pernikahan yang terjadi karena kebaikan seorang laki-laki yang ingin menyelamatkan teman perempuannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kholifah NH2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Kesayangan?
Pagi itu Adrian memberikan beberapa kartu debit miliknya tepat ditangan Airin. Jangan tanya bagaimana Airin bereaksi, gadis itu mematung seketika. Adrian pun terkekeh, ia mencubit hidung gadis itu, membangunkannya dari lamunannya.
"Malah bengong? Masih ngantuk lo?."
"Enggak, enggak..."
"Ini punya siapa?."
"Punya lo."
"Eh? Kartu aku nggak sebanyak ini. Aku cuma punya satu."
"Hahaha, Rin, Rin. Lo itu polos atau gimana, sih?..."
"Itu punya gue dan sekarang jadi punya lo."
"Kenapa begitu?."
"Udah, jangan cerewet, ambil aja."
"Aku nggak mau, Adrian." Airin mengembalikan semua kartu itu ditangan Adrian, "Aku nggak perlu ini semua."
"Rin? Jangan nolak? Gue cuma nggak mau lo kekurangan apapun..."
"Pegang semua kartu itu dan berhenti kerja. Okay?."
"Oh? Jadi ini soal kerjaan aku?."
"Ya, apa masalahnya? Buat apa punya suami kaya raya kalo istrinya masih kerja diluar sana?."
"Ck, jangan sombong."
"Haha, bercanda. Lagian lebay banget lo. Gue rasa udah sewajarnya suami kasih apapun yang dia punya ke istrinya? Bener nggak?."
"Tunggu deh, kenapa sih kamu selalu bahas soal suami istri?." Airin bertanya sambil melipat kedua tangannya didada
"Kamu seserius itu ya sama pernikahan kita?."
"Ah, biasa aja. Pokoknya, lo ambil semua kartu itu. Terserah deh lo mau berhenti kerja atau enggak..."
"Yang jelas mulai sekarang, semua punya gue, jadi punya lo juga."
"Wah! Kamu serius? Semua punya kamu, jadi punyaku juga? Beneran nggak, nih?."
"Beneran lah, masa gue bohong."
"Hmm, kalo gitu, termasuk yang itu kan?." Airin mulai jahil, ia melirik kebawah, menatap area terlarang milik Adrian
"Woy? Mesum lo."
"Yahh, yang itu nggak boleh, ya?." Airin berlagak kecewa, bibirnya ia tekuk kebawah untuk menarik perhatian Adrian
"Lo mau?."
Deg Deg Deg, Detak jantung Airin berpacu sangat cepat. Sepertinya ia menyesali semua ucapannya. Kini Adrian tampak mendekat, memperkecil jarak dengannya.
"Ad...Adrian?."
"Hm? Kalo kamu mau, aku kasih."
"Heh? Apa-apaan, sih?."
"Kenapa? Katanya mau? Iya, ini juga milik kamu, Sayang."
Duk, Airin menabrak meja. Posisinya kini terhimpit. Jaraknya dengan Adrian hanya satu centi meter. Ia dapat merasakan hembusan nafas lelakinya itu.
"Adrian? Please."
"Kenapa? Mau sekarang? Atau nanti malam?."
"Aku cuma bercanda."
"Sekarang aja ya, sebelum ke kampus?."
"Stop, Adrian." Airin menahan kedua bahu Adrian, namun laki-laki itu semakin menghimpitnya
"Kiss." Adrian meminta dengan manja, sangat puas menggoda Airin seperti ini.
"Adrian?! Ini menjijikan!." Airin ketakutan, ia mendorong Adrian dan lari terbirit-birit.
"HAHAHA..."
"Emang enak? Makanya, jangan mancing-mancing lo."
•••
"Vina? Mau kemana?." Panggilan Airin dihiraukan sahabatnya yang sedang berlari mengejar Adrian ke arah gedung fakultasnya. Vina ingin meminta penjelasan dari laki-laki yang sejak kemarin sikapnya mulai berubah. Sungguh, itu membuat Vina merasa tidak tenang, ia tidak mau semua usahanya untuk mendekati Adrian berakhir sia-sia.
Tetapi Airin, gadis itu berjalan santai saat membuntuti Vina. Ia tidak mau terlalu ikut campur dalam urusan sahabatnya itu.
"Adrian?! Tunggu dulu!." Vina berteriak dan itu membuat Adrian tidak suka dan mau tidak mau ia harus menghentikan langkahnya
"Apa?."
"Kamu kenapa, sih? Aku manggil kamu dari tadi. Bukannya berhenti, malah jalan terus."
"Gue sibuk."
"Sibuk apanya? Kamu alasan mulu."
Adrian terlihat malas menghadapi Vina, ia terdengar membuang nafas kasar dan memutar bola matanya, "Ada apa sih?."
"Ada apa? Kemarin aku nungguin kamu di kantin. Kamu kemana?."
"Gue sibuk, Vin. Gue ke bengkel."
"Apa nggak bisa sebentar aja ke kantin? Aku udah capek-capek bikin cake lho."
"Kan gue nggak nyuruh lo bikin cake."
"Ya ampun. Aku cuma minta kamu cobain cake nya, apa susahnya sih."
"Yaudah, mana cake nya?."
"Nggak ada, udah aku buang kemarin. Habisnya aku kesal sama kamu."
"Kalo gitu kenapa dibahas? Kan cake nya udah nggak ada?."
"Serius kamu bilang gitu?..."
"Sebenarnya kamu kenapa, sih? Aku ada salah ya sama kamu?." Vina bergelayut manja dilengan Adrian
"Nggak ada." Adrian berusaha melepas tangan Vina yang semakin erat memeluknya
"Lepasin. Gue mau ke kelas."
"Nggak mau."
"Vina?."
"Nggak mau, ih!."
"Jangan bikin gue marah."
"Ck! NYEBELIN!." Vina emosi. Ia mendorong Adrian sampai terhuyung. Dan suara lantang Vina membuat orang-orang disekitar menatap kearahnya,
"Ini semua gara-gara lo." Ucap Adrian saat Airin sudah tiba dihadapannya
"Kok gara-gara aku? Aku baru dateng, lho."
"Iya. Lo berusaha comblangin sahabat lo itu sama gue kan..."
"Sekarang dia jadi kayak gini. Risih gue."
"Terus gimana?."
"Gimana, gimana. Lo pikir aja lah..."
"Pokoknya kalo dia sampe kelewat batas, gue terpaksa."
"Terpaksa apa?."
"Terpaksa kasih tau dia, kalo lo istri gue..."
"Istri kesayangan gue." Bisik Adrian, membuat Airin terbelalak seketika
"Awas aja kalo berani!."
"Ok. Siapa takut?." Adrian menjulurkan lidahnya sebelum pergi meninggalkan Airin.
•••
Udah ya besok lagi...
Tinggalkan jejak seperti biasa okeee lovyuuu guys ♥️♥️♥️
🧑 gak
👧aku cium y
🧑 ok
sumpah ini mereka knpa siihh 😭😭 mood bgt bacanya