NovelToon NovelToon
Promiscuity After

Promiscuity After

Status: tamat
Genre:Percintaan Konglomerat / Tamat
Popularitas:310.7k
Nilai: 5
Nama Author: Virus

Cassie, seorang remaja yang beranjak dewasa masuk kedalam pergaulan bebas para anak konglomerat, disaat kedua orang tuanya bercerai. Ketika etika dan sopan santun mulai menghilang. Kehidupannya terus mengalami konflik besar.

Ditengah masalah perceraian orang tuanya, Cassie jatuh cinta dengan seorang Duda Perjaka. Tetapi cintanya tak direstui. Cassie pun dijodohkan dengan seseorang yang pernah membuatnya kesakitan karena sakau.

Dapatkah ia menjaga mahkota kewanitaannya, atau terus terjerumus dengan pergaulan bebas? Dan dapatkah Cassie bersama dengan cintanya Om Duda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertahan

"Barra Ozayn, Welcome in my country," Marcel menyambut kedatangan Barra dari Indonesia di Lobby Bandara dengan merentangkan tangannya.

"Marcel, terimakasih. Apa kabarmu?" Barra menyapanya dan diakhiri dengan sebuah pertanyaan, tentu saja dengan bahasa Inggris.

Mereka berpelukan sebagai seorang partner yang lama tidak bertemu. Saking dekatnya, Barra sampai di jemput oleh temannya itu, padahal Marcel adalah pemilik The Lanesborough Hotel

"Kabar saya baik, bagaimana denganmu?" jawab Marcel

"Yah jauh lebih baik,"

"Haha, ayo ke hotel. Saya sudah menyiapkan kamar terbaik Special untuk mu,"

"Oh My God, Saya merasa tersanjung," jawab Barra.

Mereka pun pergi menuju hotel dan melanjutkan obrolannya di dalam mobil.

"Barra bagaimana, apakah kamu bersedia menerima tawaran saya?"

"Maaf bukankah bisnis itu sudah saya terima? Lalu tawaran yang mana yang kamu maksud,"

"Haha soal adikku, aku ingin kau menikahinya. Kau tahu? Dia sangat tergila-gila padamu," ujar Marcel

"Hemm.. Maaf bukannya saya tidak menghargai persahabatan kita, tetapi jika soal hati sudah ada seseorang yang menempatinya,"

"Ah tawaranku terlambat. Ok Fine aku hargai keputusan mu," ujar Marcel sedikit kecewa namun dia tidak menerima dengan baik.

.

.

.

Sementara itu di rumah Cassie, London

"Ssstt," Bram menyentuh bibir Cassie menyuruhnya untuk diam dan tidak berteriak lagi.

Cassie hanya menatapnya dengan sinis seraya menahan sakit yang mulai menyerangnya. Kedua tangannya dia silangkan untuk menghentikan rasa gigil pada tubuhnya.

"Gue ga ada niat buat ngerusak Lo," ucap Bram

"Lo itu butuh sesuatu yang bisa bikin Lo happy. Gue tahu Lo lagi banyak masalah, makannya gue kasih sesuatu yang buat Lo lupain semua masalah Lo,"

"Tapi cara Lo salah," Cassie bergumam sangat pelan sembari duduk di tempat tidurnya.

"Oke, terserah Lo mau anggap gue apa. Gue sedikit sakit hati karena sikap Lo. Jadi....," ucapan Bram terhenti dan menatap Cassie dengan senyum nakalnya.

"Jadi apa? Kenapa Lo ngeliatin Gue kayak gitu," lirik Cassie dengan sinis.

"Kalo Lo mau obat ini, Lo harus ngesekss ma Gue," bisik Bram sembari mencondongkan tubuhnya mendekat ke arah Cassie yang sedang duduk.

"Gak akan! Gue gak akan pernah ngelakuin itu sama Lo, Orang jahat yang mengaku dirinya baik,"

Cassie memancing emosi Bram, pria itu pun menyentuh kedua pipi Cassie dengan satu tangannya yang besar hingga mulut Cassie berbentuk seperti ikan koki.

"Kita lihat aja, sampai mana Lo bertahan," Setelah menantang Cassie, Bram keluar dari kamar.

Pria itu tidak menutup pintunya, ia tidak ingin mengurung Cassie. Bram masih memberinya ruang. Sementara tiga penjaganya berjaga di luar teras depan

Beberapa jam terlewati. Bram menunggu Cassie yang tidak kunjung keluar dari kamarnya. Gadis itu memilih untuk menahan sakitnya sendiri.

Bram yang merasa lapar pun memesan makanan lewat delivery order.

"Sayang, Lo udah makan belom?" Teriak Bram yang duduk di ruang tengah sambil menghisap rokok lintingan ganja.

Cassie tidak menjawab.

