NovelToon NovelToon
Office Girl Cantik Kesayangan CEO Tampan

Office Girl Cantik Kesayangan CEO Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:26.4k
Nilai: 5
Nama Author: ijah hodijah

Fatharani Hasya Athalia, atau biasa disapa Hasya oleh teman-temannya itu harus terjebak dengan seorang pria di sebuah lift Mall yang tiba-tiba mati.
Hasya yang terlalu panik, mencari perlindungan dan dengan beraninya dia memeluk pria tersebut.

Namun, tanpa diketahuinya, ternyata pria tersebut adalah seorang CEO di perusahaan tempatnya bekerja. Hasya sendiri bekerja subagai Office Girl di perusahaan tersebut.

Pada suatu hari, Hasya tidak sengaja melihat nenek tua yang dijambret oleh pemotor saat dirinya akan pergi bekerja. Karena dari perangai dan sifatnya itu, nenek tua tersebut menyukai Hasya sampai meminta Hasya untuk selalu datang ke rumahnya saat weekend tiba.

Dari sanalah, nenek tua tersebut ingin menjodohkan cucu laki-lakinya dengan Hasya.

Akankah Hasya menerima pinangan itu? Sedangkan, cucu dari nenek tua tersebut sedang menjalin kasih bahkan sebentar lagi mereka akan bertunangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ijah hodijah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

"Gue udah kek apa ini? Mana di leher juga banyak." Hasya ngedumel sendiri melihat tubuh bagian atas penuh dengan bercak merah.

"Ish... Perih banget, lagi." Hasya meringis saat ia berjalan menuju bathtub untuk berendam. "Kok, kayak ada ysng ketinggalan ya, di dalam sini?" Hasya meraba-raba bagian 1ntimnya, dia takutnya kepunyaan Bara tertinggal.

"Mana mungkin tertinggal, duh!" Hasya menepuk jidatnya. Ia melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam bathtub yang sudah diisi oleh air hangat dan diberi aromaterapi supaya tubuhnya kembali rileks.

"Dulu gue suka kepo sama benda ini, sekarang gue bisa juga nyobain memakainya," Hasya merebahkan tubuhnya sampai tertutup air dan memejamkan matanya, membiarkan tubuhnya terendam supaya rileks kembali.

Tok tok tok

"Sayang! Kamu tidur di kamar mandi?" terdengar sayup-sayup suara Bara dari balik pintu. Hasya mengerjap-ngerjapkan matanya, kemudian ia membuka matanya perlahan.

"Wah, yang benar aja gue tidur di kamar mandi?" Hasya terperanjat saat tubuhnya berada di dalam air.

"Sayang!" suara Bara kembali terdengar dan sekarang terdengar dengan jelas.

"Hmm!" Hasya berdehem pelan kemudian ia bangun dan keluar dari bathtub.

"Kamu udah lebih dari tiga puluh menit loh di kamar mandi."

"Ya, tunggu bentar, Tuan." Hasya berdiri dan keluar dari bathtub.

"Masih panggil Tuan?"

"Yes honey!" Hasya mengguyur tubuhnya dengan shower, sedangkan Bara sedang salah tingkah sendiri di balik pintu.

Ceklek!

Terlihat Bara memalingkan wajahnya yang seperti udang rebus itu saat tiba-tiba Hasya keluar dari kamar mandi.

"Kenapa menunggu di sini?"

"Ya, aku tunggu di kasur," Bara langsung meninggalkan Hasya yang masuk ke ruang ganti.

"Sshh... Kok masih perih, sih?" Hasya meringis saat rasa nyeri dan perih dari bagian intinya itu kembali terasa.

"Capek banget, aku harus segera tidur, mana besok harus masuk kampus," Hasya segera memakai bajunya, kemudian ia menghampiri Bara yang lagi melamun sambil bersender di kepala ranjang.

"Kenapa?" Bara menatap heran saat Hasya cemberut.

"Kamu bisa hapusin polkadotnya gak?"

"Polkadot apa?"

"Masa kamu gak ingat apa yang kamu lakukan? Gk mungkin aku pakai syal besok, lihat leherku!" Hasya mengangkat rambutnya yang masih basah itu tinggi-tinggi.

Glek!

Bara menelan ludahnya kasar saat melihat tanda merah di leher Hasya. "Kok bisa banyak banget, pantesan dia cemberut," Bara meringis.

"M-maaf..." Bara menunduk saat Hasya membantingkan tubuhnya ke kasur.

"Eh, jangan dulu tidur, sini aku keringin dulu rambutnya,"

"Pakai apa menghapusnya?" Hasya masih memikirkan cara menghapus tanda merah yang dibuat oleh Bara.

