NovelToon NovelToon
Gu Xiulan, Harapan Dan Pembalasan

Gu Xiulan, Harapan Dan Pembalasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: samsuryati

Dulu aku menangis dalam diam—sekarang, mereka yang akan menangis di hadapanku.”

“Mereka menjualku demi bertahan hidup, kini aku kembali untuk membeli harga diri mereka.”

“Gu Xiulan yang lama telah mati. Yang kembali… tidak akan diam lagi.”
Dari lumpur desa hingga langit kekuasaan—aku akan memijak siapa pun yang dulu menginjakku.”

“Satu kehidupan kuhabiskan sebagai alat. Di kehidupan kedua, aku akan jadi pisau.”

“Mereka pikir aku hanya gadis desa. Tapi aku membawa masa depan dalam genggamanku.”

“Mereka membuangku seolah aku sampah. Tapi kini aku datang… dan aku membawa emas.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17

Dua hari telah berlalu sejak malam itu

 Sejak rencana jahat itu terdengar jelas di balik pintu kamarnya. Sejak ia memutuskan akan bertarung dengan senyum, bukan air mata.

Sepuluh tahun pengalaman hidup, membuat dia tahu bagaimana memperlakukan kejam, baik untuk orang lain juga untuk dirinya sendiri.

Terlepas dari rencana yang dia buat, perilakunya tidak perlu mencolok. Dia tetap harus menjadi ulan yang penurut lemah dan patuh.

Sejak hari itu untuk pertama kalinya, Ulan mendapatkan semangkuk bubur yang ditambah irisan telur asin dan sayur asin hangat.Sesuatu yang tak pernah ia dapatkan, bahkan di hari ulang tahunnya.

Dulu gadis tidak perlu makan enak mereka bahkan makan sisa.Bahkan Yueqing yang disayang saja harus berdiri ketika makan. tapi hari ini dia mendapatkan keistimewaan.

Ketika ditanya ibu berkata saat ini hanya dirinya adalah gadis di rumah ini satu-satunya ,tidak ada yang lain. ibu merasa bersalah dan ingin menebus semuanya.

Ibunya sendiri yang menyuapinya pertama kali. Sesuatu yang mungkin tidak akan pernah kau dapatkan di dalam dua kehidupan sekaligus.

 “Makanlah yang banyak, Ulan. Kau butuh tenaga.” kata ibu ulan dengan penuh kasih dan sayang.

"anakku sangat cantik dan ibu adalah ibu yang paling beruntung di dunia hum!"kata ibunya lagi dengan penuh senyum.

Tapi ulan tahu jika itu sebenarnya adalah palsu. Meskipun begitu dia masih tersenyum kepada ibu kandungnya sendiri.

Senyum itu dipaksakan, seperti senyum ibu yang tidak sampai ke mata, ibu ulan terlihat lelah tapi pura-pura lembut.

Ulan membalas senyum itu. “Terima kasih, Ibu,” katanya lirih.

Tapi jauh di dalam, hatinya menolak. Senyum itu seperti topeng kayu yang datar, kaku, dan tidak ada hangatnya.

"Ibu? Huh Sejak kapan kau pantas kupanggil begitu?" pikirnya dalam diam. sejak dia mendorongnya ke dalam lubang api wanita di depannya ini tidak layak dipanggil ibu sama sekali.

Ulan juga pernah menjadi ibu dari dua anak, jadi dia tahu bagaimana sakitnya melahirkan dan membesarkan anak-anak. tapi dia tidak akan pernah menjadi ibu seperti ibunya.

Mungkin setelah kelahiran kembali Dia tidak berencana untuk menjadi seorang ibu lagi, tidak akan pernah.

Dia ..Ulan hanya akan hidup untuk dirinya sendiri.

Ia makan perlahan, mulutnya mengunyah dengan sopan, matanya menunduk. Tapi di balik kain baju yang menyentuh lututnya, kedua tangannya menggenggam erat.

Ujung-ujung jarinya memutih, kuku-kukunya nyaris menusuk kulit telapak sendiri.