"Gue anggap Lo belom makan jadi gue pesenin juga," ucap Bram.

Baik juga dia, masih memikirkan apakah Cassie lapar atau tidak. Tak butuh waktu lama hanya 15 menit, makanan yang dipesan pun tiba.

Bram mengantarkan makanannya ke kamar Cassie.

"Sayang, sini dong. Kita makan dulu yuk," ajak Bram dengan lemah lembut.

Namun Cassie tidak menjawabnya, dia mengerang dalam balutan selimut. Ia membungkus dirinya sendiri selain karena menggigil menahan sakit. Sebenarnya itu bentuk cara Cassie melindungi dirinya dari sentuhan Bram. Dia takut jika Bram nekat memperkosa dirinya, makannya dia bertingkah seperti itu.

"Gue taruh makanannya di meja, kalo gue kembali, Lo harus udah makan,"

Cassie masih tidak ingin beranjak bangun. Bram meninggalkannya dan ia pergi makan di ruang tengah sambil menonton televisi.

Tak berapa lama pria psikopat itu masuk kembali karena Cassie terus berteriak meskipun ia menutup teriakannya dengan bantal.

Bram melihat ke arah makanan yang dia taruh dimeja. Lengkap dengan piring, sendok dan garpu disampingnya. Masih terbungkus dengan rapi dan belum tersentuh. Ia pun mulai memancing kesabaran Bram.

"Lo gak mau makan? Hah?Jangan sampe gue kehilangan kesabaran ya?" ucap Bram.

Pria itu membuka paksa selimut yang membalut tubuh Cassie. Cassie meronta sambil berteriak, "Lepasin gue,"

Selimut telah berhasil dibuka, wajah dan pakaiannya amat sangat berantakan. Dia sangat butuh obat itu, tetapi dia menahannya dari pada harus berhubungan badan dengan Bram.

"Gue udah bilang ya, jangan bikin kesabaran gue habis,"

Bram mengunci tubuh Cassie dengan menahan kedua tangannya. Pria itu berada diatasnya, menciumi Cassie yang terus meronta. Gadis itu melengoskan wajahnya saat Bram ingin mendaratkan bibirnya ke bibir Cassie.

"Gue cinta mati sama Lo, Cass. Kenapa Lo tolak gue," Bisik Bram ditelinga Cassie kemudian mencium telinganya.

Tubuh Bram terasa berat, Cassie tidak bisa diam saja. Dia pun memutar otak.

"Bram...gue butuh obat itu, gue bakal layani Lo tapi jangan kasar kayak gini," ucap Cassie lembut tetapi dia berbohong.

Bram menghentikan ciumannya yang mulai mengarah ke leher Cassie, kemudian pria itu menatap manik mata Cassie dengan lekat. Bram mulai melepaskan tangan Cassie.

Dengan tubuh menggigilnya Cassie menyentuh rahang Bram kemudian ia mengangkat kepalanya mulai mendekati bibir Bram tetapi bukan bibirnya yang ia tuju melainkan hidung mancungnya Bram. Cassie menggigitnya dengan keras.

"Aargghh,"

Bram menarik wajahnya sembari mendorong bahu Cassie. Dengan kekuatan yang telah lama dikumpulkan, Cassie mendorong Bram dengan kakinya. Pria itu terjatuh tetapi masih diatas kasur. Bram cepat beranjak dan menangkap Cassie yang sudah turun dari ranjang.

Bram menangkapnya dari belakang dengan mudahnya dan menyeret kembali ke tempat tidur. Sebelum itu terjadi, Cassie meraih lampu tidur yang berdiri di samping tempat tidurnya.

Besi panjang lampu itu ia pukulkan ke arah Bram. Kepala lampu lepas namun bohlamnya masih menempel.

Cassie pun memukulnya ke dinding agar bohlamnya pecah dan akan dia gunakan sebagai senjatanya. Gadis itu mengayun-ayunkan gagang besi lampu sembari memundurkan langkahnya.

"Keluar Lo, ini rumah gue!" usir Cassie sembari membuka pintu kamarnya dan berjalan mundur.

"Help, there is a killer in my house. Somebody help!" teriak Cassie berharap tetangganya itu mendengarnya.

(Tolong, ada pembunuh dirumahku. Siapa saja, tolong!)

Bram mengangkat kedua tangannya sambil berkata, "Cass jangan main-main lampu gitu dong,"

"Kenapa? Lo takut? Pergi Lo atau mau gue lapor polisi?"

"Haha Gue gak takut sama siapapun,"

Bram mengambil alih gagang lampu yang di pegang Cassie, mereka pun tarik menarik, tapi kekuatan Bram jauh lebih besar sehingga Cassie yang tenaganya habis karena sakaw, terjatuh ke lantai.