"Nanti aku punya caranya gak harus pakai syal, sini bangun dulu, aku bantuin keringin rambutnya,"

"Bisa besok aja, gak? Aku capek banget dan ngantuk," Hasya menelungkup.

"Rambutnya masih basah takut masuk angin,"

"Sudah aku keringin pakai handuk,"

Bara mengambil tindakan, ia menggendong Hasya untuk mengeringkan rambutnya.

"Aku ngantuk," Hasya mengalungkan tangannya ke leher Bara.

"Ini sudah malam, gak baik tidur dalam keadaan rambut basah,"

"Lagian kelamaan," jawab Hasya ketus. "Oh iya," Hasya terperanjat. "Apa itunya ketinggalan di dalam?" Hasya menatap Bara.

Bara mengerutkan keningnya, "Apanya, Sayang?"

"Itu kamu," Hasya meringis. "Aku cari gak ada, tapi berasa masih ada di dalam ini," dengan polosnya Hasya menunjuk bagian intinya.

Bara terbelalak, tapi kemudian ia menutup mulutnya yang ingin terbahak. Ide jail pun terlintas di kepalanya.

"Emm, masukin lagi, ya. Nanti lebih berasa," ucap Bara.

Plak!

"Memangnya masih ada cadangannya?"

"Hah?" Bara semakin terbelalak, "cadangan?"

"Iya, kan, ketinggalan di dalam,"

"Gak ada, ya. Itu cuma perasaan kamu aja, nanti juga hilang." Bara tidak melanjutkan lagi kejailannya, yang ada dirinya yang kena. "Punyaku masih nempel, mau lihat?"

"Gak!"

Tidak ada percakapan lagi, Hasya melamun selama Bara mengeringkan rambutnya. Setelah selesai mereka kembali tidur.

***

Tok tok tok

"Nak, gak ke kantor? Hasya ngampus, gak?" Helena membangunkan kedua cucunya yang dari tadi ditunggu untuk sarapan.

Tok tok tok

"Hasya! Bara!"

Hasya mengerjap-ngerjapkan matanya saat suara itu terdengar samar di telinganya.

"Hah? Jam tujuh?" Hasya langsung duduk dan langsung turun dari kasur."

"Bara! Hasya!"

"Iya, Nek. Maaf, sebentar," Hasya berjalan menuju pintu sambil menutup mulutnya karena menguap.

Ceklek!

Pintu terbuka dan pandangan pertama, mata Hasya tertuju pada leher Hasya yang berwarna merah ke biru-biruan. Ia meringis kemudian tersenyum. "Hari ini ngampus?" tanya Helena.

"Iya, Nek. Aku siap-siap dulu, maaf, ya." Hasya merasa tidak enak hati karena sampai dibangunin oleh Helena.

"Ya sudah, nanti jangan lupa sarapan dulu,"

"Baik, Nek. Terimakasih banyak," Hasya kembali menutup pintunya, kemudian ia menuju kamar mandi dan...

Ceklek

Bruk!

"Argh!"

"Loh, Sayang!" beruntung Hasya jatuh menimpa Bara dan yang jatuh ke lantai adalah Bara.

"Duh!" Hasya bangun dan langsung berdiri tegak.

"Kamu gak papa, Tuan."

"Badanku sakit,"

"Sini aku bantuin, aku gak ada waktu untuk basa-basi lagi, soalnya cuma ada waktu dua puluh menit lagi," Hasya membantu Bara untuk bangun.

"Terimakasih, Sayang"

Cup!

Bara mengecup pipi Hasya sekilas, Tapi Hasya tidak bisa berlama-lama lagi, dia harus segera pergi ke kampus.

"Loh! Ini dar*ah apa? Apa aku palang merah?" Hasya kaget saat membuka kain segitiganya penuh dengan dar*h.

"Duh, ada-ada saja, sih, mana udah siang, lagi," Hasya kesal sendiri.

"Tuan!" Hasya memanggil Bara dari celah pintu yang ia buka sedikit.

Bara menoleh, ia baru saja selesai memakai bajunya. "Kenapa?"

"Mau beliin pemb*lut, gak?"

"Untuk apa? Bukannya itu untuk..." Bara berpikir sejenak.

"Aku palang merah, mana waktunya sebentar lagi," Hasya ingin menangis mengingat dia belum tahu siapa dosen yang masuk hari ini.

"Em... Belinya di mana?"

"Mini market dekat gak?"

"Oh, aku belikan dulu!" Bara langsung meninggalkan Hasya untuk pergi ke mini market yang tidak jauh dari rumah neneknya.

"Hasyanya mana?" Tanya Helena.

"Itu, Nek. Emm, aku harus ke mini market dulu,"

"Mau apa?"