Semua ini hanya pertunjukan, seperti babi yang perlu di gemuk kan dulu sebelum di sembelih.

Ulan tahu.

Mereka sedang mempersiapkannya seperti barang dagangan yang dipoles, dibersihkan, dihias agar tampak berharga sebelum dikirim ke tangan orang asing.

"Ulan setelah sepupu mau menikah, kau harus banyak istirahat agar kau kelihatan sehat, segar, dan cantik. ibu salah di masa lalu tapi sekarang ibu hanya ingin kau menikah dengan pria kaya di kota agar kau bahagia. itulah cinta seorang ibu jika kau menjadi ibu di masa depan maka kau akan mengerti apa yang ibu katakan hari ini"kata ibu Wulan dengan penuh cinta.

Huh Itu bukan cinta, itu strategi.

Tapi dia bukan lagi Ulan yang dulu. Si bodoh nan polos yang percaya dengan kebohongan ibu kandungnya.

*Baik. Kalian ingin melihat anak yang patuh?"

"Akan kuberikan anak yang paling patuh... agar kalian tidak curiga ketika aku mulai mencabut akar-akar busuk dari hidupku ini satu per satu."

Hari itu, ia tidur lebih awal. dia bahkan bisa berbaring setelah sarapan. betapa indahnya hidup jika terus seperti ini.

Tapi rencana akan dimulai

Dan untuk melawan rencana keluarga, dia harus lebih dingin daripada kebencian mereka. Lebih tajam daripada lidah nenek, lebih licik daripada bisikan sepupunya, dan lebih keras daripada pukulan tangan ayahnya.

Maafkan Ulan Jika dia membalas perlakukan keluarganya dengan cara seperti ini tapi dia masih ingin hidup dan tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama seperti di kehidupan sebelumnya.

Dan untuk mendapatkannya, dia rela jadi kejam, bahkan dia bisa lebih kejam pada dirinya sendiri.

Ibarat kata pepatah berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian. biarkan bersakit-sakit dahulu tapi bersenang-senang kemudian.

Ia berbicara pada dirinya sendiri, dalam bisikan kecil yang hanya bisa didengar oleh jiwanya yang letih.

"Dulu aku mati dalam hina, dalam sunyi, tanpa ada satu pun orang yang peduli. Tapi sekarang aku hidup kembali... dan aku tidak akan membiarkan semuanya terjadi dua kali.”

Ingatan tentang kehidupan lamanya muncul satu demi satu. Dan di antaranya, sosok pria tua yang tak pernah meningkah,dia adik laki-laki kepala desa.

Pria tua itu, selalu dengan kaki pincang dan tangan yang menggantung tak kuat. Wajahnya keras, tetapi matanya menyimpan sunyi panjang. sebelumnya Dia adalah seorang prajurit hebat di masa mudanya. Dia tidak pernah menikah karena menghabiskan waktu di medan perang demi negara.

5 tahun yang lalu dia kembali ke rumah kepala desa dengan kondisi seperti itu. Setelah berjuang lama sebenarnya dia menjadi korban perang yang mengakibatkan dia cacat.

banyak orang yang menyebutkan dia adalah pahlawan bagi negara dan pahlawan bagi desa. tapi sampai saat ini dia kesulitan menemukan pasangan.

bukan hanya karena dia cacat tapi juga karena dia sudah terlalu tua. ngomong-ngomong usianya setara dengan ayah Ulan sendiri.

kata ayah sewaktu kecil mereka berteman baik bahkan pernah memakai celana yang sama.

begitulah.

Orang-orang mengasihaninya, tapi tak ada yang mau menjadi pendampingnya.

“Dulu... ketika aku masih hidup di masa lalu, aku dengar kabar dia meninggal hanya sebulan dari sekarang,” gumam Ulan. “Dia mati sendirian... dan dilupakan.”

pertama kali ide itu muncul di kepalanya Ulan sendiri sudah menganggap dirinya benar-benar tidak waras.

Gila?

Mungkin.

Tapi bagi Ulan, ini bukan kegilaan,ni adalah pintu keluar.

