Mendengar itu aku melakukan pose kemenangan dan beranjak untuk memainkan permainan catur, namun kemudian Theresia berbicara

“Jadi kamu tidak ingin melakukan apa yang aku mau secara cuma-cuma?”

“Kenapa aku harus mau?”

Mendengar jawabanku yang seharusnya membuat Theresia marah tapi entah mengapa terlihat bahwa dia malah senang.

'Itu benar-benar pengalaman yang berbeda ketika ditolak'(Theresia)

+35 kasih sayang

'Humph…kau gadis kecil aku mengenalmu lebih dari dirimu sendiri'(Zeref)

Aku kemudian beralih fokus ke Tasya yang duduk di depanku yang ekspresinya berubah menjadi lebih buruk.

“Bocah, apakah kau benar-benar berpikir bisa mengalahkanku?”

Aku mengangkat bahuku dan tersenyum padanya

“Entahlah"

Setelah itu kami duduk untuk memainkan permainan, dia membuat langkah pertama, waktu terus berjalan dan kami terus menggerakkan bidak kami, beberapa gadis berkonsentrasi pada permainan.

Permainan itu berlanjut selama 15 menit sebelum aku menempatkan bagian terakhir bidak caturku.

"Sekakmat"

Kesunyian….

Semua orang memasang wajah tidak percaya, terutama Tasya, dia tidak mengerti dimana kesalahannya

“Bagaimana ini mungkin?”(Tasya)

“Permainanmu terlalu sempurna”(Zeref)

Perkataanku membuatnya lengah, semua orang melihat ke arahku, menunggu aku melanjutkannya

“Setiap gerakanmu terorganisir atau bisa dibilang mengikuti aturan seakan-akan sudah ditentukan sebelumnya, tidak ada keunikan di dalamnya sehingga menciptakan keretakan dalam pergerakanmu”

“Karena permainanmu terlalu sempurna, maka kamu tidak memiliki fleksibilitas, maka kamu kalah”(Zeref)

Keheningan sejenak sebelum suara tepukan terdengar, semua orang menoleh ke arah Elise yang bertepuk tangan dengan senyuman di wajahnya.

“Luar biasa, itu benar-benar permainan yang luar biasa”(Elise)

“Theresia, permainan ini aku mengaku kalah"(Elise)

Setelah dia mengatakan itu, yang lain juga mulai bertepuk tangan bersamanya yang kagum dengan permainanku, saudara perempuanku datang kepadaku dan mengacak-acak rambutku.

“Aku tahu kamu akan menang, permenku tidak terbuang sia-sia”

“Itu luar biasa, Zeref, aku berutang budi padamu”(Theresia)

Saat itu juga Tasya berdiri dan menghampiriku, dia hanya sebuah proyeksi dan tidak bisa melakukan apapun padaku, dia datang didepanku dan menunjuk jarinya

“Namamu Zeref, kan? Aku akan mengingatmu, lain kali kita bertanding aku pasti akan menang”

Setelah itu dia menghilang.

“Jangan ambil hati kata-katanya, dia hanya kompetitif”

Elise angkat bicara.

“Saya benar-benar terkejut bahwa ada seorang jenius catur di sini, saya berharap di masa depan dapat bertemu langsung"

Setelah itu aku dengan cepat diusir keluar dari ruangan itu, sambil menggelengkan kepala aku berjalan kembali ke kamar yang dipersiapkan untukku.

'Bila melawan Tasya dalam catur lain kali, aku mungkin akan kalah'

Satu-satunya alasan aku menang melawannya kali ini adalah karena informasiku dari permainan, sebenarnya itu adalah salah satu prasyarat untuk memenangkan kasih sayangnya.

Secara pribadi ada kekurangan dalam gaya permainannya yang digunakan pemain untuk menang melawannya, saya baru saja menggunakan itu, meskipun itu hanya akan berhasil sekali.

Merasa lelah aku masuk ke kamarku dan tertidur.