"Urusan cewek, Nek!" Bara mencari kunci motornya di tempat penyimpanan kunci.

"Palang merah?"

"Kok, nenek tahu?"

"Ya, dari clue yang kamu katakan aja nenek udah paham. Ambil di lemari di ruang penyimpanan kebutuhan sehari-hari. Nenek udah stok di sana,"

"Yang kayak gimana? Aku gak tahu," akhirnya Helena memberitahu apa yang sedang Bara butuhkan, Bara pun segera kembali ke kamarnya.

"Ini, ternyata nenek sudah menyediakan di bawah. Nanti kalau kurang tanya sama bibi saja, ya." ucap Bara.

"Oke, terimakasih,"

***

"Dosen aku pasti marah, aku udah terlambat banget," Hasya mengigit kuku jarinya.

"Jangan kebiasaan, rileks!" Bara menarik tangan Hasya dan menggenggamnya. "Nanti pulang dari kampus kita ke rumah sakit lagi,"

"Untuk apa?"

"Terapi, Sayang."

Deg!

Hasya lupa kalau dirinya memang harus menjalani terapi karena Helena tidak mengizinkan minum obat terlalu banyak.

"Em... Apa kamu gak malu punya istri yang harus ke psikiater?"

"Untuk apa aku malu, ini pilihan aku dan menjadi tanggung jawabku untuk membuat kamu pulih,"

Air mata Hasya menggenang, ayahnya tidak pernah memperlakukan begini. "Apa ini pelangi yang ia cari selama ini?" gumamnya di dalam hati. Hidupnya merasa lebih baik walaupun rasa trauma, panik nya belum hilang sempurna dan mengharuskan dia tetap terapi di rumah sakit.

"Terimakasih," ucap Hasya.

"Kenapa ikut masuk?" tanya Hasya saat Bara masuk ke dalam kampus dan memarkirkan mobilnya di depan gedung fakultas.

"Aku akan memastikan kalau kamu masuk sampai ke dalam kelas,"

"Aku yakin kalau aku dihukum, ini sudah lewat dua menit,"

"Biasanya lima belas menit dosen memberi waktu lebih, berdoa saja," Bara turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Hasya.

Setelah Hasya keluar, Bara langsung membawa Hasya menuju lift. Dan ternyata di sana banyak mahasiswa lain yang sedang mengantri. Pandangan mereka tertuju langsung keoada Hasya dan Bara.

"Tundukan pandangan kalian!" Bara merasa risih saat kebanyakan mahasiswi yang menatapnya lamat-lamat.

Mereka pun menunduk sampai akhirnya pintu lif terbuka.

"Kalian ingat, gak, kalau cogan tadi itu cucu dari pemilik kampus ini?" tanya beberapa mahasiswi yang gak jadi masuk ke dalam lift karena penuh.

"Iya, gue kaya penah lihat,"

"Tapi kenapa sama si Hasya. Bukannya dia punya hubungan sama Kak Aris?"

"Iya, tapi kenapa sudah lama Kak Aris gak kelihatan?"

"Gue gak tahu,"

***

"Hasya! Kamu ke ruangan saya!"

Bersambung

1
𝐈𝐬𝐭𝐲
maksudnya ini gmn Thor, mau mau sama kamu🤔
Ijah Khadijah: Astagfirullah, typo, kak🙏
total 1 replies
Jar Waty
lanjut thor
Yurniati
tetap semangat terus
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
partini
jadi macan tutul
🎧✏📖: Mampir yuk ke judul Perempuan Wasiat Bunda! mksh✌🙏
total 1 replies
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
jadi macan.😁🤣🤣
Yurniati
tetap semangat terus
Ijah Khadijah: Terimakasih suportnya, Kakak
total 1 replies
Yurniati
semangat terus update nya thorr
Yurniati
tetap semangat terus thorr
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Jar Waty
lanjut thor
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
🍁𝗨𝗺𝗺𝗮❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻
Kamu yg menghindari Hasya, Rel jangan salah kan dia, Hasya pun bingung dengan mu
Pijaran Hati 89
dih aurel si playingfictim,giliran di deketin sok menghindar sekarang berkata begitu jdi tau watak dan sifatmu rel
Pijaran Hati 89
aurel jga salah ngapain ngasih tau bnr kta bara iri dan sok baik,jlas2 udah nikah ya jgn ember mulutnya
Pijaran Hati 89
klu buat bayi bukan apron thor sleber atau apa itu,msa bayi di pakein apron hihi
Ijah Khadijah: Betul, Kak. lawaknya garing ya🤭🤭🙏
total 1 replies
Jar Waty
lanjut thor
Yurniati
tetap semangat terus
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!