“Jika aku bisa menikah dengannya… meski dia akan mati sebentar lagi, aku tetap akan menjadi istrinya. Aku akan menjadi jandanya. Dan sebagai janda dari adik kepala desa, tidak ada satu pun dari keluarga ini yang berani menyentuhku.”

Tangannya gemetar menggenggam ujung selimut. Dalam diam, air mata menetes tanpa suara.Ada rasa bersalah yang menampar dadanya.

“Aku memanfaatkan Paman lu… tapi demi menyelamatkan diriku sendiri.”

Ulan menarik napas panjang.

“Tapi jika … jika dia benar-benar menerimaku dan kami menikah… jika benar dia meninggal dalam waktu dekat…”

“Aku bersumpah, aku tidak akan pernah menikah lagi. Seumur hidupku. Aku akan menjadi istrinya... dan tetap seperti itu.”

Dia tidak ingin kebebasan dengan mengorbankan orang lain.

Tapi dia tahu... di dunia ini, orang baik tidak bertahan. Orang lembut hanya diinjak. Jika dia ingin keluar dari neraka ini, dia harus membuat pilihan pahit,bahkan jika itu menghancurkan diri nya sendiri.

Dan malam itu, di bawah cahaya redup dan suara jangkrik dari luar jendela bambu, Ulan membuat keputusan.

Esok hari, ia akan mulai menyusun langkah.

Bukan untuk melarikan diri. Tapi untuk merebut hidupnya kembali meskipun harus melalui pernikahan yang tidak romantis, dengan pria yang sudah menunggu ajalnya. tapi sebelum meninggal dia pasti akan memberikan paman lu pengalaman menikah sejati.

"Maafkan aku, Tuan... Tapi jika kau menerimaku, aku akan menghormatimu sebagai suami. Dan ketika waktumu tiba... aku akan menjadi jandamu yang setia, seumur hidupku.”

Ulan berencana untuk melakukan idenya ini beberapa hari lagi. Tapi waktu tidak pernah mendukung siapapun.

Malam itu, angin yang bertiup dari celah-celah dinding bambu membawa bisikan-bisikan jahat.

Ulan, yang berbaring di tempat tidur tipisnya, menahan napas saat mendengar suara-suara dari ruang tengah. Ia tidak tidur. Matanya terbuka, menatap gelap tanpa kedip.

Suara sepupunya, Gu Yongliang terdengar jelas.

“Aku sudah dapat orangnya nek. Bayarannya Rp200. Dia tahu ini pertama kalinya Ulan "menginap".. makanya mahal.”

"benarkah ?" kata nenek yang langsung berbinar-binar. setelah beberapa hari ,akhirnya ada juga kabar bagus yang membuat hatinya bahagia.

"Jadi kapan dia bisa dikirim dan kita mendapatkan uangnya?"

"Lusa, kita akan mengirimkannya lusa. sebenarnya bisa besok tapi, pihak lain ada urusan jadi lusa sore..dan... hehehe..

Gu yonglian tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya ketika dia mengeluarkannya mata semua orang membelalak

itu sebenarnya rp200.

Nenek mengambilnya dan gemetar. akhirnya dia bisa memegang uang sebanyak ini. dan ini bukan yang terakhir uang ini adalah awal. di masa depan harga menginap Ulan pasti akan turun.

Tapi itu sudah bagus.

Dibandingkan dia pergi menikah dengan mahar yang sedikit. lebih baik menjualnya dengan cara seperti ini. potong uangnya sedikit demi sedikit hari demi hari.

Nenek tertawa bahagia dan menyebutkan jika mereka pada akhirnya akan menjadi kaya.

Hahaha

Dan berita itu benar-benar disambut tawa-tawa kasar dari keluarga gu. Tawa ayahnya. Tawa ibunya , yang bahkan merasa rugi karena tidak melahirkan anak perempuan lagi. jika tahu bisa seperti ini mungkin dia rela melahirkan dua atau tiga anak perempuan.

Tawa bibi dan bahkan kedua adik laki-lakinya.Tawa-tawa itu menancap di telinga Ulan seperti jarum tajam.