Bram membuka tali pinggangnya, menggulungnya pada bagian kepala tali itu kemudian mengayunkannya ke depan

Cetaaaaakk

Pecutan itu mengenai lantai.

Bram mendekati Cassie yang memundurkan bokongnya tapi terhalang oleh sofa ruang tengah. Cassie segera beranjak bangun tetapi Bram tidak memberinya kesempatan.

Cetaaaaaak

"Arrgghh," pecutan tali pinggang itu sedikit menyayat lengan Cassie.

"Gue bisa baik sama Lo, kalo Lo gak nolak cinta gue saat itu,"

Cassie melirik garpu yang ada di meja ruang tengah. Bram belum menghabiskan makanannya. Masih ada piring, sendok dan garpu yang bisa dipakai untuk melawan.

Cassie meraih piring dan garpu tersebut dengan cepat sembari bangun.

Praang

Gadis itu melemparkan piringnya

"Lo itu gak cinta sama gue, Lo cuma terobsesi. Pergi Lo dari kehidupan gue," ujar Cassie.

Dia mendekati Bram dengan ujung garpu dan menusuknya ke paha Bram sekuat tenaganya hal itu dilakukan secara bersamaan sembari mendorong Bram hingga terjatuh kebelakang.

"Arghh brengsek," cerca Bram

Cassie berlari melewati jendela belakang rumahnya yang tidak berteralis dan untung saja jendela itu masih terbuka. Cassie melompatinya dengan mudah karena tubuhnya yang ramping. Tapi lengannya menjadi tergores terkena ujung jendela.

Cassie berlari memutari rumahnya dari samping menuju ke arah depan. Namun ia berhenti sesaat, karena di teras depan rumahnya ada tiga bodyguard yang berjaga. Ia menunggu sambil mengatur napas.

Bram berteriak memanggil bodyguardnya yang hanya berjaga di depan. Saat bodyguardnya masuk ke dalam, Cassie mulai berlari sekencang-kencangnya.

Tanpa alas kaki, Cassie menahan kerikil kecil namun setelah itu ia melewati jalan beraspal yang sedikit halus tanpa kerikil. Gadis itu menuju rumah tetangganya.

Cassie berteriak meminta tolong sambil menggedor-gedor pintu rumah tetangganya. Namun tak ada jawaban dan sepertinya mereka sedang pergi.

Cassie pun tak bisa menunggu, ia terus berlari hingga menuju jalan besar tanpa menoleh kanan dan kiri. Lampu sorot tiba-tiba mengarah di sampingnya.

Ciiiiit

Untung saja, mobil itu sempat mengerem.

"Cassie,"

Seseorang yang mengenalinya pun segera turun dari mobil

"Om Barra,"

Pertemuan kedua secara tidak sengaja dengan kondisi Cassie yang berantakan.

1
Rini Handayani
Luar biasa
Renesme
Baguss 👍👍
Renesme
wkwkwk bajunya minimalis ya mama Joy...tapi harganya maximalis 🤣🤣
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
wah.. ada si reporter indigo jg nongol
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
eh.. nongol di sini si Agus, untung ga jd tumbal di wahana pesugihan
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
hahhahaha.. kamu telat lagi Za aku udah duluan ngakak 🤣🤣🤣
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
hahhahaahahaa... sejak zaman merdeka 🤣🤣🤣🤣
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
hahahhaha.. jd inget pas ngidam anak pertama, hrus nyium ketek suami baru bisa tdur🤣🤣🤣
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
uuuuuh... aku biasanya kalau bgtu, kadang jd sariawan
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
ooo ternyata novel ini dlu bru detektif wasabi, aku malah baca wasabi duluan 😁😁😁
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ: eh iya ya.. 🤭🤭🤭🤭
total 2 replies
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
ooo. bodyguard yg dia tembak di kelas itu
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
Luar biasa
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
astgaaa.... bsa2 si Bram terobsesi sma Cassie
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
melipir ke sini sambil nunggu Dalton up😁
Lia Kiftia Usman
saat awal pdkt ... paksu lah laki2 yg bisa melihat kekurangan saya dan mengingatkan dgn cara yg bisa saya terima....ternyata selama perjalanan berumah tangga yg dgn lancar diutarakan yg kekurangan sayaaa 😁😁😁
virus💜💜ᴅ͜͡ ๓: wkwkkw🤣
total 1 replies
Lia Kiftia Usman
setuju.... g beda mom's karyamu juga bikin candu... 👍😘
Lia Kiftia Usman
mampir nih karena iklan dari mom's septira 🤭
Ersa
Luar biasa
virus💜💜ᴅ͜͡ ๓: terimakasih
total 1 replies
Hanachi
terima kasih banyak kk author
Hanachi: ah ga kok kk .. 🤗
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!