Tidak ada belas kasih dalam tawa itu untuknya. Tidak ada satu pun yang membelanya juga bahkan orang tuanya sendiri.

Ulan menggigit ujung selimutnya.hanya ada udara dingin yang menyusup dari dada sampai ke tulang-tulangnya.

Ia memejamkan mata, tapi bukan karena lelah,melainkan karena kemarahan.

"Mereka tertawa karena berhasil menjualku... dan ayah dan ibu juga menertawakannya.”

Suara hatinya bergetar,dia justru semakin teguh.

"Rencana ini… tidak bisa menunggu lebih lama."

“Sebelum mereka menyeretku ke kota dan menjualku seperti barang busuk… aku harus bergerak.”

Besok.

Sebelum sepupunya membawanya pergi kepada orang jahat dari kota.

Sebelum ia kehilangan kendali atas hidupnya untuk kedua kalinya.

“Aku harus melakukan rencana ini besok, lebih cepat lebih baik"

Ulan tahu langkah ini berisiko.

Menikah dengan pria yang sakit, tua, dan cacat. Tapi itu lebih baik daripada dijual ke pria yang tidak dikenal, dibuang seperti sampah, dan dicoret dari dunia.

Lebih baik jadi janda daripada jadi budak.

Tangannya mengepal di balik selimut. Genggaman itu erat, sampai buku-bukunya memutih.

“Aku akan melangkah sendiri. Tak ada yang akan menolongku. Jadi aku akan menyelamatkan diriku sendiri.”

Dan malam itu, dalam keheningan yang dipenuhi tawa-tawa jahat, Ulan membuat keputusan terakhir.

Besok, sebelum malam berakhir, ini akan menjadi awal dari kebebasan atau kehancuran. Tapi kali ini, ia tidak akan tinggal diam.

Keluarga yang diharapkan untuk menjaga sebenarnya adalah keluarga yang menghancurkannya dari dalam.

Keluarga semacam ini bahkan tidak diperlukan sama sekali.

Maafkan Ulan yang kejam.

1
Etty Rohaeti
lanjut
Fauziah Daud
yup betul ulan.. trusemangattt
Fauziah Daud
trusemangattt... lanjut
Fauziah Daud
trusemangattt
Cha Sumuk
sdh bab 3 tp mc cewek nya msh bodoh ms ga phm2 bahwa dirinya lg ngulang waktu, cerita ga jls berbelit Belit kesan nya,
samsuryati: say mc nya, sejak awal hanyalah seorang gadis tanpa pengalaman bahkan tanpa ilmu pengetahuan. tidak seperti kita yang tahu membaca dia hanya tahu desa bahkan belum pernah menikmati kota. meninggal pada tahun 70 sekian, hidupnya memang seperti katak di bawah tempurung.

jadi kelahiran kembali memberikan dia pilihan namun pilihan itu belum serta merta membuat dirinya berubah dari gadis muda yang bodoh menjadi gadis muda yang pintar.
ingatlah di dalam dua kehidupan dia bahkan belum pernah belajar.
Ini bukan tentang transmigrasi gadis pintar era 21 ke zaman 60-an di mana era kelaparan terjadi.
bukan say, cerita ini di buat membuat ulan mampu merubah hidupnya selangkah demi selangkah tidak langsung instan.

salah satunya adalah dia yang tidak pernah belajar sebenarnya bisa membaca tulisan-tulisan yang dipaparkan oleh layar virtual.
ya say, anggap saja itu adalah modal pertama dia untuk berubah.
jadi aku masih perlu kamu untuk mendukung agar perubahannya bisa membuatmu puas
total 1 replies
Fauziah Daud
bagus.. trusemangattt
Fauziah Daud
trusemangattt
Andira Rahmawati
ulan nya terlalu lambat telminya kelamaan..😔
Fauziah Daud
bijak ulang.. trusemangattt
Fauziah Daud
trusemangattt.. lanjut
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Fauziah Daud
trusemangattt
Fauziah Daud
lanjuttt
Fauziah Daud
luarbiasa
Fauziah Daud
trusemangattt
Fauziah Daud
hadir thor
Cilel Cilel
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!